Anda di halaman 1dari 25

EJAAN DAN TANDA BACA

BAHASA INDONESIA

Disusun Oleh:

Ajeng Ambarwati
(C.131.19.0073)

UNIVERSITAS SEMARANG
FAKULTAS SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2019

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

            Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang “Ejaan dan
Tanda Baca”.

Tujuan dari penyusunan makalah ini untuk menambah wawasan tentang pengetahuan Bahasa secara
meluas. Sehingga besar harapan kami, makalah yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi
pengembang wawasan pembaca.

            Akhirnya kami menyadari dalam penulisan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik dan saran agar penyusunan makalah selanjutnya
menjadi lebih. Semoga laporan ini memberi manfaat bagi banyak pihak. Amiin.

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

                                                                                                 Semarang, 28 Maret 2020

                                                                                                             Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................... 1

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

Latar Belakang........................................................................................................................................3

Rumusan Masalah..................................................................................................................................3

Tujuan Pembahasan...............................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................5

Tahapan Ejaan........................................................................................................................................5

Ruang Lingkup EYD................................................................................................................................6

Teori Tanda Baca....................................................................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................................................23

Kesimpulan............................................................................................................................................24

Saran.....................................................................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................................26

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ejaan adalah seperangkat aturan atau kaidah pelambang bunyi bahasa, pemisahan,
penggabungan, dan penulisanya dalam suatu bahas. Batasan tersebut menunjukan pengertian
kata ejaan  berbeda dengan kata mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalakan huruf, suku kata, atau
kata, sedangakan ejaan  adalah suatu sistem aturan yang jauh lebih luas dari sekedar masalah pelafalan.
Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan bahasa dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca
sebagai sarananya.
Ejaan merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai  bahasa demi keteraturan dan
keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Keteraturan dalam bentuk akan berimplikasi pada
ketepatan dan kejelasan makna. Ibarat sedang menyetir kendaraan, ejaan adalah rambu lalu lintas yang
harus dipatuhi oleh setiap pengemudi. Jika para pengemudi mematuhi rambu itu, terciptalah lalu lintas
yang tertib, teratur, dan tidak semrawut. Seperti itulah kira – kira bentuk hubungan antara pemakai dengan
ejaan.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD yang resmi
mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972 ini memang upaya penyempurnaan ejaan yang sudah
dipakai selam dua puluh lima tahun sebelumnya yang dikenal dengan nama Ejaan Republik atau Ejaan
Soewandi (Menteri PP dan K Republik Indonesia pada tahun itu diresmikan pada tahun 1947). Sebelum
Ejaan Soewandi telah ada ejaan yang merupakan ejaan pertama Bahasa Indonesia yaitu Ejaan Van
Ophuysen (nama seorang guru besar Belanda yang juga pemerhati bahasa) yang diberlakukan pada tahun
1901 oleh pemerintah Belanda yang menjajah Indonesia pada masa itu. Ejaan Van Ophuysen tidak berlaku
lagi pada tahun 1947.

1.2 Masalah
Pada masalah ini, kami akan menjelaskan bagaimana cara penggunaan tanda baca yang baik dan
benar. Di sini kami menuliskan macam macam tanda baca beserta aturan letak penggunaan dan fungsi
dari macam-macam tanda baca tersebut, sehingga kita bisa memahami bagaimana cara penggunaan
tanda baca yang baik dan benar, karena dalam aturan penggunaan tanda baca, banyak sekali masalah
masalah penulisan tanda baca yang kurang tepat sehingga terkadang sulit untuk memahami isi tentang
tulisan yang ditulis dalam sebuah karya tulis.

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin kami capai dari penulisan karya tulis ini adalah:
1. Dapat memahami fungsi dari macam-macam tanda baca yang ada
2. Dapat memahami tata cara dan letak dalam penggunaan tanda baca
3. Dapat membuat sebuah karya tulis dengan tanda baca yang baik dan benar
4. Dapat memahami dan mengembangkan tulisan dengan tanda baca yang baik dan benar.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tahapan-tahapan Perkembangan Ejaan Bahasa Indonesia

1. Ejaan van Ophuijsen


Pada tahun 1901 ditetapkan ejaan bahasa Melayu dengan huruf Latin, yang disebut Ejaan van
Ophuilsen. Van Ophuijsen merancang ejaan itu dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan
Ma‟moer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini
adalahsebagai berikut :
a. Huruf  j dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti; jang, pajung, sajang, pajah. 
b. Huruf oe dipakai untuk menuliskan kata-kata seperti; goeroe, itoe,oemoer.
c. Tanda diakritik, seperti koma, ain dan tanda trema, dipakaiuntuk menuliskan kata-kata
ma’moer, ‘akal, ta’, pa’ 

2. Ejaan Soewandi
Pada tanggal 19 Maret 1947 Ejaan Soewandi diresmikan untuk menggantikan Ejaan van
Ophuijsen. Ejaan baru ini oleh masyarakat diberi julukan Ejaan Republik. Hal-hal yang
perlu diketahui sehubungan dengan pergantian ejaan itu adalah sebagai berikut :
a. Huruf oe diganti dengan u, seperti pada; guru, itu, umur.
b. Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k, seperti pada kata-kata; tak, pak, maklum.
c. Kata ulang boleh ditulis dengan angka-2 , seperti anak2, berjalan2, ke-barat2-an
d. Awalan di- dan kata depan di- kedua-dunya ditulis serangakaidengan kata yang
mengikutinya, seperti kata depan di- pada dirumah, dikebun, disamakan dengan imbuhan
di- pada ditulis, dibuang.

