Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL


“ FOREX EXPOSURE 1 “

KELOMPOK 7 :

1. REIZKY HALFAREZ 1810011211030


2. OLIVIA ADISTI 1810011211107
3. ISNADUL HAMDI 1810011211130

KELAS : M.6.A
DOSEN PENGAMPU : NAILAL HUSNA, S.E, M.Si

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2021
KATA PENGHANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, karena berkat rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas
terutama makalah ini tepat waktu. Dimana penulisan makalah ini merupakan tugas kelompok yang
wajib kami laksanakan dalam kegiatan perkuliahan Manajemen Keuangan Internasional, diharapkan
dapat dipahami bagi setiap yang membacanya. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang merupakan teladan bagi setiap umatnya.
Penyelesaian penulisan makalah ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari berbagai
pihak . Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah
Manajemen Keuangan Internasional, Ibu Nailah Husana,SE,M.Si. Semoga segala bimbingan dan
bantuannya yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT .
Penulis menyadari bahwa didalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari segi isi maupun penyajiannya. oleh sebab itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan dari berbagai pihak. Selanjutnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca khususnya bagi penulis Amin.

Padang, 27 April 2021

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................. 3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................. 4
1.3. Tujuan .............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................5
2.1 Mengukur Exposure Terhadap Fluktuasi Nilai Tukar...................................................... 5
2.2 Mengukur dan Mengelola Exposure Transaksi.............................................................. 12
2.3 Teknik-Teknik Menghilangkan Exposure Transaksi...................................................... 15
2.4 Mengukur dan Mengelola Exposure Ekonomi............................................................... 18
2.5 Mengukur dan Mengelola Exposure Translasi............................................................... 19
2.6 Kasus...............................................................................................................................21
BAB III PENUTUP......................................................................................................................22
A. Kesimpulan......................................................................................................................... 22
B. Saran................................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................23

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan/ atau
menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta asing
selalu berubah. Ditinjau dari dampaknya, terdapat 3 macam eksposur valuta asing, yaitu eksposur
transaksi, eksposur operasi, dan eksposur akuntansi.

Exposure adalah tingkat dimana perusahaan dipengaruhi oleh kurs (Faisal, 2001 :107).
Seberapa jauh suatu perusahaan dipengaruhi oleh perubahan kurs valas secara umum disebut
eksposur (Kuncoro, 2000 : 242). Sementara, menurut Levi (2001 : 313) eksposur merupakan
gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam mata uang asal karena
perubahan kurs. Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil, yang terdapat pada aset
dan kewajiban, atau pada pendapatan operasi perusahaan sehingga nilai asset dan kewajiban
ditentukan pada suatu saat tertentu, dan nilai pendapatan operasi dihitung selama periode waktu
tertentu. Perubahan kurs yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diharapkan yang akan
menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan operasi. Menurut
Faisal (2001 : 107) bahwa exposure memiliki tiga bentuk, yaitu:

1. Translation (Accounting) Exposure merupakan exposure laporan laba rugi dan neraca MNC
terhadap perubahan-perubahan nilai tukar nominal. Dihasilkan dari fakta bahwa MNC harus
mengkonsolidasikan rekeningnya ke dalam mata uang lokal melalui cash flow-nya yang
didenominasi dalam berbagai valas (mentranslasi laporan keuangan yang didenominasi mata
uang asing ke dalam mata uang lokal, dimana aset dan liabilities tersebut merefleksikan
keputusan-keputusan masa lalu yang dibuat oleh perusahaan). Translation (accounting)
exposure timbul dari kebutuhan untuk maksud-maksud pelaporan dan konsolidasi, untuk
mengkonversi laporan keuangan operasi asing/luar negeri dari mata uang lokal (perusahaan
subsidiary) ke mata uang perusahaan induk (parent company). Jika kurs telah berubah sejak
periode pelaporan sebelumnya, translasi (restatement) dari assets dan liabilities, revenues,
gains, dan loses yang didenominasi dalam valas akan menghasilkan gains/loses dalam valas
(foreign exchange gains/loses).
2. Transaction Exposure adalah exposure valas perusahaan dalam transaksi-transaksinya dengan
negara lain dimana transaksi tersebut terjadi pada saat ini, namun pembayarannya dilakukan
pada masa datang. Pada saat jatuh tempo/penyelesaian transaksi-transaksi tersebut menaikkan

3
keuntungan-keuntungan/kerugian-kerugian mata uang. Dengan kata lain, selama periode
komitmen-komitmen pembayaran atau penerimaan tersebut belum jatuh tempo, kurs nominal
dapat berubah dengan membuat nilai transaksi ada dalam resiko. Eksposur transaksi terjadi
ketika perusahaan terlibat dalam transaksi yang didenominasi mata uang asing/valas yang
akan terjadi di masa yang akan datang.
3. Economic Exposure adalah exposure valas cash flows perusahaan terhadap perubahan-
perubahan nilai tukar riil. Dengan kata lain, economic exposure adalah mengukur perubahan-
perubahan nilai tukar yang mempengaruhi nilai perusahaan yang diukur dalam PV cash flows
masa datang yang diharapkan/berfokus pada dampak perubahan-perubahan nilai tukar
terhadap nilai perusahaan yang diukur dari present value dari seluruh cash flows masa datang
yang diharapkan/expected future cash flows. Eksposur yang didasarkan pada nilai-nilai pasar
mengasumsikan bahwa tujuan finansial perusahaan adalah untuk memaksimumkan kekayaan
pemegang saham.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana mengukur exposure terhadap fluktuasi nilai tukar?


2. Bagaimana mengukur dan mengelola exposure transaksi?
3. Bagaimana teknik-teknik menghilangkan exposure transaksi?
4. Bagaimana mengukur dan mengelola exposure ekonomi?
5. Bagaimana mengukur dan mengelola exposure translasi?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui cara mengukur exposure terhadap fluktuasi nilai tukar


2. Mengetahui cara mengukur dan mengelola exposure transaksi
3. Mengetahui teknik-teknik menghilangkan exposure transaksi
4. Mengetahui cara mengukur dan mengelola exposure ekonomi
5. Mengetahui cara mengukur dan mengelola exposure translasi

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Mengukur Exposure Terhadap Fluktuasi Nilai Tukar

Apakah resiko nilai tukar relavan?


