Disusun Oleh :
Nama : 1. Muhammad Al Fikri (G1C017036)
Kelompok : 3 (Tiga)
LABORATORIUM MATERIAL
PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
DAFTAR ISI
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
5
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Suatu material memiliki sifat sifat tertentu . Pada material juga terdapat
geometri Kristal,susunan atom, dan lain-lain sesuai dengan kondisi suatu
logam/paduannya (ulet/getas). Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan lah
pengujian metalografi.
6
1.2 Tujuan Praktikum
Tujuan praktikum metalografi adalah :
7
pembahasan. BAB V PENUTUP. Pada Bab V ini berisi kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
A. Logam dan Non Logam
Material terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut :
1. Logam
Logam yaitu material yang mampu menghantarkan arus listrik dengan
baik, Konduktivitas tinggi, Elektronnya masih banyak yang belum berpasangan,
Dan secara fisik bentuknya mengkilap.
Logam terdiri atas :
1) Ferro
Ferro yaitu itu logam yang unsur utamanya Fe.
a) Baja
Baja digolongkan menjadi 2 yaitu :
Baja karbon
Baja yang mengandung karbon kurang dari 2,1 %, yang mana dibagi
menjadi 3 jenis baja yaitu , baja karbon rendah, baja karbon sedang, dan baja
karbon tinggi. Pada baja karbon rendah mengandung kadar karbon 0,10 %−0,30
%, setiap satu ton baja karbon rendah mengandung 10 sampai 30 kg karbon. Pada
baja karbon sedang mengandung karbon antara 0,30 %-0,60 % karbon dan setiap
satu ton baja karbon ini mengandung karbon antara 30 kg sampai 60 kg.
Sedangkan pada baja karbon tinggi mengandung kadar karbon antara 0,70 %−1,30
% karbon dan setiap satu ton mengandung karbon antara 70 kg sampai 130 kg.
Baja ini banyak digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang mengalami panas.
Baja Paduan
Baja Paduan adalah baja yang menjadi paduan dengan berbagai elemen
dalam jumlah total 1,0 % dan 50% dari berat total yang bertujuan untuk
meningkatkan sifat mekanik baja tersebut. Baja paduan terbagi menjadi 2 jenis
baja paduan yaitu , Baja paduan rendah dan ba ja paduan tinggi. Pada baja paduan
rendah mengandung tingkat paduan sebesar < 8 %. Sedangkan baja paduan tinggi
mengandung tingkat paduan sebesar > 8 %.
b) Besi Cor
Besi cor adalah paduan besi-karbon dengan kandungan kadar karbon 2,1
% - 6,67 %). Besi cor itu sendiri terbagi atas :
10
Besi cor putih
Merupakan besi cor yang tidak memiliki grafit dan sifatnya getas serta
patahannya putih. Adapun bentuk besi cor putih dapat dilihat pada Gambar 2.2
11
Besi cor malleable
Besi cor yang mempunyai grafik berbentuk bungkakan bersifat mampu
karena kadar-kadar 2 % - 2,6 % wt dan silikon 1,1 % - 1,6 % wt. Adapun bentuk
besi cor malleable dapat dilihat pada Gambar 2.5
2. Non Logam
Merupakan unsur yang tidak dapat mengantarkan arus listrik. Non logam
terdiri dari :
1) Komposit
Paduan logam dengan nonlogam atau logam dengan logam yang
memiliki atau membawa sifat aslinya saat penggabungan yang terjadi,Komposit
dapat dilihat pada Gambar 2.6
12
Komposit terdiri dari matriks sebagai pengisinya dan fiber sebagai
penguat, terdiri dari :
a) Thermoplastis
Polimer dengan rantai hidrokarbon yang panjang,mempunyai sifat
sebagai berikut :
a. Lunak pada temperature panas.
b. Memiliki kemampuan meregang pada skala yang cukup besar.
c. Dapat didaur ulang.
b) Thermoseting
Polimer dengan rantai hidro karbon yang bercabang, mempunyai
sifat sebagai berikut :
a. Pada suhu kamar bersifat kaku, keras dan kuat.
b. Tidak akan mengalami perubahan fisik akibat pemanasan pada suhu
tinggi.
c. Tidak dapat di daur ulang.
