Anda di halaman 1dari 9

REVIEW JURNAL SESSION I

Disusun Oleh :

NAMA : JAN CANDRA SIPAYUNG


NIM : 6193510002
KELAS : IKOR C 2019
FAKULTAS : ILMU KEOLAHRAGAAN
DOSEN PENGAMPUN : Dra. Rosmaini Hasibuan, M.Pd.

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
Jurnal I
1. Judul PELATIHAN AEROBIK UNTUK KEBUGARAN PARU
JANTUNG BAGI LANSIA
2. Penulis Agus Pribadi Trainer Fitness Hotel Jayakarta

3. Tanggal akses 20 maret 2021

4. Reviewer Jan Candra Sipayung

5. Latar belakang Penduduk lanjut usia (Lansia) merupakan bagian dari anggota
keluarga dan anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya
sejalan dengan peningkatan usia harapan hidup. Lansia adalah suatu
periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam ukuran,
fungsi organ dan juga telah menunjukkan kemunduran sejalan dengan
waktu, serta suatu proses menghilangnya secara berlahan kemampuan
jaringan untuk memperbaiki diri dalam mempertahankan struktur
fungsi normalnya. Olahraga yang dianjurkan bagi lansia, adalah
olahraga dengan gerakan yang melibatkan pelatihan pernafasan dan
jantung, melatih kekuatan otot, kekuatan sendi, serta bersifat rekreasi,
sehingga tidak menimbulkan rasa jenuh untuk lansia. Daya tahan paru
jantung merupakan kemampuan untuk terus menerus dengan tetap
menjalani kerja fisik yang mencakup sejumlah besar otot dalam waktu
tertentu, hal ini merupakan kemampuan sistem peredaran darah dan
sistem pernafasan untuk menyesuaikan diri terhadap efek seluruh
beban kerja fisik. Latihan yang bersifat aerobic sangat di perlukan
oleh lansia dikarenakan untuk memperkuat paru jantung yang
nantinya dapat memperlancar peredaran darah guna kebugaran lansia.
Latihan aerobik yang bermanfaat untuk kesehatan lansia sebaiknya
memenuhi kriteria FITT (fre quency, intensity, time, type). Frekuensi
3 kali dalam 1 minggu, intensitas 60-70% dari denyut jantung
maksimal, time 20-30 menit, tipe bersifat menyenangkan. Jenis
latihan aerobik yang dianjurkan bagi lansia yaitu: bersepeda,
berenang, senam lansia, berjalan kaki, yoga. Manfaat latihan aerobik
bagi lansia yaitu dapat memperpanjang usia, menyehatkan jantung,
menyehatkan paru, otot, dan tulang, membuat lansia lebih mandiri,
mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi, dan
memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi.
6. Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah pelatihan
aerobik dapat meningkatkan kebugaran paru jantyng bagi lansia.
7. Link https://journal.uny.ac.id/index.php/jorpres/article/viewFile/5729/4947

8. Sampel penelitian Lansia usia 60-70 tahun

9. Metode penelitian Metode penelitiamn yang digunakan pada penelitian ini yaitu
menggunakan metode observasi
10. Hasil penelitian Partisipasi lansia dalam aktivitas fisik yang teratur atau program
latihan fisik yang terstruktur sangat disarankan dan mempunyai
banyak manfaat. Perbaikan cara berjalan, keseimbangan, kapasitas
fungsional tubuh secara umum, dan kesehatan tulang dapat diperoleh
melalui latihan aerobik. Kesehatan olahraga bagi lansia merupakan hal
penting yang harus diprogramkan, baik dari petugas kesehatan,
profesional olahraga, maupun masyarakat. Latihan aerobik untuk
merawat kesehatan lansia sebaiknya dilakukan pada pagi hari, dan
tidak melebihi denyut jantung maksimal yaitu antara 60-70% dari
denyut jantung maksimal. Latihan aerobic yang disarankan yaitu,
berjalan, renang, bersepeda, yoga, senam lansia, dengan frekuensi 3
kali seminggu, waktu 20-30 menit menyesuaikan kemampuan lansia.
Manfaat latihan aerobik bagi lansia antara lain dapat memperpanjang
usia, menyehatkan paru jantung, otot, dan tulang, membuat lansia
lebih mandiri, mencegah obesitas, mengurangi kecemasan dan depresi,
dan memperoleh kepercayaan diri yang lebih tinggi.
Jurnal II

