Disusun oleh :
Savira Aina Melati
190322623690
A. Tujuan
Mampu menerapkan teori ralat dengan benar
Dapat menentukan momentum sistem sebelum tumbukan
Dapat menentukan momentum sistem setelah tumbukan
Mampu membuktikan Hukum Kekekalan Momentum
Mampu menggunakan ticker timer dengan benar
Mampu menggunakan neraca teknis dengan benar
Dapat menggunkan set alat dengan benar
B. Latar Belakang
Momentum linier sebuah partikel atau sebuah benda dapat dimodelkan
sebagai partikel yang memiliki massa m dan bergerak dengan kecepatan ⃗v,
sehingga didefinisikan sebagai sebuah produk dari massa dan kecepatan suatu
partikel ⃗p=m⃗v Serway dan Jewett (2004:248).
Momentum linier termasuk dalam besaran vektor karena hasil produk dari
massa (m) yang memiliki besaran skalar dan kecepatan (⃗v) yang termasuk dalam
besaran vektor, aranya kecepatan ini adalah sepanjang ⃗v. Memiliki Satuan
Internasional (SI) kgm/ s dan dimensinya ML/T .
Dengan adanya Hukum Newton kedua, hubungan antara momentum linier
dengan resultan gaya yang bekerja pada suatu partikel. Mulai dari Hukum
Newton kedua lalu mensubstitusikan definisi dari percepatan :
d ⃗v
∑ ⃗F =m⃗a =m dt
Dalam Hukum Newton kedua, massa (m) diasumsikan konstan. Sehingga massa
(m) dapat dimasukkan ke dalam operasi turunan dan menjadi seperti :
d ( m ⃗v ) d ⃗p
∑ ⃗F = dt
=
dt
Hal ini menunjukkan bahwa laju perubahan sebuah momentum linear suatu
partikel sama dengan gaya total yang bekerja pada partikel tersebut.
Menurut Halliday, dkk (1960:215) jika tidak ada gaya dari luar pada sebuah
sistem atau partikel, maka total momentum linear sebuah sistem tidak dapat
berubah. Hal ini sering dikenal dengan hukum kekekalan momentum linear, yaitu
total momentum linear awal sama dengan total momentum linear akhir.
Pi= ⃗
⃗ Pf
m1 v 1 i+ m2 v 2 i=m1 v 1 f +m2 v 2 f
Momentum sebuah partikel termasuk dalam besaran vektor yang sama
dengan hasil kali dari massa m dan kecepatan partikel. Hukum kedua Newton
mengatakan bahwa gaya total pada suatu partikel sama dengan laju perubahan
dari momentum partikel. Young and Freedman (2012:266).
Momentum sebuah partikel memiliki berbagai komponen kecepatan berupa
v x , v y , dan v z kemudian komponen momentumnya berupa p x , p y , dan p z (biasa
disebut dengan x-momentum, y-momentum dan z-momentum) atau dapat ditulis
sebagai :
p x =mv x
p y =mv y
p z=m v z
Ketiga komponen momentum ini merupakan ekuivalen yaitu memiliki nilai dapat
berupa ukuran, arti atau efek yang sama atau sebanding.
Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Kemudian dilanjutkan dengan
menimbang massa benda 1 dan benda 2, selanjutnya mencatat hasilnya
sebagai m1 dan m2 serta skala terkecil (nst) alat yang digunakan.
2. Menyusun set alat seperti pada gambar. Mengatur tinggi sisi papan yang
terdapat ticker timer supaya sedikit naik dengan cara mengatur ganjal
sehingga benda 1 dapat bergerak dengan kecepatan tetap setelah diberi sedikit
dorongan.
3. Memberi beban pada masing-masing benda. Meluncurkan benda 1 sehingga
benda 1 menumbuk dan menempel pada benda 2 kemudian kedua benda
bergerak bersama-sama. Apabila setelah terjadi tumbukan kedua benda tidak
menempel, maka mengulangi percobaannya.
4. Menyalakan power supply dan menunggu hingga stabil.
5. Memukul benda 1 hingga bergerak menuju benda 2 dan terjadi sebuah
tumbukan yang kemudian bergerak bersama-sama. Selanjutnya matikan
power supply dan melepas pita kertas dari benda 1.
6.
Mengamati titik-titik pada pita kertas. Memberi tanda pada titik sebelum
tumbukan. Kemudian, mengukur jarak 10 titik sebelum tumbukan dan 10 titik
sesudah tumbukan dengan menggunakan mistar seperti pada gambar.
