Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat transportasi yang kita kenal dengan sepeda motor sudah menjadi
bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia untuk menjalakan berbagai
aktifitas dan kepentingan. Kendaraan bermotor baik yang memiliki roda dua
ataupun yang memiliki roda empat tidak sekedar menjadi alat transporasi tapi
sudah menjadi kebutuhan semua orang.Dewasa ini kendaraan bermotor sudah
berkembang menjadi bagian salah satu dari gaya hidup masyakarakat modern.
Dengan kendaraan bermotor tentunya akan lebih menghemat waktu terhadap
tujuan yang ingin hendak di tuju dari pada menggunakan alat transportasi
tradisional yang umumnya menggunakan tenaga hewan. Badan Pelaksana
Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mencatat konsumsi Bahan
Bakar Minyak (BBM) selama masa Posko Nasional ESDM dalam menghadapi
Hari Raya Idul Fitri 1440 H (21 Mei-17 Juni 2019) mencapai 2,87 juta kiloliter
(kl).Dengan rerata harian sebesar 102,56 ribu kl per hari, rata-rata konsumsi
harian bensin selama Posko Nasional ESDM tercatat naik 9,29 persen
dibandingkan rerata konsumsi harian normal dan meningkat 2,5 persen
dibandingkan penyaluran periode yang sama tahun lalu. Berdasar data Satuan
Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas),
bauran energi di Indonesia masih disokong oleh migas hingga 44% sampai
2050. Disusul batu bara 25%, dan akhirnya energi baru sebesar 31%. Kebutuhan
migas sendiri hingga 2050 masih mencapai 641 juta ton setara minyak.
Sementara untuk tahun 2018, berdasar BP Statictical Report 2019, migas masih
memiliki peranan 63,1% dalam bauran energi dengan kebutuhan mencapai
185,5 juta ton setara minyak. (Sumber : CNBC, 02 Agustus 2019)
Bagaimana dengan perkembangan bioetanol di Indonesia? Kementerian
Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) sudah merilis Peraturan Menteri
ESDM Nomor 12 Tahun 2015 yang di dalamnya menyebutkan bahwa
penggunaan bioetanol E5 diwajibkan pada 2020 dengan formulasi 5% etanol
dan 95% bensin dan meningkat ke E20 pada 2025. Namun dalam perjalanannya
rencana tersebut menghadapi kendala seperti yang dialami oleh pemerintah
Tiongkok. Pemerintah bahkan akhirnya merevisi penerapan bioetanol tersebut
dengan menurunkan kandungan etanol menjadi 2%. Setelah serangkaian uji
coba dilakukan termasuk dengan Pertamina, penerapan E2 pun masih jauh dari
harapan karena terkendala ongkos produksi yang masih tinggi, sehingga
kehadiran etanol kurang kompetitif sebagai bahan bakar alternatif untuk
kendaraan. Dalam upaya mewujudkan cita-cita pemerintah tersebut, Dewan
Energi Nasional (DEN) mengharapkan adanya kerja sama terintegrasi antar
Kementerian terkait termasuk dengan industri otomotif.
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) adalah cairan yang tidak berwarna,
bersifat biodegradable—mudah terurai, rendah toksisitas dan menyebabkan
sedikit polusi lingkungan jika tumpah. Etanol terbakar untuk menghasilkan
karbon dioksida dan air. Etanol adalah bahan bakar oktan tinggi yang
menggantikan timbal sebagai penambah oktan bensin. Etanol merupakan bahan
bakar alternatif yang diharapkan mampu menggantikan bahan bakar fosil
seperti bensin dan solar.
Dengan mencampur etanol dengan bensin kita juga bisa mengoksidasi
campuran bahan bakar sehingga membakar lebih banyak, lebih efektif, dan
mengurangi emisi yang mencemari lingkingan. Campuran bahan bakar etanol
banyak dijual di Amerika Serikat. Campuran yang paling umum adalah etanol
10 persen dan bensin 90 persen (E10). Mesin kendaraan tidak memerlukan
modifikasi untuk beroperasi dengan E10, dan garansi kendaraan juga tak akan
terpengaruh oleh penggunaan etanol. Hanya kendaraan bahan bakar fleksibel
yang bisa beroperasi hingga kadar etanol 85 persen dan campuran bensin 15
persen (E85).
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa
jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan
pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang
memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini
dihitung berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON
tersebut maka BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
– Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat
berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat
pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk
bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda
motor, motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor
gasoline atau petrol.
– Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan
penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax
juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990
terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection dan catalytic converters.
– Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar
performance International World Wide Fuel Charter (WWFC). Ditujukan untuk
kendaraan yang berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan
bahan bakar beroktan tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat
direkomendasikan untuk kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan
juga yang menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable
Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan catalytic
converters.
Untuk itu, maka diadakan penelitian ilmiah mengenai Analisa Uji
Performa pada Mesin 4-Langkah 115cc dengan Jenis BBM Campuran
Premium dan Ethanol. Sehingga, mendapatkan hasil formula bahan bakar
yang tepat dan seimbang antara menghasilkan performa yang cukup namun irit
bahan bakar.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan dan membandingkan prestasi
dari Mesin 4-Langkah 115cc yang menggunakan bahan bakar bensin jenis
Premium dan campuran Premium-Etanol.
Adapun parameter prestasi yang menjadi pokok analisa dalam penelitian ini,
meliputi
1. Daya efektif atau brake horse power (BHP).
2. Torsi
3. SFC (Specific Fuel Consumption)
1.3 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis :
a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan studi S1 (Strata Satu) kami dan
mendapat gelar ST (Sarjana Teknik) Jurusan Teknik Mesin Fakultas
Teknik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
b. Mengetahui pengaruh subtitusi ethanol pada bensin jenis Premium
terhadap performa Mesin 4-Langkah 115cc.
2. Bagi akademik :
Dapat dijadikan bahan referensi atau pembanding untuk mengevaluasi hasil
penelitian serupa mengenai pengaruh penambahan etanol pada BBM jenis
Premium terhadap performa mesin bensin.
3. Bagi masyarakat :
Penelitian ini bermanfaat agar masyarakat menggunakan bahan bakar
alternatif dan ikut berpartisipasi dalam menghemat bahan bakar minyak.
1.4 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan etanol sebagai campuran bahan bakar, penggunaannya belum
umum di Indonesia.
2. Menjaga kontinuitas penyediaan sumber energi secara berkesinambungan.
3. Pengaruh penggunaan campuran premium dengan etanol sebagai bahan
bakar pada mesin bensin 4 langkah perlu untuk diketahui.
4. Penggunaan bahan bakar minyak yang semakin meningkat.
1.5 Ruang lingkup penelitian
Mengingat penelitian ini banyak menyangkut disiplin ilmu lain, maka dalam
penulisan tugas akhir ini permasalahannya dibatasi pada :
1. Penelitian dilakukan pada mesin Yamaha Mio J dengan pengabut bahan
bakar injeksi.
2. Menghitung parameter-parameter prestasi mesin, yaitu : Daya efektif,
pemakaian bahan bakar, pemakaian bahan bakar spesifik, efisiensi
kehematan bahan bakar, efisiensi penambahan daya.
3. Penelitian dilakukan dengan 5 variasi putaran yang berbeda : 4000rpm,
5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm, 8000 rpm.
4. Bahan bakar yang digunakan hanya 1 jenis, yaitu Premium (bensin) dengan
campuran etanol berkomposisi : 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20%.
5. Pencampuran bahan bakar dilakukan secara fisik berdasarkan volume.
6. Tidak ada menganalisis reaksi kimia yang terjadi.
7. Senyawa alkohol yang dipakai adalah etanol 96%.
1.6 Sistematika penulisan
1. BAB I Pendahuluan, menjelaskan tentang Latar Belakang dilaksanakannya
penelitian, tujuan dari penelitian, manfaat penelitian ketika selesai, rumusan
masalah yang akan di bahas, dan ruang lingkup dalam penelitian.
2. BAB II Tinjauan Pustaka, menjelaskan teori-teori yang berhubungan
dengan penelitian ini.
3. BAB III Metodologi Penelitian, menjelaskan metode pengambilan data
yang akan di pakai pada penelitian ini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Gasoline (American English), atau Petrol (British English), adalah cairan


