FAKTOR RESIKO :
Gagal ginjal kronis menyerang sekitar 2 dari setiap 100.000 orang dan dapat
terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada orang dewasa. Penyakit ini lebih
sering menyerang pria daripada wanita dan lebih sering menyerang orang kulit hitam
daripada kulit putih (Bilotta, 2012). Individu dengan riwayat penyakit DM, hipertensi,
dan riwayat penyakit ginjal dalam keluarga lebih beresiko terserang GGK daripada
mereka yang tidak. (National Kidney Foundation, 2009).
a. Usia
Karena usia yang makin bertambah, maka risiko penyakit ini juga meningkat.
b. Suku
Mereka yang merupakan keturunan Afrika, Amerika, dan suku asli Amerika memiliki
risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ras lainnya.
c. Jenis Kelamin
Umumnya laki-laki memiliki risiko lebih tinggi mengalami penyakit ini.
d. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga juga merupakan salah satu faktor pemicu diabetes dan hipertensi yang
berakhir pada gagal ginjal kronis.
e. Sering Konsumsi Makanan Tinggi Protein dan Lemak
Konsumsi makanan tinggi protein dan lemak bisa tingkatkan risiko terkena gagal ginjal.
f. Penggunaan Jenis Obat Tertentu
Ada baiknya untuk menghentikan penggunaan obat-obatan tertentu yang dapat merusak
ginjal, misalnya golongan analgesik (obat penghilang rasa sakit).
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi GGK (Gagal Ginjal Kronik) pada awalnya tergantung dari penyakit yang
mendasarinya. Namun, setelah itu proses yang terjadi adalah sama. Pada diabetes melitus, terjadi
hambatan aliran pembuluh darah sehingga terjadi nefropati diabetik, dimana terjadi peningkatan
tekanan glomerular sehingga terjadi ekspansi mesangial, hipertrofi glomerular. Semua itu akan
menyebabkan berkurangnya area filtrasi yang mengarah pada glomerulosklerosis (Sudoyo, 2009).
Tingginya tekanan darah juga menyebabkan terjadi GGK. Tekanan darah yang tinggi
menyebabkan perlukaan pada arteriol aferen ginjal sehingga dapat terjadi penurunan filtrasi
(Rahman,dkk, 2013). Pada pasien GGK, terjadi peningkatan kadar air dan natrium dalam tubuh.
Hal ini disebabkan karena gangguan ginjal dapat mengganggu keseimbangan glomerulotubular
sehingga terjadi peningkatan intake natrium yang akan menyebabkan retensi natrium dan
meningkatkan volume cairan ekstrasel. Reabsorbsi natrium akan menstimulasi osmosis air dari
lumen tubulus menuju kapiler peritubular 12 sehingga dapat terjadi hipertensi .Hipertensi akan
menyebabkan kerja jantung meningkat dan merusak pembuluh darah ginjal. Rusaknya pembuluh
darah ginjal mengakibatkan gangguan filtrasi dan meningkatkan keparahan dari hipertensi
(Rahman, 2013).
DAFTAR PUSTAKA