Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Usia 1 sampai 4”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

“Psikologi Perkembangan”

Dosen Pengampu:

Sugeng Wahyudi, M.Pd.

Disusun Oleh:

1. Nursetyaningsih

2. Peri Hidayat

3. Rama Thoriq Aziz

4. Ria Putri Lestari

Semester IV (Empat)

Program Studi Pendidikan Agama Islam

Institut Agama Islam (IAI) AN NUR Lampung

2021-2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa
selesai pada waktunya.

Shalawat beserta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung kita Muhammad
SAW, yang telah membawa risalah dari Allah SWT. Terutama Nabi yang telah membawa
mukjizatnya berupa AlQur’an, yang dengannya bisa kita peroleh petunjuk dan segala
macam ilmu.

Selanjutnya kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sugeng Wahyudi, M.Pd.
yang telah memberikan tugas dan bimbingan dalam Mata Kuliah Psikologi
Perkembangan, serta segenap rekan-rekan yang telah membantu dalam menyelesaikan
makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca.Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Pringsewu, Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………................................................................................ ii

DAFTAR ISI ………………….………………………………………………………... iii

BAB I

PENDAHULUAN ……………………………………………………………………… 1

A. Latar Belakang …………………………………………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………. 1

C. Tujuan ...……………………………………………………………………………. 1

BAB II

PEMBAHASAN ……………………………………………………………………….. 2

A. Psikologi Perkembangan Anak ……………………………………………………. 2

B. Kemampuan yang Dimiliki Anak Usia 1 Tahun …..………………………………. 2

C. Perkembangan Anak secara Emosional ………………...………………………..… 3

D. Tumbuh Kembang yang Dimiliki anak Usia 2 Tahun ..…………………………… 4

E. Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 3 Tahun …..…………………………… 4

F. Perkembangan Anak Usia 4 Tahun ………...……………………………………... 6

G. Pengembangan Aspek Seni Anak Usia Dini ………………………...…………...... 6

BAB III

PENUTUP …………………………………………………………………………..….. 8

A. Kesimpulan ………………….…………………………..…………………………. 8

B. Implikasi ………..……………………………………………………………..…… 8

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….……………. 9


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah
seharusnya dilakukan secara global (menyeluruh; mengembangkan anak secara
menyeluruh dalam segala aspek, termasuk aspek seni) yang biasa disebut sebagai
global learning yang meliputi joyful learning, attractive learning, dan active
learning. Dengan global learning, semua aspek yang ada pada diri anak dapat
berkembang.

Global learning yang seharusnya dilaksanakan tersebut tidak sepenuhnya


dilaksanakan.Pendidikan di Indonesia lebih menekankan pada pengembangan dan
kinerja otak kiri saja.Aspek seni cenderung diabaikan. Padahal,bila seseorang tidak
punya sense of belong terhadap seni, maka hatinya akan mati (sulit untuk merasa);
dengan kata lain hati akan menjadi keras. Dampaknya akan sangat fatal.

Itulah mengapa sebagian orang yang di-judge atau diberi label “pintar” malah
menjadi “sampah masyarakat” (Indonesia marak dengan kasus korupsi).

Aspek seni anak usia dini sepantasnya mendapat sorotan (tidak hanya kognitif).
Mengembangkan seni anak dapat dimulai dengan memahami psikologi
perkembangan anak yang meliputi tumbuh kembang anak serta tahap-tahap dan
tugas-tugas perkembangan sesuai usia. Pemahaman tentang apa dan bagaimana
psikologi perkembangan akan membuat orang tua dan guru lebih mudah
mengaplikasikan dalam kegiatan bermain pada anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Perkembangan Anak ?

2. Bagaimana Cara Memahami Tahap-Tahap Tumbuh Kembang ?

4. Apa Saja Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan Anak ?

C. Tujuan

Tujuan Penulisan makalah yang bejudul "Usia 1 sampai 4” adalah agar penulis
dan pembaca mengetahui pengertian Perkembangan Anak dan Ruang
Lingkup Psikologi, serta mengamalkannya dalam dunia pendidikan agar tercapai
tujuan pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Psikologi Perkembangan Anak

Perkembangan anak (khususnya usia dini) penting dijadikan perhatian khusus bagi
orangtua dan guru. Sebab, proses tumbuh kembang anak akan mempengaruhi
kehidupan mereka pada masa mendatang. Anak usia dini sendiri merupakan
kelompok yang berada dalam proses perkembangan unik. Dikatakan unik, karena
proses perkembangannya (tumbuh dan kembang) terjadi bersamaan dengan golden
age (masa peka/masa keemasan). Begitu pentingnya sehingga sangat mempengaruhi
apa dan bagaimana mereka di masa yang akan datang.

Berikut merupakan kata mutiara dari Dorothy Law Nolte (1945):

“Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan
dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia
belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan hinaan, ia belajar menyesali diri.
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan
dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia
belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia
belajar menemukan cinta dalam kehidupan."

Kata-kata tersebut memiliki makna yang mendalam bahwa peranan orang tua
memang sangat besar bagi tumbuh kembang anak.Untuk itu, orang tua maupun guru
harus memahami tahap-tahap tumbuh kembang anak dan bagaimana
menstimulasinya.

Saat anak menginjak usia 1 tahun, ada beberapa kemampuan dasar yang akan
semakin terlihat jelas, misalnya saja keinginan untuk bermain atau menggenggam
sesuatu akan meningkat, ingin mempelajari hal baru di sekitarnya, hingga mencoba
untuk mengucapkan sesuatu. Tidak hanya itu, ada pula perkembangan lain yang
terjadi pada anak 1 tahun, seperti perkembangan emosi, kemampuan berkomunikasi,
bersosialisasi, bergerak, dan kognitif.

B. Kemampuan yang Dimiliki Anak Usia 1 Tahun

Pada usia 1 tahun, anak mungkin akan segera bisa berjalan secara bertahap. Hal ini
dikarenakan kekuatan tulangnya telah mampu menopang berat badannya, sehingga
anak menjadi lebih aktif untuk bergerak. Tak hanya itu, anak juga sudah mulai mau
memakan camilan sendiri, lebih sering berceloteh, dan mungkin akan lebih berisik
daripada sebelumnya.
Selain aktivitasnya yang meningkat, perkembangan anak 1 tahun juga ditandai
dengan kemampuan merespons ucapan orang di sekitar. Di usianya tersebut, Si
Kecil akan lebih mudah diajak berkomunikasi dua arah, misalnya sudah mulai bisa
menunjuk benda yang Anda ucapkan. Selain itu, anak usia satu tahun sudah bisa
diajari sopan santun, seperti mengucapkan terima kasih dan tolong.

Perilaku mereka juga akan lebih mudah diarahkan oleh orang tua atau pengasuh.
Anak-anak seusia ini akan lebih mudah dibujuk, misalnya untuk membantu orang
tua atau pengasuh merapikan mainan. Tapi orang tua jangan kaget bila anak
memiliki perkembangan perilaku yang lebih impulsif, seperti suka memberantakkan
mainan.

Bentuk kenakalan lainnya dari anak adalah melempar, mendorong, dan memukul-
mukul benda yang ada di dekatnya.Mereka juga dengan senang hati membuka
lemari hanya untuk mengeluarkan semua benda di dalamnya untuk kemudian
dijadikan mainan. Bahkan, membentur-benturkan benda-benda yang ada di
dekatnya, seperti panci dan wajan, mungkin akan menjadi kebiasaannya yang baru.
Pada masa ini, tumbuh kesenangan di dalam diri mereka saat mendengarkan suara.

C. Perkembangan Anak secara Emosional

Ketika menginjak usia 1 tahun, anak Anda tidak hanya lebih aktif untuk bergerak
dari sebelumnya, tapi juga diikuti oleh perkembangan emosional yang semakin jelas
terlihat. Berikut adalah perkembangan emosional pada diri anak usia 1 tahun:

 Si Kecil akan menangis saat ditinggal ayah atau ibu.


 Merasa gugup atau malu saat bertemu orang yang baru dikenal atau dilihatnya.
 Memiliki kedekatan pada orang-orang tertentu, misalnya ibu dan ayahnya.
 Untuk mendapatkan perhatian dari orang-orang di sekitarnya, anak biasanya akan
mengulang tindakan atau membuat suara tertentu.
 Dalam menghadapi situasi tertentu, anak usia 1 tahun akan menunjukkan rasa
takut.
 Sudah pandai saat diajak bermain cilukba.
 Anak mulai bersedia mengulurkan tangan atau kaki saat dipakaikan baju dan
celana.

Melihat perkembangan anak 1 tahun mungkin kadang menimbulkan rasa frustrasi,


mengingat tingkah mereka yang kini sering membuat rumah berantakan. Selain itu,
orang tua juga jadi merasa khawatir saat pergi atau bekerja, karena anak usia 1 tahun
mulai sering menangis saat ditinggal. Namun, tetaplah menikmati tahapan yang
sedang dialami Si Kecil ini. Suatu hari nanti, momen ini akan terkenang dan anda
akan merindukannya sebagai saat-saat yang berharga.
D. Tumbuh Kembang yang Dimiliki Anak Usia 2 Tahun

Tahapan tumbuh kembang tiap anak berbeda-beda sesuai usianya.Ketika anak berusia
dua tahun, otaknya telah membentuk hubungan antar saraf yang tidak terhitung
jumlahnya. Hal ini membantunya untuk memahami apa, bagaimana dan kenapa dunia
kecilnya demikian.Tumbuh Kembang Anak 2 Tahun

Berikut adalah beberapa tumbuh kembang anak berusia dua tahun secara umum:

 Pertumbuhan fisik

Mencakup tumbuhnya 16 gigi pertama, namun jumlah sebenarnya bisa sangat


bervariasi. Pertumbuhan fisik juga mencakup kenaikan berat badan, tinggi badan,
dan lingkar kepala.Idealnya, berat badan anak dua tahun berkisar 10-13 kilogram
dengan tinggi badan anak mencapai kisaran 84-89 cm.

 Perkembangan sensorik dan kognitif


 Anak usia ini dapat berbicara dengan menggabungkan 2-3 kata dan kosakata
meningkat menjadi sekitar 50-300 kata, walaupun jumlah tersebut bisa sangat
bervariasi. Dengan kosa kata yang makin banyak, anak mulai bisa berkomunikasi
tentang kebutuhanannya. Hal-hal semacam ingin ke toilet, sedang haus atau
sedang lapar, kini bisa disampaikannya dengan lebih jelas.Selain itu, anak mulai
bisa memakai dan melepas baju sendiri. Anak bisa menunjukkan objek yang
Anda sebutkan dan mulai mengetahui nama-nama anggota keluarga atau orang
yang dekat dengannya, serta mengetahui bagian-bagian tubuhnya.
 Perkembangan keterampilan motorik

Mencakup kemampuan untuk bisa berlari dengan koordinasi yang lebih baik.
Selain itu, keseimbangan anak juga telah menjadi lebih baik. Anak bisa berdiri
sambil mengambil objek, melempar bola, dan bisa menendang bola tanpa
kehilangan keseimbangan. Anak juga mulai terampil di lingkungannya, dia bisa
memutar gagang pintu, bisa memerhatikan buku dan membalik halamannya, bisa
menyusun balok mainan, dan siap untuk menjalani toilet training. Anak juga bisa
berjalan menaiki atau menuruni tangga sendiri sambil berpegangan, namun
sebaiknya tetap didampingi orangtua. Untuk melatih kemampuan tersebut pada Si
Kecil, Bunda dan Ayah bisa melakukan beberapa cara untuk melatih
keterampilan motorik anak.

E. Tahap Perkembangan Motorik Anak Usia 3 Tahun


1) Kemampuan Motorik Halus
Anak berusia 3 tahun sudah memiliki kemampuan motorik halus sebagai berikut:

 Mampu mencuci dan melap tangan sendiri.


 Mampu makan menggunakan sendok dan garpu sendiri, bahkan mampu
menyendok kuah dari mangkuk.
 Mampu membawa wadah tanpa menumpahkan isinya.Mampu memakai
pakaian sendiri.
 Mampu membolak-balik halaman buku.
 Mampu mewarnai, walau masih keluar garis.
 Mampu membuat menara dari 9 balok kecil.
 Mampu menggunakan satu tangan hampir di semua aktivitas.

Setelah mengetahui apa saja hal-hal yang menjadi perkembangan motorik halus
pada anak, sekarang saatnya ibu mencari tahu bagaimana cara menstimulasi
motorik halus yang dimiliki anak. Berikut ini beberapa cara yang dapat ibu
lakukan:

1. Berikan Buku Gambar

Berikan Si Kecil buku gambar atau kertas kosong serta alat tulis dan pensil
warna, lalu biarkan ia menggambar sesuka hatinya. Ibu juga bisa sekalian
mengajarkannya cara memegang alat tulis dengan benar.