yang mudah terbakar yang diturunkan dari minyak bumi yang digunakan terutama
sebagai bahan bakar di sebagian besar mesin pembakaran internal percikan api. Ini
sebagian besar terdiri dari senyawa organik yang diperoleh dengan distilasi fraksi
minyak bumi, ditingkatkan dengan berbagai aditif. Rata-rata, 42-US-galon (160
liter) barel minyak mentah menghasilkan sekitar 19 galon AS (72 liter) bensin (di
antara produk-produk olahan lainnya) setelah diproses dalam kilang minyak,
meskipun ini bervariasi berdasarkan pada minyak mentah pengujian kadar logam.
Karakteristik campuran bensin tertentu untuk menghindari penyalaan
terlalu dini (yang menyebabkan ketukan dan mengurangi efisiensi dalam mesin
bolak-balik) diukur dengan peringkat oktannya yang diproduksi di beberapa kelas.
Timah tetraethyl dan senyawa timbal lainnya tidak lagi digunakan di sebagian besar
wilayah untuk meningkatkan peringkat oktan (masih digunakan dalam penerbangan
dan balap mobil). Bahan kimia lain sering ditambahkan ke bensin untuk
meningkatkan stabilitas kimia dan karakteristik kinerja, mengontrol sifat korosif
dan menyediakan pembersihan sistem bahan bakar. Bensin dapat mengandung
bahan kimia yang mengandung oksigen seperti etanol, MTBE atau ETBE untuk
meningkatkan pembakaran.
Bensin yang digunakan dalam mesin pembakaran internal dapat memiliki
efek signifikan pada lingkungan lokal, dan juga merupakan penyumbang emisi
karbon dioksida manusia global. Bensin juga dapat mempengaruhi ke lingkungan
tanpa polusi, baik sebagai cairan maupun uap, dari kebocoran dan penanganan
selama produksi, transportasi, dan pengiriman (mis., Dari tangki penyimpanan, dari
tumpahan, dll.). Sebagai contoh upaya untuk mengendalikan kebocoran seperti itu,
banyak tangki penyimpanan bawah tanah diharuskan memiliki langkah-langkah
luas untuk mendeteksi dan mencegah kebocoran tersebut. Bensin mengandung
benzena dan karsinogen lainnya yang dikenal.
Pengujian performa adalah pengujian yang menguji mesin untuk mencari nilai daya
dan torsi. Berikut ini merupakan penelitian yang sudah dilakukan dan menjadi
acuan yaitu sebagai berikut :