3. Ejaan Melindo
Pada akhir tahun 1959 sidang perutusan Indonesia dan Melayu(Slametmulyana-Nasir bin Ismail,
Ketua) menghasilkan konsep
ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo (Melayu-Indonesia).
Perkembangan politik tahun-tahun berikutnya mengurungkan peresmian ejaan ini.

4. Ejaan bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD)


Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden meresmikan pemakaianEjaan Bahasa Indonesia.
Peresmian ejaan baru itu berdasarkan PutusanPresiden No. 57, Tahun 1972. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Karena penuntun itu perlu
dilengkapi, Panitia PengembanganBahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
yang dibentuk oleh Menteri pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannyatanggal 12
Oktober 1972, No. 156/P/1972, menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnaka yang
berupa pemaparan kaidah ejaan yang luas. Setelah itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
dengan sura putusannya No. 0196/1975 memberlakukan

4
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan
Istilah. Pada tahum 1987 pedoman tersebut direvisi. Edisi revisi dikuatkan dengan Putusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No.0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987. Beberapa hal yang
perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah
sebagai berikut:

a. Perubahan Huruf
Dj, dari djika menjadi jika
Tj, dari tjacap menjadi cakap
Nj, dari njata menjadi nyata
Ch, dari achir menjadi akhir

b. Huruf f, v dan z merupakan unsur serapan dari bahasa asing yang telah diresmikan
pemakaiannya. Misal:
 Khilaf
 Fisik
 Zakat
 Universitas

c. Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidangilmu pengetahuan tetap digunakan,
misalnya pada kata furqan dan xenon.

d. Penulisan di- sebagai awalan dibedakan dengan diyang merupakan kata depan. Sebagai
awalan, di- ditulis serangkai dengan unsur yang menyertainya,sedangkan di sebagai kata
depan ditulis terpisah darikata yang mengikutinya.

e. Kata Ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya angka dua tidak digunakan
sebagai penanda perulangan. Misal:
 Anak-anak, bukan anak2
 Bersalam-salaman, bukan bersalam2an
 Bermain-main, bukan bermain2

2.2 Ruang Lingkup Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)


            Ruang lingkup EYD mencangkup lima aspek, yaitu:
1.                  Pemakaian Huruf
2.                  Penulisan Huruf
3.                  Penulisan Kata
4.                  Penulisan unsure serapan
5.                  Pemakaian Tanda Baca

5
1). Pemakaian huruf membicarakan bagian-bagian dasar dari suatu bahasa, yaitu
1. Abjad                                                                                  
2. Vokal                                                                                  
3. Konsonan
4. Pemenggalan
5. Nama diri

2). Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi
1. Huruf Kapital
2. Huruf Miring

3). Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa
 Kata Dasar
 Kata Turunan
 Kata Ulang
 Gabungan Kata
 Kata Ganti kau, ku, mu,dan  nya
 Kata Depan di, ke,  dan dari
 Kata Sandang si  dan sang
 Partikel
 Singkatan dan Akronim
 Angka dan Lambang Bilangan

4). Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosa kata yang
berasal dari bahasa asing.

5) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam
penulisan dengan kaidanya masing-masing
Di dalam hal ini, kita akan mempelajari ejaan yang nomor lima yaitu penggunaan tanda baca

2.3 Teori Tanda Baca

Dalam pemakaian tanda baca mencakup hal-hal sebagai berikut:

a. Tanda titik (.)

1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan. Misalnya: Nenekku
tinggal di Jawa Tengah.
2. Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan,ihtisar atau daftar. Misalnya:

6
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

3. tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam,menit,dan detik yang menunjukan waktu.
Misalnya: Tsunami di Mentawai terjadi pada hari Senin tanggal 25 Oktober 2010 pukul 22.10 WIB.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka,jam,menit dan detik yang menunjukan jangka waktu.
Misalnya:

Aku menunggu di stasiun kereta api selama 1.45.26 jam.

5. Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya
atau tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka. Misalnya:

Waridah, Ernawati.2008.EYD Seputar Kebahasa-Indonesiaan.Bandung:KawanPustaka.

6. Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya. Misalnya:

Desa ini berpenduduk 25.300 orang.

7. Tanada titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukan
jumlah. Misalnya:

Kakakku lahir pada tahun 1987 di Pringsewu.

