Anda di halaman 1dari 2

Nama : Erika Nanda Putri

Kelas : 3B Ilmu Pemerintahan


NIM : 6670190120

Diskusi Pertemuan 5 Etika Pemerintahan


1. Hal yang menjadi sumber-sumber yang mendasar pada keetikaan yaitu :
- Pancasila sebagai sumber etika pemerintahan.
- Nilai agama sebagai sumber etika.
- Nilai budaya Indonesia sebagai sumber etika.

2. Menurut saya sumber mendasar etika yang paling dominan dan berpengaruh besar
terhadap manusia yaitu sumber nilai agama. Karena sumber ini sudah dikenalkan
kepada manusia semenjak ia lahir dan nilai yang paling dasar dan utama dipelajari
adalah nilai agama dimana agama memiliki pegangan atau pedoman yang menjadi
tolak ukur etika manusia. Agama juga mengajarkan hakikat kebaikan dan kebenaran
serta mengajarkan manusia untuk menghindari perbuatan salah, jahat dan buruk yang
bersumber kepada wahyu tuhan. Contoh pada pancasila yaitu sila pertama
“Ketuhanan yang Maha Esa.” Ini jelas menunjukan bahwa agama adalah sumber
dasar yang mengajarkan hakikat kebaikan manusia khususnya pada pemerintahan.
Dasar Negara Indonesia dapat disimpulkan bahwa etika baik yang dimiliki
masyarakat tidak jauh dari pengaruh agama di dalam kehidupannya.

3. Genosida Holocaust yaitu suatu tragedi genosida terhadap kira-kira enam juta
penganut Yahudi Eropa selama Perang Dunia II, suatu program pembunuhan
sistematis yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan
berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi. Pembunuhan massal ini
terjadi diakibatkan adanya bukti permusuhan terhadap orang-orang Yahudi jauh
sebelum terjadinya Holocaust pada zaman Hitler. Dibawah hukum Nuremberg (1935)
orang Yahudi menjadi sasaran rutin untuk stigmatisasi dan penganiayaan. Pada bulan
November 1938 tindakan Nazi memuncak, hal ini ditandai dengan Kristallnachy atau
malam “pecahan kaca” dimana Sinagoge (tempat ibadah orang Yahudi) di Jerman
dibakar dan jendela-jendela di toko Yahudi di hancurkan. Jika dikaitkan dengan
kontekstualisasi sumber keetikaan, terjadi nya pembunuhan massal/Genosida
Holocaust yaitu karena tidak ditanamkannya nilai nilai keagamaan dapat dibuktikan
dengan hilangnya rasa toleransi terhadap agama lain dan melakukan tindakan semena
mena terhadap penganut agama lain. Saat itu Hitler hanya mengakui hanya ada satu
ras atau ras murni yang dimiliki masyarakat Jerman sehingga adanya ras lain akan
dimusnahkan. Hitler berhasil mempengaruhi Jerman untuk membenci Yahudi melalui
kata-katanya Hitler mengeksplorasi komunikasi verbal sehingga mampu menggiring
pemikiran orang lain agar sepemahaman dengan dirinya. Hitler adalah seorang yang
tidak percaya adanya tuhan dan agama sehingga ia dapat dikatakan seorang atheis.
Hal ini yang menyebabkan Hitler tidak memiliki sumber nilai keetikaan yang menjadi
pedoman ia untuk melakukan hal baik.

Anda mungkin juga menyukai