2.1 Penelitian tentang uji performa


No Penulis Tahun Judul Metode Hasil
1. Juan E. Tibaquirá, 2018 The Effect of Membandingk Secara tenaga dan
José I. Huertas , Using Ethanol- an performa torsi cenderung tetap
Sebastián Ospina, Gasoline Blends penggunaan saat menggunakan
Luis F. Quirama on the bahan bakar campuran ethanol
and José E. Niño Mechanical, minyak 20% (E20), tapi FC
Energy and gasoline meningkat < 2% dari
Environmental dengan penggunaan bensin
Performance of ethanol. biasa .
In-Use Vehicles
2. Yolanda 2017 Pengaruh Membandingk 1. Prestasi mesin
Jacqueline Campuran an performa yang diperoleh pada
Lewerissa Bahan Bakar penggunaan mesin yang
Bensin dan bahan bakar menggunakan bahan
Etanol terhadap minyak bakar campuran atau
Prestasi Mesin gasoline biopremium, baik
Bensin dengan untuk E-5%, E-10%,
ethanol. E-15% dan E-20%
pada umumnya lebih
tinggi dari prestasi
mesin dengan
menggunakan bahan
bakar premium.
2. Perbandingan
bahan bakar
campuran atau
bioetanol yaitu
No Penulis Tahun Judul Metode Hasil
komsumsi/pemakaia
n bahan bakarnya
lebih
banyak sebesar 0,139
kg/jam – 0,515 kg/
jam sedangkan mesin
yang menggunkanan
bahan bakar
premium murni
konmsumsi bahan
bakarnya sebesar
0,132 kg/jam – 0,357
kg/jam
3. Imam Prasetyo, 2018 Analisa Pengujian Penggunaan BBM
Sarjito, Marwan Performa Mesin performa Bioethanol dengan
Effendy Dan Kadar mesin kadar ethanol 10%,
Emisi Gas dengan 20%, dan 30% dapat
Buang variasi jenis meningkatkan daya
Kendaraan busi dan maksimum mesin
Bermotor bahan bakar yang lebih tinggi jika
Dengan Pertalite dan dibandingkan dengan
Memanfaatkan bioethanol. bahan bakar pertalite.
Bioetanol Dari Akan tetapi, torsi
Bahan Baku maksimal yang
Singkong dihasilkan menurun
Sebagai Bahan jika dibandingkan
Bakar Alternatif dengan BBM
Campuran Pertalite. Pengujian
Pertalite ini menggunakan
busi platinum.
No Penulis Tahun Judul Metode Hasil
4. Ilmi, Munajat 2015 Analisa Unjuk Membandingk Torsi dan daya yang
,Jufrizal Nurdin Kerja Mesin an performa dihasilkan mesin
, Mahyuni Honda Astrea C mesin dengan dengan bahan bakar
,Nurhidayatullah 800 Dengan bahan bakar pertamax lebih
Bahan Pertamax dan rendah dibandingkan
Bakar Ethanol Ethanol. dengan bahan bakar
ethanol. Tetapi, SFC
(Specific Fuel
Consumption) dari
BBM ethanol lebih
rendah daripada
BBM Pertamax.