2. Berikan Buku Aktivitas

Sekarang ini sudah ada berbagai macam buku aktivitas khusus anak berusia 3
tahun yang bisa ibu dapatkan di toko buku. Aktivitas yang ada di dalam buku
tersebut, meliputi mewarnai dan membuat aneka bentuk geometris dengan cara
menghubungkan titik-titik. Nah, mendorong Si Kecil mengerjakan aktivitas-
aktivitas semacam itu bukan hanya bisa mengasah motorik halusnya, tetapi
juga meningkatkan kecerdasannya.

3. Berikan Buku Cerita

Membiasakan anak membaca buku sejak dini dapat memberikan banyak


manfaat untuk dirinya di kemudian hari. Nah, ibu bisa membelikan Si Kecil
buku cerita dengan gambar-gambar yang menarik agar ia mau membolak-
balik setiap halamannya. Mampu naik turun tangga dengan kaki kanan dan
kiri secara bergantian.

2) Motorik Kasar

Anak berusia 3 tahun sudah memiliki kemampuan motorik kasar sebagai berikut:

 Mampu berlari tanpa sering terjatuh, bahkan dapat berlari sambil


 Mampu berdiri seimbang dengan satu kaki dalam jangka waktu yang
menghindari hambatan pendek.
 Mendarat dengan dua kaki, bahkan bisa melompat dari undakan setinggi 15
sentimeter.
 Mampu melempar bola di atas kepala dan menangkap bola yang dilemparkan
kepadanya.
 Mampu menendang bola besar.
 Mampu mengayuh sepeda kecil beroda tiga.
Untuk menstimulasi perkembangan motorik kasar pada anak, ibu bisa
mengajaknya bermain di taman. Gunakan alat main yang tersedia, seperti
perosotan, trampoline kecil, dan panjatan. Ketika Si Kecil asik bermain di taman
bermain, tanpa sadar ia akan sering melompat, naik tangga, memanjat, dan
sebagainya. Selain bermain di taman bermain, ibu juga bisa mengajaknya
bermain bola atau naik sepeda. Ajak anak bermain pura-pura menjadi pesawat
terbang. Mintalah ia untuk

F. Perkembangan Anak Usia 4 Tahun

Sedangkan perkembangan motorik anak berusia 4 tahun ditandai dengan , selain


sudah lancar berlari dan melompat, keseimbangan anak berusia 4 tahun juga sudah
semakin baik. Hal ini terbukti dari kemampuannya untuk berjalan pada garis lurus
dan melompat dengan satu kaki. Si Kecil sudah mahir naik tangga dengan kaki kanan
dan kiri melangkah secara bergantian tanpa dibantu. Bahkan ia sudah bisa memanjat
pohon. Selain itu, anak mampu melompat dari ketinggian 15 cm, melompat ke depan
10 kali tanpa terjatuh serta berlari, lalu menikung, dan berhenti secara terkontrol.
Dilansir dari Help Me Grow, situs yang dikelola oleh lembaga-lembaga di Minnesota,
ada cara yang bisa ibu lakukan untuk menstimulasi kemampuanmotorik Si Kecil,
seperti:

 Melatih anak berjalan lurus menyusuri satu baris ubin, tapi kakinya tidak boleh
keluar dari kotak-kotak ubin tersebut. Mintalah anak berjalan lurus ke depan dan
mundur ke belakang.
 Selain itu, ibu juga bisa menyusun batu bata berjejer memanjang, lalu minta Si
Kecil berjalan di atasnya. Saat sedang berjalan di trotoar, ibu bisa meminta Si
Kecil untuk berjalan meniti di pinggir trotoar. Cara ini meningkatkan
keseimbangan anak.
G. PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI

Untuk menjadikan anak cerdas, kreatif, dan berkarakter, memang harus distimulasi
sejak dini.Salah satu upaya untuk mencapai itu adalah memberikan mereka pelajaran
seni. Diketahui, usia dini merupakan periode emas untuk melakukan proses
stimulasi aktif sebagai bekal perkembangan serta pertumbuhan kelak saat dewasa.
Pada usia dini, anak sudah mampu menerima keterampilan dan pengajaran sebagai
dasar pengetahuan dan proses berpikir melalui otak.