Sejumlah kritikus mungkin menyatakan bahwa exposure sebuah perusahaan terhadap resiko
nilai tukar tidak relevan dan dengan demikian perusahaan-perusahaan tidak perlu mengukur dan
mengelola exposure mereka. Salah satu alasannya adalah menurut teori paritas daya beli (purchasing
power parity, PPP), penggerakan nilai tukar akan diimbangi oleh pergerakan harga.

Para kritikus berpendapat bahwa keberadaan dampak yang saling mengimbangi ini membat
resiko nilai tukar tidak elevan. Namun teori PPP tidak selau eksis dalam dunia nyata. Sangat
mungkin bahwa nilai tukar tidak akan berubah dalam persentase yang sama dengan selisih inflasi
antara dua negara. Karena dampak saling meghilangkan tidak muncul, kababilitas persaingan
perusahaan bisa di pengaruhi oleh pergerakan nilai tukar. Sekalipun PPP eksis dalam jangka sangat
panjang, perusahaan-perusahaan yang berfokus pada jangka waktu 2 hingga 5 tahun ke depan tentu
harus selalu peduli terhadap fluktuasi nilai tukar.

Alas kedua adalah investor (yaitu para pemegang saham) dalam perusahaan multinasional
memiliki pilihan untuk meng-hedge resiko nilai tukar yang mereka hadapi.

Mengapa resiko nilai tukar relevan?


Bhwa para investor memiliki informasi yang lengkap mengenai exposure korporasi terhadap
resiko nilai tukar serta memiliki kemampuan untuk mengisolasi exposure individual mereka secara
tepat. Sejauh investor lebih suka jika korporasi yang melakukan hedging bagi mereka, exposure nilai
tukar adalah sesuatu yang relevan bagi korporasi.

Seperti yang telah disampaikan dalam bab sebelumnhya, nilai tukar tidak dapat diramalkan
dengan akurasi yang sempurna, tetapi perusahaan paling tidak dapat mengukur exposure terhadap
fluktuasi nilai tukar. Perusahaan sangat terekspos terhadap fluktuasi nilai tukar, perusahaan dapat
mengimplementasikan theknik-tehnik yang dapat merugikan exposure tersebut. Tehnik-tehnik

5
semacan itu akan dijelaskan dalam bab selanjutnya. Sebelum memilih tehnik-tehnik tersebut,
perusahaan harus terlebih dahulu mengukur tingkat exposurenya.

Exposue terhadap fluktuasi nilai tukar memiliki 3 bentuk:


1. Exposure transaksi
2. Exposure ekonomi
3. Exposure translasi

A. Exposure Transaksi
Exposure transaksi adalah sebarapa besar nila dari transaksi-transaksi kas dimasa depan
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Dua langkah yang dilakukan dalam mengukur exposure
transaksi adalah:
1. Memprekdisi jumlah neto dalam tiap mata uang
2. Mengukur potensi dampak dari eksposure mata uang tersebut.

Exposure Transaksi dari Arus Kas Netto


Arus kas-arus kas masuk masa depan dalam suatu valuta setelah dikurangi denan arus kas-
arus kas keluar masa depan dalam nilai tukar. Pengukuran exposure transaksi memerlukan proyeksi
atas arus kas masuk dan keluar dari semua nak perusahaan (arus kas konsolidasi), dan digolongkan
menurut masing-masing valuta. Anak perusahaan X mungkin memiliki arus kas kasuk netto
$ 500.000, sementara anak perusahaan Y mungkin memiliki arus kas keluar netto $ 600.000.
sehingga arus kas masuk konsolidasi adalah -$ 100.000.

Exposure Transaksi Berbasis Variabilitas Valuta


Angka standar deviasi merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk mengukur
segnifikansi pergerakan nilai masing-masing valuta. Untuk menunjukkan pemakain standar deviasi,
pertimbangan sebuah perushaan multinasional AS yang tengah mencoba nilai pergerakan beberapa
valuta.Perusahaan multinasional ini dapat mengevaluasi variabilitas hostoris dari masing-masing
valuta berbasis angka standar deviasi. Dari gambar jelas terlihat bahwa sejumlah valuta memiliki
fluktuasi lebih tinggi dari valuta-valuta yang lain.

Variabilitas Valuta Sepanjang Waktu


Variabilitas suatu valuta belum tentu tetap dari suatu periode waktu ke periodw waktu yang
lain. Karena tingkat variabilitas valuta berubah setiap saat, penilaian variabilitas suatu valuta dimasa
depan yang dilakukan oleh sebuah MNC tidak akan sempurna keakuratannya jika periode waktu

6
sebelumnya digunakan sebagai indikator. Namun MNC dapat memeroleh manfaat dari informasi
seperti yang terdapat dalam gambar. Walaupun MNC tidak mampu meramalkan variabilitas valuta
dimasa depan dengan akurasi yang sempurna, MNC dapat mengidentifikasi valuta-valuta yang
nilainya besar kemungkinan akan stabil atau sebaliknya sangat bergejolak dimasa depan.

Exposure Transaksi Berdasarkan Korelasi Valuta


Meskipun analsis diatas dapat membuat MNC mengukur exposure transaknya, kerelasi antara
valuta juga harus dinalai.
Pengaru korelasi terhadap valuta korelasi pergerakan valuta ditunjukkan oleh koefisien korelasi.
Koefisian korelasi mengindikasikan sejauh mana dua valuta bergerak dalam hubunganya dengan
yang lain. Jadi, perusahaan-perusahaan multinasional dapat menggunakan informasi semacam ini
untuk mementukan tingkat exposure transaksi mereka.

Korelasi Valuta Sepanjang Waktu


Korelasi waktu merupakan pengukur hubungan pergerakan antara dua valuta. Jika korelasi
tidak konstan setiap saat MNC tidak bisa menggunakan korelasi masa lalu untuk memprediksi
korelasi-korelasi masa depan dengan keakuratan sempurna, Namun ada sejumlah pasangan valuta
yang korelasinya cukup stabil sepanjang waktu. Pergerakan aktual penting dari sejumlah valuta
penting terhadap dolar AS.