8. Tanda titik tidak dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan,ilustrasi,tabel, dan
sebagainya. Misalnya:

Acara Kunjungan Presiden SBY

9. Tanda titik tidak dipakai di belakang nama pengirim dan tanggal surat,serta nama dan alamat
penerima surat. Misalnya:

Jalan Ahmad Yani 64


Pringsewu (tanpa titik)
2 November 2010 (tanp a titik)

b. Tanda koma (,)

1. Dipakai di antara unsure-unsur dalam suatu perincian. Misalnya:

7
Adik membeli tas,buku, pensil, dan penghapus untuk keperluan sekolah.

2. Dipakai untuk memisahkan suatu kalimat setara dengan kalimat setara berikutnya yang didahului
dengan kata hubung seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan. Misanya:

Saya ingin pergi, tetapi dia tidak kunjung datang.

3. Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika anak itu
mendahulai induk kalimatnya. Misalnya:

Kalau hari hujan, dia tidak akan pergi.

4. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dengan induk kalimat jika anak kalimat
mengiringi induk kalimat. Misalnya:
Dia tidak akan pergi kalau hari hujan.
5. dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat yang terdapat pada awal
kalimat. Misalnya:

Kendaraan di jalan semakin padat. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.

6. Dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari dari bagian laindalam kalimat. Misalnya:

Kata Ayah,”Nenek akan datang.”

7. dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikutinya. Misalnya:

Ibu Dra. Lisdwiana Kurniati, M.P.d. adalah dosen Mata Kuliah Penyuluhan Bahasa Indonesia.

8. Dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi. Misalnya:

Semua Mahasiswa STKIP Muhammadiyah, baik laki-laki maupun perempuan, harus mematuhi
peraturan kampus.

9. Dipakai untuk memisahkan kata seperti o, ya, wah, aduh, dari kata lain yang terdapat dalam
kalimat. Misalnya:

Aduh, Kartu Peserta Ujianku tertinggal di rumah!

10. Dipakai diantara nama dan alamat,bagian-bagian alamat, tempat dan tanggal, serta nama tempat
dan wilayah yang ditulis berurutan. Misalnya: Surat-surat ini harap dialamatkan kepada Ketua
Jurusan Bahasa dan Seni, STKIP Muhammadiyah, Jalan Makam, Pringsewu.

8
11. Dipakai untuk menceraikan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka. Misalnya:

Alisjahbana, Sutan Takdir.1949. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia.Djakarta:PT Pustaka Rakyat.

12. Dipakai diantara bagian-bagian dalam catatan kaki. Misalnya:

W.J.S. Poerwadarminta, Bahasa Indonesia untuk Karang-Mengarang(Yogyakarta; UP Indonesia,


19670,hlm.4.

13. Dipakai di muka anka persepuluhan atau diantara rupiahyang dinyatakan dengan angka. Misalnya:

Kedalaman sungai itu hanya 12,5 m.

14. Dipakai untuk menghindari salah salah bacadi belakang keterangan yang terdapat pada awal
kalimat. Misalnya:

Atas bantuan Fara, Intan mengucapkan terima kasih.

15. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsungdari bagian lain yang mengiringinya
jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau seru. Misalnya:

Ke mana Saudara akan pergi?” Tanya Anto.

c. Tanda titik koma (;)

1. Dipakai untuk memisahkan bagian-bagian kalimat yang sejenis dan setara. Misalnya:

Malam semakin larut;tugas kuliah belum selesai juga.

2. Dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan yang setara di dalam kalimat
majemuk. Misalnya:

Saya mengerjakan tugas kuliah; kakak asyik menonton televisi.

d. Tanda titik dua (: )

1. Dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti pemberian.

Ibu memerlukan perabot rumah tangga: kursi, meja,dan lemari.

9
2. Dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.

Misalnya: Acara akan di laksanakan pada:


Hari :
Tempat :
Waktu :

3. Dipakai dalam teks drama sesudah kata yang menunjukan pelaku dalam percakapan. Misalnya:

Amir : “ Baik, Bu,” (mengangkat kompor dan masuk)

4. Dipakai di antara jilid atau nomor dan halaman, diantara bab dan ayat dalam kitab suci,diantara
judul dan anak judul suatu karangan,serta nama kota dan penerbit buku. Misalnya:

Guru agama Islam membacakan surat Al Imron:156.

e. Tanda hubung (-)

1. Tanda hubung menyambung unsure-unsur kata ulang.

Misalnya: Ani memakai baju kemerah-merahan.

2. Tanda hubung boleh digunakan untuk memperjelas hubungan bagian-bagian kata atau ungkapan
dan penghilang bagian kelompok kata. Misalnya: Sesama teman harus memiliki rasa
kesetiakawanan-sosial.
3. Dipakai untuk merangkaikan se dengan kata berikutnya, ke dengan angka, angka dengan an.
Misalnya:

Pada tanggal 17 Agustus se-Indonesia merayakan kemerdekaan.

4. Untuk merangkaikan unsure bahasa Indonesia dengan unsure bahasa asing.Misalnya:

Taufik Hidayat unggul dalam pertandingan bulu tangkis setelah men- smash lawannya.

5. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar yang terpisah oleh pergantian baris, Misalnya:

Di sampina cara-cara lama itu ada juga ca-


Ra yang baru.

