Anda di halaman 1dari 2

ADA PENDATANG MASUK KE RUMAH

Bali merupakan salah satu dari banyaknya pulau di Indonesia yang masuk dalam kategori
tujuan pariwisata dunia. Terkenalnya Pulau Bali di tingkat Internasional tidak serta merta
memperoleh hasil yang baik. Berkembangnya pariwisata dengan cepat juga menyebabkan
banyak penduduk pendatang dari berbagai daerah, karena Bali dianggap cukup menjanjikan
untuk memberikan pekerjaan. Seperti yang terjadi di beberapa wilayah di Kabupaten Badung
Bali, yang dimana banyak wilayah desa telah terisi oleh penduduk pendatang yang semuanya
bertujuan untuk mencari pekerjaan di Bali. Peningkatan penduduk pendatang di setiap tahunnya
membuat munculnya pemukiman-pemukiman padat yang liar dengan kepadatan penduduk yang
kurang layak. Hal ini jelas berdampak pada limbah keluarga yang meningkat, serta pembangunan
yang liar membuat kurangnya daerah resapan air.

Faktanya, dengan adanya penduduk pendatang seperti saat ini, jika dilihat dari dampak
ekonomi, banyak sekali ruang lingkup pekerjaan yang awalnya dilakoni penduduk lokal namun
kemudian menjadi sesuatu yang lumrah untuk penduduk pendatang. Contohnya saja diseluruh
wilayah di Bali saat ini, sebagian besar pedagang kaki lima yang kita temui adalah penduduk
pendatang. Sangat jarang penduduk lokal sendiri menjadi pedagang kaki lima. Hal itu tidak lain
karena stereotipe masyarakat sudah mulai terbentuk bahwa pedagang kaki lima adalah penduduk
pendatang dan bukan penduduk lokal. Sangat disayangkan kesempatan berdagang ini didapatkan
oleh penduduk pendatang, sehingga setelah sekian lama dibiarkan menjadi stereotipe baru di
masyarakat. Ada juga dibeberapa pasar di daerah Badung, Denpasar dan sekitarnya mulai diisi
oleh pedagang bukan penduduk lokal. Bahkan beberapa pedagang canang adalah bukan
penduduk lokal (terlihat menggunakan hijab). Hal tersebut tentu menyebabkan persaingan pasar
menjadi semakin meningkat, sejak bertambahnya jumlah penduduk pendatang.

Selain itu, hal yang dimiliki Bali yang paling penting dan utama adalah budaya, juga
mulai disentuh oleh kedatangan penduduk pendatang ini. Dengan kedatangan mereka ke Bali dan
membuat pemukiman, mereka membuatnya seminimalis dan se efektif mungkin tanpa perlu
melihat aturan adat dan budaya Bali. Tentu saja hal ini bertentangan dengan budaya kita yang
masih membangun rumah sesuai dengan Asta Kosala Kosali. Contoh lain juga terjadi pada
kelompok sekaa manyi (kelompok pemanen padi tradisional di Bali) yang mulai tersisih karena
adanya kelompok-kelompok panen padi penduduk pendatang. Mereka juga ikut bersaing dengan
kelompok sekaa manyi yang sudah turun temurun di Bali. Padahal, sekaa manyi adalah satu dari
sekian banyak budaya Bali yang patut kita lestarikan dan kita jaga dengan tetap melakukannya.

Jika diperhatikan dari segi sosial dan membayangkan Bali beberapa tahun kemudian, hal
ini sangat meresahkan jika dibiarkan begitu saja. Jika ditelusuri lebih jauh, kedatangan penduduk
dari berbagai daerah ini juga sebagian besar tidak memiliki keterampilan apapun. Mereka datang
ke Bali dengan bekal keberanian, yang tentunya sangat mengkhawatirkan karena akan
menambah jumlah pengangguran di Bali. Apalagi jika dibiarkan lebih lanjut, mereka akan mulai
tidak mengikuti aturan pemerintah untuk bisa masuk dan tinggal di Bali. Beberapa tahun
belakangan ini saja, banyak ditemui penduduk pendatang liar yang tidak mendaftarkan dirinya,
sehingga mereka bisa bebas melakukan tindak kriminal seperti pencurian, perampokan, begal,
bahkan pemerkosaan. Akibat yang paling menyedihkan jika semua ini dibiarkan adalah
terdesaknya penduduk lokal akibat banyaknya penduduk pendatang.

Semua hal bisa saja terjadi jika kita sebagai penduduk lokal tidak bersikap tegas kepada
mereka penduduk pendatang. Sehingga ini adalah tugas rumah kita bersama, sebagai warga Bali
yang mencitai pulau kecil yang indah ini. Jika ini dibiarkan, Bali beberapa tahun kedepan tidak
akan lagi aman. Akan ada kejahatan dimana-mana, yang membuat kita akan resah, takut dan
tentu tidak nyaman beraktifitas. Jika dibiarkan terus-menerus, bayangkan bagaimana nasib
budaya dan tradisi Bali kita. Hal-hal yang bersifat tradisi seperti sekaa manyi, yang bersifat
budaya dan spiritual seperti menjual upakara persembahyangan, jika diambil alih oleh penduduk
pendatang apalagi sampai dibiarkan menjadi stereotipe seperti pedagang kaki lima, Bali kita
sekarang bisa jadi bukan lagi Bali kita nanti. Untuk itu, peran masyarakat sangat penting untuk
mendukung program pemerintah. Seperti halnya pendataan, penertiban administrasi, dan
mendukung program pembatasan penduduk pendatang yang pengangguran. Jangan cuek dengan
sekitar, jangan biarkan kriminalitas merajalela, ayo kita bersama menjaga Bali, karena Bali
adalah rumah kita sendiri.

Anda mungkin juga menyukai