PERTEMUAN KE 6
DISKRIPSI ALIRAN MELALUI PIPA
Hidraulika aliran melalui pipa selalu didasarkan pada kondisi pengaliran penuh pada suatu
tampang melintang yang dipengaruhi oleh “pressure gradient”
Untuk memperoleh debit pada setiap tampang pipa dapat ditentukan berdasarkan
tampang melintang pipa, ketinggian pipa, tekanan, dan kecepatan aliran di dalam pipa
V = Q/A ( m/dt)
Pada tahun 1833, Osborne Reynold seorang sarjana Jerman mengadakan percobaan aliran
melalui pipa seperti ditunjukkan pada gambar A.2.
Peralatan yang digunakan adalah pipa panjang lurus dihubungkan dengan suatu tandon yang terbuat
dari bahan kaca. Pengeluaran aliran diatur dengan kran di C. Tabung kecil B yang dilengkapi dengan
kran berisi air berwarna digunakan untuk mengetahui kondisi pengaliran.
Fenomena aliran dari percobaan menunjukkan bahwa cairan berwarna mempunyai lintasan lurus
sebagai indikasi jenis aliran tersebut adalah “aliran laminer”. “
Aliran Laminer atau streamline adalah aliran dimana fluida bergerak dengan keadaan partikel berlapis-
lapis dan sejajar, dengan tebal lapisan relatif tipis
Aliran turbulen” ditunjukkan pada aliran yang mempunyai lintasan tidak teratur, yaitu zat pewarna
menyebar dan bercampur dengan pusaran air.
Aliran turbulen melukis gerakan partikel yang sangat tidak beraturan dalam setiap interval waktu yang
sangat pendek ( ada yang berupa gelombang atau arus yang memusar)
Selanjutnya Reynold mengidentifikasi kondisi aliran tersebut dengan nilai bilangan Reynold
(NR). Secara umum disajikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
Dengan :
NR = bilangan Reynold tak berdimensi.
D.V
NR D = diameter pipa (m).
B. Saluran terbuka :
N R < 500 aliran laminer
N R > 1000 aliran turbulen
500 < N R < 1000 aliran transisi
Catatan :
1) Untuk saluran terbuka :
NR = V R
υ
dalam hal ini R adalah jari-jari hidraulik (m) yang merupakan perbandingan antara luas
tampang basah A (m2 ) dan keliling basah P (m) R = A/P
2) Dalam kondisi aliran transisi, nilai NR secara pasti sulit ditentukan. Untuk aliran praktis
dianggap sebagai aliran turbulen.
3) Batas kondisi aliran tergantung pada :
a. diameter pipa/ jari-jari hidraulik,
b. kekentalan zat cair, dan
c. kecepatan aliran.
Pada gambar A.3 ditunjukkan bentuk distribusi kecepatan aliran dalam suatu pipa bulat.
Kerapatan, Viskositas Dinamik dan Viskositas Kinematik untuk Air