6. Menyambung awalan dengan bagian kata di belakangnya atau akhiran dengan bagian katadi
depannya pada pergantian baris. Misalnya:

10
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang canggih.

7. Menyambung huruf kata yang di eja satu-satu dan bagian-bagian tanggal. Misalnya: p-a-n-i-t-i-a

f. Tanda pisah (– )

1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang member penjelasan di luar bangun
kalimat. Misalnya:

Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu sendiri.

2. Dipakai diantara dua bilangan,tanggal atau tempat dengan arti’ sampai ke’ atau ‘sama dengan’.
Misalnya:

Pertandingan sepak bola itu berlangsung dari tanggal 2–8 November 2010.

g. Tanda ellipsis (…)

1. Dipakai dalam kalimat terputus-putus. Misalnya:

Kalau begitu… ya,kita harus semangat.

2. Menunjukan ahwa dalam suatu kalimatada bagian yang di hilangkan. Misalnya: Sebab-sebab
kemerosotan… akan diteliti lebih lanjut.

h. Tanda Tanya (?)

 Dipakai pada akhir kalimat tanya.


 Kapan kamu akan pulang?
 Dipakai di dalam tanda kurunguntuk menyatakan bagian kalimatyang kurang dapat dibuktikan
kebenaranya.
 Uangnya sebanyak 20 juta rupiah(?) hilang.

i. Tanda seru (!)

Dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan.

Alangkah seramnnya peristiwa itu!

j. Tanda kurung ( (…) )

11
 Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.
 Bagian perencanaan sudah selesai menyusun DIK ( Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
 Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan

k. Tanda kurung siku ( […] )

l. Tanda petik (”…”)

m. Tanda petik tunggal (‘…’)

n. Tanda garis miring ( / )

o. Tanda penyingkat atau apostrop ( )

p. Angka dan Lambang Bilangan

Angka lambang bilangan yaitu angka yang dipakai untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor.

Misalnya:

Angka : 0, 1, 2, 3, 4, 5 dsb.

Angka romawi : I, II, III, IV, V dsb.

 Pemakaian Tanda Baca


            A.        Tanda Titik (.)
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
            Misalnya :
                        Ayahku tinggal di solo.
                        Hari ini tanggal 6 April 1990.
2. Tanda titik  dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan , ikhtisar atau daftar.
Misalnya:
a.       III. Departemen Dalam Negeri
A.    Direktorat  Jendral Pembangunan Masyarakat Desa
B.     Direktorat  Jendral Agraria
1.       ..............
b.       1. Patokan Umum
1.1  Isi Karangan
1.2  Ilustrasi
1.2.1        Gambar Tangan
1.2.2        Tabel
1.2.3        Grafik

12
                        Catatan :
            Tanda titik  tidak   dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan atau ikhtisar jika angka
itu merupakan yang terakhir dalam deretan angka atau huruf.(1.2.3 Grafik bukan 1.2.3. grafik)
            3.Tanda titik dipakai untuk memisahkan  angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan
waktu.
Misalnya :
Pukul 1.35.20  (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik )
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka
waktu.
Misalnya:
1.35.20  jam ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
5. Tanda titik di pakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya
dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Misalnya:
Siregar, Merari, 1920, Azab dan Sengsara. Weltervreden:Balai Poestaka.
6a. Tanda titik dipakai untuk m emisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
Misalnya:
                        Desa itu berpenduduk 25.474 orang.
6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menyatakan jumlah.
Misalnya:
                        Ia lahir pada tahun 1956 di Bandung.
                        Lihat  halaman 6537
                        Nomor gironya 837783
7. Tanda titik tidak  dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kapala ilustrasi,
tabel dan lain  sebagainya.
Misalnya:
Acara Kunjungan Adam Malik
Salah Asuhan
8. Tanda titik tidak  dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat  atau (2) nama dan
alamat penerima surat.
Misalnya:
Jalan Dipenogoro 82
Jakarta (tanpa titik)
1 April 1985 (Tanpa titik)
Yth. Sdr . Moh . Hasan (tanpa titik)
Palembang(tanpa titik)
Atau:
Kantor Penempatan Tenaga (tanpa titik)
Jalan Cikini 72 (tanpa titik)
 Jakarta(tanpa titik)