E. Data Pengamatan
Dalam percobaan gaya gesek yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut:
Massa benda = 760 gram
Nst neraca = 0.5 gram
Nst mistar = 0.1 cm
Tabel Hasil Pengamatan :
F. Pembahasan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, berikut merupakan tabel hasil
percobaan hukum kekekalan momentum linier.
G. Kesimpulan
Pada percobaan Hukum Kekekalan Momentum Linier ralat yang digunakan
2 2
adalah ralat rambat yaitu∆ P0 =
√[ ∂ P0 2
∂m1 3 ][
∆m +
∂ P0 2
∂ S0 3 ]
∆ S ,sedangkan Ralat
∆ P0
Relatif yang digunakan adalah RP 0= × 100 %. Momentum sistem sebelum
P0
S0
tumbukan dapat di cari menggunakan persamaan P0=m1.
t
Dalam percobaan ini, tidak dapat terbukti atau tidak sama dengan hukum
kekekalan momentum karena adanya beberapa kesalahan seperti kurang teliti
ketika menggunakan neraca teknis, terdapat gesekan antara benda dengan
lintasan, tidak akuratnya jarak antar titik pada pita kertas, serta kesalahan dalam
perhitungan.
H. Rujukan
Halliday, dkk. 1960, Fundamentals of Physics. United States: John Wiley and
Sons, Inc.
Serway, Raymond dan Jewett. 2004. Fisika untuk Sains dan Teknik. Jakarta:
Salemba Teknika.
Tim Praktikum Fisika Dasar I. 2016. Modul Praktikum Fisika Dasar I. Malang:
Universitas Negeri Malang.
Young and Freedman. 2012. University Physics 13th Ed. New York: Addison-
Wesley
LAMPIRAN
ANALISIS DATA
p0=⃗p
⃗
m1 ⃗ v 2=m1 ⃗
v 1+ m2 ⃗ v '1 +m 2 ⃗
v '2
s0
p0=m1 ∙ ⃗
persamaan ⃗ v 1 dimana ⃗
v1 diperoleh dari . Cara mencari t sendiri adalah
t
Jumlah ketukan 10 1
menggunakan persamaan t= s= s= s . Karena sebelum
Frekuensi ticker timer 50 5
v 2=0. Sedangkan, momentum
terjadi tumbukan benda 2 dalam keadaan diam, maka ⃗
sistem setelah terjadi tumbukan, dapat diketahui menggunakan persamaan
⃗p=m1 ⃗
v 1 +m 2 ⃗
v 2 . Karena setelah terjadi tumbukan benda 1 dan benda 2 bergerak
s
bersama, maka ⃗v =⃗
v 1=⃗
v 2dimana ⃗v diperoleh dari .
t
Pada analisis ini digunakan metode ralat rambat. Untuk mengetahui besarnya
ralat mutlak, digunakan rumus :
2 2
∆ p=
√|
∂p 2
∙ ∙∆m +
∂m 3
∂p 2
||
∙ ∙∆ s
∂s 3 |
Sedangkan untuk menghitung besarnya nilai ralat relatif digunakan rumus
sebagai berikut :
∆p
Ralat relatif = ×100 %
p
Percobaan 1
s0 0,163 s0 0,062
v1 = = =0,815 m/s v 2= = =0,31 m/s
t 1/5 t 1 /5
Momentum awal
p0=m1 ∙ ⃗
⃗ v1
p0=0,760∙ 0,815
⃗
p0=0,6194 kgm/s
⃗
Ralat mutlak
2 2
∆ p0 =
√|
∂ p0 2
∙ ∙∆m +
∂m1 3
∂ p0 2
||
∙ ∙∆s
∂ s0 3 |
2 2
∆ p0 =
√|
0,6194 2
∙ ∙0,00025 +
0,760 3
0,6194 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,163 3 |
2 2