No Identitas Jurnal Keterangan


1. Judul Pembinaan Fisik Lansia melalui Aktivitas Olahraga Jalan Kaki
2. Penulis Said Junaidi
3. Tanggal Akses 20 maret 2021
4. Reviewer Jan Candra Sipayung
5. Latar belakang Bangsa Indonesia yang kental dengan adat ketimurannya masih
memegang teguh bahwa lansia dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat memiliki kharisma tersendiri yang patut diberi
penghargaan dan penghormatan. Keluhuran sosial budaya yang
dimiliki para lansia kerap menjadikan mereka sentral yang
kehadirannya seringkali memiliki pengaruh kuat dalam
kehidupan keluarga di Indonesia. Bahkan diberbagai
kesempatan lansia sering diberi hak-hak istimewa ditengah-
tengah masyarakat di lingkungan tertentu. Namun demikian
tidak sedikit juga lansia yang menjalani masa tuanya dengan
rasa cemas dan kesepian bahkan disertai dengan penderitaan.
Oleh sebab itu mempersiapkan masa tua dengan berbagai
aktivitas tentu akan memberi warna dan nuansa berbeda
dibandingkan menghadapi masa tua dengan hanya
berpangkutangan dan berdiam diri. pangkutangan dan berdiam
diri. B i a s a n y a p e n y e b a b a w a l d a r i menurunkan
kapasitas fungsi faaliah pada lansia tidak lepas dari kebiasaan
dan pola hidup mereka ketika masih muda. Pola atau gaya
hidup diwaktu muda memberi kontribusi cukup besar terhadap
kualitas kesehatan di usia lanjut. Teknologi dan ilmu
pengetahuan yang serba otomatik-elektrik telah banyak
memberi warna bagi gaya hidup manusia. Sebagian besar
aktivitas manusia sudah tergantikan oleh alat yang serba
otomatis sehingga hanya sedikit tenaga manusia yang
diperlukan untuk menyelesaikan sebuah perkerjaan.
Konsekuensi logis yang muncul akibat dari kemajuan teknologi
yang serba otomatik-elektrik adalah sedikitnya tenaga m a n u s
i a y a n g d i b u t u h k a n h a l i n i menyebabkan munculnya
berbagai penyakit akibat kurang bergerak (hipokinetik). Pada
manusia yang sudah berusia lanjut, penyakit akibat kurang
gerak ini akan berakibat pada tidak berdayanya lansia baik
pada sisi fisik,
6. Tujuan penelitian Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh jalan dengan
intensitas rendah terhadap tingkat kesegaran jasmani pada
kelompok usia lanjut
7. Link https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/miki/article/view/1130
8. Metode penelitian Metode penelitiannyang digunakan yaitu Pretest-postest group
design
9. Sampel penelitian 33 orang lansia
10. Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan jalan dengan
intensitas rendah terhadap tingkat kesegaran jasmani pada
kelompok usia lanjut di kabupaten Rembang. Lansia
hendaknya selalu berolahraga yang cukup sesuai dengan
kemampuan dan usianya. Olahraga jalan kaki diharapkan
menjadi salah satu pilihan bagi lansia guna meningkatkan
kebugaran jasmaninya karena memiliki resiko cedera rendah
sekaligus jenis olahraga yang murah meriah dan
menyenangkan.
Jurnal III