2) Keramik
Merupakan paduan logam dan non-logam yang tergabung secara satu,
terbagi atas : keramik tradisional dan keramik teknik.
13
Gambar 2.7 Kekerasan
Y F
Y
F
14
V
Y
F
15
8. Sifat optik merupakan sifat yang berhubungan dengan pencahayaan
material.
2.2 Mikrostruktur
Mikrostuktur adalah bagian-bagian terkecil (mikro) dari struktur mekanik.
1. Atom
Merupakan bagian terkecil dari suatu material yang tidak dapat dibagi
lagi secara kimia biasa yang masih membawa sifat asli dalam ukuran besar.
2. Kristal
Kumpulan atom-atom yang tersusun dengan pola teratur dan
terulang.
Contoh : BCC,FCC,HCP
a. BCC (Body Centered Cubic)
a √ 3=4 R ………………….................…………………………..(2.1)
4R
a=
3
n atom volume atom
nPF(BCC) =
vol satuan
4
2 π R3
= 3
3
( 4 R / √3 )
= 0,74 %
Adapun bentuk BCC dapat dilihat pada Gambar 2.12
16
a √ 2=4 R ……………..................………………………………..(2.2)
4R
a=
√2
n atom volume atom
nPF(FCC) =
vol satuan
4
4 π R3
= 3
3
( 4 R / √2 )
= 0,74 %
Adapun bentuk FCC dapat dilihat pada Gambar 2.13
17
Gambar 2.14 HCP (Hexagonal Close Packed)
3. Butir
Kumpulan sel satuan yang memiliki susunan atom dengan pola teratur dan
berulang pada bidang 204.kristal. Kumpulan sel satuan yang memiliki pola teratur
serta berulang tiga dimensi.
18
diheat treatment dipanasi kembali pada suhu 150 oC - 650 oC. Grafik tempering
dapat dilihat pada Gambar 2.16
4. Normalizing
Normalizing adalah suatu proses heat treatments yang dilakukan untuk
mendapatkan struktur butiran yang halus dan seragam. Grafik normalizing dapat
dilihat pada Gambar 2.18
19
Gambar 2.18 Grafik Normalizing
2.4 Struktur Mikro
Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat
diamati melalui teknik metalografi.
1. Ferrit
Ferrit merupakan struktur suatu fasa yang berbentuk akibat proses lambat.
Bentuk struktur mikro fasa ferrit biasanya adalah berbentuk bewarna putih
terang. Struktur mikro ferrit dapat dilihat pada Gambar 2.19
2. Pearlite
Pearlite merupakan fasa dengan warna hitam gelap. Struktur mikro pearlite
dapat dilihat pada Gambar 2.20
20
Gambar 2.20 Pearlite
3. Martensite
Martensite yaitu fasa yang berbentuk karena pendinginan secara cepat,
bentuk mikro sliperks bilah-bilah. Fasa ini dapat melalui proses quenching.
Struktur mikro martensite dapat dilihat pada Gambar 2.21
4. Sementit
Sementit adalah senyawa kimia antara besi dengan karbon dengan
kandungan karbon sebanyak 6,67 % karbida besi (Fe3C) menyatakan bahwa
tiga atom besi terikat oleh salah satu atom karbon yang menjadi sebuah
karbida besi. Sementit memberikan kekerasan tertinggi pada baja.
Mikrostruktur sementit dapat dilihat pada Gambar 2.22
21
Gambar 2.22 Sementit
5. Bainit
Bainit merupakan fasa yang kurang stabil yang diperoleh dari austenit pada
temperatur yang lebih rendah dari temperatur ke pearlit yang lebih tinggi dari
trasnformasi ke martensit. Struktur mikro bainit dapat dilihat pada Gambar
2.23
22
elektron mikropobe) dan juga stereometric metalografi. Metalografi terbagi dua
yaitu :
23
sudah berupa citra digital tetapi belum seluruh alat dilengkapi dengan perangkat
penunjang yang dapat digunakan untuk melakukan pengolahan dan analisis .
24
Setelah didapatkan hasil dari nilai Intercept dilakukanlah analisa terhadap
nilai ASTM yang digunakan guna mendapatkan nilai butir dari material yang
digunakan. Berikut adalah contoh perhitungan gambar perhitungan dari metode
intercept dapat dilihat pada Gambar 2.25
Metode uji ini diterapkan pada struktur butir satu fase atau multi fase.
Metode pengujian ini digunakan untuk menentukan ukuran butir rata-rata sampel
dengan sebaran luas butir, diameter, atau panjang persimpangan yang seragam.
25
Penentuan mikrografik ukuran butiran yang terlihat. Standar ini meliputi
penentuan ukuran butir semu dalam baja dengan metode mikro grafik. Standar
ini menjelaskan metode membuat butiran terlihat dan menghitung ukuran butiran
rata-rata dalam sampel dengan distribusi ukuran yang sama.
Nintercepted
N A =f (Ninside)+ ……………………………………(2.5)
2
Dimana pengali Jeffries yang digunakan tergantung pada perbesaran yang
digunakan pada saat melihat struktur mikro dan dapat ditentukan saat melihat
struktur mikro,
26
8. Lakukan pemotretan, tekan expose setelah memasukkan film pada
kamera.Mikroskop metalurgi dapat dilihat pada Gambar 2.23
27
BAB III
METODOLOGI
MULAI
STUDI LITERATUR
PERLAKUAN PANAS
METALOGRAFI
TEST
PENGAMBLAN
DATA
ANALISA
DAN PEMBAHASAN
SELESAI
28
3.2 Skema alat
Skema alat yang digunakan dalam praktikum metalografi ini adalah :
Keterangan gambar :
1. Lensa
2. Pengatur Fokus Lensa
3. Tempat Meletakkan Spesimen
4. Meja
5. Pengatur Ketinggian Meja
6. Pengatur Posisi Meja
7. Tombol Menghidupkan Mikroskop
29
4. Tempatkan preparat pada meja benda tepat pada lubang preparat dan
jepit dengan penjepit obyek atau benda.
5. Aturlah fokus untuk memperjelas gambar obyek dengan cara memutar
pemutar kasar, sambil dilihat dari lensa okuler. Untuk mempertajam
putarlah pemutar halus !
6. Apabila bayangan obyek sudah ditemukan, maka untuk memperbesa
gantilah lensa obyektif dengan ukuran dari 100 X,200 X ,400 X atau
1000 X, dengan cara memutar revolver hingga bunyi klik.
3.3.1 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum metalografi antara lain:
Mikroskop optik ini digunakan untuk melihat struktur mikro yang ada
pada spesimen. Adapun mikroskop optik logam yang digunakan dalam praktikum
ini dapat dilihat pada Gambar 3.3
30
Table 3.1 Spesifikasi Mikroskop
Brand name Pride
Model number XJP-17
Type Metallographic
Usage Research
Principle Optics
Number of Cylinder Binoculars
Mobility Desktop
2. Tungku Pemanas
Type 5/12/B170
Volt 195749
Date 2007
T max 1200°C
Ampere 10,4 A
31
3. Tang Penjepit
4. Thermometer Infrared
32
5. Kain Halus
Kain adalah suatu bahan yang digunakan sebagai media bantu dalam
menggunakan autosol dan coumpound. Adapun kain yang digunakan dalam
praktikum metalografi ini dapat dilihat pada Gambar 3.7
6. Gelas Ukur
Gelas ukur adalah alat yang digunakn sebagai wadah untuk larutan etsa.