2.2 Jenis-jenis Bahan Bakar Minyak Di Indonesia


 Avgas ( Aviation Gasoline)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang
dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan
bakar pesawat udara dengan tipe mesin sistem pembakaran dalam
(internal combution), mesin piston dengan sistem pengapian.
Performa BBM ini ditentukan dengan nilai octane number antara
nilai dibawah 100 dan juga diatas nilai 100 . Nilai octane jenis Avgas
yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.
 Avtur (Aviation Turbine)
Bahan Bakar Minyak ini merupakan BBM jenis khusus yang
dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan
bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution).
performa atau nilai mutu jenis bahan bakar avtur ditentukan oleh
karakteristik kemurnian bahan bakar, model pembakaran turbin dan
daya tahan struktur pada suhu yang rendah.
 Bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk
beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan
pembakaran dengan pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis
bahan bakar jenis bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran
berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai
RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka
BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
 Premium (RON 88) : Premium adalah bahan bakar minyak jenis
distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut
akibat adanya zat pewarna tambahan (dye). Penggunaan premium
pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor
bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel dan
lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor gasoline atau
petrol.
 Pertamax (RON 92) : ditujukan untuk kendaraan yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk
kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah
menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan
catalytic converters.
 Pertamax Plus (RON 95) : Jenis BBM ini telah memenuhi standar
performance International World Wide Fuel Charter (WWFC).
Ditujukan untuk kendaraan yang berteknologi mutakhir yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan
ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga yang
menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable
Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers dan
catalytic converters.
 Minyak Tanah (Kerosene)
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah
yang memiliki titik didih antara 150 °C dan 300 °C dan tidak
berwarna. Digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu
penerangan, memasak, water heating, dll. Umumnya merupakan
pemakaian domestik (rumahan), usaha kecil.
 Minyak Solar (HSD)
High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar yang
memiliki angka performa cetane number 45, jenis BBM ini
umumnya digunakan untuk mesin trasportasi mesin diesel yang
umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection
pump) dan electronic injection, jenis BBM ini diperuntukkan untuk
jenis kendaraan bermotor trasportasi dan mesin industri.
 Minyak Diesel (MDF)
Minyak Diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna
hitam yang berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya
memiliki kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh
Medium Speed Diesel Engine di sektor industri. Oleh karena itulah,
diesel oil disebut juga Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel
Fuel (MDF).
 Minyak Bakar (MFO)
Minyak Bakar bukan merupakan produk hasil destilasi tetapi hasil
dari jenis residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki
tingkat kekentalan yang tinggi dibandingkan minyak diesel.
Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk pembakaran langsung
pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam
power station dan beberapa penggunaan yang dari segi ekonomi
lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak Bakar tidak
jauh berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO).
 Biodiesel
Jenis Bahan Bakar ini merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel
berdasar-petroleum dan terbuat dari sumber terbaharui seperti
minyak nebati atau hewan. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar
yang terdiri dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam
lemak. Jenis Produk yang dipasarkan saat ini merupakan produk
biodiesel dengan campuran 95 persen diesel petrolium dan
mengandung 5 persenCPO yang telah dibentuk menjadi Fatty Acid
Methyl Ester (FAME)
 Pertamina Dex
Adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan
mencapai standar emisi gas buang EURO 2, memiliki angka
performa tinggi dengan cetane number 53 keatas, memiliki kualitas
tinggi dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm, jenis BBM ini
direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru
(Diesel Common Rail System), sehingga pemakaian bahan bakarnya
lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.
2.3 Karakteristik Ethanol
Etanol, disebut juga etil alkohol, alkohol murni, alkohol absolut,
atau alkohol saja, adalah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah
terbakar, tak berwarna, dan merupakan alkohol yang paling sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat
psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman beralkohol dan termometer
modern.Etanol adalah salah satu obat rekreasi yang paling tua.
Etanol termasuk ke dalam alkohol rantai tunggal, dengan rumus
kimia C2H5OH dan rumus empiris C2H6O.Ia merupakan isomer
konstitusional dari dimetil eter. Etanol sering disingkat menjadi EtOH,
dengan “Et” merupakan singkatan dari gugus etil (C2H5).
Etanol adalah cairan tak berwarna yang mudah menguap dengan
aroma yang khas. Ia terbakar tanpa asap dengan lidah api berwarna biru
yang kadang-kadang tidak dapat terlihat pada cahaya biasa.
Etanol ialah senyawa alkohol dengan dua rantai karbon (C2) dan
satu gugus hidroksil (OH). Rumus kimia etanol ialah C2H5OH atau yang
sering juga ditulis dengan C2H6O atau CH3CH2OH. Gugus -OH adalah
gugus fungsi yakni bagian yang menentukan sifat alkohol.