Menilai eksposure transaksi: sebuah contoh Konsep korelasi valuta dapat diaplikasikan
terhadap contoh kita sebelumnya, Yaitu eksprosure transaksi miami company. Jika valuta eropa
sepeti mark jerman, frans prancis dan frans swiss memiliki korelasi yang sangat tinggi, maka
eksprosure terhadap arus kas masuk atau keluar dalam valuta- valuta ini akan saling menghilangkan,
paling tidak secara parsial.Jika siklus depresiasi dolar terjadi, perushaan akan dirugikan oleh
eksprosure terhadap mark jerman dan frans swiss, tetapi diuntungkan oleh eksprosure frans prancis.
Selama siklus apresiasi- dolar, eksprosure frans prancis akan merugikan dan eksprosure mark jerman
dan franc swiss akan menguntungkan. Dalam kedua kondisi ini yang akan menjadi fokus
kekhawatiran perusahaan adalah dolar kanada.

B. Exposure Ekonomi
Sejauh mana present value dari arus kas-arus kas masa depan sebuah perusahaan dapt
dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Exposure transaksi merupakan bagian dari exposure ekonomi.
Namun pengaruh fluktuasi nilai tukar atas arus kash sebuah perusahaan tidak selalu disebabkan oleh

7
transaksi valuta. Sejumlah variabel umumnya, yang mewakili arus kas seuah perusahaan
multinational yang merupakan subyek exposure ekonomi.

Exposure Ekonomi Terhadap Apresiasi Valuta Lokal


Berkenaan dengan arus kas masuk, penjualan lokal perusahaan (dalam negara asal),
diperkirakan akan menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Hal ini desebabkan karena
meningkatnya dayas saing pesaing asing, yaitu konsume lokal dapat membeli produk-produk
substitusi luar negeri dengan harga lebih murah. Besarnya penurunan penjualan lokal akan
tergantung pada seberapa besar peningkatan daya saing perusahaan-perusahaan asing dalam pasar
lokal.

Arus kas dari ekspor-ekspor yang didominasi dalam valuta lokal juga diperkirakan akan
menurun jika valuta lokal mengalami apresiasi. Alasannya adalah bahwa impotir-impotir asing akan
membutuhkan lebih banyak valuta mereka sendiri untuk membayar produk-produk tersebut. Ekspor
yang didenominasi dalam valuta asing barangkali juga akan berkurang nilainya, tetapi kerana alasan
yang berbeda. Permintaan atas produk perusahaan atas impotir-impotir asing tidak akan berubah,
karena mereka bisa menggunakan valuta meraka sendiri untuk melakukan bembelian, tidak perlu
menggunakan valuta negara asal dari MNC yang dimaksud.

Exposure Ekonomi Terhadap Depresiasi Valuta Lokal


Jika valuta lokal mengalami depresiasi dampak yang timbul berbeda terbalik dengan dampak
yang ditimbulkan oleh apresiasi valuta lokal. Penjualan lokal akan meningkat karena menuruny daya
saing dari pesaing-pesaing asing (karena harga-harga lebih mahal bagi konsumen lokal). Ekspor
perusahaan yang didenominasi dalam valuta lokal akan tampak lebih murah bagi para impotir asing,
sehingga permintaan akan ekspor aka meningkat.

Secara umum, depresiasi valuta lokal akan menyebabkan peningkatan dalam arus kas masuk
maupun arus kas keluar. Karena terdapat dampak yang saling menghilangkan, maka sulit untuk
mengambil kesimpulan umum mengenai apakah arus kas netto akan meningkat atau menurun akibat
depresiasi valuta lokal. Hasil akhir tergantung pada apakah variabel-variabel arus kas masuk
dipengaruhi lebih kuat dari pada variabel-variabel arus kas keluar atau malah sebaliknya.

Exposure Ekonomi Tidak Langsung


Dampak dari berubahnya nilai valuta lokal atas variabel-variabel arus kas masuk dan keluar
kadang-kadang tidak langsung, dan dengan demikian, berbeda dari apa yang diperkirakan. Sebagai

8
contoh sebuah perusahaa AS mengimpor kayu dari Kanada dan medenominasiimpornya dalam dolar
AS. Jika dolar AS mengalami depresiasi, perusahaan AS tersebut tidak dipengaruhi secara langsung,
karena pembayaran dilakukan dalam dolar AS sehingga tidak perlu membeli dolar kanada. Namun
ekspotir Kanada, setelah menerima pembayaran dolar AS dari perusahaan AS, mungkin
mengkonversikannya ke dalam dolar Kanada.

Exposure Ekonomi Perusahaa Domestik Muri


Walaupun fokus kita disini berada pada manajemen keuangan perusahaan multinational,
perusahaan-perusahaa domestik murni juga dipengaruhi oleh exposure ekonomi. Contohnya,
pertimbagkan sebuah produsen baja lokal yang membali semua bahan baku dari pasar lokal dan
menjual baja juga dalam pasar domestik. Karena trasaksi-transaksi perusahaan semuanyaterjadi
dalam valuta lokal, perusahaan bukan merupakan subyek exposure transaksi.

Exposure Ekonomi Perusahaan Multinational

Tingkat exposure ekonomi terhadap fluktuasi nilai tukar yang dihadapi oleh perusahaan-
perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional akan lebih besar daripada perusahaan domestik
murni. Contoh mengenai exposure ekonomi perusahaan multinational, General Corporation menjual
perangkar lunak kepada konsumen meksiko kemudian didevaluasi sekitar 40% terhadap dolar,
sehingga meningkatkan harga yang haus dibayarkan konsumen meksiko terGeneral Corporation
konsukensinya, penjualan GM di meksiko menurun.

Dampak pergerakan dolar AS atas berbagai perusahaan multinational yang berbasih di AS


bervariasi karena perbedaan karateristik aperasi meraka. Bahkan perusahaan-perusahaan
multinational AS yang penjualannya sangat tergabtung pada bagaimana pesaing-pesaing mereka
bereaksi terhadap pergerkan nilai tukar.

Dampak pergerakan nilai tukar atas perusahaan-perusahaan multinational bisa berbeda-beda


menurut valuta, karena nilai tukar berubah dengan tingkat yang berbeda-beda.
Beberapa contoh yang terta diatas mengilustrasikan bahwa:
1. Pergerakan nilai tukar dapat mempengaruhi kinerja MNC
2. Dampak pergerakan tersebut kadang-kadang menguntungkan dan kadang-kadang merugikan
3. Dampaknya tergantung pada tingkat exposure MNCterhadap valuta yang bersangkutan

9
Mengukur Exposure Ekonomi
Walapun exposure ekonomi bisa menghasilakan dampak yang menguntungkan atau
merugikan atas sebuah perusahaan, adalah penting bagi sebuah perusahaan untuk menilai tingkat
exposure yang ada, dan kemudian menetukan perlu tidaknya melindungi diri exposure tersebut.
Penilain exposure ekonomi dari sebuah perusahaan multinational yang memiiliki anak perusahaan
dari berbagai tempat di dunia tidaklah mudah, akibat adanya interaksi antara arus kas yang di
didenominasi dalam berbagai valuta, baik yang masuk maupun yang keluar, dalam perusahaan
multinational.

Sensitivitas laba terhadap nilai tukar. Salah satu metode pengukuran exposure ekonomi
sebuah MNC adalah dengan mengklasifikasikan arus kas ke dalam item-item yang berbeda dalam
laporan laba rugi dan kemudian secara secara subyektif memprediksi setiap item laporan laba rugi
berbasis nilai tukar hasil peramalan.
Sensitivitas arus kas terhadap nilai tukar. Metode lain yang dapat digunakan untuk menilai exposure
ekonomi sebuah perusahaan terhadap fluktuasi valuta adalah dengan meregresikan data-data arus kas
dan nilai tukar historis memakai persamaan berikut:

PCFt = a0 + a1 et + µt

Keterangan:
PCFt = presentase perubahan dalam arus kas yang telah disesuaikan dengan inflasi, yang diukur
dalam valuta asal perubahan, selama periode t
et = persentase perubahan nilai tukar selama periode t
µt = random error term
a0 = konstanta
a1 = koefisien slope

Koefiesnsi regresi a1, yang diestimasikan oleh analisis regresi, mengindikasikan sensitivitas dari
PCFt terhadap et. Jika perusahaan memperkirakan tidak akan ada penyusaian penting dalam struktur
operasi, maka sensitivitas ini tidak akan banyak berubah dari waktu ke waktu.
Exposure laporan keuangan konsolidasi perusahaan multinasional terhadap fluktuasi nilai tukar.
Contohnya jika aktiva atau kewajiban dari anak-anak perusahaan MNC ditranslasikan memakai kurs
selain kurs historis, neraca akan selalu dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar. Selain itu laba anak
perusahaan yang ditranslasikan ke dalam valuta pelaporan perusahaan induk dalam pelaporan laba-
rugi konsolidasi juga akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.

10
C. Exposure Translasi

Apakah Exposure Translasi Relevan?


Translasi laporan keuangan untuk tujuan konsolidasi tidak mempengaruhi arus kas
perusahaan multinasional. Untuk, itu sejumlah analisi menyatakan bahwa exposure translasi tidak
relevan. Analisis-analisis yang lain berpendapat bahwa karena laporan keuangan konsolidasi
mencerninkan kinerja sebuah perusahaan multinasional, exposure translasi menjadi relevan.
Faktor-Faktor Penentu Exposure Translasi
Exposure translasi tergatung pada:
1. Tingkat keterlibatan anak perusahaan dalam bisnis di luar negeri
Semakin tinggi persentase bisnis sebuah MNC dilakukan oleh anak perusahaan luar negerinya,
semakin tinggi pula kerentanan suatu item laporan keuangan tertentu terhadap exposure translasi.
2. Lokasi anak perusahaan
Lokasi dari anak perusahaan juga dapat mempengaruhi exposure translasi, karena item-item laporan
keuangan dri tiap anak perusahaan biasanya diukur dalam valuta lokal tempat anak perusahaan
beroperasi.
3. Metode-metode akuntansi

Tingkat exposure akuntansi sebuah perusahaan multinasional sangat dipengaruhi oleh


prosuder-prosuder akuntansi yang digunakan untuk mentranslasikan data-data laporan keuangan
anak perusahaan. Setelah finacial accounting standard board No. 52 (FASB-52) deikeluarkan pada
bulan desember 1981, aturan-aturan konsolidasi dan translasi bigi perusahaan-perusahaan
multinasional AS berubah secara dramatis. Berikut adalah sejumlah hal penting yang terkandung
dalam FASB-52:
1. Valuta fungsional dari sebuah entitas adalah valuta dari lingkungan ekonomi tempat entitas
tersebut beroperasi
2. Nilai tukar berjalan pada tanggal pelaporan digunakan untuk mentranslasikan aktiva dan
kewajiban dari entitas luar negri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta pelaporan
3. Nilai tukar rata-rata tertimbang digunakan untuk mentraslasikan pendapatan, beban, dan
keuntungan dan kerugian dari entitas luar negeri, dari valuta fungsionalnya ke dalam valuta
pelaporan.

11
4. Kentungan dan kerugian akibat translasi yang muncul karena perubahan nilai valuta asing tidak
diakui dalam laba bersih periode berjalan, tetapi dilaporkan sebagai komponen kedua dari ekuitas
pemegang saham; pengencualian dari aturan ini beralaku bagi entitas luar negeri yang berlokasi
dalam negara yang memiliki inflasi tinggi.
5. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari transaksi-tansaksi valuta asing diakui dalam laba
bersih periode berjalan , walapun terdapat sejumlah pengecualian.

2.2 Mengukur dan Mengelola Exposure Transaksi

Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan
antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/ dipenuhi.
Eksposur transaksi akan mempengaruhi alirankas jangka pendek perusahaan. Fluktuasi nilai
transaksi kas di masa yang akan datang karena perubahan kurs valuta asing akan memberikan
eksposur transaksi bagi perusahaan.

Eksposur transaksi antara lain disebabkan oleh beberapa hal :

1. Pembelian atau penjualan barang atau jasa secara kredit, dimana harga dinyatakan dalam mata
uang asing.
2. Pinjam-meminjam dana yang pelunasannya dinyatakan dalam mata uang asing.

Eksposur transaksi terdiri dari beberapa tahapan, yaitu eksposur kuotasi, eksposur pra
pemenuhan pesanan dan eksposur penagihan. Eksposur transaksi pertama kali timbul saat penjual
menyatakan harga dalammata uang asing dan menyampaikannya kepada calon pembeli, baik secara
verbal atau tertulis. Pada saat pembeli memesan barang atau jasa, eksposur potensial berubah
menjadi eksposur transaksi aktual. Eksposur transaksi berakhir saat pembayaran diterima penjual.

Manajemen Eksposur Transaksi Melalui Kontrak Hedging Valuta Asing

1. Eksposur transaksi dapat dikelola dengan melakukan kontrak hedging valuta asingatau menempuh
strategi operasi tertentu. Kontrak hedging valuta asing bisa dilakukan dipasar forward, pasar future,
pasar uang, dan pasa ropsi. Selain itu upaya hedging juga dapat ditempuh dengan mengadakan
kesepakatan swap.
2. Kesepakatan swap yang seringdigunakan adalah back-to-backloans, currencyswap, dan creditswap

12
Melakukan Kesepakatan Swap

1. Swap valuta asinga dalah kesepakatan antara dua pihak untuk mempertukarkan sejumlah tertentu
dana dalam mata uang yang berbeda, dan selang setelah periode tertentu, mengembalikan dana yang
diterima dalam jumlah yang sama. Beberapa jenis swap yang umum dilakukan untuk mengelola
eksposur transaksi dan eksposur operasi adalah back-to-backloan atau disebut juga parallelloan,
currency swap, dan credit swap.
2. Back-to-back atau parallelloans, jenis swap ini melibatkan dua pihak di negara yang berbeda, yang
sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam mata uang kedua negara, selama periode waktu
tertentu. Pada akhir periode waktu yang disepakati, masing –masing pihak mengembalikan dana
yang dipinjam. Setiap pihak yang terlibat dalamback-to-backloandapat menetapkan syarat tambahan
untuk mengantisipasi perubahan kurs yang tidak sebanding.
3. Currency swap, Currency swap mirip dengan back-to-backloan, kecuali bahwa ia tidak nampak
dalam neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk mempertukarkan sejumlah dana dalam mata
uang yang berbeda, yang ekuivalen nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya
currency swap dapat dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Apabila dana disuatu negara lebih
mahal dari negara yang lain,currencyswapdapat mempertimbangkan perbedaan suku bunga.
4. Credit swap, Credit swapa dalah pertukaran mata uang antara perusahaan dan bank (seringkali
bank sentral) asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu. Credit swap sebenarnya telah
dipraktikkan antara bank-bank umum, dan antara bank umum dan bank sentral, untuk memenuhi
kebutuhan akan valuta asing. Daya tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi
kebutuhan guna membelanjai kegiatan dengan mata uang lemah dari sumber mata uang kuat.

Manajemen Eksposur Transaksi dengan Memodifikasi Strategi Operasi

Strategi yang banyak ditempuh untuk mengelola eksposur transaksi adalah :

A. Leads dan Lags: Menentukan Ulang Saat Transfer Dana

Istilah leadsberarti mempercepat pembayaran dan lags memperlambat pembayaran. Jika


sebuah perusahaan memiliki utang dalam mata uang kuat dunia, dimana kemungkinan mata uang
tersebut untuk berapresiasi terhadap mata uang domestik cukup besar, maka akan lebih aman kalau

13
perusahaan membayar lebih awal hutangnya. Kalau perusahaan berhutang dalam mata uang lemah
dunia, yang cenderung terdepresiasi terhadap mata uang domestik, maka akan lebih menguntungkan
kalau perusahaan memperlambat pembayaran utangnya.

B. Leads dan Lags Antar Perusahaan Independen

Leading atau lagging antar perusahaan-perusahaan independen dapat dilakukan jika


perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam transaksi bersedia mengikuti usulan mitranya. Untuk
kesediaannya itu, biasanya ada semacam kontraprestasi yang diperoleh.

C. Leads dan Lags Antar Perusahaan-Perusahaan dalam Satu Induk

Strategi leads dan Lags lebih mudah diterapkan antar perusahaan dalam satu induk, karena
memiliki tujuan yang sama. Transaksi antar perusahaan dalam satu induk dapat berupa transaksi
operasi atau transaksi keuangan. Strategi leads dan lags terkadang juga sulit diterapkan dlam
perusahaan multinasional. Beberapa penyebabnya antara lain karena setiap anak perusahaan
dianggap sebagai perusahaan independent dan karena porsi kepemilikan induk perusahaan terhadap
perusahaan afiliasi tidak besar.

D. Reinvoicing Centers

Sebuah reinvoicing centers adalah anak perusahaan dari suatu perusahaan multinasional yang
berada di suatu negara tertentu yang berfungsi mengelola eksposur transaksi perusahaan-perusahaan
afiliasi. Keuntungan utama dari reinvoicing center adalah manajemen eksposur transaksi antar
perusahaan afiliasi dipusatkan pada satu lokasi. Karena semua transaksi dipusatkan di satu tempat,
volume transaksi akansangat besar sekali. Disini reinvoicing center memiliki posisi tawar menawar
yang taat dengan bank untuk mendapatkan hasil yang optimal. Sedangkan kerugian utamanya adalah
perusahaan harus mendirikan suatu anak perusahaan khusus untuk mengelola reinvoicing center,
dimana biaya yang dikeluarkan mungkin lebih besar dari manfaat yang diperoleh.

E. Menetapkan Klausula Pembagian Risiko dengan Pelanggan Kesepakatan

pembagian risiko (risksharing) umumnya diberlakukan antara pemasok dan pelanggan yang
memiliki hubungan bisnis jangka panjang. Kesepakatan ini akan ditambahkan dalam kontrak kerja
sama. Tujuan utama daririsksharingadalah untuk memelihara eksistensi masing-masing pihak, agar
kerja sama tetap berlangsung.

14
2.3 Teknik - Teknik Menghilangkan Exposure Transaksi
Teknik-Teknik Menghilangkan Exposure Transaksi
Jika perusahaan multinasional memutuskan untuk meng-hedgesebagian atauseluruh exposure
transaksi-nya, mereka dapat menggunakan perangkat hedging berikut ini:
1. Kontrak futures
2. Kontak forward
3. Intrumen pasar uang
4. Opsi valuta
1. Hedging memakai futures
Kontrak currency futures dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaanyang ingin meng-
hedge exposure transaksi. Kontrak futures dalam banyak hal serupa dengan
kontrak forward.Kontrak forward lebih umum bagi transaksi-transaksi bernilai besar
sementarakontrak futures mungkin lebih cepat bagi perusahaan perusahaan yang ingin meng-
hedge exposure transaksi yang bernilai kecil.
Sebuah perusahaan yang membeli kontrak currency futures berhak menerima suatuvaluta
asing dengan jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada tanggal tertentu.Untuk meng-hedge
kewajiban valuta asing di masa depan, perusahaan mungkin inginmembeli kontrak currency futures
yang mewakili valuta yang sama dengan valuta yangmendominasi kewajiban tersebut. Walaupun
currency futures dapat mengurangi exposuretransaksi perusahaan, currency futures kadang-kadang
bisa merugikan. Yaitu, jika setelahperusahaan meng-hedge kewajiban di masa depan, kurs spot di
masa depan ternyata lebihrendah daripada kurs yang disepakati oleh currency futures (karena valuta
asing yangdimaksud telah mengalami depresiasi).
Sebuah perusahaan yang menjual kontrak currency futuresberhak menjual suatuvaluta
asing dalam jumlah tertentu, dengan harga tertentu, dan pada tanggal tertentu. Samaseperti
pembelian kontrak currency futures, penjualan kontrak currency futures juga bisamerugikan.
2. Hedging memakai forward
Kontrak forward sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar yang inginmelakukan
hedging.Untuk melakukan hedging memakai kontrak forwad, perusahaanmultinasional harus
membeli kontrak forward untuk valuta yang sama dengan valuta yangmendominasi kewajiban
dimasa depan. Sebagai contoh, jika sebuah perusahaanmultinasional yang berbasis di AS akan harus

15
membayar SF1.000.000 kepada sebuahpemasok dari swiss 30 hari dari sekarang, perusahaan tersebut
dapat membeli kontrak forward franc swiss dari sebuah bank untuk mengakomodasi pembayarannya.
Bank,dengan demikian, setuju untuk menyediakan franc swiss kepada MNC AS tersebut 30 haridari
sekarang dan menerima dolar.
Kontrak forward ditujukan untuk memastikan nilai tukar konversi franc swissdengan dolar
AS. Hedge yang dilakukan dengan kontrak forward ini memberikankepastian kepada perusahaan
akan besarnya nilai dolar AS yang akan dikonversikan dalamfranc.
3. Hedging memakai intrusmen pasar uang
Hedging memakai instrument pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisidalam pasar
uang untuk melindungi posisi hutang atau piutang dimasa depan. Hedging hutang dan piutang
memakai instrument pasar uang akan dibahas secara terpisah sebagaiberikut
A. hedging hutang memakai intrusmen pasar uang
Pertama, akan diilustrasikan hedging pasar uang sedehana, dimana sebuahperusahaan
memiliki kelebihan kas. Kemudian, contoh kedua akan memperlihatkanbagaimana sebuah
perusahaan dapat menggunakan hedging pasar uang untuk meng-hedgehutang, walaupun perusahaan
tersebut tidak memiliki kelebihan kas.
Dalam banyak kasus, perusahaan lebih suka meng-hedge hutang tanpamenggunakan saldo
kas mereka. Hedging pasar uang masih dapat digunakanuntuk situasiseperti ini, tetapi memerlukan
dua posisi dalam pasar uang:(1) meminjam dana dalamvaluta asal, dan (2) melakukan investasi
jangka pendek dalam valuta asing. Sebagaiilustrasi, pertimbangkan lagi contoh diatas dimana sebuah
perusahaan AS membutuhkanSF1.000.000 untuk membayar kewajiban 30 hari dari sekarang. Ingat
juga bahwa jumlahdolar AS yang dibutuhkan pada awal periode investasi adalah $646.766, yang
akanmenghasilkan SF1.000.000 pada akhir periode investasi. Jika tidak memiliki kelebihankas,
perusahaan AS tersebut dapat meminjam $646.766 dari bank AS, kemudianmenukarkannya dengan
franc swiss, dan terakhir membeli instrument investasi jangkapendek franc swiss. Karena investasi
dalam instrument franc swiss pada saat jatuh tempoakan mampu menutupi posisi hutang dimasa
depan, perusahaan AS hanya perlumengkhawatirkan pelunasan kredit kepada bank AS 30 hari dari
sekarang. Instrumentpasar uang yang digunakan untuk meng-hedge hutang valas dapat diikhtisarkan
sebagaiberikut.
Langkah 1. Meminjam $646.766 dari bank AS, katakanlah dengan suku bunga 0,7%sepanjang
periode 30 hari.
Langkah 2. Mengkonversikan $646.766 menjadi SF995.025, berbasis kurs $0,65.
Langkah 3.Menginvestasikan SF995.025 dalam instrument franc swiss yang memberikan0,5%
selama 30 hari.

16
Langkah 4.Melunasi pinjaman kepada bank AS, beserta bunganya ; jumlah yang harusdibayarkan
adalah $651.293 ($646.766 x 1,007).
B. hedging piutang memakai intrusment pasar uang
Pertimbangkan sebuah perusahaan AS yang akan menerima DM400.000 90 haridari sekarang.
Hedging pasar uang sederhana dapat diimplementasikan jika perusahaantersebut juga berencana
meminjam dolar AS untuk jangka waktu 90 hari. Dalam hal inidaripada meminjam dolar, perusahaan
dapat meminjam mark dan mengkonversikankedalam dolar. Dengan mengasumsikan suku bunga
tahunan 8% atau 2%
Jumlah mark yang harus dipinjam untuk menghedge piutang dimasa depan adalah, jikaperusa
haan meminjam dana DM392.157 dan mengkonversikannya kedalam dolar, makapiutang dapat
digunakan melunasi pinjaman mark pada saat jatuh tempo. Sementara itu,dana pinjaman dapat
digunakan oleh perusahaan untuk tujuan lain. Dalam sejumlah kasus,perusahaan mungkin tidak
berencana meminjam dana untuk jangka waktu 90 hari. Dalamhal ini hedging pasar uang tetap dapat
digunakan untuk meng-hedge piutang dimasa depan jika perusahaan mengambil dua posisi dalam
pasar uang:(1) meminjam valuta asing yangmendominasi piutang dimasa depan, dan (2) berinvestasi
dalam valuta asal. Hasil hedgingmemakai instrument pasar uang dalam contoh ini dapat
dibandingkan dengan hasilhedging memakai kontrak forward untuk menentukan tipe hedging mana
yang lebih baik.Karena hasil dari kedua hedging sebelumnya, perusahaan
sebaiknyamengimplementasikan tipe hedging yang paling menguntungkan. Sama seperti
hedginghutang, perusahaan tidak tahu apakah teknik hedging piutang yang dipilih akanmengungguli
strategi tanpa-hedging sampai periode hedging berakhir.
4. Hedging memakai opsi valuta
Perusahaan-perusahaan menyadari bahwa perangkat-perangkat hedging sepertikontrak
forward dan instrument pasar uang kadang-kadang dapat merugikan jika valutadari hutang
mengalami depresiasi atau valuta dari piutang mengalami apresiasi sepanjangperiode hedging.
Dalam hal ini, strategi tanpa-hedging mungkin akan mengunggulihedging memakai kontrak forward
atau instrument pasar uang. Tipe hedging yang idealharus mampu mengisolasi perusahaan dari
pergerakan nilai tukar yang mungkinmerugikan dan juga memungkinkan perusahaan untuk
mengambil manfaat dari pergerakannilai tukar yang menguntungkan. Pemakaian opsi valuta untuk
hedging yaitu sebagai berikut:
1. hedging hutang memakai currency call option
Currency call option memberikan hak untuk membeli suatu valuta dalam jumlahtertentu
dengan harga tertentu (exercise price) selama periode waktu tertentu. Tetapi, tidak seperti kontrak
futures atau kontrak forward, currency call option tidak mewajibkan pemiliknya untuk membeli

