Konsep Nyri
Konsep Nyri
TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Nyeri
Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan
penderitaan yang diakibatkan oleh persepsi jiwa yang nyata, ancaman atau
fantasi luka. Nyeri adalah apa yang dikatakan oleh orang yang mengalami nyeri
dan bila yang mengalaminya mengatakan bahwa rasa itu ada. Definisi ini tidak
berarti bahwa anak harus mengatakan bila sakit. Nyeri dapat diekspresikan
melalui menangis, pengutaraan, atau isyarat perilaku (Mc Caffrey & Beebe, 1989
ini sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi nyeri
yang baik.
a. Usia
Menurut Potter & Perry (1993) usia adalah variabel penting yang
mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa bereaksi terhadap nyeri. Anak-
anak kesulitan untuk memahami nyeri dan beranggapan kalau apa yang
perawat.
respon nyeri pada anak. Pada orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika sudah
dan tepat untuk membantu anak dalam membantu anak dalam memahami dan
saya
sakit kamu?”. Hal-hal diatas dapat membantu mengkaji nyeri dengan tepat.
atau menangis. Anak-anak dapat menunjukkan gambar yang paling tepat untuk
b. Jenis kelamin
diragukan bahwa jenis kelamin merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam
ekspresi nyeri. Misalnya anak laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis
dimana seorang wanita dapat menangis dalam waktu yang sama. Penelitian yang
dilakukan Burn, dkk. (1989) dikutip dari Potter & Perry, 1993 mempelajari
dengan pr ia.
c. Budaya
nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima
oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri
(Calvillo
budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi kedalam dua kategori yaitu
tenang dan emosi (Davidhizar et all, 1997, Marrie, 2002) pasien tenang
umumnya akan diam berkenaan dengan nyeri, mereka memiliki sikap dapat
menahan nyeri. Sedangkan pasien yang emosional akan berekspresi secara verbal
dan akan menunjukkan tingkah laku nyeri dengan merintih dan menangis
(Marrie, 2002).
dari budaya lain. Harapan dan nilai-nilai budaya perawat dapat mencakup
menghindari ekspresi nyeri yang berlebihan, seperti menangis atau meringis yang
berlebihan. Pasien dengan latar belakang budaya yang lain bisa berekspresi
klien dan bukan perilaku nyeri karena perilaku berbeda dari satu pasien ke pasien
lain.
harapan dan nilai budaya seseorang. Perawat yang mengetahui perbedaan budaya
akan mempunyai pemahaman yang lebih besar tentang nyeri pasien dan akan
lebih akurat dalam mengkaji nyeri dan respon-respon perilaku terhadap nyeri
nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaaan. Riset tidak
memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri juga
dan secara aktual dapat menurunkan persepsi nyeri. Secara umum, cara yang
menjadi lebih parah. Reaksi ini hampir pasti terjadi jika individu tersebut
adekuat.
kejadian nyeri selama rentang kehidupannya. Bagi beberapa orang, nyeri masa
lalu dapat
pengalaman masa lalu pasien dengan nyeri. Jika nyerinya teratasi dengan tepat
dan adekuat, individu mungkin lebih sedikit ketakutan terhadap nyeri dimasa
mendatang dan mampu mentoleransi nyeri dengan baik (Smeltzer & Bare, 2002).
f. Efek plasebo
benar bekerja. Menerima pengobatan atau tindakan saja sudah merupakan efek
positif.
dapat meredakan nyeri hampir pasti akan mengalami peredaan nyeri dibanding
mempunyai efek apapun. Hubungan pasien –perawat yang positif dapat juga
menjadi peran yang amat penting dalam meningkatkan efek plasebo (Smeltzer &
Bare, 2002).
kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri
penting untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri (Potter & Perry, 1993).
h. Pola koping
sakit adalah hal yang sangat tak tertahankan. Secara terus-menerus klien
nyeri. Klien sering menemukan jalan untuk mengatasi efek nyeri baik fisik
dan bernyanyi dapat digunakan sebagai rencana untuk mensupport klien dan
Sumber koping lebih dari sekitar metode teknik. Seorang klien mungkin
akut biasanya datang tiba-tiba, umumnya berkaitan dengan cidera spesifik, jika
kerusakan tidak lama terjadi dan tidak ada penyakit sistemik, nyeri akut biasanya
yang berlangsung beberapa detik hingga enam bulan (Brunner & Suddarth, 1996).
pertahanan yang berlangsung kurang dari enam bulan. Secara fisiologis terjadi
perubahan denyut jantung, frekuensi nafas, tekanan darah, aliran darah perifer,
tegangan otot, keringat pada telapak tangan, dan perubahan ukuran pupil.
sepanjang satu periode waktu. Nyeri kronis dapat tidak mempunyai awitan yang
ditetapkan dan sering sulit untuk diobati karena biasanya nyeri ini tidak
Nyeri kronis sering didefenisikan sebagai nyeri yang berlangsung selama enam
bulan atau lebih (Brunner & Suddarth, 1996 dikutip dari Smeltzer 2001).
Menurut Taylor (1993) nyeri ini bersifat dalam, tumpul, diikuti berbagai
dimulai setelah detik pertama dan meningkat perlahan sampai beberapa detik
atau menit. Nyeri ini berhubungan dengan kerusakan jaringan, ini bersifat terus-
Menurut Torrance & Serginson (1997), ada tiga jenis sel saraf
dalam proses penghantaran nyeri yaitu sel syaraf aferen atau neuron sensori,
serabut konektor atau interneuron dan sel saraf eferen atau neuron motorik. Sel-
sel syaraf ini mempunyai reseptor pada ujungnya yang menyebabkan impuls
sangat khusus dan memulai impuls yang merespon perubahan fisik dan kimia
nosiseptor.
substansi p, dan enzim proteolitik. Zat-zat kimia ini akan mensensitasi ujung
Menurut Smeltzer & Bare (2002) kornu dorsalis dari medula spinalis
disini dan serabut traktus sensori asenden berawal disini. Juga terdapat
Traktus asenden berakhir pada otak bagian bawah dan bagian tengah dan
Agar nyeri dapat diserap secara sadar, neuron pada sistem asenden harus
diaktifkan. Aktivasi terjadi sebagai akibat input dari reseptor nyeri yang terletak
dalam kulit dan organ internal. Terdapat interkoneksi neuron dalam kornu
dorsalis
semua input yang menyakitkan dari perifer untuk mengaktifkan jaras asenden
dan mengaktifkan nyeri. Namun demikian, jika kecendrungan ini berlalu tanpa
perlawanan, akibatnya sistem yang ada akan menutup gerbang. Stimulasi dari
antara stimulus nyeri dan sensasi lain dan stimulasi serabut yang mengirim
sensasi tidak nyeri memblok transmisi impuls nyeri melalui sirkuit gerbang
2002).
post operasi sebagai sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosi
Nyeri post operasi akan meningkatkan stres post operasi dan memiliki
sesudah
mudah dan dalam, dapat mentoleransi mobilisasi yang cepat. Pengkajian nyeri
dan kesesuaian analgesik harus digunakan untuk memastikan bahwa nyeri pasien
post operasi dapat dibebaskan (Weist et all, 1983; Torrance & Serginson, 1997).
Menurut Potter dan Perry (1993); Torrance dan Sergison (1997) secara
umum respon pasien terhadap nyeri terbagi atas: (1) respon perilaku, dan
merapatkan gigi, mengerutkan dahi, menutup rapat atau membuka lebar mata
atau mulut, menggigit bibir dan rahang tertutup rapat, (3) geraakan tubuh:
(Philips & Cousin, 1986, dikutip dari Torrance & Serginson, 1997), terdiri atas
(1) nausea, (2) muntah, (3) stasis lambung, (4) penurunan motilitas usus, (5)
selain pada nyeri (Brunner & Suddarth, 1996). Distraksi diduga dapat
pasien untuk menerima dan membangkitkan input sensori selain nyeri (Brunner
menggunakan aktivitas fisik dan mental yang sangat kompleks. Kunjungan dari
lain mungkin akan mendapatkan peredaan nyeri melalui permainan dan aktivitas
melalui distraksi, terutama mereka yang mengalami nyeri hebat. Dengan nyeri
hebat klien mungkin tidak dapat berkonsentrasi cukup baik untuk ikut serta
dalam aktivitas mental atau fisik yang kompleks (Smeltzer & Bare, 2002).
burung, gemercik air, (3) taktil kinestik: memegang orang tercinta, binatang
peliharaan atau mainan, pernafasan yang berirama, (4) projek: permainan yang
Anak usia sekolah adalah dimana anak telah memasuki usia sekolah.
Anak usia sekolah adalah akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari 6
bagi anak perempuan dan 14 tahun bagi anak laki-laki (Hurlock, 1999).
Menurut Wong & Whaley’s (1996) konsep anak tentang sakit dan nyeri
dibedakan berdasarkan usianya. Berikut ini akan disajikan konsep anak tentang
menangis, wajah meringis, mata menyipit, dagu bergetar. Bayi secara sempurna
menggunakan alat skore nyeri standard orang dewasa. Anak todler biasanya dapat
mengatakan hanya pada adanya nyeri atau tidak walaupun beberapa diantaranya
secara numerik telah terbukti bermanfaat untuk anak usia sekolah (Nelson, 1999).