Otak manusia sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu otak kiri dan otak kanan
dengan fungsi yang berbeda. Otak kiri biasa diidentikkan dengan rapi, perbedaan,
angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, logika, terstruktur, analitis, matematis,
sistematis, linear dan tahap demi tahap, sedangkan, otak kanan diidentikkan dengan
kreativitas, persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk atau ruang, emosi, musik dan
warna, berpikir lateral, tidak terstruktur, dan cenderung tidak memikirkan hal-hal
yang terlalu mendetail. Untuk mencapai anak yang cerdas, kedua otak ini musti
distimulasi secara bersamaan; termasuk yang mengembangkan aspek seni. Fabiola
Priscilla Setiawan (2010) menyatakan bahwa pendidikan seni berperan penting
untuk merangsang perkembangan belahan otak bagian kanan anak.Pelajaran seni
terbukti dapat meningkatkan kepandaian berekspresi anak, pemahaman sisi-sisi
kemanusiaan, kepekaan dan konsentrasi yang tinggi, serta kreativitas yang gemilang.
Dengan begitu, diharapkan anak yang diberikan kebebasan untuk mengembangkan
bakat seninya seperti melukis, menulis puisi, bernyanyi atau bermain alat musik,
akan mudah menapaki tangga menuju puncak prestasi. Orang tua tentu bangga
dengan pencapaian buah hatinya tersebut.

Contohnya adalah pada saat anak melukis, biasanya pikirannya akan mengingat
benda atau seseorang yang pernah dilihatnya. Dengan begitu, daya ingatnya akan
terus terasah. Melukis juga mengembangkan kreativitas anak karena membuat
sesuatu dari tidak ada menjadi ada.Banyak gagasan lama menjadi baru saat anak
menggambar. Misalnya saat melukis gunung, dia akan menambah gambar burung
atau sawah. Padahal, dari pemandangan gunung yang dia lihat sendiri tidak ada
burung.Ini menunjukkan tingkat kreativitas anak mulai tumbuh.

Melukis juga dapat menambah perbendaharaan bahasa dan kosakata anak. Caranya,
biarkan dia menceritakan gambar apa saja yang baru dia buat. Tidak hanya
menjelaskan gambar, minta dia membuat kisah dibaliknya.Daya khayal dan
imajinasi anak juga mulai dikembangkan pada saat itu.

Sementara dari sisi emosi, pendidikan seni dapat berfungsi sebagai alat untuk
mengasah kepekaan dan rasa kepedulian sosial anak. Dengan membuat puisi
misalnya, anak akan berusaha mengeluarkan pendapat dan perasaan yang terpendam
di lubuk hatinya ketika melihat kondisi lingkungan terdekatnya. Anak akan lebih
peka dan perhatian dengan apa-apa saja kejadian yang terjadi pada dirinya dan
sekelilingnya. Rasa empati terhadap penderitaan dan kesusahan orang lain juga ikut
terlatih.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menjadikan manusia yang seutuhnya memang harus dimulai sejak dini; khususnya
pengembangan aspek efektif pada anak.Seni terbukti mampu menjadikan efektif anak
lebih baik.Hal tersebut dikarenakan adanya keseimbangan antara otak kiri dan otak
kanan.Namun, yang terjadi saat ini fungsi otak kanan cenderung ditinggalkan. Orang
tua dan guru merasa bahwa pengembangan otak kiri lebih penting.Pun dikarenakan
mereka (orang tua dan guru) belum terbiasa mengembangkannya. Untuk itu, mereka
harus lebih memahami psikologi perkembangan anak untuk mengembangkan fungsi
otak anak secara seimbang.

B. Implikasi
Berdasarkan pemaparan materi di atas bahwa, penting sekali sebagai seorang
pendidik maupun orang tua mengetahui pengertian dan ruang lingkup psikologi
perkembangan anak, agar dapat membantu proses lembaga pendidikan sehingga
tercapai tujuan pengembangan aspek efektif pada perkembangan anak.
DAFTAR PUSTAKA

https://dosenpsikologi.com/fakta-kepribadian-anak-usi-4-tahun

https://www.halodoc.com/artikel/tahap-perkembangan-motorik-anak-usia-3-tahun

https://www.alodokter.com/idealnya-tumbuh-kembang-anak-2-tahun-adalah-
seperti-ini

https://www.alodokter.com/bentuk-bentuk-keisengan-pada-anak-1-tahun

Anda mungkin juga menyukai