17
valuta pada harga yang ditentukan. Sebagai ilustrasi,pertimbangkan sebuah perusahaan yang
memiliki hutang dalam pounds inggris. Jika kursspot pound tetap lebih rendah daripada exercise
price sepanjang periode opsi, perusahaanyang membutuhkan pound dapat membiarkan opsinya
kadaluarsa dan membeli pounddalam pasar spot saja.
2. hedging piutang memakai currency put option
sama seperti currency call option, currency put option juga perangkat hedgingyang
bermanfaat. Currency put option memberikan hak untuk menjual suatu valuta
dalam jumlah tertentu (exercise price) sepanjang periode waktu tertentu. Currency put optiondapat
digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk meng-hedge piutang valas di masadepan, karena put
option menjamin harga jual (yaitu, exercise price) dari piutang di masadepan. Currency put option
berjalan dari valuta asing berada diatas exercise price padasaat menerima pembayaran piutang,
perusahaan dapat menjual valuta yang diterima dalampasar spot dan membiarkan put option
kadaluarsa.
Perbandingan teknik-teknik hedging
Ketika menggunakan kontrak futures, kontrak forward, atau instrumen pasar uanguntuk
melakukan hedging, perusahaan dapat mengestimasi jumlah valuta Negara asal yangakan dibutuhkan
untuk melunasi kewajiban valas di masa depan, atau jumlah valuta asalyang akan diterima dari
piutang valas di masa depan. Jadi, perusahaan dapatmembandingkan biaya dan penerimaan serta
menetukan teknik hedging mana yang lebihtepat. Namun arus kas yang terkait dengan hedging
memakai opsi valuta tidak bisaditentukan secara pasti, karena biaya pembayaran hutang dan
pendapatan yang diterimadari piutang tidak diketahui di muka. Masing-masing teknik hedging
diikhtisarkan sebagaiberikut ini.
2.4 Mengukur dan Mengelola Exposure Ekonomi
Exposure ekonomi mewakili setiap dampak dari fluktuasi nilai tukar atas arus kas di masa
depan sebuah perusahaan. Arus kas korporasi dapat dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar dengan
cara –cara yang tidak langsung berkaitan dengan transaksi –transaksi valutaasing. Jadi perusahaan
tidak bisa hanya berfokus pada hedging hutang atau piutang valas mereka, tetapi juga harus berusaha
menentukan bagaimana arus kas mereka secara keseluruhan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai
tukar di masa depan.
Untuk menilai exposure ekonomi dapat dilakukan dengan cara memisahkan beban operasi ke
dalam beban operasi tetap dan beban operasi variable. Nilai dari beban operasi tetap dapat ditentukan
sesuai dengan sejarah laporan perusahaan, sedangkan beban operasi variable di tentukan oleh tingkat
penjualan perusahaan. Laba sebelum bunga dan pajak dihitung dengan mengurangi laba kotor
dengan beban operasi total. Bunga yang terhutang pada bank-bank di Negara yang tidak sensitive

18
terhadap pergerakan nilai tukar. Namun, jumlah yang akan di butuhkan untuk membayar bunga
untuk kredit yang di ambil di Negara yang sensitive terhadap pergerakan nilai tukar tergantug pada
scenario nilai tukar yang terjadi. Laba sebelum pajak adalah laba sebelum bunga dan pajak di
kurangi dengan total beban bunga.
Kebijakan untuk menaikkan penjualan di Negara yang sensitive terhadap nilai tukar atau
mengurangi pemakaian bahan baku dari Negara yang sensitive terhadap nilai tukar akan
menghasilkan dampak yang lebih seimbang.
Rumus Mengukur Eksposur Ekonomi :
P=a+bxS+e
Ket : b disebut koefisien eksposur
Secara statistik, b = Cov (P,S)/Var (S)
Var (P) = b2Var(S) + Var(e)
b2Var(S): menunjukkan bagian dari variabilitas nilai Rp atas aset yangberkaitan dengan
perubahan-perubahan acak dalam kurs tukar

Var(e): bagian variabilitas nilai Rp yang adalah independen ataspergerakan kurs tukar.

2.5 Mengukur dan Mengelola Exposure Translasi

Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan pada
aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan keuangan
konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara. mengukur eksposur
akuntansi.

Perusahaan transnasional yang tidak peduli dengan eksposur akuntansi umumnya


berpendapat bahwa pendapatan yang diperoleh oleh cabang-cabang perusahaan tidak perlu
dikonversi dalam mata uang perusahaan induknya. Ini diakibatkan karena mereka tidak yakin
eksposur akuntansi relevan. Kendati demikian, perlu dipahami apa yang mempengaruhi derajat
eksposur perusahaan terhadap kemungkinan laba/rugi karena konversi lapran keuangan. Besar
kecilnya eksposur akuntansi tergantung dari :

1. Seberapa jauh peranan cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Semakin besar persentase
bisnis perusahaan yang dilakukan oleh cabang di luar negeri, semakin besar persentase pos-pos
laporan keuangan yang mudah terpengaruh eksposur akuntansi.
2. Lokasi cabang-cabang perusahaan di luar negeri. Ini diakibatkan karena pos-pos laporan
keuangan di setiap cabang biasanya dinyatakan dalam mata uang local di Negara tersebut.