No Identitas Jurnal Keterangan


1 Judul Efektifitas Olahraga Jalan Kaki terhadap Penurunan Depresi pada
Lansia di Panti Werdha
2 Penulis Nurul hidayah
3 Tanggal akses 20 maret 2021
4 Reviewer Jan Candra Sipayung
5 Latar belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia merupakan upaya untuk
mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk dalam
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal sebagai salah satu
unsur kesejahteraan umum dari tujuan nasional. Seiring dengan
keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional telah
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang yaitu adanya
kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan hidup, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi terutama di bidang medis atau ilmu
kedokteran sehingga dapat meningkatkan umur harapan hidup
manusia. Akibatnya jumlah penduduk yang berusia lanjut
meningkat dan bertambah terus (Dep.Kes ,2001 ). Pada tahun 2000
jumlah lansia diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2020
menjadi sebesar 11,34% ( BPS, 1992 dalam maryam dkk 2008 ).
Gangguan mental yang paling sering muncul pada lansia adalah
depresi,gangguan kognitif, fobia. Sejumlah faktor resiko psikososial
juga mempredisposisikan lanjut usia kepada gangguan mental.
Faktor resiko tersebut adalah hilangnya peranan sosial,hilangnya
otonomi, kematian suami /sanak saudara /teman,penurunan
kesehatan peningkatan isolasi,keterbatasan financial,dan penurunan
fungsi kognitif. Depresi apabila tidak mendapatkan pengobatan
yang memadai bisa menimbulkan resiko bunuh diri, gangguan tidur
insomnia dan hipersomnia, gangguan dalam hubungan, gangguan
dalam pekerjaan dan gangguan pola makan ( lubis, 2009 ) Menurut
sebuah penelitian di Amerika, hampir 10 juta orang Amerika
menderita Depresi dari semua kelompok usia, kelas sosial ekonomi,
ras dan budaya. Angka depresi meningkat secara drastis diantara
lansia yang berada di institusi, dengan sekitar 50 persen sampai 75
persen penghuni perawatan jangka panjang memiliki gejala depresi
ringan sampai sedang. Dari jumlah itu, angka yang signifikan dari
orang dewasa yang tidak terganggu secara kognitif (10 sampai 20
persen) mengalami gejala-gejala yang cukup parah untuk
memenuhi kriteria diagnostik depresi klinis. Oleh karena itu,
depresi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang disignifikan
merupakan gangguan psikiatri yang paling banyak terjadi pada
lansia,( Hermana, 2006 ). Depresi merupakan masalah mental
paling banyak di temui pada usia lanjut. Prevalensi depresi pada
lansia di dunia adalah berkisar sekitar 8% – 15% dan hasil rata –
rata depresi.
6 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas olahraga jalan
kaki terhadap penurunan depresi pada lansia di panti werdha
Lawang dan untuk menentukan pengaruh dari suatu tindakan pada
kelompok subyek yang mendapat perlakuan, kemudian
dibandingkan dengan kelompok subyek yang tidak mendapat
perlakuan
7 Link http://mpsi.umm.ac.id/files/file/226-232%20Nurul%20Hidayah.pdf
8 Metode penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah pra eksperimen dengan
pendekatan static group comparison.
9 Sampel penelitian 10 orang lansia
10 Hasil penelitian .Hasil penelitian menunjukan bahwa pada pasca observasi
didapatkan hasil pada kelompok eksperimen sebanyak 8 lansia
(80%) kemungkinan depresi dan 2 lansia (20 %) depresi.
Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan hasil sebanyak 9
lansia (90%) depresi dan 1 lansia (10%) kemungkinan depresi.
Hasil analisa uji 2 independent sampel Mean Withney test
didapatkan nilai p = 0,000 sehingga Ha diterima. Hal ni berarti
bahwa olahraga jalan kaki mempunyai efektifitas terhadap
penurunan depresi pada lansia di panti werdha Lawang.
Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa olahraga
jalan kaki mempunyai efektifitas terhadap penurunan depresi pada
lansia di panti werdha Lawang. Diharapkan untuk petugas di panti
werdha Lawang mempertahankan kegiatan olahraga jalan kaki
sebagai terapi alternatif untuk mengatasi depresi.
Jurnal IV