Reaksi kimia pun cenderung terjadi pada gugus fungsi, hanya saja
kecuali beberapa reaksi misalnya reaksi pembakaran. Rantai alkil, R, dalam
hal ini C2H5-, memiliki sifat kurang reaktif. Sifat kimia etanol, diantaranya
reaksi pembakaran, reaksi dengan logam alkali dan asam karboksilat.

Gambar 2.1 Rumus kimia ethanol (Sumber : dosenpendidikan.co.id)


Sifat fisik kimia ethanol :
Tabel 2.1 Sifat fisik kimia (Sumber : dosenpendidikan.co.id)
No Karakteristik Sifat
1. Bentuk Fisik Cair
2. Warna Tak berwarna
3. Bau Khas Alkohol
4. Titik didih > 760°C (168,80 °F)
5. Titik baku -113,840 °C (-172,90 °F)
6. Massa Jenis 0,789 – 0,806
7. Densitas 1,59 – 1,62
8. Tingkat penguapan 1,7
9. Kelarutan larut dalam air dingin

Reaksi pembakaran
CH3CH2OH + O2 >>> CO2 + H2O
Etanol bisa digunakan sebagai bahan bakar, spiritus adalah etanol yang
sudah dicampur dengan metanol supaya tidak disalah-gunakan. Warna ungu
tersebut merupakan zat warna untuk membedakan etanol sebagai bahan
bakar dan etanol untuk keperluan lain. Metanol ialah racun, bisa
menyebabkan mata menjadi buta, reaksi pembakaran etanol yang sempurna
akan membentuk gas CO2 dan uap air.
Pembakaran etanol akan menghasilkan karbon dioksida dan air:
C2H5OH(g) + 3 O2(g) → 2 CO2(g) + 3 H2O(l);(ΔHr = −1409 kJ/mol)
Penggunaan Etanol :
 Pelarut
 Campuran minuman (intoxicant)
 Sintesa bahan kimia lain
 Antiseptik topical
Etanol boleh digunakan sebagai pembasmi kuman (70%
hingga 85% etanol). Larutan tersebut boleh membunuh organisma
dengan cara mengubah protein dan melarut lipid, dan menghalang
kebanyakan bakteria, fungus, dan sesetengah virus. Namun, etanol
tidak efektif terhadap spora bakteria. Disebabkan sifat ini, etanol
boleh disimpan untuk tempoh masa yang sangat lama (sebagai
minuman alkohol).
 Penggunaan Alkohol untuk Bahan Bakar.