∆ p0 =√|0,0001358333333| +|0,001266666667|
∆ p0 =√ 1,62289514 × 10−6
∆ p0 =1,27392902×10−4
∆ p0 =0,000127392902 kgm/ s
∆ p0
Ralat relatif = ×100 %
p0
0,000127392902
Ralat relatif = × 100 %
0,6194
Momentum akhir
⃗p=m1 ⃗
v '1 +m 2 ⃗
v '2
⃗p=0,4712kgm/ s
Ralat mutlak
2 2
∆ p=
√|∂p 2
∙ ∙∆ m +
∂(m 1+ m2 ) 3
∂p 2
||
∙ ∙∆s
∂s 3 |
2 2
∆ p=
√|
0,4712 2
∙ ∙ 0,00025 +
1,52 3
0,4712 2
||
∙ ∙0,0005
0,062 3 |
2 2
∆ p=√|0,0000516666667| +|0,002533333333|
∆ p=√ 6,42044722×10−6
∆ p=2,53386014 ×10−3
∆ p=0,00253386014 kgm/s
∆p
Ralat relatif = ×100 %
p
0,00253386014
Ralat relatif = ×100 %
0,4712
Jadi, momentum akhir pada percobaan 1 adalah ( 0,4712 ±0,0025 ) kgm/ sdengan
ralat relatif sebesar 0,5377 % ( 4 AP )
Percobaan 2
Momentum awal
p0=m1 ∙ ⃗
⃗ v1
p0=0,760∙ 0,74
⃗
p0=0,5624 kgm/s
⃗
Ralat mutlak
2 2
∆ p0 =
√|
∂ p0 2
∙ ∙∆m +
∂m1 3
∂ p0 2
||
∙ ∙∆s
∂ s0 3 |
2 2
∆ p0 =
√|
0,5624 2
∙ ∙0,00025 +
0,760 3
0,5624 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,148 3 |
2 2
∆ p0 =√|0,0001233333333| +|0,001266666667|
∆ p0 =√1,61965556103 ×10−6
∆ p0 =1,272617621401×10−3
∆ p0 =0,001272617621401kgm/ s
∆ p0
Ralat relatif = ×100 %
p0
0,001272617621401
Ralat relatif = × 100 %
0,5624
Ralat relatif =0,2262833608 %
Momentum akhir
⃗p=m1 ⃗
v '1 +m 2 ⃗
v '2
⃗p=0,4602kgm/ s
Ralat mutlak
2 2
∆ p=
√|
∂p 2
∙ ∙∆ m +
∂(m 1+ m2 ) 3
∂p 2
||
∙ ∙∆s
∂s 3 |
2 2
∆ p=
√|
0,4602 2
∙ ∙ 0,00025 +
1,52 3
0,4602 2
||
∙ ∙0,0005
0,052 3 |
2 2
∆ p=√|0,00005046053| +|0,00295|
∆ p=2,950855209103× 10−3
∆ p=0,002950855209103 kgm/s
∆p
Ralat relatif = ×100 %
p
0,002950855209103
Ralat relatif = ×100 %
0,4602
Jadi, momentum akhir pada percobaan 2 adalah ( 0,4602 ±0,0029 ) kgm/ sdengan
ralat relatif sebesar 0,6412 % ( 4 AP )
Percobaan 3
s0 0,127 s 0,067
v1 = = =0,635m/ s v 2= = =0,335 m/ s
t 1/5 t 1/5
Momentum awal
p0=m1 ∙ ⃗
⃗ v1
p0=1,010 ∙ 0,635
⃗
p0=0,64135 kgm/s
⃗
Ralat mutlak
2 2
∆ p0 =
√|
∂ p0 2
∙ ∙∆m +
∂m 1 3
∂ p0 2
||
∙ ∙∆s
∂ s0 3 |
2 2
∆ p0 =
√|
0,64135 2
∙ ∙ 0,00025 +
1,010 3
0,64135 2
||∙ ∙ 0,0005
0,127 3 |
2 2
∆ p0 =√|0,0001058333333| +|0,001683333333|
∆ p0 =√ 2,84481182× 10−6
∆ p0 =1,686657 ×10−3
∆ p0 =0,001686657 kgm/s
∆ p0
Ralat relatif = ×100 %
p0
0,001686657
Ralat relatif = ×100 %
0,64135
Momentum akhir
⃗p=m1 ⃗
v '1 +m 2 ⃗
v '2
⃗p=0,59295 kgm/s
Ralat mutlak
2 2
∆ p=
√|∂p 2
∙ ∙∆ m +
∂(m 1+ m2 ) 3
∂p 2
||
∙ ∙∆s
∂s 3 |
2 2
∆ p=
√|
0,59295 2
∙ ∙ 0,00025 +
0,335 3
0,59295 2
||
∙ ∙ 0,0005
0,067 3 |
2 2
∆ p=√|0,000295| +|0,00295|
∆ p=2,9647133× 10−3
∆ p=0,0029647133 kgm/s
∆p
Ralat relatif = ×100 %
p
0,0029647133
Ralat relatif = ×100 %
0,59295