No Identitas Jurnal Keterangan


1 Judul PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN
DARAH DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR
JAMBI
2 Penulis M. Dody Izhar
3 Tanggal akses 20 maret 2021
4 Reviewer Jan Candra Sipayung
5 Latar belakang Dampak kemajuan dari ilmu teknologi dan ilmu pengetahuan,
terutama di bidang kesehatan, termasuk penemuan obat-obatan
seperti antibiotika yang mampu melenyapkan berbagai penyakit
infeksi, mempelambat kematian, sehingga kualitas dan umur
harapan hidup meningkat. Oleh karena itulah, jumlah penduduk
lanjut usia semakin bertambah banyak, bahkan cenderung lebih
cepat dan pesat. Seiring dengan bertambahnya usia harapan hidup,
jumlah lansia di Dunia cenderung meningkat, diperkirakan ada 500
juta dengan usia rata-rata 60 tahun dan diperkirakan pada tahun
2025 akan mencapai 1,2 milyar. Di Indonesia, jumlah penduduk
lansia pada tahun 2010 adalah 23.992.553 jiwa (9,77%). Pada tahun
2020 diprediksi 1 Dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi jumlah lansia mencapai 28.822.879 jiwa
(11,34%). Proses penuaan adalah suatu proses alamiah yang pasti
akan dialami oleh setiap orang. Sejalan dengan peningkatan usia
harapan hidup, semakin kompleks pula masalah kesehatan yang
dihadapi. Secara alamiah, sel-sel tubuh mengalami penurunan
dalam fungsinya akibat proses penuaan. Penurunan fungsi sel juga
terjadi pada penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif adalah jenis
penyakit tidak menular yang muncul akibat proses kemunduran
fungsi sel tubuh, yaitu dari keadaan normal menjadi lebih buruk.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh
penyakit degeneratif. Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah
suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah
arteri secara terus menerus lebih dari satu periode. Hipertensi tidak
secara langsung membunuh penderitanya, akan tetapi hipertensi
memicu munculnya penyakit lain yang mematikan. Di Propinsi
Jambi penyakit hipertensi menempati urutan ketiga dari 10 penyakit
terbesar pada tahun 2013, yaitu sebanyak 80.381 kasus atau sekitar
12,63%. Sedangkan di Kota Jambi selama tahun 2014 terdapat
35.341 kasus hipertensi, dan 20.621 diantaranya diderita oleh
lansia.
6 Tujuan penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh sprogram
senam yang dilakukan pada lansia, apakah dapat mempengaruhi
tingkat tekanan darahnya atau tidak sama sekali.
7 Link http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/view/116/111
8 Metode penelitian Penelitian ini menggunakan preeksperimental dengan rancangan
one-group pre test and post test design, yaitu pengukuran tekanan
darah dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah
senam lansia.
9 Sampel penelitian 21 orang lansia yang mengalami hipertensi
10 Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa rata-rata TD
sistole sebelum senam adalah 153,49 mmHg dengan TD minimal
136,67 mmHg dan maksimal 183,33 mmHg. Hasil pengukuran TD
diastole sebelum senam rata-rata adalah 86.81 mmHg dengan TD
diastole minimal 81 mmHg dan maksimal 101,33 mmHg. Hal ini
menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah lansia di atas normal
yaitu lebih dari 140 mmHg (untuk tekanan darah sistole),
sedangkan tekanan darah diastole rata-rata masih dalam kategori
normal

Persamaan Jurnal

1. Jurnal ini merupakan jurnal yang membahas tentang pengaruh program senam yang
dilakukan pada lansia yang mengalami hipertensi dan juga mengalamu paru jantung
2. Metode yang digunakan pada penelitian di jurnmal ini sama-sama sama menggunakan
metode one-group pre test and post test design
3. Sampel yang digunakan pada jurnal ini juga merupakan lansia yang berusia sekita 60-70
tahun

Perbedaan Jurnal

1. Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu sama sama lansia namun beda penyakit
yang dui derita
2. Jurnal ini sama membahas program olahrga untuk lansia hanya bedanya jenis olahraga
yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai