Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PROSES MENUA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan 2


Stase Keperawatan Gerontik di PSTW Magetan

Disusun Oleh:
LAILA THORIQ
NIM : 18613184

PRODI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PONOROGO
2020

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan oleh :


Nama : Laila Thoriq
NIM : 18613184
Prodi/Fak : DIII Keperawatan/ Fakultas Ilmu Kesehatan
Institusi : Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Judul : Proses Menua/ anging process
telah disetujuan dalam rangka praktik klinik keperawatan gerontik di Panti sosial tresna
werda magetan pada bulan Desember 2020.

Penyusun

Laila Thoriq

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan


BAB II
KONSEP MENUA

A. DEFINISI MENUA
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam kehidupan manusia.
Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupanya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran
fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong,
pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakkan lambat, dan figure tubuh
yang tidak proporsional (Wahyudi Nugroho, 2008 ).
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu
tertentu, tapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah
yang berarti telah melalui 3 tahap kehidupannya yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini
berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya pemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan lambat, dan postur tubuh tidak proporsional. (Nugroho, 2010)
Penuaan adalah suatu proses salami yang tidak dapat dihindari,berjalan terus menerus,
dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis dan
bio kimia pada tubuh sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan ( Maryam, R,Siti dkk,2008 ).
B. TEORI PROSES PENUAAN
Teori penuaan secara umum dapat dibedakan menjadi dua yaitu teori penuaan secara
biologi dan teori penuaan psikososial.
1) Teori Biologi
a) Teori genetic dan mutasi ( Somatic Mutatie Theory) Menurut teori ini menua telah
terprogram secara genetic untuk spesies – spesies tertentu. Menua terjadi akibat dari
perubahan biokimia yang deprogram oleh molekul – molekul / DNA dan setiap sel pada
saatnya akan mengalami mutasi. Sebagai contoh yang khas adalah mutasi dari sel – sel
kelamin ( terjadi penurunan kemampuan fungsional sel ).
b) Pemakaian dan rusak kelebihan usaha dan strees menyebabkan sel – sel tubuh lelah
( terpakai).
c) Pengumpulan dari pigmen atau lemak dalam tubuh yang disebut teori akumulasi dari
produk sisa. Sebagai contoh adanya pigmen Lipofuchine di sel otot jantung dan sel
susunan syaraf pusat pada orang lanjut usia yang mengakibatkan menganggu fungsi sel itu
sendiri.
d) Peningkatan jumlah kolagen dalam jaringan.
e) Reaksi dari kekebalan sendiri ( Auto Immune Theory )
Di dalam proses metabolisme tubuh, suatu saat di produksi suatu zat khusus. Ada jaringan
tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebutsehingga jaringan tubuh menjadi
lemah dan sakit. Sebagai contoh ialah tambahan kelejar timus yangada pada usia dewasa
berinvolusi dan semenjak ituterjadilah kelainan autoimun.
f) Theory Immunology Slow Virus ( immunologySlow Virus Theory )
Sistem imun menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke dalam
tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.
g) Teory stress
Menua terjadi akibat hilangnya sel – sel yang biasa digunakan tubuh. Regenerasi jaringan
tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal, kelebihan usaha dan stress
menyebabkan sel – sel tubuh lelah terpakai.
h) Teori radikal bebas
Radikal bebas dapat terbentuk di dalam bebas, tidak stabilnya radikal bebas ( kelompok
atom)
mengakibatkan oksidasi oksigen bahan – bahan organik seperti karbohidrat dan proteon.
Radikal ini menyebabkan sel – sel tidak dapat regenerasi.
i) Teori rantai silang
Sel – sel yang tua atau using, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kuat, khususnya
ini
menyebabkan kurangnya elastis, kekacauan, dan hilangnya fungsi.
j) Teory program
Kemampuan organisme untuk menetapkan jumlah sel yang membelah setelah sel – sel
tersebut mati. ( Siti Bandiyah,2009)
2) Teori Kejiwaan Sosial
a) Aktivitas atau kegiatan ( Activity Theory )
(1) Ketentuan akan meningkatnya pada penurunan jumlah kegiatan secara langsung.
Teori ini menyatakan bahwa pada lanjut usia yang sukses adalah merek yang aktif dan
ikut banyak dalam kegiatan sosial.
(2) Ukuran optimum ( pola hidup ) dilanjutkan pada cara hidup dari lanjut usia.
(3) Mempertahankan hubungan antara sistem sosial dan individu agar tetap stabil dari
usia pertengahan ke lanjut usia.
b) Kepribadian berlanjut ( Continuity Theory )
Dasar kepribadian atau tingkah laku tidak berubah pada lanjut usia. Pada teori ini
menyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada seseorang yang lanjut usia dipengaruhi
oleh tipe personality yang dimilikinya.
c) Teori pembebasan ( Didengagement Theory )
Teori ini menyatakan bahwa dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur –
angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya atau menarik diri dari pergaulan
sekitarnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara
kualitas maupun kuantitas sehingga sering terjadi kehilangan ganda ( Triple Loos ),
yakni :
(1) Kehilangan peran ( Loss of Role )
(2) Hambatan kontak sosial ( Restrastion of Contracts and Relation Ships )
(3) Berkurangnya komitmen ( Reuced commitmentto Social Mores and Values ) ( Siti
Bandiyah, 2009 )
C. PERUBAHAN – PERUBAHAN YANG TERJADI PADA LANJUT USIA
1) Sel
a) Lebih sedikit jumlahnya.
b) Lebih besar ukuranya.
c) Berkurangngnya jumlah cairan tubuh dan
a) berkurangnya cairan intraseluler.
d) Menurunya proporsi protein di otak, otot, ginjal dan
b) darah dan hati.
c) Jumlah sel otak menurun.
d) Terganggunya mekanisme perbaikan sel.
e) Otak menjadi atrofis beratnya berkurang 5 – 10 %
2) Sistem pernafasan
a) Berat otak menurun 10 – 20 % ( setiap orangberkurang sel saraf otaknya dalam setiap
harinya )
b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya kratin.
e) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa /
stress.

3) Sistem Penglihatan
a) Sfingter pupil timbul sklerosis dan hilangnya respon terhadap sinar.
b) Kornea lebih berbentuk sferis ( bola )
c) Lensa lebih suram ( kekeruhan pada lensa ) menjadi katarak, jelas menyebabkan
gangguan penglihatan.
d) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap kegelapan lebih lambat,
dan sudah melihat dalam cahaya gelap.
e) Hilangnya daya akomodasi.
f) Menurunnya lapangan pandang.
g) Menurunya daya membedakan warna biru atau hijau pada skala.
4) Sistem pendengaran
a) Presbiakusis ( gangguan pada pendengaran ).
Hilangnya kemampuan ( daya ) pendengaran pada telinga dalam terutama
terhadap bunyi atau suara – suara atau nada – tinggi, suara yang tidak jelas, sulit mengerti
kata – kata 50 % terjadi pada usia di atas umur 65 tahun.
b) Membran timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis.
c) Terjadinya pengumpulan cerumen dapat mengeras karena meningkatnya kratin.
d) Pendengaran bertambah menurun pada lanjut usia yang mengalami ketegangan jiwa /
stress.
5) Sistem kardiovaskuler
a) Elastisitas, dinding aorta menurun.
b) Katup jantung menebal dan menjadi kaku.
c) Kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun sesudah berumur 20
tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumennya.
d) Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer
untuk oksigenasi.
e) Tekanan darah meninggi diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah
perifer.
6) Sistem respirasi
a) Otot – otot pernafasan kehilangan kekuatan dan menjadi kaku.
b) Menurunya aktivitas dari silia.
c) Paru – paru kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih berat,
kapasitas pernafasan maksimum menurun, dan kedalaman bernafas menurun.
d) Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya berkurang.
e) Kemampuan untuk batuk berkurang.
f) Kemampuan pegas, dinding, dada, dan kekuatan otot pernafasan akan menurun seiring
dengan pertambahan usia.
7) Sistem kulit ( Integumentary System )
a) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
b) Permukaan kulit kasar dan bersisik ( karena kehilangan proses keratinasi serta perubahan
ukuran dan bentuk – bentuk sel epidermis.
c) Mekanisme proteksi kulit menurun : Produksi serum menurun , penurunan produksi VTD,
gangguan permegtansi kulit.
d) Kulit kepala dan rambut menipis berwarna kelabu.
e) Berkurangnya elastisitas akibat dari menurunnya cairan dan vaskularisasi.
f) Kuku jari menjadi keras dan rapuh.
g) Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk. ( Siti Bandiyah, 2009 )

D. TUGAS PERKEMBANGAN LANSIA


Menurut Patricia Gonce Morton, dkk (2011) tugas perkembangan keluarga adalah
sebagai berikut:
1. Memutuskan dimana dan bagaimana akan menjalani hidup selama sisa umurnya
2. Memelihara hubungan yang supportif, intim dan memuaskan dengan pasangan
hidupnya, keluarga dan teman
3. Memelihara lingkungan rumah yang adekuat dan memuaskan terkait dengan status
kesehatan dan ekonomi
4. Menyiapkan pendapatan yang memadai
5. Memelihara tingkat kesehatan yang maksimal
6. Mendapatkan perawatan kesehatan dan gigi yang komprehensif
7. Memelihara kesehatan diri
8. Menjaga komunikasi dan kontak yang adekuat dengan keluarga dan teman
9. Memelihara keterlibatan sosial, sipil dan politisi
10. Memulai hobi baru (selain kegiatan sebelumnya) yang dapat meningkatkan status
11. Mengakui dan merasakan bahwa ia dibutuhnya
12. Menemukan arti hidup setelah pensiun dan saat menghadapi penyakit diri dan
pasangan hidup dan kematian pasangan hidup dan orang yang disayangi,
menyesuaikan diri dengan orang yang disayangi
13. Membangun filosofi hidup yang bermakna dan menemukan kenyamanan dalam
filosofi atau agama
E. PATHWAY PROSES MENUA