13
B.Tanda Koma(,)
            1. Tanda koma di pakai di anntara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
                        Misalnya:
                                    Saya membeli kertas, pena , dan tinta.
                                    Satu, dua, tiga......empat!
            2. Tanda koma di pakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
                        Misalnya:
                                    Saya ingin datang, tetapi hari hujan.
                                    Didi bukan anak Pak Adi, melainkan anak Pak Jolo
            3a.Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului ibu kaimatnya.
                        Misalnya:
                                    Kalau hari  hujan, saya tidak pulang                          
            3b. Tanda koma tidak dipakai  untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila anak kalimat
mengiringi induk kalimat.
                        Misalnya:
                                    Saya tidak pulang jika hari hujan.
            4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kal;imat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun, begitu, akan, tetapi.
                        Misalnya:
.......Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
            5.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah,aduh,kasihandari kata yab]ng lain
yang terdapat dalam kalimat.
                        Misalnya:
                                    O,begitu
            6.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat
juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L, dan M.)
                        Misalnya:
                                    Kata Ibu,”Saya gembira sekali.”
            7. Tanda koma dipakai  di antara (i) nama dan alamat , (ii) bagian bagian alamat , (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan.
                        Misalnya:
                                     Surat –surat ini harap dialamatkan kepada Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas
Indonesia, Jalan Raya Salemba 6, Jakarta . Sdr. Abdullah , Jalan Pisang Batu 1, Bogor  Surabaya ,10 Mei
1960
Kuala  Lumpur, Malaysia
            8. .Tanda koma dipakai untuk menceraikan  bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar
pustaka.
                        Misalnya:

14
                                    Alisjahbana, Sultan Takdir. 1949. Tata Bahasa Baru Indonnesia , Jilid 1 dan 2.
Djakarta : PT Pustaka Rakjat.
            9. Tanda Koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki.
                        Misalnya:
                                    W.J.S. Poerwadarmita, Bahasa Indonesia untuk karang –mengarang
(Yogyakarta:UP Indonesia, 1967), hlm.4.
            10. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikuti untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga.
                        Misalnya:
B.Ratulangi,S.E
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan  dalam angka.
            Misalnya:
12,5 m
Rp12,50
            12. Tanda koma dipakai untuk  mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.
( lihat juga pemakaian tanda pisah , Bab V , Pasal F.)
                        Misalnya:
                                    Guru saya, Pak Ahmad , pandai sekali.
            13. Tanda koma dapat dapat dipakai untuk  menghindari kesalahan baca  di belakang keterangan
yang terdapat dalam awal kalimat.
                        Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan bahasa, kita memerlukan sikap yang bersungguh –
sungguh.
Atas bantuan Agus, Karyadi mengucapkan terima kasih.
                        Bandingkan dengan :
Kita memerlukan sikap yang bersungguh –sungguh  dalam  pembinaan dan pengembangan
bahasa.
Karyadi mengucapkan terima kasih atas banyuan agus.
            14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian yang lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru .
                        Misalnya:
                                    “Di mana saudara tinggal ?” tanya karim.
C.Tanda Titik Koma(;)
            1. . Tanda titik  koma dipakai untuk memisahkan bagian –bagian kalimat yang sejenis dan setara.
                        Misalnya:
                                    Malam makin larut ;pekerjaan belum selesai juga.
            2. Tanda titik  koma dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk memisahkan kalimat yang
setara di dalam kalimat  majemuk.
                        Misalnya:

15
                                    Ayah mengurus halamannya di kebun itu; Ibu sibuk memasak di dapur; Adik
menghapal  rumus kimia.
D.Tanda Titik Dua (:)
            1a. Tanda titik dua dapat dipakai pada akhir suatu pernyataan lengkap jika diikuti rangkaian atau
pemerian.
                        Misalnya:
                                    Kita sekarang memerlukan perabot  rumah tangga :kursi, meja , dan lemari.
            1b.Tanda titik dua tidak dipakai jika rangkaian  itu merupakan pelengkapan  yang mengakhiri suatu
pernyataan
                        Misalnya:
                                    Kita memerlukan kursi ,meja, dan lemari.
2.Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
            Misalnya:
 Ketua             : Ahmad Wijaya
Sekretaris        :S samama
            3.Tanda titik dua dapat dipakai dalam teks drama kata yang menunjukkan prlaku dalam
percekapan.
            Misalnya:
                        Ibu       : jangan pergi anakku!!!
Amir    : “maaf,Bu,” keputusa ku dah bulat.!!
            4. Tanda titik dua dapat dipakai (i) di antara jilid atau nomor dan halaman, (ii) di antara bab dan
ayat dalam kitab suci, (iii) di antara judul dan anak judul suatu  karangan , serta (iv) nama kota dan
penerbit  buku acuan dalam karangan.
            Misalnya:
                        Tempo, I (1971), 34:7
                        Surah Yasin :9
                        Karangan Ali Hakim, Pendidikan Seumur Hidup: Sebuah Study, Sudah terbit .
                        Tjokronegoro, Sutomo.1968.Tjukuplah Saudara Membina Bahasa Persatuan Kita?Djakarta:
Eresco.
E. Tanda Hubung(-)
            1. Tanda hubung menyambung suku-suku kata dasar  yang terpisah oleh pergantian baris.
            Misalnya:
                        Di samping cara –cara lama itu ada juga ca-
ra yang baru.
            Suku kata yang berupa satu vokal tidak ditempatkan pada ujung baris atau pangkal baris.
            Misalnya:
                        Beberapa pendapat mengenai masalah itu
 telah disampaikan .
atau
                        Beberapa pendapat mengenai masalah
itu  telah disampaikan .

16
bukan
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu  telah disampaikan .

            2. . Tanda hubung menyambung awalan dengan bagian  kata di belakangnya  atau akhiran


dengan  bagian kata  di depannya pada pergantian baris.
            Misalnya:
                        Kami ada cara yang baru untuk meng-
ukur panas.
                       
                        Kami ada cara yang baru untuk me-
ngukur panas.
                        Senjata ini merupakan alat  pertahan-
an yang canggih
            3.  Tanda hubung menyambung unsur-unsur kata ulang.
            Misalnya:
                        Anak-anak, berulang-ulang
            Angka 2 sebagai tanda ulang hanya berlaku pada tulisan cepat, notula dan tidak dipakai pada teks
karangan.
4. .  Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian bagian tanggal.
            Misalnya:
                        p-a-n-i-t-i-a
                        8-4-1987
5.Tanda hubung  boleh dipakai untuk memperjelas (i) hubungan  bagian –bagian  kata atau ungkapan ,dan
(ii) penghilangan bagian kelompok kata.
Misalnya :
            Ber-evolusi , dua puluh lima –ribuan (20 x 5000) tanggung jawabdan kesetiakawanan sosial
6. Tanda hubungdipakai untuk merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya yang dimulai dengan huruf
kapital, (ii) ke-  dengan angka , (iii) angka dengan -an ,(iv) singkatan berhuruf kapital dengan imbuhan atau
kaata, dan(v) nama jabatan rangkap .
Misalnya :
Se-Indonesia , se -jawa barat , hadiah ke- 2, tahun 50-an, mem-PHK-kan , hari-H, Sinar-X, Menteri-
Sekretaris Negara.
7. Tanda hubung dipakai untuk merangkaikan unsur bahasa indonesia dengan unsur bahasa
asing.
Misalnya:
            Di-smash
F. Tanda Pisah(--)
            1. Tanda pisah membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi penjelasan di luar bangun
kalimat .
                        Misalnya:

17
                                    Kemerdekaan bangsa itu --saya  yakin akan tercapai-diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
            2, Tanda pisah  menegaskan adanya keterangan aposisi atau keterangan  lain . sehingga kalimat
menjadi lebih jelas.
                        Misalnya:
                                    Rangkaian temuan ini--evolusi , teori kenisbian, dan kini juga pembelahan 1970
otonom telah mengubah konsepsi tentang alam semesta.
            3 , Tanda pisah   dipakai antara dua bilangan atau tanggal dengan arti’sampai ke ‘ atau sampai
dengan’.
                        Misalnya:
                                    1910--1945
                                    Tanggal 5--10 April 
                                    Jakarta --Bandung
            Catatan : Dalam Pengetikan , tanda pisah dinyatakan dengan dua buah tanda hubung tanpa
spasi  sebelum dan ssudahnya.
G. Tanda Elipsis(.....)
            1 . Tanda Elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus – putus.
                        Misalnya:
                                    Kalau begitu....ya, marilah kita bergerak.

            2, . Tanda Elipsis menunjukkan bahwa dalan suatu kalimat atau naskah ada bagian yang
dihilangkan.
            Misalnya :
                        Sebab –sebab kemerosotan  .  .  .  akan  diteliti lebih lanjut.
            Catatan:
                        Jika bagian yang dihilangkan  mengakhiri sebuiah kalimat , perlu dipakai empat buah titik ;
tiga buah untuk menandai penghilangan kalimat dan satu titik lagi untuk menandai akhir kalimat.

H. Tanda Tanya  (?)
            1 . Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya .
            Misalnya:
                        Kapan ia berangkat?
2.Tanda tanya  dipakai daalam tanda kurung untuk menyatakan  bagian kalimat  yang disangsikan atau
kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
            Misalnya:
                        Ia lahir  pada tahun 1763(?)
I .Tanda Seru(!)
            Tanda seru dipakai sesudah ungkapan atau pernyataan yang berupa seruan atau perintah yang
menggambarkan keseriusan , kesungguhan , ketidakpercayaan, ataupun rasa emosi yang kuat.
            Misalnya:
                        Alangkah seramnya peristiwa itu!

18
                        Bersihkan kamar itu sekarang juga
Merdeka!
J. Tanda Kurung ((. . . ))
            1. Tanda Kurung mengapit tambahan ketrangan atau penjelasan.
            Misaalnya :
                        Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK(Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
            2. Tanda Kurung mengapit tambahan ketrangan atau penjelasan. Yang bukan  bagian integral
pokok pembicaraan .
            Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud”( nama tempat yang terkenal di Bali ) ditulis pada tahun
1962.
            3.  Tanda Kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan .
            Misanlnya:
                        Kata cocaine  diserap ke dalam bahasa indonesia menjadi  kokain (a)
             4.Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan karangan.
            Misalnya:
                        Faktor  produksi menyangkut masalah (a) alam,(b) tenaga kerja ,(c) modal.
K. Tanda Kurung Siku([. . .])
            1 Tanda kurung siku mengapit huruf , kata , atau kelompok kata sebagai korekksi atau tambahan
pada kalimat yang ditukis orang lain . Tanda itu  menyatakan bahwa kesalahan atau kekurangan  itu
memang terdapat pada naskah asli.
            Misalnya :
                        1Sang Sapurba men(d)engar bunyi gemerisik.
                        2.  Tanda kurung siku mengapit  keterangan dalam kalimat penjelas.
L .Tanda Petik (“. . .”)
            1Tanda petik mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan  dan naskah dan atau
bahan tulis lain .
            Misalnya:
                        “Saya belum siap,” kata Mira , “tunggu sebentar!”
            2.tanda petik mengapit judul syair, karangan , atau bab buku yang dipakai dalam kalimat .
            Misalnya:
                        Bacalah “Bola Lampu “  dalambuku Dari Suau Masa, dari suatu tempat.
            3. Tanda petik mengapit istilah ilmiahyang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus .
            Misalnya :
                        Maja dikenal dengan nama “cutbrai”
            4   Tanda petik penutup mengikuti tanda baca yang mengakhiri petikan langsung.
            Misalnya
            Kata Tono ,”Saya juga minta satu”.
            5 Tanda baca penutup kalimat atau bagian kalim  ditempatn=kan di belakang tanda petik yang
menhgapit kata aatau ungkapan yang dipakai dengan arti khusus pada ujung kalimat atau bagian kalimat
            Misalnya:

19
Karena warna kulitnya , Budi mendapat julukan “Si Hitam”
Catatan
            Tanda petik pembuka dan petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulisama tinggi di sebrlah
baris
M. Tanda Petik Tunggal(‘’)
            1 Tanda  petik tunggal mengapitn petikan yang tersusun di dalam petikan lain.
            Misalnya:
                        Tanya Basri  , “kau dengar bunui ;kring-kring’ tadi?”
                        “Waktu kubuka pintu depan , kudengar teriakkan anakku ,.
2. Tanda  petik tunggal mengapit makna , terjemahan ,atau penjelasan kata ataunungkapan asing (lihat
pemakaian tanda kurung , Bab V , Pasal J.)
            Misalnya :
                        Feed-back  ‘balikkan’
N. Tanda Garis Miring
            1.Tanda Garis miring dipakai di dalam nomor surat dan nomor pada alamat dan penandaan masa
satu tahun  yang terbagi dalam satu tahun takwim.
            Misalnya :
                        No.7/PK/ 1973
                        Jalan Kramat 111/10
2. .Tanda Garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau dan tiap.
            Misalnya :
Dikirimkan lewat darat /laut . ‘dikirimkan lewat darat atau laut.
Harganya Rp.25.000/ lembar.’ Harganya Rp.25.000 tiap  lembar.
3.Tanda Penyingkat atau Apostrof (‘)
.Tanda Penyingkat atau Apostrof menunjukkan penghilangan bagian kata atau bagian angka tahun.
Misalnya:
            Ali’kan  kusurati (‘kan = akan)
            Malam ‘lah tiba (‘lah= telah)

20
BAB III
PENUTUP

Ejaan adalah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi ujaran dan bagaimana
antarhubungan antara lambang-lambang itu (pemisahan dan penggabungannya dalam suatu bahasa).

EYD adalah rangkaian aturan yang wajib digunakan dan ditaati dalam tulisan bahasa indonesia resmi

Ruang lingkup dalam EYD secara garis besar terbagi ke dalam tiga bagian yaitu pemakaian huruf,
penulisan kata, dan pemakaian tanda baca.

Ruang lingkup pembentukan istilah terbagi ke dalam beberapa kategori yaitu (1). Konsep dasar yang
meliputi: definisi istilah, tata istilah dan tata nama, istilah khusus dan istilah umum, kata dasar peristilahan,
imbuhan peristilahan, kata ulang peristilahan, gabungan kata peristilahan, dan perangkat kata peristilahan.
(2). Sumber istilah yang mencakup: kosa kata bahasa indonesia, kosa kata bahasa serumpun, kosa kata
bahasa asing, penerjemahan istilah asing, penyerapan istilah asing, penyerapan dan penerjemahan
sekaligus, macam dan bentuk sumber serapan, istilah asing yang bersifat internasional, dan bagan
prosedur pembentukan istilah.

Kata baku adalah kata yang cara pengucpan atau penulisannya sesuai dengan kaidah-kaidah standar atau
kaidah yang telah dibakukan. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang cara pengucapan atau
penulisannya tidak memenuhi kaidah-kaidah umum tersebut.

Fungsi bahasa baku adalah sebagai pemersatu, pemberi kekhasan, pembawa kewibawaan, dan kerangka
acuan.

Ciri-ciri bahasa baku adalah tidak dipengaruhi bahasa daerah, tidak dipengaruhi bahasa asing, bukan
merupakan bahasa percakapan, pemakaian imbuhan secara eksplisit, pemakaian yang sesuai dengan
konteks kalimat, tidak terkontaminasi, tidak rancu, tidak mengandung arti pleonasme, dan tidak
mengandung hiperkorek.

Perbedaan antara singkatan dan akronim terletak pada bentuk singkatan dilafalkan huruf per huruf.
Sedangkan akronim dilafalkan sebagai kata atau suku kata.

