RESIDEN PEMBIMBING
DR.MUH. WIRASTO ISMAIL
DIBAWAKAN OLEH:
FARLLY LAURELL KAUMPUNGAN
YC064212006
LATAR BELAKANG
Sekhon S, Sekhon S, Gupta V. Mood Disorder. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558911/
LATAR BELAKANG
Sadock, BJ. Sadock, VA. Ruiz, P. Kaplan and Sadock’s Comprehensive Textbook of Psychiatry. 10th ed.
Belanda: Wolters Kluwer NV. 2017. Pp: 4142 – 414
DEFINISI
Maramis MM, Karimah A, Yulianti E, Bessing YF. Screening of Bipolar Disorders and Characteristics of Symptoms in Various
Populations in Surabaya, Indonesia. ANIMA IndonesianPsychological Journal 2017;32:90
https://journal.ubaya.ac.id/index.php/jpa/article/view/Bipolar%20Disorders%20in%20Surabaya
ETIOLOGI
•Cook S, Saburova L, Bobrova N, Avdeeva E, Malyutina S, Kudryavtsev AV, et al. Socio-demographic, behavioural and psycho-
social factors associated with depression in two Russian cities. Journal of Affective Disorders 2021;290:202–10.
•Carvalho AF, Firth J, Vieta E. Bipolar Disorder. N Engl J Med 2020;383:58–66 .
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Pafisiologi Depresi
HPA axis memegang peran penting dalam mekanisme
terjadinya depresi, dimana induksi stres atau stresor
akan mengakibatkan terjadinya hiperaktivitas dari
HPA axis. Ketika terjadi stressor, cortex cerebri akan
meneruskan impuls ke amygdala dan merangsang
hypothalamus untuk menghasilkan CRF (Corticotropin
Releasing Factor). Peningkatan CRF akan merangsang
kelenjar pituitari untuk menghasilkan ACTH yang
nantinya akan merangsang cortex adrenal untuk
menghasilan cortisol.
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Maria S, Elena A, Petr A. 2018. Genetics Factors in Major Depression Disease. Front Psychiatry. V 9. DOI:
10.3389/fpsyt.2018.00334
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Gejala Klinis
Gejala depresi pada setiap orang bisa berbeda-beda.
Hal ini bergantung pada berat atau ringannya gejala.
Gejala yang ditemui pada pasien depresi terdiri atas
gejala afek/emosional,
gejala fisik, dan
gejala kognitif.
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Alifsa AM, Santoso MI. Gambaran Karakteristik Narapidana Gangguan Bipolar Description of The Characteristics
of Bipolar Disorder Contents. 2021;1(2):11
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Ayano G. Bipolar Disorder: A Concise Overview of Etiology, Epidemiology Diagnosis and Management: Review of
Literatures. SOJ Psychol. 2016;3(1):1-8
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Ayano G. Bipolar Disorder: A Concise Overview of Etiology, Epidemiology Diagnosis and Management: Review of
Literatures. SOJ Psychol. 2016;3(1):1-8
ASPEK NEUROBIOLOGI GANGGUAN MOOD
Depresi
menggunakan obat antidepresan
meghambat “re-uptake amnergic neurotransmitter”
menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine oxidase”,
Sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic neurotrasmitter”
pada celah sinap neuron.
meningkatkan aktivitas reseptor serotonin.
ASPEK PSIKOFARMAKOLOGI GANGGUAN MOOD
Mood stabilizer
Pilihan pertama yang digunakan dalam mengobati gangguan
bipolar ialah mood stabilizer
Ex: litium, asam valproat, karbamazepin dan lamotrigin.
Lithium menjadi terapi baku emas untuk gangguan bipolar,
dengan penggunaan jangka panjang memberikan penurunan
risiko bunuh diri. 50-70% pasien yang diberikan obat lithium
menunjukkan penurunan pada episode mania
ASPEK PSIKOFARMAKOLOGI GANGGUAN MOOD
Antipsikotik
antipsikotik atipikal memiliki beberapa efikasi untuk gangguan
bipolar karena adanya efek antimania
Kombinasi antara mood stabilizer dan antipsikotik memberikan
respon yang lebih baik dibandingkan dengan monoterapi.
Ex: risperidone, olanzapine, quetiapine, ziprasidone, aripiprazole,
lurasidone dan asenapine.
ASPEK PSIKOFARMAKOLOGI GANGGUAN MOOD
Antidepresan
Penggunaan antidepresan sebagai monoterapi berkaitan dengan
peningkatan resiko episode mania pada pasien bipolar.
Namun, tidak terdapat adanya resiko episode mania pada pasien
yang menggunakan antidepresan bersamaan dengan mood
stabilizer.
ASPEK PSIKOFARMAKOLOGI GANGGUAN MOOD
KESIMPULAN