Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
2
TINJAUAN KEBIJAKAN
2.1. Tinjauan Kebijakan Tata Ruang
2.1.1. RTRW Propinsi Maluku Utara
Perencanaan tata ruang wilayah Propinsi Maluku Utara, perlu mengacu
kepada Strategi Kebijaksanaan wilayah yang telah ditetapkan di Tingkat
Nasional. Berdasarkan GBHN Tahun 1999 dan Strategi Kebijaksanaan
pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh Menko perekonomian/ Bappenas
tahun 2000 diuraikan sebagai berikut :
1. Mengacu pada rencana tata ruang wilayah, baik nasional maupun lokal
untuk mendukung kesinambungan dan keserasian pembangunan.
2. Menekankan peran pemerintah di dalam pembangunan daerah sesuai
dengan azas otonomi dan desentralisasi.
3. Pengembangan wilayah didasarkan pada pemanfaatan keunggulan
komparatif dan kompetitif di setiap daerah agar tercapai keserasian
perkembangan ekonomi antar daerah.
4. Mendorong peningkatan ekonomi wilayah yang menunjang peningkatan
kesempatan kerja dan kesempatan berusaha serta keterkaitan antar
wilayah yang saling menguntungkan.
5. Mendorong pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh.
6. Mempercepat kemajuan kegiatan ekonomi perdesaan dalam rangka
peningkatan pendapatan masyarakat perdesaan.
7. Meningkatkan aksesibilitas wilayah tertinggal untuk mendorong
percepatan pembangunan di wilayah itu.
8. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dan ketertiban
daerah perbatasan.
9. Meningkatkan kemampuan pengelolaan perkotaan dan perdesaan
dalam penyediaan sarana, prasarana dan pelayanan umum.
10. Meningkatkan kerjasama kemitraaan antara pemerintah, masyarakat
dan dunia usaha dalam pembangunan daerah.
II1
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II2
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
1. Mendorong terwujudnya penghayatan dan pengalaman nilainilai ajaran
ajaran agama yang menghargai keberagaman.
2. Mendukung terciptanya wawasan kebangsaan dan sistem keamanan
yang tangguh .
3. Mewujudkan sistem dan iklim pendidikan yang agamis, demokratis,
berkualitas serta menguasai IPTEK.
4. Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang sehat, dinamis dan berdaya
tahan dari pengaruh globalisasi.
5. Mendorong terwujudnya sistem dan kesadaran hukum yang menjamin
tegaknya supremasi hukum dan HAM.
6. Mengembangkan ekonomi kerakyatan berbasis sumber daya lokal yang
berdaya saing dan berkelanjutan.
7. Memantapkan pelaksanaan otonomi daerah yang berbasis pada
pemerintahan yang bersih dan berwibawa.
8. Meningkatkan dan mengembangkan infrastruktur wilayah yang
berkelanjutan.
II3
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
3. Menjamin kehandalan ketahanan pangan yang merata kepada segenap
masyarakat di wilayahwilayah rawan pangan.
4. Mengantisipasi dan menanggulangi dampak bencana, baik fisik maupun
non fisik yang terencana dengan baik.
II4
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
dilakukan pengembangan di kotakota sebagai ibukota kabupaten untuk
menjadi pusat pertumbuhan di daerah belakangnya (hinterland) yaitu:
¨ Kota Tobelo sebagai pusat pertumbuhan di Halmahera bagian Utara
¨ Kota Maba sebagai pusat pertumbuhan di Halmahera bagian Timur
¨ Kota Weda sebagai pusat pertumbuhan di Halmahera bagian Tengah
¨ Kota Labuha sebagai pusat pertumbuhan di Pulau Bacan dan
Halmahera Selatan
¨ Kota Sanana sebagai pusat pertumbuhan di Kepulauan Sula
Selain itu, kotakota tersebut difungsikan juga sebagai pusat pelayanan
fasilitas sosial dan ekonomi untuk masingmasing lingkup pelayanan.
2. Kota Sofifi yang berlokasi di antara dua kabupaten ini akan
dikembangkan sebagai ibukota Propinsi yang berfungsi administrasi
tingkat Propinsi dan Budaya. Kota ini akan menjembatani antar wilayah
kabupaten
3. Memperkuat pola keterkaitan dengan wilayah luar melalui
pengembangan kawasan ”lautpulau” dan pusatpusat pertumbuhan
yang berperan sebagai pintu masuk bagi wilayah pulau dan kota lainnya
4. Disamping dalam pandangan jauh kedepan tadi, dari sekarang sudah
harus diantisipasi perlunya komplementariti dan keterkaitan kegiatan
fungsional yang dikembangkan antara Kota Ternate, Kota Sofifi dan
Ibukota Kabupaten menjadi satu kesatuan.
Kota Sofifi saat ini berada di tingkat/hirarki Pusat Kegiatan Lokal (PKL),
seiring Kota Sofifi menjadi Ibu Kota Propinsi Maluku Utara, maka Pusat Kegiatan
Lokal (PKL) Kota Sofifi yang dalam kurun waktu perencanaan diusulkan menjadi
Pusat Kegiatan Wilayah (PKW).
II5
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
hasilhasil produksi barang yang telah diproses di Maluku Utara. Selain itu
strategi pengembangan tata ruang makro diarahkan pula untuk meningkatkan
akses Maluku Utara dengan potensi pasar di luar Maluku Utara.
Dengan demikian maka strategi tata ruang Propinsi Maluku Utara
secara makro dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Mengembangkan Kotakota yang akan berperan sebagai pusatpusat
pertumbuhan (growth centre) di Propinsi Maluku Utara
¨ Kotakota yang merupakan pusatpusat pertumbuhan regional dalam
hal ini kota yang berperan sebagai koleksi distribusi internal, maupun
sebagai pintu gerbang bagi wilayah Propinsi dan Kabupaten dalam
hubungannya dengan daerah luarnya.
¨ Kota Ternate mengembangkan fungsi lebih khusus yaitu tetap
sebagai pusat jasa dan perdagangan, kebudayaan, dan pendidikan
dan pintu gerbang wilayah Propinsi. Dalam aspek komplementari
fungsional, kota ini akan melakukan integrasi pelayanan fungsional
dengan Kota Tidore, kawasan Sidangoli, Kota Sofifi.
¨ Pengembangan Kota Sofifi akan berkembang menjadi pusat
pemerintahan Propinsi sesuai dengan kebijaksanaan daerah
sehingga perlu dibangun prasarana dan saranan wilayah yang
memadai.
¨ Pengembangan kotakota yang berperan sebagai ibukota kabupaten
dan pusat koleksi dan distribusi kegiatan sosial ekonomi serta pusat
pelayanan, pengembangan kota ini terkait juga dengan
pengembangan wilayah daratan Pulau Halmahera, Bacan, dan
kepulauan Sula.
2. Meningkatkan Aksesibilitas Propinsi Maluku Utara dengan pusat
Pasaran Nasional melalui pengembangan Sistem Jaringan Transportasi
Laut dan Udara yang terintegrasi
¨ Pengembangan sistem Transportasi laut diarahkan dan diprioritaskan
pada pusat pelayanan regional yaitu pelabuhan Ternate yang akan
menjadi pintu gerbang Maluku Utara dalam kegiatan perekonomian
dan perdagangan.
¨ Pengembangan sistem transportasi udara yang berlokasi di kota
pelayanan Ternate, Sanana, Kao, Daruba dan Buli akan
dikembangkan sesuai dengan fungsinya terutama untuk melayani
II6
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
daerahdaerah belakang yang lebih terbatas di kabupatenkabupaten
yang terkait.
¨ Strategi pengembangan tata ruang makro ini didukung dan
diintegrasikan dengan strategi pengembangan tata ruang mikro agar
berhasil guna dan berdaya guna bagi pembangunan Wilayah Maluku
Utara.
3. Meningkatkan Peran Kota/ Pusat Pertumbuhan yang berfungsi sebagai
pintu keluar/ masuk (multi gate) bagi kawasan laut pulau sekitarnya
melalui pengembangan prasarana dan sarana serta jaringan
Transportasi yang terintegrasi
¨ Pengembangan ini diarahkan pada kotakota yang berfungsi sebagai
pintu keluarmasuk dari wilayah luar terhadap kota dan wilayah pulau
lainnya.
¨ Pengembangan diprioritaskan pada pengembangan prasarana dan
sarana dasar kota serta jaringan transpotasi yang menghubungkan
dengan wilayah pelayanannya.
II7
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II8
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
5. Mengembangkan kotakota sebagai pusat pelayanan yang berhirarki
¨ Fungsi kotakota dalam sistem kota perlu ditingkatkan dalam
kaitannya dengan fungsi pusat pelayanan fasilitas sosial ekonomi
yang memiliki lingkup pelayanan yang berhirarki. Wilayah Propinsi
terdapat hirarki kota yang terdiri dar orde I, II, III, dan IV yang masing
masing memiliki fungsi dan lingkup pelaynan sehingga dalam
pengalokasian jenis fasilitas sosial ekonomi mengikuti hirarki
tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar tercapai efesiensi dalam
pembiayaan pembangunan fasilitas.