Menurut potter & Perry (1993) nyeri tidak dapat diukur secara objektif
misalnya dengan X-Ray atau tes darah. Namun tipe nyeri yang muncul dapat
mengkaji nyeri dengan bertumpu pada ucapan dan perilaku klien karena hanya
klien yang mengetahui nyeri yang dialaminya. Oleh sebab itu perawat harus
objektif yang dapat diukur. Gambaran skala nyeri tidak hanya berguna dalam
mengkaji beratnya nyeri, tetapi juga dalam mengevaluasi perubahan kondisi klien
Menurut Wong & Whaley’s (1996) banyak metode yang dapat kita
gunakan untuk menilai nyeri pada anak, salah satu yang umum yaitu: QUESTT
laku)
dengan menandai atau menunjuk pada dirinya atau boneka. Waspada kalau anak
dengan umur dan kemampuan anak, (2) gunakan skala nyeri yang sama pada
anak untuk mencegah terjadinya kebingungan pada anak, (3) ajari anak untuk
menggunakan skala nyeri, sebelum nyeri datang, (4) saat pengenalan skala nyeri,
jelaskan bahwa
Universitas Sumatera Utara
hal hal ini adalah cara bagi anak dan orangtua untuk memberitahukan
indikator nyeri yang paling tampak, (2) perubahan fisiologik seperti peningkatan
mungkin mengindikasikan emosi lain dari pada nyeri, (4) observasi perilaku
spesifik seperti menarik telinga, berbaring dengan satu kaki fleksi, (5)
waspadalah bila anak yang sedang tidur mengalami nyeri, (6) observasi koping
saat nyeri, (2) libatkan orangtua untuk mengkaji nyeri, karena orangtualah yang
dapat mengurangi nyeri baik dengan obat-obatan atau cara non-farmako logik.
parah nyeri dirasakan individu, pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan
individual dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat
Menurut Wong dan Baker (1998) pengukuran skala nyeri untuk anak usia
pra sekolah dan sekolah, pengukuran skala nyeri menggunakan Face Pain Rating
Scale yaitu terdiri dari 6 wajah kartun mulai dari wajah yang tersenyum untuk
“tidak ada nyeri” hingga wajah yang menangis untuk “nyeri berat”.
nyeri, biasanya dipakai untuk anak 4-17 tahun (Testler & Other, 1993;
Van Cleve & Savendra, 1993 dikutip dari Wong & Whaleys, 1996).
0 1 2 3 4 5
menggunakan skala 0 sampai 10 atau skala yang serupa lainnya yang membantu
mengevaluasi keefektifannya (Mc Kinney et al, 2000). Jika klien mengerti dalam
instrumen tersebut dapat menjadi valid dan dapat dipercaya (Gracely &
3. Terapi Musik
3.1. Pengertian
Terapi musik terdiri dari 2 kata, yaitu kata “terapi” dan “musik”. Terapi
sebagai pengobatan (Laksman, 2000). Sedangkan musik adalah suara atau nada
irama tertentu. Jenis musik yang digunakan dalam terapi musik dapat disesuaikan
dengan keinginan, seperti musik klasik, instrumentalia, dan slow musik (Potter,
menyenangkan untuk didengar. Musik dapat keras, ribut, dan lembut yang
terhadap musik yang disukainya. Musik ialah bunyi yang diterima oleh individu
dan berbeda bergantung kepada sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang.
berikut: (1) efek mozart, adalah salah satu istilah untuk efek yang bisa dihasilkan
pada saat pikiran seeorang lagi kacau atau jenuh, dengan mendengarkan
pikiran kembali, (3) motivasi, hal yang hanya bisa dilahirkan dengan “feeling”
tertentu. Apabila ada motivasi, semangatpun akan muncul, (4) terapi, berbagai
baik untuk
Universitas Sumatera Utara
kesehatan fisik maupun mental, beberapa penyakit yang dapat ditangani dengan
musik antara lain: kanker, stroke, dimensia, nyeri, gangguan kemampuan belajar,
dengan cara: (1) distraksi, yaitu pengalihan pikiran dari nyeri, musik dapat
jantung, karena orang yang mengalami nyeri denyut jantung meningkat, (3)
menciptakan rasa nyaman, pasien yang berada pada ruang perawatan dapat
merasa cemas dengan lingkungan yang asing baginya dan akan merasa lebih
nyaman jika mereka mendengar musik yang mempunyai arti bagi mereka.
jantung dan tekanan darah (Greer, 2003). Musik juga dapat menurunkan kadar
hormon kortisol yang meningkat pada saat stres. Musik juga merangsang
murah daripada analgesia, (2) prosedur non-invasif, tidak melukai pasien, (3)
tidak ada
Menurut Potter (2005 dikutip dari Erfandi, 2009), musik dapat digunakan
untuk penyembuhan, musik yang dipilih pada umumnya musik lembut dan
Musik klasik mozart adalah musik klasik yang muncul 250 tahun
hamil dan janin, disamping itu beberapa penelitian oleh Alfred dan Campbell
pasien. Dibanding musik klasik lainnya, melodi dan frekuensi yang tinggi pada
motivatif diotak. Namun, tidak berarti karya komposer klasik lainnya tidak dapat
Terapi musik klasik mozart dapat mengatasi nyeri berdasarkan teori Gate
Control, bahwa impuls nyeri dapat diatur atau dihambat oleh mekanisme
pertahanan disepanjang sistem saraf pusat. Teori ini mengatakan bahwa impuls
nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat
ini adalah
hormon endorfin yang merupakan substansi sejenis morfin yang disuplai oleh
tubuh. Sehingga pada saat neuron nyeri perifer mengirimkan sinyal ke sinaps,
terjadi sinapsis antara neuron perifer dan neuron yang menuju otak tempat
menjadi berkurang.