19
3. Standar akuntansi yang dipergunakan. Setiap Negara umumnya mempunyai standar
akuntansi yang sudah baku , yang amat bervariasi antar Negara.
4. Alasan-alasan untuk melakukan translasi

Perusahaan dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan untuk mendapatkan pemahaman yang
holistic atas operasi perusahaan, baik domestic dan luar negeri. Untuk mencapai hal ini, laporan
keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang asing disajikan ulang
dengan mata uang pelaporan induk perusahaan. Proses penyajian ulang informasi keuangan dari satu
mata uang ke mata uang lainnya disebut sebagai translasi.

Kebanyakan masalah yang berkaitan dengan translasi mata uang berasal dari fakta bahwa
nilai relative mata uang asing jarang sekali ditetapkan. Kurs nilai tukar variable, yang digabungkan
dengan berbagai macam metode translasi yang dapat digunakan dan perbedaan perlakuan atas
keuntungan dan kerugian translasi, membuat perbandingan hasil keuangan satu perusahaan dengan
perusahaan lain, atau perbandingan hasil suatu perusahaan yang sama dari satu periode ke periode
lain sulit dilakukan. Keadaan ini merupakan tantangan tersendiri bagi perusahaan multinasional
untuk menyediakan pengungkapan informasi hasil operasi dan posisi keuangan.

Alasan tambahan untuk translasi mata uang asing adalah untuk mencatat transaksi mata uang
asing, mengukur risiko suatu perusahaan terhadap pengaruh perubahan mata uang dan
berkomunikasi dengan para pihak berkepentingan dari luar negeri. Untuk keperluan akuntansi, suatu
aktiva dan kewajiban mata uang asing dikatakan menghadapi resiko mata uang jika suatu perubahan
kurs nilai tukar mata uang menyebabkan mata uang induk perusahaan (pelaporan) juga berubah.
Pengukuran resiko ini akan berbeda-beda tergantung dari metode translasi yang dipilih untuk
digunakan oleh perusahaan.

Perbedaan konseptual antara eksposur transaksi, operasi, dan akuntansi, yaitu :

1. Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan
antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan saat transaksi diselesaikan/dipenuhi. Jadi
eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada, tetapi belum jatuh tempo.
Eksposur transaksi akan mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan.

20
2. Eksposur operasi disebut juga eksposur ekonomis, eksposur kompetatif atau eksposur
strategis yaitu mengukur perubahan nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh adanya
perubahan pada aliran kas operasi di masa yang akan datang, karena terjadi perubahan yang tak
terantisipasi pada kurs valuta asing.
3. Eksposur transaksi dan eksposur operasi berhubungan dengan perubahan pada aliran kas
perusahaan. Perbedaannya adalah dampak eksposur transaksi memiliki jangkauan waktu yang lebih
pendek, karena hanya melibatkan transaksi-transaksi yang belum jatuh tempo. Sebaliknya, eksposur
transaksi mengukur kemungkinan penyimpangan aliran kas dari yang diharapkan, baik aliran kas
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
4. Eksposur akuntansi disebut juga eksposur translasi yaitu tidak menimbulkan perubahan
pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul pada saat sebuah MNC membuat laporan
keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaannya yang tersebar di berbagai negara.

2.6 Kasus

Sebuah perusahaan mendapat sekitar 60% pendapatannya dari pasar Amerika Serikat.
Manajemen mengasumsikan depresiasi bertahap rupiah terhadap dolar AS, katakanlah 1,5% per
tahun, ke dalam perkiraan operasinya untuk dua tahun ke depan.

Depresiasi berarti produk perusahaan akan lebih murah di pasar Amerika Serikat. Oleh
karena itu, perusahaan menargetkan pertumbuhan penjualan yang tinggi, katakanlah 15% per tahun
selama dua tahun. Untuk mendukung peningkatan penjualan, perusahaan meningkatkan produksi dan
telah membeli mesin baru. Perusahaan telah mengambil pinjaman 5 tahun dari bank domestik untuk
membiayai investasi tersebut.

Katakanlah, asumsi nilai tukar meleset. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ternyata
menguat selama dua tahun tersebut. Penjualan jatuh 15% karena apresiasi membuat harga produk
menjadi lebih mahal di pasar Amerika Serikat.

Apresiasi menyebabkan masalah arus kas perusahaan. Karena 60% pendapatan berasal dari
Amerika Serikat, perusahaan mengumpulkan rupiah yang lebih rendah dari penjualan. Apresiasi
membuat konversi dolar AS penjualan ke dalam rupiah menjadi lebih sedikit.

21
Pada saat yang sama, perusahaan harus membayar rutin pinjaman dari bank. Pada akhirnya,
apresiasi berdampak negatif pada profitabilitas dan arus kas perusahaan. Karena arus kas memburuk,
itu membuat valuasi nilai perusahaan jatuh.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Eksposure valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan pembayaran dan/ atau
menerima pendapatan dalam valuta asing. Eksposur valuta asing timbul karena kurs valuta asing
selalu berubah. Ditinjau dari dampaknya, terdapat 3 macam eksposur valuta asing, yaitu eksposur
transaksi, eksposur operasi, dan eksposur akuntansi.

ksposur merupakan gambaran dari tingkat atau derajat perubahan nilai suatu objek dalam
mata uang asal karena perubahan kurs. Eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik riil,
yang terdapat pada aset dan kewajiban, atau pada pendapatan operasi perusahaan sehingga nilai asset
dan kewajiban ditentukan pada suatu saat tertentu, dan nilai pendapatan operasi dihitung selama
periode waktu tertentu. Perubahan kurs yang lebih besar atau lebih kecil dari yang diharapkan yang
akan menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban, atau pendapatan operasi

B. Saran

Dengan adanya makalah ini kami berharap dapat membantu pembaca untuk memperoleh
informasi mengenai Exposure Transaksi, Exposure Ekonomi, dan Exposure Translasi. Namun kami
sadar bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu kami dalam pembuatan makalah selanjutnya
dengan memberikan saran. Terima kasih atas perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca.

22
DAFTAR PUSTAKA

Kuncoro, Mudrajad. Manajemen Keuangan Internasional Pengantar Ekonomi dan Bisnis Global
.Edisi 2.Yogyakarta:BPFE.
Madura,.Jeff.2006.Manajemen Keuangan Internasional Edisi 4.Jakarta: (s.n).

23

Anda mungkin juga menyukai