Proses menua

Perubahan fisiologi Perubahan Perubahan sosial


psikologis

Pemasukan nutrisi Kehilangan status


menurun Penurunan daya ingat, sosial hubungan
tingkat pend rendah keluarga dan
Penurunan aktifitas masyarakat
Fungsi
intelektual
Depresi
Penurunan fungsi
sendi otot,
pendengaran, Demensia
penglihatan

Perasaan sedih Mudah merasa tersinggung

Merasa kurang diperhatikan Tidak dapat


Perasaan tidak tenang
menjaga perawatan
diri (mandi,
Takut
membasuh daerah
genetalia
Perubahan cara hidup
denganbersih
masuk PSTW
BAB/BAK,
Terjadi penurunan minat berpakaian )
membersihkan tubuh Perubahan psikososial
Hambatan
lingkungan: Tubuh
MK: Defisit berbau tidak sedap
MK: Menarik diri
perawatan diri
MK: Gangguan
pola tidur
F. MASALAH YANG SERING MUNCUL PADA LANSIA
1. Fisik atau biologis
a. Nutrisi : Obesitas, porsi makan menurun
b. Cairan dan elektrolit : input dan output
c. Hipertensi : tekanan darah, pusing, insomnia
d. Integritas kulit : kerusakan lapisan kulit, gangguan permukaan kulit
e. Nyeri : skala nyeri
f. Eliminasi : konstipasi, melena
g. Istirahat tidur : insomnia, pola tidur, jam tidur
h. Personal hygiene : defisit perawatan diri, kebersihan diri
i. Imobilitas : keterbatasan aktivitas, resiko cidera
j. Gangguan pancaindera : penurunan pada pendengaran penglihatan
k. Gangguan pola nafas : penyempitan jalan nafas, adanya secret
2. Psiko-sosial
a. Menarik diri : penurunan kemampuan bersosialisasi
b. Delirium : kesadaran menurun, gangguan kognitif dan emosional
c. Isolasi sosial : penurunan kemampuan bersosialisasi, berdiam diri
d. Depresi : muncul perasaan yang tidak stabil
e. Harga diri rendah : harga diri rendah
f. Koping yang tidak adekuat
g. Cemas