II9
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II10
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.1. Pembagian BWK dan Arahan Pengembangan Tiap Sub BWK Kota Sofifi
Bagian Wilayah Kota Arahan Pengembangan
BWK – 1 Pariwisata
Perumahan
BWK – 2 Pemerintahan
Perdagangan dan Jasa (CBD)
Pelabuhan/dermaga penumpang
Perumahan
BWK – 3 Pelabuhan/dermaga penumpang
Perumahan
BWK – 4 Pelabuhan/dermaga penumpang dan barang
Industri pengolahan
Perdagangan dan Jasa
Perumahan
Sumber : RTRW Ibukota Propinsi Maluku Utara Tahun 2000
II11
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
struktur tata ruang kota yang lebih baik yakni adanya keseimbangan
perkembangan serta semakin berkurangnya beban pelayanan di pusat kota.
Kawasan Tidak Terbangun/Ruang Terbuka Hijau
Kawasan atau ruang terbuka hijau adalah ruang dalam wilayah kota
dalam bentuk area atau jalur dimana dalam pemanfaatannya lebih bersifat
terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Dalam kawasan ini
pemanfaatannya lebih bersifat pengisian hijau tanaman atau tumbuhan
tumbuhan secara alamiah ataupun budidaya. Kawasan hijau yang pemanfaatan
ruang akan diarahkan di Kota Sofifi meliputi :
1. Kawasan hijau pertamanan kota;
2. Kawasan hijau lapangan olah raga;
3. Kawasan hijau jalur hijau;
4. Kawasan hijau pemakaman;
5. Kawasan hijau pertanian;
6. Kawasan hijau pekarangan; dan
7. Kawasan danau.
Pemanfaatan ruang pada tiap jenis kawasan hijau pada dasarnya
bergantung pada fungsi utamanya dan lokasinya. Lebih lanjut dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.2. Arahan Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbuka Hijau di Kota Sofifi
Jenis Kawasan /
Ruang Terbuka Lokasi Arahan Pemanfaatan Ruang
Hijau
Fungsi utama: sebagai sarana untuk menciptakan
keserasian dan keindahan lingkungan, sarana
untuk mempengaruhi/memperbaiki iklim mikro.
Pola pengembangannya perlu
mempertimbangkan jenis, letak/lokasi serta jenis
vegetasinya memenuhi kriteria:
1. Karakteristik tanaman: perakaran tidak
Tersebar dalam mengganggu pondasi, dahan tidak mudah
berbagai kawasan patah, tidak bergetah, struktur daun setengah
fungsional kota ; rapat sampai rapat;
pemerintahan, 2. Ketinggian bervariasi, warna hijau dan variasi
Taman perdagangan dan warna lain secara seimbang;
jasa, industri, 3. Kecepatan tumbuh sedang;
pendidikan, dan 4. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman
pusatpusat budidaya;
BWK/SubBWK 5. Jenis tanaman tahunan atau musiman; dan
6. Jarak tanaman setengah rapat, 90% dari luas
areal harus dihijaukan.
Bentukbentuk kawasan hijau pertamanan yang
dikembangkan : taman kota, taman dalam
kawasan fungsional (pemerintahan,
perdagangan dan jasa, pendidikan), taman
lingkungan perumahan, pulau jalan, taman
II12
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Jenis Kawasan /
Ruang Terbuka Lokasi Arahan Pemanfaatan Ruang
Hijau
gerbang kota, taman kota dan taman rekreasi.
Fungsi utama : sebagai sarana olah raga dan
rekreasi.
Tersebar sesuai
Pola pengembangannya perlu dikaitkan dengan
dengan jenis dan
pengembangan kawasan perumahan dan pusat
Lapangan Olah skala pelayanannya
pusat kegiatan baru (pusat BWK, pusat Sub
Raga (Pusat Kota, Pusat
BWK, lingkungan perumahan).
BWK, Pusat Sub
BWK) Pemanfaatan ruang : lapangan olah raga sesuai
dengan jenisnya, sarana penunjang kegiatan
olah raga.
Fungsi utama : sebagai jalur pengaman
utilitas/instalasi penting (sungai, jaringan listrik
tegangan tinggi); sekaligus menciptakan
keserasian lingkungan.
Pola pengembangannya perlu
mempertimbangkan lokasi, jaringan yang
diamankan, serta kriteria vegetasi untuk jalur
hiaju sebagai berikut :
Tersebar dalam
Jalur Hijau 1. Kriteria tanaman : struktur daun setengah
bentuk jalur
rapat sampai rapat, dominan warna hijau,
perakaran tidak mengganggu pondasi;
2. Kecepatan tumbuhnya bervariasi;
3. Dominan jenis tanaman tahunan;
4. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman
budidaya; dan
5. Jarak tanaman setengah rapat sampai rapat,
sekitar 90% dari luas areal harus dihijaukan.
Fungsi utama : sebagai sarana tempat
pemakaman umum (TPA) untuk memenuhi
kebutuhan kota dan BWK, sekaligus sebagai
unsur kawasan hijau kota.
Pola pengembangannya tersebar pada setiap
BWK dengan tetap mempertimbangkan
keberadaan pemakaman yang telah ada.
Penataan/penetapan lokasinya secara tepat
perlu mempertimbangkan ketentuan : tidak
berada dalam kawasan yang padat
penduduknya, menghindari penggunaan lahan
yang subur, memperhatikan keserasian
lingkungan, mencegah pengrusakan tanah, serta
Pemakaman
mencegah penggunaan lahan yang berlebihan.
Sebagai unsur dari kawasan hijau kota, kriteria
vegetasi untuk pemakaman adalah :
1. Kriteria tanaman : perakaran tidak
mengganggu pondasi, struktur daun
renggang sampai setengah rapat, dominan
warna hijau;
2. Jenis tanaman tahunan atau musiman;
3. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman
budidaya; dan
4. Jarak tanaman renggang sampai setengah
rapat, sekitar 50% dari luas areal harus
dihijaukan.
Fungsi utama : sebagai penghasil produksi
pertanian sekaligus konservasi terhadap
Pertanian kegiatan budidaya pertanian yang telah ada.
Pola pengembangannya perlu
mempertimbangkan potensi yang ada serta
II13
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Jenis Kawasan /
Ruang Terbuka Lokasi Arahan Pemanfaatan Ruang
Hijau
keserasian dengan kawasan sekitarnya.
Pemanfaatan ruang yang diperbolehkan :
pertanian tanaman pangan, tanaman tahunan,
tanaman semusim, hortikultura perkampungan
(perumahan pedesaan), wisata agro, budidaya
perikanan.
Fungsi utama : sebagai sarana untuk
menciptakan keserasian pada kawasan
perumahan.
Pola pengembangannya menyatu dengan
kaplingkapling perumahan sesuai dengan
kepadatan perumahan yang direncanakan.
Pekarangan Sesuai unsur kawasan hijau kota, kriteria
vegetasi untuk pekarangan :
1. Jenis tanaman tahunan atau musiman;
2. Berupa habitat tanaman lokal dan tanaman
budidaya; dan
3. Jarak tanaman bervariasi, persentase hijau
disesuaikan dengan intensitas kepadatan
bangunan.
Fungsi utama : sebagai kawasan konservasi bagi
perlindungan air tanah serta sebagai sistem
retensi dan pengisian air tanah.
Pola pengembangan :
1. Melindungi dan mengamankan kawasan
Danau Danau Gosale
danau dari kegiatan budidaya yang dapat
mengganggu kelestarian fungsi danau
tersebut; dan
2. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah
ada di sekitar kawasan danau.
Sumber : RTRW Kota Sofifi Tahun 2000
II14
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.3. Rencana Geometrik Jalan
2. Terminal
Penyediaan terminal sebagai sarana untuk memudahkan pergantian
moda. Ada beberapa terminal yang perlu dibangun untuk melayani
aktivitas penduduk di wilayah Kota Sofifi, yaitu :
a. Terminal yang melayani pergantian moda dari sistem transportasi laut
ke transportasi darat, dimana pengembangannya dilakukan di
pelabuhanpelabuhan Sofifi dan Sumahode. Tipe terminal yang dapat
dikembangkan di sana adalah terminal tipe B yang melayani
pergerakan antar kabupaten; dan
b. Pembangunan terminal lainnya, adalah terminal tipe C yang melayani
pergerakan internal (dalam kota), dimana untuk setiap pusat BWK
akan memiliki terminal tipe C ini.
3. Penyediaan angkutan umum
Penyediaan angkutan umum sangat dipengaruhi oleh tingkat permintaan
yang ada. Permintaan angkutan umum dipengaruhi oleh potensi
II15
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II16
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II17
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
4. Menjaga agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang akan menimbulkan
dampak negatif dengan menggabungkan masyarakat dari tingkat sosial
dan ekonomi masyarakat yang bergama dalam suatu bagian perumahan
tanpa mengorbankan kenyamanan tiap kelompok;
5. Membentuk ruang hijau kota dan peruntukan tata bangunan yang
berfungsi untuk melindungi daerah kritis dengan ketat seperti daerah
sempadan sungai, sempadan pantai, kawasan berkontur curam serta
daerah patahan;
6. Mempertegas batas kota untuk mencegah pengembangan permukiman
ke arah kawasan lindung; dan
7. Menentukan jenis dan lokasi peruntukan serta distribusi intensitas
pemanfaatan lahan yang mengefisiensikan kegiatan kota.
C. Intensitas pemanfaatan lahan
Sasaran intensitas pemanfaatan lahan pada wilayah perencanaan
adalah mendapatkan intensitas pemanfaatan lahan kawasan yang merata dan
seimbang sesuai dengan jenis peruntukannya.
Tujuan aturan intensitas pemanfaatan lahan adalah :
1. Mengarahkan tata bangunan untuk membentuk kualitas visual kota yang
indah, dengan merancang unsur gerbang kota, vista kota dan wajah
jalan (streetscape) yang berkarakter;
2. Mengupayakan penyebaran kegiatan kota ynag didstribusikan secara
merata sehingga tidak membebani lokasi dan akses jalanjalan utama
kota;
3. Menjaga agar tidak terjadi kesenjangan sosial yang akan menimbulkan
dampak negatif dengan menggabungkan masyarakat dari tingkat sosial
dan ekonomi masyarakat yang beragam dalam suatu bagian perumahan
tanpa mengorbankan kenyamanan tiap kelompok;
4. Membentuk ruang hijau kota dan tata bangunan yang berfungsi untuk
melindungi daerah kritis dengan ketat seperti daerah sempadan sungai,
sempadan pantai, kawasan berkontur curam serta daerah patahan;
5. Menjaga perkembangan pada batas kota dan lebih menitikberatkan
pada peningkatan kepadatan bangunan utilitas kota sekaligus sejalan
dengan usaha membatasi perkembangan kota yang menyebar; dan
6. Menentukan jenis dan lokasi peruntukan serta distribusi intensitas
pemanfaatan lahan yang mengefisiensikan kegiatan kota.
II18
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Intensitas pemanfaatan lahan diberikan untuk tiap peruntukan pada sub
BWK dan Blok Bangunan dengan aturan KDB (Koefisien Dasar Bangunan), KLB
(koefisien lantai bangunan), KDH (koefisien dasar hijau), Ketinggian Bangunan,
dan Jenis Peruntukan. Besar intensitas pemanfaatan KDB dan KLB pada sub
BWK dan Blok Bangunan merupakan hasil ratarata dari KDB dan KLB tiap
peruntukan pasa Blok Bangunan. Komposisi peruntukan yaitu distribusi dan luas
masingmasing peruntukan di dalam blok merupakan aturan anjuran. Walaupun
demikian peruntukan blok secara umum tidak boleh berubah.
D. Sistem sirkulasi dan linkage
Tujuan sistem sirkulasi wilayah perencanaan adalah mengoptimalkan
akses pencapaian untuk meningkatkan kemampuan lahan.
Sasaran sistem sirkulasi pada wilayah perencanaan adalah :
1. Menjamin keterkaitan (linkage) diantara sistem kawasan wilayah
perencanaan dengan sistem sirkulasi pada kawasan di sekitarnya;
2. Meningktkan hubungan fungsional di antara berbagai jenis peruntukan
di dalam kawasan;
3. Mengupayakan keterkaitan (linkage) serta pemisahan yang jelas
diantara berbagai moda sirkulasi (pejalan kaki, angkutan umum,
kendaraan pribadi dan pelayanan); dan
4. Mengupayakan keterpaduan sistem dan sarana parkir.
E. Ruang terbuka hijau
Sasaran ruang terbuka dan tata hijau wilayah perencanaan adalah
meningkatkan kualitas kehidupan kota dengan menyediakan lingkungan yang
aman, sehat, indah serta kualitas kehidupan kota dengan menyediakan
lingkungan yang aman, sehat, indah serta berwawasan ekologis melalui
penciptaan berbagai jenis ruang terbuka dan tata hijau.
Tujuan ruang terbuka dan tata hijau wilayah perencanaan adalah :
1. Membentuk ruang hijau kota yang berfungsi untuk melindungi daerah
kritis dengan ketat seperti daerah sempadan sungai, sempadan pantai,
kawasan berkontur curam dan kawasan yang kondisi tanah tidak
memungkinkan untuk dibangun bangunan;
2. Mempertegas batas kota untuk mencegah pengembangan permukiman
kearah kawasan lindung; dan
II19
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II20
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
G. Sistem tata informasi (signage) dan wajah jalan (streetscape)
Sasaran penataan sistem informasi (signage) dan wajah jalan
(streetscape) adalah menciptakan lingkungan yang informatif sehingga
memudahkan pemakaian kawasan berorientasi dan bersirkulasi.
Jenisjenis tata informasi dan “streetscape” :
1. Tata informasi yang terpadu
Tata informasi yang terpadu merujuk kepada citra, karakter dan tata
bangunan. Tercakup di dalamnya adalah bangunan yang mampu
memberikan petunjuk (clues) kepada pengunjung kawasan dalam
berorientasi. Pada jarak yang lebih dekat, pengolahan podium bangunan
dapat mengarahkan pengunjung ke pintu masuk utama maupun servis
setiap bangunan. Bentuk podium tertentu akan “mengundang”
pengunjung. Oleh karenanya sesuai sebagai lokasi pintu masuk utama.
2. Tata informasi yang mengarahkan
Tata informasi yang mengarahkan menerangkan identitas dan lokasi
serta fasilitas dan jasa yaang terdapat di wilayah perencanaan.
Termasuk di dalamnya ramburambu lalu lintas serta ramburambu
untuk pejalan kaki yang masingmasing harus konsisten pada kawasan.
Rambu dalam bentuk tulisan dan simbol garis diperkenankan.
3. Papan nama
Ukuran dan kualitas rancangan dari rambu usaha, misalnya billboard
atau papan nama, harus diatur agar dapat tercipta keserasian serta
mengurangi dampak visual negatif pasa kawasan. Papan nama harus
membantu terciptanya suatu ‘sense of place’ yang positif dan tidak boleh
mengganggu blok hunian. Papan nama tidak boleh melebihi tinggi 1,5 m
serta panjang 10 m. Daerah papan nama ditentukan dalam panduan
perancangan bagi masingmasing subBWK. Sistem rambu dan papan
nama terpadu akan memudahkan pengunjung mencari daerah masuk
kawasan. Rambu penunjuk arah diletakkan pada tempat strategis serta
dirancang dengan desain konsisten dan jelas akan membantu
pengunjung berorientasi. Gabungan konsep tata bangunan dan
informasi (signage) yang baik akan meningkatkan kualitas lingkungan di
wilayah perencanaan.
II21
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
4. Perkakas jalan
Sistem informasi yang dirancang dengan baik akan menambah karakter
bangunan dan membuat hidup ‘streetscape’ dalam kawasan. Termasuk
dalam unsurunsur streetscape di wilayah perencanaan adalah street
furniture. Street furniture adalah semua unsur skala kecil yang dipakai
oleh umum, misalnya tempat duduk, tempat sampah, kioskios dan lain
lain. Penggunan bahan harus konsisten pada tiap blok. Patung pada
ruang terbuka umum di kawasan sangat dianjurkan. Kanopi melindungi
pejalan kaki dari hujan dan matahari serta sekaligus memberikan
keteduhan. Unsurunsur lain yang dianjurkan adalah pergol, parasol dan
tenda. Pencahayan memainkan peranan penting bagi lingkungan kota
pada waktu malam hari. Lampu jalan ditempatkan pada jarak maksimum
40 m, sedangkan lampu skala pejalan kaki pada jarak 20 m.
5. Kegiatan pendukung
Salah satu aspek yang turut membantu terciptanya ‘streetscape’ yang
menarik di lingkungan kota adalah adanya kegiatankegiatan yang
mendukung kegiatan utama (activities support), yaitu semua fungsi
informal yang membantu memperkuat kualitas ruang kota bagi
kepentingan umum, termasuk di dalamnya para penjual makanan,
penjaja barang dan kegiatan kaki lima lainnya yang terorganisasi
dengan baik, serta adanya prasarana/fisik yang medukung kegiatan
tersebut. Sektor informal perlu disadari sebagai suatu kenyataan yang
merupakan bagian yang tak terpisakan dari pembangunan kota di
Indonesia. Kegiatan pendukung ini memiliki potensi dalam melayani
berbagai lapisan masyarakat yang melaksanakan kegiatan seharihari
mereka di pusatpusat bisnis kota. Dengan mengintegrasikan aspek ini
dalam Konsep Perancangan Kota, kawasan pusat Kota Sofifi akan
memiliki citra sebagai lingkungan kota yang khas, hidup dan menarik,
serta terorganisir secara visual dengan baik. Sasaran utama dari
penataan kakilima dan sektor informal adalah untuk mengupayakan
integrasi sosial, serta penciptaan kualitas lingkungan untuk
mengupayakan integrasi dan interaksi sosial, serta penciptaan kualitas
lingkungan yang lebih baik dan sehat. Pertimbangan perancangan yang
terkait di dalamnya antara lain konseptualisasi kelompok, penyebaran
lokasi, sanitasi serta kinerja visual.
II22
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.4. Struktur Permukiman BWK 1
Jumlah Penduduk
Skala Permukiman Jumlah Unit
Pendukung (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota 1 15000 1
Lingkungan Permukiman 30004000 4
SubLingkungan Permukiman 7501000 16
(setingkat RW)
Unit Permukiman 150250 64
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
II23
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
¨ Sebaran Pusat Pelayanan
Adapun jenis fasilitas yang dialokasikan di BWK 1 adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.5. Struktur Pusat Pelayanan BWK 1
Jumlah Penduduk yang
Skala Pelayanan LokasiPusat Pelayanan
Dilayani (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota 1 Pusat Bagian Wilayah Kota 15000
Lingkungan Permukiman SubPusat Bagian Wilayah Kota 30004000
SubLingkungan Permukiman SubPusat Lingkungan Permukiman 7501000
(setingkat RW)
Unit Permukiman SubPusat Lingkungan Permukiman 150250
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Pola Jaringan Jalan
Jenis dan fungsi jalan yang membentuk pola jaringan jalan di BWK 1,
sebagai berikut:
Tabel 2.6. Sistem Jaringan Jalan BWK 1
Kecepatan
Jenis Jalan Damija Fungsi Jalan
Minimum (Km/Jam)
Arteri sekunder 40 Penghubung antara fungsi sekunder I 50
Kolektor primer 33 Penghubung antara fungsi primer I 60
kelas II
Kolektor sekunder 28 Penghubung antara fungsi sekunder II 40
Lokal sekunder 18 Penghubung antara fungsi sekunder lainnya 30
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
B. Kota Sofifi BWK2
¨ Kegiatan fungsional utama yang dikembangkan di BWK 2, adalah:
1. Pemerintahan, berlokasi di pusat orientasi serta ‘jantung’ BWK, yang
dalam perkembangannya akan diintegrasikan dengan kawasan Pusat
Kota Sofifi sehingga membentuk kesatuan yang terpadu.
2. Perdagangan dan jasa, dikembangkan ke jalan utama dengan pola
linear.
3. Pelabuhan/ dermaga penumpang, untuk melayani pergerakan
penumpang dari dan menuju Sofifi. Serta dalam diintegrasikan
dengan pengembangan jaringan jalan dan terminal guna mendukung
konsep transit point
4. Perumahan, yang ada saat ini dan pembangunan baru yang
menyebar di seluruh BWK.
5. Kawasan Pusat BWK, akan menjadi satu kesatuan dengan Kawasan
Pusat Kota
II24
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
¨ Kegiatan penunjang, yang terdapat di BWK 2, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.7. Klasifikasi Fungsi Kegiatan BWK 2
Klasifikasi Fungsi Jenis Fungsi
Fungsi Primer I Perkantoran pemerintahan
Fungsi Primer II Pelabuhan/ dermaga Sofifi
Fungsi Primer Lainnya
Fungsi Sekunder I Pusat kota Sofifi, kawasan rekreasi
Fungsi Sekunder II Kawasan perdagangan dan jasa, pusat lingkungan permukiman, sub
pusat BWK 2
Fungsi sekunder lainnya Pusat sublingkungan, permukiman, pusat unit permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
Tabel 2.8. Struktur Permukiman BWK 2
Jumlah Penduduk
Skala Permukiman Jumlah Unit
Pendukung (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota 2 2500030000 1
Lingkungan Permukiman 40005000 6
SubLingkungan Permukiman 15002000 15
(setingkat RW)
Unit Permukiman 400500 60
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
Tabel 2.9. Struktur Pusat Pelayanan BWK 2
Jumlah Penduduk yang
Skala Pelayanan LokasiPusat Pelayanan
Dilayani (Jiwa)
Propinsi Kawasan pemerintahan s.d 500000
Kota Kawasan pusat kota, kawasan s.d 100000
pemerintahan kota
Bagian Wilayah Kota Pusat Bagian Wilayah Kota 2500030000
Lingkungan Permukiman SubPusat Bagian Wilayah Kota 40005000
SubLingkungan Permukiman SubPusat Lingkungan 15002000
(setingkat RW) Permukiman
Unit Permukiman SubPusat Lingkungan 400500
Permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Pola Jaringan Jalan, jenis dan fungsi jalan yang membentuk pola
jaringan jalan di BWK 2:
II25
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.10. Sistem Jaringan Jalan BWK 2
Kecepatan Minimum
Jenis Jalan Damija Fungsi Jalan
(Km/Jam)
Arteri sekunder 40 Penghubung antara fungsi sekunder I 50
Kolektor primer 33 Penghubung antara fungsi primer I 60
kelas II
Kolektor sekunder 28 Penghubung antara fungsi sekunder II 40
Lokal sekunder 18 Penghubung antara fungsi sekunder 30
lainnya
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
C. Kota Sofifi BWK3
¨ Kegiatan fungsional utama BWK 3, adalah:
1. Pelabuhan/ dermaga penumpang, diintegrasikan dengan
pengembangan jaringan jalan di wilayah Kota Sofifi. Dan pelabuhan
laut yang sudah ada saat ini, dikembngkan menjadi dermaga
penumpang.
2. Perumahan, yang ada saat ini dan pembangunan baru yang
menyebar di seluruh BWK.
3. Kawasan Pusat BWK, akan menjadi satu kesatuan dengan Kawasan
Pusat Kota
¨ Kegiatan penunjang, yang terdapat di BWK 3, adalah sebagai berikut:
Tabel 2.11. Klasifikasi Fungsi Kegiatan BWK 3
Klasifikasi Fungsi Jenis Fungsi
Fungsi Primer I Kawasan pelabuhan
Fungsi Primer II Konservasi kota/ pertanian
Fungsi Primer Lainnya
Fungsi Sekunder I Kawasan terminal, kawasan rekreasi pantai, Pusat BWK 3
Fungsi Sekunder II Pusat lingkungan permukiman, subpusat BWK 3
Fungsi sekunder lainnya Pusat sublingkungan permukiman, pusat unit permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Struktur Lingkungan Permukiman BWK 3 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.12. Struktur Permukiman BWK 3
Jumlah Penduduk
Skala Permukiman Jumlah Unit
Pendukung (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota 3 20000 1
Lingkungan Permukiman 40005000 4
SubLingkungan Permukiman 10001250 16
(setingkat RW)
Unit Permukiman 150250 64
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
II26
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
¨ Sebaran Pusat Pelayanan yang dialokasikan pada BWK 3 terlihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.13. Struktur Pusat Pelayanan BWK 3
Jumlah Penduduk yang
Skala Pelayanan LokasiPusat Pelayanan
Dilayani (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota Pusat Bagian Wilayah Kota 15000
Lingkungan Permukiman SubPusat Bagian Wilayah 30004000
Kota
SubLingkungan Permukiman SubPusat Lingkungan 7501000
(setingkat RW) Permukiman
Unit Permukiman SubPusat Lingkungan 150250
Permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Pola Jaringan Jalan, jenis dan fungsi jalan yang membentuk pola
jaringan jalan di BWK 3:
Tabel 2.14. Sistem Jaringan Jalan BWK 3
Kecepatan Minimum
Jenis Jalan Damija Fungsi Jalan
(Km/Jam)
Arteri sekunder 40 Penghubung antara fungsi sekunder I 50
Kolektor primer 33 Penghubung antara fungsi primer I 60
kelas II
Kolektor sekunder 28 Penghubung antara fungsi sekunder 40
II
Lokal sekunder 18 Penghubung antara fungsi sekunder 30
lainnya
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
D. Kota Sofifi BWK4
¨ Kegiatan Fungsional utama BWK 4, antara lain:
1. Pelabuhan/ dermaga penumpang, mempertahankan dan
meningkatkan kapasitas Pelabuhan Sumahode. Serta diarahkan
untuk untuk melayani perherakan barang skala subregional.
2. Industri pengolahan, berupa kawasan industri yang diarahkan di
wilayah selatan kota Sofifi, yaitu Sumahode berupa jenis industri
pengolahan hasil produksi kayu.
3. Perdagangan dan jasa, dikembangkan ke jalan utama dengan pola
linear.
4. Perumahan, dialokasikan untuk perumahan dengan kepadatan
sedang hingga tinggi.
5. Kawasan Pusat BWK, akan menjadi satu kesatuan dengan Kawasan
Pusat Kota
II27
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
¨ Kegiatan penunjang, yang terdapat di BWK 4 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.15. Klasifikasi Fungsi Kegiatan BWK 4
Klasifikasi Fungsi Jenis Fungsi
Fungsi Primer I Kawasan pelabuhan
Fungsi Primer II Kawasan industri pengolahan
Fungsi Primer Lainnya
Fungsi Sekunder I Kawasan terminal, Pusat BWK 4
Fungsi Sekunder II Pusat lingkungan permukiman, subpusat BWK 4
Fungsi sekunder lainnya Pusat sublingkungan permukiman, pusat unit permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Struktur Lingkungan Permukiman pada BWK 4 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.16. Struktur Permukiman BWK 4
Jumlah Penduduk
Skala Permukiman Jumlah Unit
Pendukung (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota 4 20000 1
Lingkungan Permukiman 40005000 4
SubLingkungan Permukiman 10001250 16
(setingkat RW)
Unit Permukiman 150250 64
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Sebaran Pusat Pelayanan yang dialokasikan pada BWK 4 terlihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.17. Struktur Pusat Pelayanan BWK 4
Jumlah Penduduk yang
Skala Pelayanan LokasiPusat Pelayanan
Dilayani (Jiwa)
Bagian Wilayah Kota Pusat Bagian Wilayah Kota 15000
Lingkungan Permukiman SubPusat Bagian Wilayah 30004000
Kota
SubLingkungan Permukiman SubPusat Lingkungan 7501000
(setingkat RW) Permukiman
Unit Permukiman SubPusat Lingkungan 150250
Permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
¨ Pola Jaringan Jalan, jenis dan fungsi jalan yang membentuk pola
jaringan jalan di BWK 4:
Tabel 2.18. Sistem Jaringan Jalan BWK 4
Kecepatan Minimum
Jenis Jalan Damija Fungsi Jalan
(Km/Jam)
Arteri sekunder 40 Penghubung antara fungsi sekunder I 50
Kolektor primer 33 Penghubung antara fungsi primer I 60
kelas II
Kolektor sekunder 28 Penghubung antara fungsi sekunder 40
II
Lokal sekunder 18 Penghubung antara fungsi sekunder 30
lainnya
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
II28
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.19. Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di BWK 1
Kawasan Arahan Pemanfaatan Ruang
Pariwisata Fungsi Utama: kawasan pariwisata
Untuk kegiatan pariwisata dengan intensitas kawasan terbangun sangat rendah à
kelestarian lingkungan
Hotel, cottage, saran penunjang wisata lainnya
Perumahan Fungsi utama: perumahan kepadatan rendah
Ekstensifikasi pemanfatan ruang dengan pembangunan horisontal dan
peremajaan lingkungan perumahan
Perumahan dan sarana pelengkapnya
Pusat Bagian Fungsi Utama: pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala lokal
Wilayah Kota Pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di tiap BWK
Pemerintahan kecamatan, sarana: perbelanjaan, kesehatan, pendidikan (SMA),
terminal
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
Tabel 2.20. Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di BWK 2
Kawasan Arahan Pemanfaatan Ruang
Perdagangan Fungsi Utama: Perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kota
dan Jasa Linear sepanjang jalan arteri sekunder
Pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar, perkantoran, hotel, dll
Pemerintahan Pemerintahan dengan skala pelayanan propinsi
dan bangunan Memusat dalam kompleks/ pusat pemerintahan
umum Kantor gubernur, kantor dinasdinas, gedung DPRD
Perumahan Perumahan dengan kepadatan sedang dan rendah
Intensifikasi pemanfaatan ruang dengan pembangunan vertikal dan peremajaan
lingkungan
Perumahan, rusun, sarana perumahan
Pelabuhan Fungsi Utama: pelabuhan penumpang dengan skala pelayanan subregional
Memusat dalam kawasan pelabuhan
Dernaga, tempat parkir, pergudangan, dll
Pusat Bagian Fungsi Utama: pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala lokal
Wilayah Kota Pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di tiap BWK
Pemerintahan kecamatan, sarana: perbelanjaan, kesehatan, pendidikan (SMA),
terminal
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
II29
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.21. Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di BWK 3
Kawasan Arahan Pemanfaatan Ruang
Pelabuhan Fungsi Utama: pelabuhan penumpang dengan skala pelayanan subregional
Memusat dalam kawasan pelabuhan
Dernaga, tempat parkir, pergudangan, dll
Perumahan Fungsi utama: perumahan kepadatan rendah
Ekstensifikasi pemanfatan ruang dengan pembangunan horisontal dan peremajaan
lingkungan perumahan
Perumahan dan sarana pelengkapnya
Pusat Fungsi Utama: pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala lokal
Bagian Pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di tiap BWK
Wilayah Pemerintahan kecamatan, sarana: perbelanjaan, kesehatan, pendidikan (SMA),
Kota terminal
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
Tabel 2.22. Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di BWK 4
Kawasan Arahan Pemanfaatan Ruang
Perdagangan Fungsi Utama: Perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan kota
dan Jasa Linear sepanjang jalan arteri sekunder
Pusat perbelanjaan, pertokoan, pasar, perkantoran, hotel, dll
Industri Fungsi Utama: Industri pengolahan
Pengolahan Penyatuan industriindustri yang berkembang parsial
Aneka indsutri nonpolutan, industri kecil dan kerajinan, pergudangan
Pelabuhan Fungsi Utama: Pelabuhan penumpang dengan skala pelayanan subregional
Memusat dalam kawasan pelabuhan
Dernaga, tempat parkir, pergudangan, dll
Perumahan Fungsi utama: perumahan kepadatan rendah
Ekstensifikasi pemanfatan ruang dengan pembangunan horisontal dan peremajaan
lingkungan perumahan
Perumahan dan sarana pelengkapnya
Pusat Bagian Fungsi Utama: pusat pelayanan kegiatan perkotaan dengan skala lokal
Wilayah Kota Pemusatan kegiatan pada lokasi strategis di tiap BWK
Pemerintahan kecamatan, sarana: perbelanjaan, kesehatan, pendidikan (SMA),
terminal
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
B. Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbuka Hijau di Kota Sofifi
Tabel 2.23. Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbuka Hijau di BWK 1,2,3 dan 4
Kawasan Arahan Pemanfaatan Ruang Lokasi
Taman Fungsi utama: sarana untuk menciptakan keserasian dan Tersebar à
keindahan lingkungan pemerintahan,
Pola pengembangnnya: mempertimbangkan jenis, letak dan perdagangan, dll
jenis vegetasi
Taman kota, taman lingkungan, taman rekreasi, dll
Lapangan Fungsi utama: sarana olah raga dan rekreasi Tersebar à pusat
Olah Raga Pola pengembangnnya: dikaitkan dengan pengembangan kota, pusat BWK,
kawasan perumahan pusat subBWK
Lapangan olah raga dan sarana pelengkapnya
Jalur Hijau Fungsi utama: jalur pengaman utilitas, keserasian lingkungan Tersebar à tepi
Pola pengembangnnya: mempertimbangkan lokasi, kriteria jalan, tepi sungai,
vegetasi untuk jalur hijau pengaman
tegangan tinngi
Pemakaman Fungsi utama: sarana tempat pemakaman umum dan unsur Tersebar di setiap
kawasan hijau kota BWK
Pola pengembangnnya: tersebar di setiap PWK
Pertanian Fungsi utama: pengahsil produksi pertanian sekaligus BWK 3, sebelah
konservasi kegiatan budidaya pertanian selatan Sungai
II30
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II31
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II32
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
menjadi sistem tanki septik tersebut direncanakan mencapai 60% dari total
penduduk pedesaan.
Tabel 2.24. Arahan Pemantapan Kawasan Lindung
Jenis kawasan Tujuan perlindungan Arahan pemanfaatan ruang
Kawasan lindung yang memberikan perlindungan kawasan bawahnya
Kawasan Mencegah terjadinya 1. Pemantapan kawasan hutan lindung yang
hutan lindung erosi, bencana banjir, berdasarkan Keppres No. 32/1990 melalui
sedimentasi, dan pengukuhan dan penataan batas di lapangan untuk
menjaga fungsi memudahkan pengendaliannya.
hidrologik tanah untuk 2. Pengendalian kegiatan budidaya yang telah
menjamin ketersediaan ada/berlangsung lama.
unsur hara tanah, air 3. Pengendalian fungsi hidroorologi kawasan hutan
tanah, dan air yang telah mengalami kerusakan (rehabilitasi dan
permukaan. konservasi).
4. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya,
kecuali kegiatan yang tidak mengganggu fungsi
lindung.
5. Pemantauan terhadap kegiatan yang diperbolehkan
berlokasi di hutan lindung (a.l. penelitian, eksplorasi
mineral dan air tanah, pencegahan bencana alam)
agar tidak mengganggu fungsi lindung.
Kawasan perlindungan setempat
Sempadan Melindungi wilayah 1. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di
pantai pantai dari usikan sepanjang pantai yang dapat mengganggu
kegiatan yang kelestarian fungsi pantai.
mengganggu 2. Pengendalian kegiatan di sekitar sempadan pantai
kelestarian fungsi 3. Pengendalian fungsi lindung pantai yang telah
pantai. mengalami kerusakan.
Sempadan Melindungi sungai dari 1. Pencegahan dilakukannya kegiatan budidaya di
sungai kegiatan manusia yang sepanjang sunagi yang dapat mengganggu dan
dapat mengganggu dan merusak kualitas air, kondisi fisik dan dasar sungai
merusak kualitas air serta alirannya.
sungai, kondisi fisik dan 2. Pengendalian kegiatan yang telah ada di sekitar
dasar sungai, serta sungai.
pengamanan aliran 3. Pengamanan daerah aliran sungai.
sungai.
Sumber : Keppres No. 32/90 tentang Kawasan Lindung
II33
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Kebijakan pemantapan kawasan lindung di kawasan BWK1 Kota Sofifi
dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan timbulnya berbagai kerusakan
fungsi lingkungan hidup, sementara itu sasaran pemantapan kawasan lindung
adalah :
1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, dan iklim (hidro
orologis); dan
2. Mempertahankan keanekaragaman flora, fauna, dan tipe ekosistem
serta keunikan alam.
Dalam rangka mewujudkan struktur tata ruang BWK1, khususnya
pemantapan kawasan lindungnya, perlu dirumuskan kebijaksanaan pemanfaatan
ruangnya yang meliputi :
1. Pemantapan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahnya (hutan lindung);
2. Pemantapan kawasan perlindungan setempat
a. Perlindungan terhadap sempadan pantai; dan
b. Perlindungan terhadap sempadan sungai.
II34
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
2. Pariwisata
Kegiatan pariwisata terpusat di Danau Gosale, secara spesifik jenis
wisatanya termasuk dalam kategori wisata air atau wisata dengan daya
tarik perairan (water based tourism), dengan bentuk pengembangan
dapat berupa kawasan wisata (resort) yang terintegrasi atau berdiri
sendiri; dan
3. Perumahan
Perumahan yang dialokasikan di BWK1 ini termasuk kategori
perumahan dengan kepadatan rendah dengan KDB antara 20% 30%,
karena sebagian besar kawasan termasuk ke dalam fungsi lindung
daerah laguna Danau Gosale dan juga wilayah resapan air atau rawa,
serta air permukaan lainnya.
B. Kegiatan penunjang
Kegiatan penunjang yang direncanakan di BWK1 meliputi :
1. Perdagangan dan jasa;
2. Ruang terbuka hijau;
3. Fasilitas umum; dan
4. Faslitas sosial.
C. Struktur lingkungan permukiman
Disamping kegiatan fungsional utama, komponen permbentuk ruang
adalah sebaran lingkungan permukiman dimana struktur lingkungan permukiman
yang ada di BWK1 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.25. Struktur Permukiman BWK1
Jumlah Penduduk Pendukung
Skala Permukiman Jumlah Unit
(jiwa)
Bagian Wilayah Kota 1 15.000 1
Lingkungan Permukiman 3.000 – 4.000 4
Sublingkungan permukiman 750 – 1000 16
(setingkat RW)
Unit permukiman 150 – 250 64
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
D. Sebaran pusat pelayanan
Sistem pusat pelayanan yang dialokasikan di BWK1, seperti terlihat
pada tabel berikut, adapun jenis fasilitas yang dialokasikan di BWK1 akan
dibahas pada sistem sarana prasarana.
II35
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.26. Struktur Pusat Pelayanan BWK1
Jumlah Penduduk yang
Skala Pelayanan Lokasi Pusat Pelayanan
dilayani (jiwa)
Bagian Wilayah Kota Pusat BWK 15.000
Lingkungan Permukiman Sub Pusat BWK 3.000 – 4.000
Sublingkungan permukiman Sub Pusat Lingkungan 750 – 1000
(setingkat RW) Permukiman
Unit permukiman Sub Pusat Lingkungan 150 – 250
Permukiman
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2002
II36
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
4. Bagi unit lingkungan; diusahakan agar tiap sub unit lingkungan (blok)
perumahan terdiri dari 3050 rumah yang mengacu kepada standar
perencanaan kota merupakan tingkat administrasi RT.
A. Daya tampung penduduk
Pada dasarnya kawasan perencanaan mempunyai kesesuaian bagi
pengembangan perkotaan. Dengan kata lain kawasan perencanaan dalam
kesesuaian bagi lahan perkotaan mempunyai wilayah pengembangan yang luas
dengan wilayah kendala dan limitasi yang kecil. Wilayah kendala pengembangan
adalah pada kawasan dimana bentuk topografi dari kawasan merupakan dataran
landai, sedangkan wilayah limitasi pengembangan adalah sempadan sungai
seperti sempadan Kali Oba dan sungaisungai kecil lainnya yang ada di kawasan
perencanaan. Berdasarkan analisis daya dukung lingkungan tersebut maka
dapat ditentukan kemampuan daya tampung bagi penduduk yang akan
menempati kawasan tersebut. Berdasarkan proyeksi penduduk dan daya
tampung penduduk dengan mempertimbangkan kavling peruntukan perumahan,
dengan asumsi bahwa satu kavling perumahan akan dihuni oleh satu keluarga
dengan anggota keluarga sejumlah lima orang, maka daya tampung penduduk
per sub bwk dan blok dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.27. Alokasi Pemanfaatan Ruang BWK1
Daya tampung penduduk
BWK Blok Peruntukan Luas (Ha)
(jiwa)
Kavling rumah kecil (176 unit) 5,80 880
Kavling rumah sedang (37 unit) 2,22 185
Kavling rumah besar (37 unit) 4,44 185
1.1 RTH 2,17
Komersial (perdagangan jasa) 4,50
Pelabuhan ferry 1,32
Luas blok / daya tampung pddk 20,45 1250
Kavling rumah kecil (160 unit) 5,28 800
Kavling rumah sedang (47 unit) 2,82 235
Kavling rumah besar (8 unit) 0,96 40
1.2
RTH 1,2
1
Komersial (perdagangan jasa) 1,07
Luas blok / daya tampung pddk 11,33 1075
Perumahan eksisting 3,7 500
Rumah sakit 1,5
1.3
RTH 0,55
Luas blok / daya tampung pddk 5,75 500
Rekreasi 4,00
Danau Gosale 5,00
1.4 Perumahan Gubernur 2,00 250
Perkantoran Gubernur 2,00
Luas blok / daya tampung pddk 13,00 250
Daya tampung BWK1 50,50 3075
Sumber : RTRK BWK1 Sofifi Tahun 2006
II37
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
B. Perpetakan bangunan
Perpetakan bangunan yang diarahkan di Kota Sofifi meliputi perpetakan
untuk perumahan, fasilitas pemerintahan, komersial, dan sosial. Perpetakan
perumahan di Kota Sofifi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu perumahan kavling besar
dengan ukuran 1200 m 2 , perumahan kavling menengah ukuran 600 m 2 , dan
perumahan kavling kecil 330 m 2 . Sementara itu ukuran kavling untuk fasilitas
pemerintahan, komersial, dan sosial berkisar antara 12 ha.
C. Garis sempadan bangunan (GSB)
Rencana ketentuan garis sempadan bangunan berlaku untuk bangunan
yang berada di sisi jalan adalah sebagai berikut :
a. Garis sempadan bangunan dihitung berdasarkan patokan dari tepi jalan
sampai muka bangunan selebar ½ kali lebar jalan (1/2 ROW atau right
of way); dan
b. Garis sempadan kiri, kanan dan belakang bangunan diatur sedemikian
rupa memungkinkan kombinasinya. Pada dasarnya menggunakan
prinsip bahwa dalam kondisi padat, setidaktidaknya terdapat sisi yang
mempunyai jarak 2 meter terhadap batas kavling.
D. Bentuk dasar bangunan gedung
Klasifikasi bentuk bangunan di Kota Sofifi terdiri dari bangunan
pemerintahan, komersial, dan perdagangan. Bentuk bangunan ini berupa
panduan teknik sebelum dilakukan proses konstruksi yang meliputi bentuk
arsitektur bangunan, ketinggian, jarak sempadan bangunan, dan jarak antar
bangunan.
E. Koefisien dasar bangunan (KDB)
Pertimbangan dalam arahan rencana KDB ini dirumuskan dengan dasar
antara lain mengacu pada rencana yang lebih tinggi, dalam hal ini adalah
RDTRK Sofifi, kemudian pertimbangan dari arahan kegiatan fungsional yang
akan ditempatkan, kondisi lapangan dan standar/peraturan yang diselaraskan
dengan kondisi di kawasan perencanaan.
KDB blok peruntukan adalah rasio perbandingan luas lahan terbangun
(land coverage) dengan luas lahan peruntukan keseluruhan, dinyatakan dalam
satuan persen.KDB blok peruntukan dibagi ke dalam lima kelas sebagaimana
diatur dalam Kepmendagri No.59/1998, yaitu :
1. Sangat tinggi : diatas 75%;
2. Tinggi : 5075%;
II38
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II39
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
A. Rencana pengembangan jalan
Jalan mempunyai suatu sistem jaringan transportasi yang mengikat dan
menghubungkan pusatpusat pelayanan dengan wilayah yang berada dalam
pengaruh pelayanannya yang membentuk suatu hubungan yang berhirarki.
Untuk meningkatkan efesiensi pergerakan, meningkatkan pembinaan jalan dan
pengaturan lalulintas, perlu penegasan fungsi dan peran jaringan jalan di BWK1
Kota Sofifi.
Dalam perencanaan pengembanagan jalan di BWK1 Kota Soffi,
keberadaan jaringan jalan yang sudah ada tetap di pertahankan dan dipertegas
sebagai jalan kolektor atau lokal. Pembangunan jalan baru yang
menghubungkan pusatpusat kegiatan utama, yaitu pusat pemerintahan Propinsi
Maluku Utara dengan kawasan pusat kota yang berada di BWK2 ditetapkan
sebagai jalan arteri.
Menurut hirarkinya, sistem jaringan jalan di BWK1 Kota Soffi terdiri dari:
1. Jalan arteri sekunder.
Ruas jalan ini merupakan ruas jalan utama yang menghubungkan
kegiatankegiatan kota dengan fungsi kegiatan primer. Kegiatan yang
dihubungkan oleh ruas jalan ini adalah kawasan pusat pemerintahan
Propinsi Maluku Utara dengan kawasan pusat bisnis (CBD) yang berada
di BWK1. Sedangkan rencana pengembangan jalan arteri tersebut
direncanakan daerah milik jalan (damija) adalah selebar 40 meter;
2. Jalan kolektor.
Ruas jalan ini merupakan ruas jalan yang berrfungsi sebagai kolektor
dan distribusi utama pergerakan penumpang dan barang dalam wilayah
internal BWK1 Kota Sofifi. Sebagian ruas jalan ini adalah jalan yang
sudah ada yang ditegaskan sebagai jalan kolektor dan sebagian lagi
pembangunan jalur baru. Rencana pengembangan kolektor tersebut
direncanakan daerah milik jalan (damija) adalah sebesar 28 meter; dan
3. Jalan lokal.
Jaringan jalan ini memiliki fungsi sebagai pengumpul dan penyebar
pergerakan dari kawasan pembangkit dan penarik pergerakan dari
pusatpusat pemukiman penduduk. Pengembanagn ruas jalan ini pada
masa mendatang diharapkan mampu meningkatkan aksesibilitas
terhadap kawasankawasan permukiman penduduk. Lebar badan jalan
ini tidak kurang dari 7 meter.
II40
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
B. Terminal
Agar tercapai keseimbangan dan kemudahan aktivitas perhubungan dan
pengembangan kota di masa mendatang, maka perlu diusulkan pengadaan
terminal yang refresentatif. Lokasi terminal direncanakan di sekitar kawasan
pusat pemerintahan.
C. Pelabuhan/dermaga
Selain jaringan jalan, pengembangan prasarana transportasi laut
merupakan hal penting mengingat kondisi wilayah Propinsi Maluku Utara berupa
kepulauan. Dalam pengembangan sistem transportasi laut di BWK1 Kota Sofifi
diarahkan untuk pelayanan pola commuter dari ke wilayah Kota Sofifi.
Pelabuhan/dermaga yang akan dikembangkan di BWK1 adalah pelabuhan
penyeberangan fery.
D. Fasilitas tempat henti
Fasilitas tempat henti direncanakan terbagi dua yaitu tempat henti tanpa
perlindungan (shelter). Lokasi yang digunakan untuk tempat henti didasarkan
pada tingkat pemakaian, ketersedian lahan, dan kondisi lingkungan. Fasilitas
tempat henti harus dilengkapi dengan telukteluk jalan (way) yang berguna untuk
tempat menghentikan kendaraan dan tidak mengganggu arus lalu lintas pada
jalan tersebut. Lokasilokasi tempat henti adalah :
a. Jalanjalan yang dilalui oleh kendaraan umum penumpang dan tempat
tempat berkumpulnya penumpang pada pusatpusat perbelanjaan,
pemerintahan, pendididkan dan kegiatan kota lainnya. Prioritas
penempatan fasilitas tempat henti terutama di kawasan pusat
pemerintahan;
b. Pada sub pusatsub pusat BWK1 Kota Sofifi yang akan dilalui oleh
angkutan umum; dan
c. Terminal dan atau sub terminal.
II41
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, dan iklim (hidro
orologis); dan
2. Mempertahankan keanekaragaman flora, fauna, dan tipe ekosistem
serta keunikan alam.
Dalam rangka mewujudkan struktur tata ruang BWK2, khususnya
pemantapan kawasan lindungnya, perlu dirumuskan kebijaksanaan pemantapan
ruangnya yang meliputi :
1. Pemantapan kawasan yang memberikan perlindungan terhadap
kawasan bawahannya (hutan lindung); dan
2. Pemantapan kawasan perlindungan setempat; (perlindungan terhadap
sempadan pantai dan perlindungan terhadap sempadan sungai).
II42
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.28. Struktur Permukiman BWK2
Jumlah penduduk
Skala permukiman Jumlah unit
pendukung (jiwa)
Bagian Wilayah Kota 2 25.00030.000 1
Lingkungan Permukiman 4.0005.000 6
SubLingkungan Permukiman (setingkat 1.5002.000 15
RW)
Unit permukiman 400500 60
Sumber : RDTRK Sofifi Tahun 2006
II43
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II44
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II45
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II46
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
1. Jalanjalan yang akan dilalui oleh angkutan umum penumpang dan
tempattempat berkumpulnya penumpang pada pusatpusat
perbelanjaan, pendidikan, dan kegiatan kota lainnya. Prioritas
penempatan fasilitas tempat henti terutama di kawasan wilayah
perencanaan;
2. Pada sub pusatsub pusat BWK2 Kota Sofifi yang akan dilalui oleh
angkutan umum; dan
3. Terminal dan atau sub terminal.
E. Perparkiran
1. Parkir di jalan (on street parking)
Dengan ditetapkannya sebagian dari lebar manfaat jalan untuk jalur
parkir, baik di tepi kiri maupun kanan ataupun keduaduanya, maka
haurs terdapat daerahdaerah yang dilarang sebagai tempat parkir. Para
ahli lalulintas dan jalan raya merekomendasikan bahwa parkir di jalan
harus dilarang sepanjang jalan utama. Parkir di jalan pun harus dilarang
dengan jalan yang berpotongan, kedekatan dengan tempat pemadam
kebakaran, jalan kecil dan jalan keluar masuk (jalan akses).
Pelataran parkir sedikit banyak akan menyita sebagian wilayah kota,
karena pelataran parkir membutuhkan ruang tersendiri yang cukup luas.
Luas yang dibutuhkan untuk pelataran parkir di jalan bergantung pada
du ahal pokok, yaitu ukuran kendaraan yang diperkirakan parkir dan
sudut parkir. Sudut parkir yang umumnya digunakan adalah parkir
paralel (00) dan parkir bersudut (300, 450, 600, dan 900).
2. Parkir di luar jalan (off street parking)
Masalah parkir biasa ditemukan dimanapun tujuan akhir perjalanan
kendaraan. Permasalahan bertambah dengan besarnya jumlah
pejalanan. Lokasi dimana terdapat tempat parkir di jalan tidak akan
menutupi permintaan pergerakan kendaraan termasuk di pusat kota,
pusat perbelanjaan, lokasi pendidikan, area permukiman yang padat,
stasiun dan komplek olahraga. Ruang parkir di luar jalan dalam bentuk
lot atau garasi, haruslah dilengkapi di lokasilokasi tersebut.
Fasilitas parkir di luar jalan merupakan parkir khusus yang tidak
memanfaatkan badan jalan. Beberapa jenis parkir di luar jalan antara
lain
II47
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
a. Pelataran parkir;
b. Bangunan parkir; dan
c. Parkir di lantai dasar.
Parkir di luar jalan mengambil tempat di pelataran parkir umum, tempat
parkir khusus yang juga terbuka untuk umum dan tempat parkir khusus
yang terbatas untuk keperluan sendiri seperti di kantor, hotel, dan
sebagainya. Sistemnya dapat berupa pelataran parkir atau taman parkir,
dan bangunan bertingkat khusus untuk parkir.
Kebutuhan ruang parkir untuk suatu pelataran parkir atau bangunan
parkir pada dasarnya sama dengan kebutuhan ruang parkir di jalan.
Perbedaannya adalah parkir di luar jalan kemampuan daya tampungnya
juga dipengaruhi oleh luas dan bentuk lahan yang tersedia, serta
sirkulasinya.
Pertimbangan untuk desain geometrik untuk parkir di luar jalan adalah
sebagai berikut :
a. Penggunaan fasilitas parkir di luar jalan dan efisien dari
pengoperasiannya, merupakan bagian penting dari desain geometrik.
Jumlah dan lokasi jalan masuk keluar, ukuran tempat henti (stall) dan
perlengkapannya, ukuran ruang, permukaan, tempat berjalan,
pencahayaan, tipe pengoperasian, dan dalam bangunan bertingkat
– jumlah dan lokasi dari tangga (stair) dan elevator merupakan
pertimbangan penting;
b. Jalan masuk dan keluar haruslah diletakan jauh dari persimpangan
jalan, untuk meminimalisasi gangguan terhadap lalu lintas kendaraan;
c. Ukuran tempat henti (stall), sudut parkir, dan ukuran ruang adalah
saling berhubungan dan tergantung dari ukuran dan bentuk dari
penggunaan area dan berbagai pengoperasian parkir; dan
d. Ruang parkir haruslah diatur untuk sirkulasi dalam area parkir
II48
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II49
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
C. Blok Lingkungan
Kriteria dan blok lingkungan adalah batasan dari pengelompokan
bangunan yang mempunyai kedekatan fisik serta memiliki fungsional tertentu
yang dibatasi ruas jalan.