Identifikasi Bahaya
Bentuk Fisik : Cairan
Warna : Takberwarna
Tinjauan keadaan darurat :
 Mudah terbakar
 Menyebabkan iritasi mata
 Menyebabkan iritasi saluran pernapasan
 Jika tertelan menyebabkan pusing, kantuk, dan perasaan muak
 Hindarkan dari kulit dan pakaian, jangan menghirup uapnya, wadah
harus tertutup, gunakan ventilasi yang cukup, cuci tangan setelah
menangani bahan.
Dampak kesehatan :
 Mata :Menyebabkan iritasi
 Kulit :Menyebabkan iritasi, berbahaya jika terserap dalam jumlah
banyak
 Pernapasan :Menyebabkan iritasi saluran pernapasan
 Pencemaran :Jika tertelan menyebabkan defresi, kantuk,
menunjukkan gejala-gejala keracunan.
2.4 Motor Bakar
` Mesin pembakaran internal adalah mesin bakar yang mengubah
energi kimia dalam bahan bakar menjadi energi mekanik, biasanya tersedia
pada poros keluaran berputar. Energi kimia bahan bakar pertama-tama
dikonversi menjadi energi termal dengan cara pembakaran atau oksidasi
dengan udara di dalam mesin. Energi panas ini memunculkan suhu dan
tekanan gas di dalam mesin, dan gas tekanan tinggi kemudian mengembang
melawan mekanisme mekanis mesin. Perluasan ini adalah dikonversi oleh
hubungan mekanis mesin ke poros engkol berputar, yaitu output dari mesin.
Crankshaft, pada gilirannya, terhubung ke transmisi dan / atau power train
untuk mengirimkan energi mekanik yang berputar ke final yang diinginkan
menggunakan. Untuk mesin, ini akan sering menjadi pendorong kendaraan
(mis., Mobil, truk, lokomotif, kapal laut, atau pesawat terbang).
Sebagian besar mesin pembakaran internal adalah mesin bolak-balik
yang memiliki piston yang membalas bolak-balik dalam silinder secara
internal di dalam mesin. Jenis IC (Internal Combustion) lainnya mesin juga
ada dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, yang penting adalah putaran
mesin.
Mesin reciprocating dapat memiliki satu silinder atau banyak,
hingga 20 atau lebih. Silinder itu dapat diatur dalam berbagai konfigurasi
geometris. Kisaran ukuran mulai dari mesin pesawat model kecil dengan
output daya sekitar 100 watt mesin stasioner multicylinder besar yang
menghasilkan ribuan kilowatt per silinder.
2.5 Model Alat Uji Performa Mesin
Dynamometer adalah sebuah alat untuk menghitung gaya atau percepatan
yang dihasilkan oleh mesin. Biasanya alat ini digunakan untuk mengukur
performa mesin kendaraan, ketika mesin berputar maka akan menghasilkan
gaya yang dapat dihitung untuk keperluan check up mesin.
Para teknisi mobil balap dan motor balap sudah tidak asing dengan
alat ini, karena alat ini sangat penting untuk mengetahui kecepatan pada
kendaraan yang mereka uji untuk mendapatkan torsi dan kekuatan tenaga
kuda (Horse Power) agar sang pembalap dapat memacu kendaraan mereka
dengan cepat dan stabil.
Dynamometer memiliki dua jenis untuk melakukan pengujian, antara lain :
 Dynamometer mesin ( engine dyno)

Gambar 2.1 Dynamometer on engine test (Sumber : testindo.com)