Makna kata berkaitan dengan hubungan antara satu lambang bahasa denagan lambang lainnya atau
hubungannya denagan suatu benda. Makna kata terdiri atas beberapaa jenis, yaitu makna leksikal, makna
gramatikal, makna denotatif, dan makna konotatif.

21
Perubahan makna dapat berupa perluasan, penyempitan , peniggian, perendahan, pertukaran tanggapan,
atau persamaan sifat.

Jenis-jenis kata dalam bahasa indonesia terbagi menjadi: kata benda, kata ganti, kata kerja, kata sifat kata
sapaan, kata penunjuk, kata bilangan, kata penyangkal, kata depan, kata penghubung, kata keterangan,
kata Tanya, kata seru, kata sandang dan kata partikel.

3.1 Simpulan
1. Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan.
2. Tanda titik  dipakai di belakang angka atau huruf dalam suatu bagan , ikhtisar atau daftar
3.Tanda titik dipakai untuk memisahkan  angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu.
4. Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan jangka
waktu
5. Tanda titik di pakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir dengan tanda tanya
dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
6a. Tanda titik dipakai untuk m emisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya.
6b. Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatannya yang tidak
menyatakan jumlah
7. Tanda titik tidak  dipakai pada akhir judul yang merupakan kepala karangan atau kapala ilustrasi,
tabel dan lain  sebagainya.
8. Tanda titik tidak  dipakai di belakang (1) alamat pengirim dan tanggal surat  atau (2) nama dan
alamat penerima surat
B.Tanda Koma(,)
1. Tanda koma di pakai di anntara unsur-unsur dalam suatu perincian atau pembilangan.
2. Tanda koma di pakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dari kalimat setara berikutnya
yang didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
3a.Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat jika anak kalimat itu
mendahului ibu kaimatnya
3b. Tanda koma tidak dipakai  untuk memisahkan anak kalimat dari induk kalimat bila anak kalimat
mengiringi induk kalimat.
4. Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kal;imat yang terdapat
pada awal kalimat. Termasuk di dalamnya oleh karena itu, jadi, lagi, pula, meskipun, begitu, akan, tetapi.
5.Tanda koma dipakai untuk memisahkan kata seperti o,ya, wah,aduh,kasihan dari kata yab]ng lain
yang terdapat dalam kalimat
6.Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat. (Lihat
juga pemakaian tanda petik, Bab V, Pasal L, dan M.)
7. Tanda koma dipakai  di antara (i) nama dan alamat , (ii) bagian bagian alamat , (iii) tempat dan
tanggal, dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis berurutan
8. .Tanda koma dipakai untuk menceraikan  bagian nama yang di balik susunannya dalam daftar
pustaka
9. Tanda Koma dipakai di antara bagian bagian dalam catatan kaki

22
10. Tanda koma dipakai diantara nama orang dan gelar akademik yang mengikuti untuk
membedakannya dari singkatan nama diri, keluarga atau marga
11. Tanda koma dipakai di muka angka persepuluhan atau di antara rupiah dan sen yang
dinyatakan  dalam angka
12. Tanda koma dipakai untuk  mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak membatasi.( lihat
juga pemakaian tanda pisah , Bab V , Pasal F.)
13. Tanda koma dapat dapat dipakai untuk  menghindari kesalahan baca  di belakang keterangan
yang terdapat dalam awal kalimat
14. Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian yang lain yang
mengiringinya dalam kalimat jika petikan itu berakhir dengan tanda tanya atau tanda seru
              
s
Dari uraian diatas dapat kami simpulkan beberaoa saran yakni kita harus memahami cara
menggunakan tanda baca yang baik dan benar , untuk memberi bekal kepada kita untuk menjalani masa
kuliah selanjutnya yang penuh dengan tugas yang menuntut kemampuan dalam berbahasa yang baik dan
benar baik lisan maupun tertulis. Dan kemampuan berbahasa yang benar dapat diperoleh melalui
pembiasaan , pembiasaan menulis dan pembiasaan mempraktekan kemampuan berbahasa indonesia
yang benar dalam kehidupan sehari –hari.

23
DAFTAR PUSTAKA

Chaer, Abdul. 2006. Tata Bahasa Praktis Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Sarwoko Tri, Adi. 2003. Inilah Bahasa Indonesia Jurnalistik . Yogyakarta: Andi Yogyakarta.

Waridah, Ernawati. 2008. EYD dan Seputar Kebahasaan Indonesia . Jakarta: Kawan pustaka.

Arifin A, Zaenal dan Tasai S, Amran. 2008 . Cermat Berbahsa Indonesia. Jakarta: Akademika Pressindo.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2005. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah . Bandung: Pustaka Setia.

Www. Ymci. Web. Id.

Tim Mendikbud. 1987.Pedoman Ejaan Yang Disempurnakan.Yogyakarta: PT Pustaka Widya


Tarigan.2003.Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia.Bandung:Penerbit ANGKASA Bandung.

24

Anda mungkin juga menyukai