II50
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
terhadap kawasan permukiman penduduk dengan lebar jalan tidak kurang dari 7
m.
Sebagai sarana penunjang sistem transportasi, maka pada BWK3
diarahkan untuk mengembangkan terminal tipeC yang melayani pergerakan sub
regional serta penyediaan fasilitas tempat henti.
B. Sistem Transportasi Laut
Pengembangan transportasi laut menjadi hal yang penting mengingat
kondisi wilayah Propinsi Maluku Utara berupa kepulauan. Pada BWK diarahkan
untuk mengembangkan pelabuhan dengan skala pelayanan sub regional.
II51
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II52
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Meliputi daerah sepanjang jalan kolektor yang ada di bagian barat BWK,
hal ini didasari kawasan BWK4 diperuntukkan untuk lahan permukiman
perkotaan.
C. Fasilitas sosial dan pelayanan umum
Penggunaan lahan fasilitas sosial dan pelayanan umum disebar di
setiap Sub BWK untuk memudahkan pencapaian oleh masyarakat.
D. Kawasan ruang terbuka dan konservasi
Ditempatkan pada setiap subsub pusat BWK dan di pinggirpinggir
kota, yang diperlukan juga sebagai buffer antara daerah permukiman dengan
zona industri.
E. Kawasan pelabuhan
Diarahkan untuk berkembang menjadi pelabuhan berskala regional dan
sebagai pelabuhan angkutan barangbarang industri yang berada di BWK4.
F. Zona industri
Ditempatkan terpusat di bagian selatan BWK dan yang dominan adalah
industri pengolahan.
G. Kawasan pergudangan
Dikembangkan dekat dengan zona industri dan dekat pelabuhan, yang
ditujukan untuk efetifitas dan efisiensi biaya tarnsportasi dan waktu.
II53
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
2.1.8. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan BWK 3 dan 4 Kota Sofifi
II54
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
¨ Pelayanan sosial
II55
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II56
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
Tabel 2.29. Alokasi Pemanfaatan Ruang Kawasan Terbangun di BWK 1
No Lokasi Ketinggian Bangunan Fungsi Bangunan
1 Kawasan perdagangan jasa 13 lantai Perdagangan jasa
2 Kawasan perumahan kepadatan 12 lantai Hunian, kepadatan rendah,
rendah, sedang dan tinggi sedang dan tinggi
3 Kawasan industri 12 lantai Perindustrian
4 Kawasan pergudangan 12 lantai Pergudangan
Sumber : RTBL BWK 3 dan BWK 4 Kota Sofifi
¨ Rencana orientasi bangunan
Orientasi bangunan diarahkan pada pusatpusat lingkungan yang ada di
tengahtengah kawasan permukiman serta diarahkan adanya akses
akses yang menghubungkan jalan utama dengan jalan lokal sehingga
orientasi bangunan dapat tersebar merata.
¨ Rencana tipologi dan arsitektur bangunan
Arahan rencana tipologi dan arsitektur bangunan dikelompokkan
menurut fungsi bangunan, meliputi:
a. Bangunan perdagangan jasa diarahkan pada arsitektur modern yang
juga memperhatikan lingkungan sekitar.
b. Bangunan permukiman diarahkan pada arsitektur kontekstual, yaitu
mengikuti pola lingkungan sekitar, misalnya arsitektur tropis.
c. Bangunan pelayanan umum diarahkan pada arsitektur khas Maluku.
II57
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
yang Handal, Berdaya Saing dan Memberikan Nilai Bagi Kemajuan Daerah
Propinsi Maluku Utara Secara Berkelanjutan”.
II58
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II59
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II60
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
¨ Rencana Pembangunan Sarana/Prasarana Transportasi Laut
¨ Rencana Restrukturasi Kelembagaan dan Peraturan Bidang
Transportasi Laut
¨ Rencana Peningkatan Pelayanan Transportasi Laut
c. Rencana Pengembangan Pelabuhan Laut
Rencana pengembangan pelabuhan laut hingga tahun 2007
berdasarkan hierarki, peran dan fungsi pelabuhan laut di Propinsi
Maluku Utara meliputi pelabuhan umum yang terdiri dari pelabuhan
laut internasional, pelabuhan laut nasional, pelabuhan laut regional
serta pelabuhan laut lokal, dan pelabuhan laut khusus.
3. Rencana Pengembangan Dermaga Pangkalan Kesatuan Penjagaan
Laut dan Pantai (KPLP)
Pembangunan dermaga untuk Pangkalan Kesatuan Penjagaan Laut dan
Pantai (KPLP) diarahkan pada kawasan pelabuhan laut yang berada pada
kawasan perairan yang berpotensi terjadi pelanggaran seperti ilegak fishing,
ilegal loging, dan lainnya, khususnya pada kawasan pantai sekitar perbatasan
propinsi dan perbatasan negara di perairan bagian uutara Propinsi Maluku Utara
(perairan Pulau Morotai).
4. Rencana Pengembangan Dermaga Kapal Navigasi dan Pandu
Pembangunan dermaga untuk kapal navigasi dan pandu diarahkan
untuk memudahkan operasional kenavigasian dan keselamatan pelayaran di
pelabuhan internasional, nasional dan regional.
5. Rencana Pengembangan Pelayaran Angkutan Laut
Pengembangan alur pelayaran angkutan laut di wilayah Kepulauan
Propinsi Maluku Utara diarahkan pada pengembangan rute/trayek kapal laut,
baik pelayaran internasional (samudra), pelayaran nasional (nusantara), regional
dan pelayaran lokal.
II61
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
a. Strategi pengembangan sistem pusatpusat kegiatan perkotaan
b. Strategi pengembangan sistem prasarana
c. Strategi pemanfaatan ruang kota
d. Strategi pengembangan kawasan prioritas
e. Strategi pengembangan kegiatan perekonomian
2. Pengembangan permukiman yang layak huni, sejahtera, berbudaya,
dan berkeadilan sosial. Adapun strategi yang mendukung kebijakan ini
diantaranya adalah:
a. Strategi pengembangan sistem prasarana
b. Strategi pemanfaatan ruang kota
c. Strategi pengembangan kegiatan perekonomian
3. Peningkatan kapasitas manajemen pembangunan perkotaan. Adapun
strategi yang mendukung kebijakan ini diantaranya adalah:
a. Strategi pengembangan sistem pusatpusat kegiatan perkotaan
b. Strategi pengembangan sistem prasarana
c. Strategi pemanfaatan ruang kota
d. Strategi pengembangan kawasan prioritas
e. Strategi pengembangan kegiatan perekonomian
II62
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II63
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II64
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
a. Perhitungan luas lantai adalah jumlah luas lantai yang diperhitungkan
sampai batas dinding terluar.
b. Luas lantai ruangan beratap yang mempunyai dinding lebih dari
1,20m dihitung 100%.
c. Luas lantai beratap yang bersifat terbuka atau mempunyai dinding
tidak lebih dari 1,20m, dihitung 50% selama tidak melebihi 10% dari
luas denah yang diperhitungkan sesuai dengan KDB yang ditetapkan
d. Overstek atap yang melebih 1,50m maka luas mendatar
kelebihannya dianggap sebagai lantai denah.
e. Teras tidak beratap yang mempunyai dinding tidak lebih dari 1.20m di
atas lantai teras, tidak diperhitungkan.
f. Untuk perhitungan luas lantai di bawah tanah diperhitungkan seperti
luas lantai di atas tanah dengan batasan Koefisien Tapak Besmen
yang telah ditetapkan.
g. Luas ruang bawah tanah (besmen) melewati batasbatas area
perencanaan atau berada di bawah prasarana kota atau di bawah
ruang terbuka publik ditentukan lebih lanjut dengan surat keputusan
bupati.
h. Luas lantai bangunan untuk parkir tidak diperhitungkan dalam
perhitungan KLB asal tidak melebihi dari 50% KLB yang telah
ditetapkan. Jika melebihi, maka diperhitungkan 50% terhadap KLB.
i. Bangunan Khusus untuk parkir yang bukan merupakan bangunan
pelengkap, luas lantainya diperbolehkan mencapai 200% dari KLB
yang ditetapkan dan perletakannya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Ketinggian Bangunan
Perhitungan ketinggian sebuah bangunan ditentukan sebagai beikut:
a. Ketinggian ruang pada lantai dasar disesuaikan dengan fungsi dan
bentuk arsitektural bangunannya.
b. Jarak vertikal lantai bangunan ke lantai berikutnya maksimal 5m
disesuaikan dengan fungsi bangunannya (kecuali bangunan ibadah,
industri, gedung olah raga, bangunan monumental, dan bangunan
gedung serba guna)
c. Lantai mesanin dihitung dalam ketentuan intensitas ruang.
II65
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II66
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II67
L A P O R A N A K H I R
Revisi Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Sofifi
Propinsi Maluku Utara Tahun 20092029
II68
L A P O R A N A K H I R