Pada alat ini untuk mengukur percepatan atau jumlah suatu tenaga
dari sebuah mesin yang berputar, biasanya dynamometer mesin akan
memberi hasil pengukuran menggunakan satuan daya kuda atau
lebih dikenal (horse power). Satu tarikan tenaga kuda sama dengan
745 watt.
 Dynamometer rangka ( chasiss dyno)
Alat yang satu ini dapat mengukur torsi pada mesin tanpa harus
memindahkan mesin tersebut dari rangka aslinya, alat ini biasanya
digunakan pada kendaraan untuk mengukur daya yang ada pada
putaran roller dyno seiring dengan perputaran pada ban mobil.
Gambar 2.2 Dynamometer on wheel test (Sumber : testindo.com)
Dalam melakukan pengujian dynamometer perlu untuk mempersiapkan alat
– alat agar proses pengujian berjalan maksimal dan aman, berikut alat untuk
pengujian :
1) Penunjuk Skala
Skala merupakan alat untuk menunjukan angka atau hasil dari suatu
pengukuran pada mesin, skala mempunyai dua macam yaitu, gram (g) dan
newton (N).
2) Komputer
Perangkat komputer ini digunakan untuk mengukur atau menganalisa
kecepatan yang telah dilakukan pengujian pada kendaraan bermotor atau
mobil.
3) Roller dyno
Roller dyno berfungsi untuk mengetahui kecepatan pada kendaraan dengan
adanya alat ini pengujian dilakukan tanpa harus melepaskan mesin dari
rangkanya.
4) Kipas angin
Pemberian kipas angin pada pengujian penting untuk dilakukan,
selain cairan pendingin yang ada di mesin pemberian kipas dapat membantu
suhu mesin agar tetap stabil, pengujian pada dyno test akan dilakukan
hingga putaran atas sehingga suhu mesin akan naik dengan cepat.
Pengujian menggunakan dynamometer biasanya hanya tersedia di
bengkel besar, bengkel modifikasi, dan pabrik. Setelah melakukan
pengujian pada kendaraan menggunakan dynamometer diharapkan pemilik
kendaraan bisa mengetahui kapasitas maksimal dari performa mesin,
sehingga jika terjadi gangguan atau masalah pada kendaraan bisa langsung
ditangani.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Diagram Alir
Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen terhadap
motor SI (Spark Ignition) yang akan diuji, dapat di jelaskan sebagai berikut:
3.1.1. Metode Eksperimen
Suatu metode untuk menguji performa pada motor diesel yang
akan di uji dengan bahan bakar campuran ethanol dan solar
Pengujian yang dilakukan antara lain :
1. Pengujian performa dari motor bakar SI (Spark Ignition)
berupa torsi,daya dan SFC pada putaran yang variabel yaitu:
a) 4000 rpm
b) 5000 rpm
c) 6000 rpm
d) 7000 rpm
e) 8000 rpm
2. Pengujian dilakukan dengan campuran BBM Pertalite dan
bahan ethanol E0, E10, E15, E20, dan E25.
3.2 Diagram Alir Prosedur Penelitian
Berikut ini merupakan gambar diagram alir prosedur penelitian :

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian


3.3 Alat dan Bahan
Alat :
1. Mesin Yamaha Mio J dengan spesifikasi :
 Tipe Mesin : 4 Langkah, 2 Valve SOHC, Berpendingin Kipas
 Silinder : Cylinder Tunggal / Mendatar
 Diameter x Langkah : 50,0 x 57,9 mm
 Perbandingan Kompresi : 9,3 : 1
 Daya : 7,75 PS (5,7 kW) / 5,000 rpm
 Torsi : 8,5 N.m (0,80 kgf-m) / 5,000 rpm
 Strarter : Electric Starter dan Kick Starter
 Sistem Pelumasan : Basah
 Tipe Kopling : Kering, Kopling Sentrifual Automatic Type
 Tipe Transmisi : V-belt Otomatis
 Sistem Pembakaran : Fuel Injection (FI M-Jet) System
2. Rem.
3. Tachometer gun.
4. Gelas Ukur
5. Load cell
Bahan :
1. Bensin jenis Premium RON 88.
2. Ethanol
3. Kampas rem.

3.3 Prosedur Penelitian


3.3.1 Mencari daya dan torsi
1. Isi jenis campuran bensin dan etanol yang akan diriset. (E-0, E-10, E-
15, E-20, E-25)
2. Hidupkan mesin selama 5 menit dengan kondisi stasioner, agar
pembakaran sempurna.
3. Naikkan putaran mesin (4000 rpm, 5000 rpm, 6000 rpm, 7000 rpm,
8000 rpm) tahan throttle pada putaran tersebut.
4. Lalu beri beban pada mesin menggunakan rem hingga mesin tersebut
berhenti bekerja.
5. Lihat angka beban yang dihasilkan pada load cell.
6. Hitung torsi dan daya yang dihasilkan.
7. Ulangi dari 1-6 ketika akan mengganti BBM yang akan diriset.
3.3.2 Menghitung SFC (Specific Fuel Consumption)
1. Isi BBM dengan volume 1 liter pada gelas ukur.
2. Menghidupkan mesin, atur RPM stasioner.
3. Mesin dihidupkan selama 5 menit untuk mengetahui
pengurangan |BBM nya.
4. Setelah 5 menit, matikan mesin. Ukur pengurangan bahan
bakarnya. Hitung SFC nya.

Anda mungkin juga menyukai