3. Spiritual
a. Reaksi berkabung atau berduka
b. Penolakan terhadap proses penuaan
c. Marah terhadap Tuhan
d. Ketidakmampuan ibadah secara tepat
F. PENYAKIT PADA LANSIA
1. Penyakit sistem paru dan kardiovaskuler
a. Paru-paru
Fungsi paru-paru mengalami kemunduran disebabkan berkurangnya elastisitas
jaringan paru-paru dan dinding dada, berkurangnya kekuatan kontraksi otot
pernafasan sehingga menyebabkan sulit bernafas. Infeksi sering diderita pada lanjut
usia diantaranya pneumonia, kematian cukup tinggi sampai 40% yang terjadi karena
daya tahan tubuh yang menurun. Tuberkulosis pada lansia diperkirakan masih cukup
tinggi.
b. Jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler)
Pada orang lanjut usia, umumnya besar jantung akan sedikitmenurun. Yang
paling banyak mengalami penurunan adalah rongga bilik kiri, akibat semakin
berkurangnya aktivitas dan juga mengalami penurunan adalah besarnya sel-sel otot
jantung hingga menyebabkan menurunnya kekuatan otot jantung.Pada lansia,
tekanan darah meningkat secara bertahap. Elastisitas jantung pada orang berusia 70
tahun menurun sekitar 50 % dibanding orang berusia 20 tahun.Tekanan darah pada
wanita tua mencapai 170/90 mmHg dan pada pria tua mencapai 160/100 mmHg
masih dianggap normal.
Pada lansia banyak dijumpai penyakit jantung koroner yang disebut jantung
iskemi. Perubahan-perubahan yang dapat dijumpai pada penderita jantung iskemi
adalah pada pembuluh darah jantung akibat arteriosklerosis serta faktor pencetusnya
bisa karena banyak merokok,kadar kolesterol tinggi, penderita diabetes mellitus dan
berat badan berlebihan serta kurang berolah raga. Masalah lain pada lansia adalah
hipertensi yang sering ditemukan dan menjadi faktor utama penyebab stroke dan
penyakit jantung koroner.
2. Penyakit pencernaan makanan
Penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan lansia antara lain:
gastritisdan ulkus peptikum, dengan gejala yang biasanya tidak spesifik, penurunan
berat badan, mual-mual, perut terasa tidak enak. Namun keluhan seperti kembung, perut
terasa tidak enak seringkali akibat ketidakmampuan mencerna makanan karena
menurunnya fungsi kelenjar pencernaan. Sembelit/konstipasi kurang nafsu makan juga
sering dijumpai.
3. Penyakit sistem urogenital
Pada pria berusia lebih dari 50 tahun bisa terjadi pembesaran kelenjar prostat
(hipertrofi prostat), yang mengakibatkan gangguan buang air kecil, sedangkan pria
lanjut usia banyak dijumpai kanker pada kelenjar prostat. Pada wanita bisa dijumpai
peradangan kandung kemih sampai peradangan ginjal akibat gangguan buang air kecil.
Keadaan ini disebabkan berkurangnya tonus kandung kemih dan adanya tumor yang
menyumbat saluran kemih.
4. Penyakit gangguan endokrin (metabolik)
Dalam sistem endokrin, ada hormon yang diproduksi dalam jumlah besar di saat
stress dan berperan penting dalam reaksi mengatasi stress. Oleh karena itu, dengan
mundurnya produksi hormon inilah lanjut usia kurang mampu menghadapi stress.
Menurunnya hormon tiroid juga menyebabkan lansia tampak lesu dan kurang bergairah.
Kemunduran fungsi kelenjar endokrin lainnya seperti adanya menopause pada wanita,
sedang pada pria terjadi penurunan sekresi kelenjar testis. Penyakit metabolik yang
banyak dijumpai ialah diabetas melitus dan osteoporosis.
5. Penyakit pada persendian tulang
Penyakit pada sendi ini adalah akibat degenerasi atau kerusakan pada permukaan
sendi-sendi tulang yang banyak dijumpai pada lansia. Lansia sering mengeluhkan linu-
linu, pegal dan kadang-kadang terasa nyeri. Biasanya yang terkena adalah persendian
pada jari-jari, tulang punggung, sendi-sendi lutut dan panggul. Gangguan metabolisme
asam urat dalam tubuh (gout) menyebabkan nyeri yang sifatnya akut. Terjadinya
osteoporosis menjadi menyebab tulang-tulang lanjut usia mudah patah. Biasanya patah
tulang terjadi karena lanjut usia tersebut jatuh, akibat kekuatan otot berkurang,
koordinasi anggota badan menurun, mendadak pusing, penglihatan yang kurang baik
dan bisa karena cahaya kurang terang dan lantai yang licin.
6. penyakit yang disebabkan proses keganasan
Penyebab pasti belum diketahui, hanya nampak makin tua seseorang makin
mudah dihinggapi penyakit kanker. Pada wanita, kanker banyak dijumpai pada rahim,
payudara dan saluran pencernaan, yang biasanya dimulai pada usia 50 tahun. Kanker
pada pria paling banyak dijumpai pada paru-paru, saluran pencernaan dan kelenjar
prostat.
7. penyakit-penyakit lainnya
Penyakit saraf yang terpenting adalah akibat kerusakan pembuluh darah otak yang dapat
mengakibatkan perdarahan otak atau menimbulkan kepikunan (senilis) (Siti
Bandiyah,2009)
.
G. CARA HIDUP SEHAT PADA LANSIA
1. Makan makanan yang bergizi dan seimbang
2. Minum air putih 1,5 – 2 liter
3. Olahraga teratur
4. Istirahat dan tidur yang cukup
5. Menjaga kebersihan
6. Minum suplemen gizi yang diperlukan
7. Memeriksa kesehatan secara teratur
8. Mental dan batin yang tenang dan seimbang
9. Rekreasi
10. Hubungan antar sesama yang sehat
11. Back to nature (kembali ke alam)
12. Semua yang dilakukan tidak berlebihan Siti Bandiyah,2009
BAB II
DAFTAR PUSTAKA

Bandiyah, Siti. 2009. Lanjut Usia dan Keperawatan Genoritik. Nuha Medika. Yogyakarta. 

Jayanti, Sedyowinarso & Madyaningrum, 2018. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat


Depresi Lansia di Panti Werdha Wiloso Wredho Purworejo. Jurnal Ilmu Keperawatan,
3(2), pp. 133-138

Maryam, R,Siti dkk. 2008. Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba

Nugroho. 2010. Keperawatan Gerontik. Jakarta : EGC

Patricia Gonce Morton, dkk. 2011. Keperawatan Kritis: Pendekatan Asuhan Holistic. Jakarta:
EGC

Wahyudi, Nugroho., 2008 . Keperawatan Gerontik dan Geriatrik. Edisi 3. Jakarta : EGC.


76-7. 2.

Anda mungkin juga menyukai