Adapun gelas ukur yang digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.8
7. Suntikan
33
Gambar 3.9 Suntikan
8. Stopwatch
34
10. Sarung tangan
1. Baja st 37
35
Merupakan media pendingin yang digunakan pada proses
quenching,dapat dilihat pada Gambar 3.14
36
5. Autosol
37
Gambar 3.19 Alkohol 95%
8. Air
38
Gambar 3.21 Menyiapkan Alat dan Bahan
39
Gambar 3.23 Hidupkan Tungku Pemanas
40
Gambar 3.26 Masuk Media Pendingin
(a) (b)
41
Gambar 3.28 Spesimen diamplas
42
Gambar 3.31 Spesimen Dicelup Senyawa Etsa
43
Gambar 3.33 Pengujian Mikroskop Logam
1. Buka aplikasi image j dengan mengklik icon image j, dapat dilihat pada
Gambar 3.37
2. Klik file kemudian pilih open yang berfungsi untuk membuka gambar
mikrostruktur seperti pada Gambar 3.38
44
3. Klik edit kemudian pilih invertuntuk memperjelas foto seperti pada Gambar
3.39
4. Klik image type kemudian ubah menjadi 8 bit, seperti pada Gambar 3.40
5. Klik image, kemudian pilih adjust dan klik threshold seperti pada Gambar
3.41
45
6. Menu thereshold menampilkan level tingkat kecerahan gambar mikro,
kemudian pilih apply seperti terlihat pada Gambar 3.42
7. Pilih dan klik analyze, pilih dan klik set measurement seperti pada Gambar
3.43
46
9. Pilih dan klik analyze, lalu klik analyze particular seperti pada Gambar 3.45
10. Tampilkan menu data yang akan dihitung, kemudian klik display result,
summarize dan add to manager seperti terlihat pada Gambar 3.46
11. Tampilan hasil perhitungan seperti jumlah area persentase area, seperti
terlihat pada Gambar 3.47
47
BAB IV
2. Annealing Perbesaran
200x
48
Perhitungan manual yang digunakan ialah menggunakan perhitungan
manual dengan teknik intercept. Teknik ini dilakukan dengan pemberian garis
sebanyak tujuh garis dengan ukuran 200mm. Hasil pengamatan yang
digunakan perhitungan manualnya adalah yang pembesaran 200x sebagai
berikut :
a. Annealing
Struktur mikro dari baja ST 37 yang diberikan perlakuan annealing dapat
dilihat pada Gambar 4.1
Formula :
49
I = T. L /P. M
Keterangan :
I : Intersected
L : Jumlah Garis
M : Pembesaran
I = T.L/ P.M
= 7. 200/ 200.72
= 0,09
G = -6,6457 log I - 3,298
= -6,6457 log (0,09) – 3,298
= 3,65
b. Quenching Air
Struktur mikro dari baja ST 37 yang diberikan perlakuan quenching air
dapat dilihat pada Gambar 4.2
50
Gambar 4.2 Quenching Air
I = T.L/ P.M
= 7. 200/ 200.50
= 0,14
G = -6,6457 log I - 3,298
= -6,6457 log (0,14) – 3,298
= 2,37
1. Annealing
Perhitungan specimen dengan proses pendinginan annealing dapat dilihat
pada Gambar 4.3
51
Gambar 4.3 Annealing
Hasil yang didapat dari perhitungan dengan software dapat dilihat pada
Tabel 4.3
2. Quenching Air
Perhitungan specimen dengan proses pendinginan quenching air dapat
dilihat pada Gambar 4.4
Hasil yang didapat dari perhitungan dengan software dapat dilihat pada
Tabel 4.4
4.3 Pembahasan
52
metalografi kali ini specimen yang digunakan adalah Baja ST 37 yang diberi
perlakuan panas dan dilakukan pendinginan dengan cara annealing dan quenching
dengan media air.
( a) (b)
53
Pada pengamatan specimen dengan perlakuan quenching air dihasilkan fasa
martensut dan fasa ferit. Pada perhitungan manual menggunakan metode Intercept
didapatkan nilai G number sebesar 2,37. Sedangkan hasil pada Image J diperoleh
sebagian ferit yang persentasenya sebesar 77,749% yang dihitung sebanyak 428
dengan total luas 239551,76. Spesimen bersifat getas karena terdapat fasa
martensit.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapatkan dari praktikum metalografi ini adalah :
5.2 Saran
Saran yang didapatkan dari praktikum metalografi ini adalah :
55
56
DAFTAR PUSTAKA
Hesti Pancacatva Gunawan, Stiyuno. 2016 Uji Mekanik Material Struktur
Aluminium Tangai Reaktor Untuk Menentukan Keandalan Operasional.
Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka, Ciracas, Jakarta Timur
http://www.academia.edu/8607074/cara-kerja-dari.mikroskop-optic-adalah-
dari-cahaya lampu-yang-dibiaskan-oleh-lensa-condensor.(10 april)
http://prezi.com/m/8v8wzfvfeecn/baja-kontruksi/
http:id.m.w:Wikipedia.org/.ki/Baja-Karbon(11 april).
57