Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tahun 2008 Case
Fatality Rate (CFR) akibat diare sebesar 4.78% dengan 10 penderita meninggal
dari 209 kasus. Angka ini naik dari tahun sebelumnya yaitu dengan CFR 1.31%
dengan 4 penderita meninggal dari 304 kasus. Salah satu langkah dalam
pencapaian target Millenium Development Goals/ MDG’s (Goal ke-4) adalah
menurunkan kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada
2015. Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT), Studi Mortalitas
dan Riset Kesehatan Dasar dari tahun ke tahun diketahui bahwa diare masih
menjadi penyebab utama kematian balita di Indonesia. Penyebab utama kematian
akibat diare adalah tata laksana yang tidak tepat baik di rumah maupun di sarana
kesehatan. Untuk menurunkan kematian karena diare perlu tata laksana yang cepat
dan tepat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare meliputi :
1) Infeksi Bakteri : vibrio E.coli Salmonella, Shigella, Campyio bacter,
Aeromonas
2) Infeksi virus : Enteriviru ( virus echo, coxsacle, poliomyelitis ),
Adenovirus, Astrovirus, dll
3) Infeksi parasit : Cacing (ascaris, trichuris, oxyguris) Protozoa
(entamoeba histoticia, trimonas hominis), Jamur (candida albacus)
Infeksi parental adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis media
akut (OMA), Bronco pneumonia, dan sebagainya.
b) Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat
2) Malabsorbsi Lema
c) Faktor Makanan
Makanan yang tidak bersih, basi, beracun dan alergi terhadap makanan.
4
Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Bila peristaltik menurun akan
menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.
5
5. Imunodefisiensi yaitu kekebalan tubuh yang menurun.
6
1. Makan dan minuman yang sudah terkontaminasi, baik yang sudah
dicemari oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan kotor.
2. Bermain dengan mainan terkontaminasi apalagi pada bayi sering
memasukkan tangan/mainan/apapun kedalam mulut. Karena virus ini
dapat bertahan dipermukaan udara sampai beberapa hari.
3. Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air
dengan air yang benar.
4. Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah selesai buang air besar.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus,
Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter,
Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia
Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini
menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau
Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
gastroenteritis akut.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah adanya peningkatan
bising usus dan sekresi isi usus sebagai upaya tubuh untuk mengeluarkan agen
iritasi atau agen infeksi. Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin
di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi
diare dan absorpsi air serta elektrolit terganggu. Sebagai homeostasis tubuh,
sebagai akibat dari masuknya agen pengiritasi pada kolon, maka ada upaya
untuk segera mengeluarkan agen tersebut. Sehingga kolon memproduksi
mukus dan HCO3 yang berlebihan yang berefek pada gangguan mutilitas usus
yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu
sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan
gangguan asam basa, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi darah.
Proses terjadinya Gastroenteritis dapat disebabkan oleh berbagaikemungkinan
faktor diantaranya:
1. Faktor infeksi, proses ini dapat diawali adanya mikroorganime
(kuman)yang masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian
berkembang dalam usus dan merusak sel mukosa usus yang dapat
7
menurunkan daerahpermukaan usus. Selanjutnya terjadi perubahan
kapasitas usus yangakhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorbsi cairan danelektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin bakteri
akan menyebabkansystem transport aktif dalam usus halus, sel di dalam
mukosa intestinalmengalami iritasi dan meningkatnya cairan dan
elekrtolit.Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa
intestinalsehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan
kapasitasintestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
2. Faktor malabsorbsi merupakan kegagalan dalam melakukan
absorbsiyang mengakibatkan tekanan osmotic meningkat sehingga
terjadipergeseran air dan eletrolit ke ronga usus yang dapat meningkatkan
isirongga usus sehingga terjadilah Gastroenteritis.
3. Faktor makanan ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak
mampudiserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltic usus
yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan
yangkemudian menyebabkan Gastroenteritis.
4.Faktor psikologi dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
peristalticusus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan
yangdapat mnyebabkan Gastroenteritis (Hidayat Azis, 2006).
8
6. Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7. Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat tinggal,
seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8. Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar. Misalnya,
jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur atau sumber
air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi. Dengan demikian,
warga bisa menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari, untuk
memasak, mandi, dan sebagainya.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah yang lebih banyak
dari biasanya (normal 100-200 ml perjam tinja), dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), dapat pula disertai frekuensi defekasi. Penyakit
diare dapat ditimbulkan oleh makanan, minuman, virus atau bakteri, dan juga
alkohol. Kuman penyakit diare ditularkan melalui air dan makanan, tangan yang
kotor, berak disembarang tempat dan botol susu yang kurang bersih.
Diare terbagi dua berdasarkan mula dan lamanya yaitu : diare akut dan
kronik. Penyakit diare ditandai dengan adanya berak encer, biasanya 3x atau lebih
dalam sehari, disertai muntah, badan lesu dan lemah, tidak mau makan, panas.
Bahaya daripada diare itu adalah banyaknya kehilangan cairan tubuh, dan
menyebabkan kematian. Usaha untuk mengatasi diare yaitu dengan cara memberi
minuman, larutan Oralit, biasanya juga larutan gula, garam, (LGG), obat
tradisional, penggolongan obat: Kemoterapiutika, Obstipansia, Spasmolitik.
Pencegahan diare dilakukan dengan cara : penyediaan air minum yang bersih.
Sanitasi air yang bersih, dan kebersihan perorang. Cucilah dengan sabun sebelum
dan sesudah makan. Biasakan buang air besar pada tempatnya (WC, toilet,
jamban). Tempat buang sampah yang memadai yaitu memisahkan sampah kering
dengan yang basah. Berantas lalat agar tidak menghinggapi makanan. Lingkungan
hidup yang sehat yaitu dengan cara menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
3.2 Saran
1) Biasakanlah untuk selalu hidup sehat agar kita tidak terkena diare.
2) Tingkatkan kesehatan baik individu maupun lingkungan, agar tidak
terserang penyakit.
3) Masaklah air minum sampai mendidih.
4) Cucilah tangan sebelum dan sesudah makan.
5) Buang Air Besar (BAB) dan Buang Air Kecil (BAK) di kakus (WC).
10
DAFTAR PUSTAKA
11