PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Alat transportasi seperti sepeda motor sudah kita kenal sejak dulu.
Sepeda motor merupakan salah satu mode transportasi dengan jumlah
populasi terbesar di Indonesia. Kendaraan ini dibuat menyesuaikan
dengan gaya hidup modern saat ini. Tercata dari data BPS (Badan Pusat
Statistik), semua jenis unit kendaraan bermotor mencapai 146.858.759
unit per 2018. Dari jumlah tersebut, sebanyak 120.101.047 unit
merupakan sepeda motor pada tahun 2018. (CNBC, 2019)
1
merilis Peraturan Menteri ESDM Nomor 12 Tahun 2015 yang di
dalamnya menyebutkan bahwa penggunaan bioetanol E5
diwajibkan pada 2020 dengan formulasi 5% etanol dan 95% bensin
dan meningkat ke E20 pada 2025. Namun pada perjalanannya, sulit
sekali mewujudkan penggunaan bioethanol pada kendaraan lalu
dikomersilkan. Dikarenakan, ongkos produksi ethanol yang cukup
tinggi dan terbatasnya bahan baku produksi, menyebabkan
terhambatnya terwujudnya cita-cita tersebut. Dibeberapa negara
seperti di Brazil, sudah mewajibkan penggunakan bahan bakar
ethanol dengan campuran bensin.
Etanol atau etil alkohol (C2H5OH) adalah cairan yang tidak
berwarna, bersifat biodegradable—mudah terurai, rendah toksisitas
dan menyebabkan sedikit polusi lingkungan jika tumpah. Etanol
jika terbakar akan menghasilkan karbon dioksida dan air. Ini yang
menyebabkan penggunaan bahan bakar etanol lebih ramah
lingkungan jika dibandingkan dengan bensin. Etanol juga memiliki
tingkat toksinitas yang rendah jika terjadi tumpah ke lingkungan.
Etanol juga memiliki oktan yang tinggi, sehingga dapat membuat
pembakaran lebih sempurna. Dapat juga digunakan sebagai zat
aditif menggantikan timbal.
Dengan mencampur etanol dengan bensin kita juga bisa
mengoksidasi campuran bahan bakar sehingga membakar lebih
banyak, lebih efektif, dan mengurangi emisi yang mencemari
lingkingan. Campuran bahan bakar etanol banyak dijual di Amerika
Serikat. Campuran yang paling umum adalah etanol 10 persen dan
bensin 90 persen (E10). Mesin kendaraan tidak memerlukan
modifikasi untuk beroperasi dengan E10, dan garansi kendaraan
juga tak akan terpengaruh oleh penggunaan etanol. Hanya
kendaraan bahan bakar fleksibel yang bisa beroperasi hingga kadar
etanol 85 persen dan campuran bensin 15 persen (E85).
Gasoline merupakan nama umum untuk beberapa jenis BBM
yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan
pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis
bensin yang memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu
jenis BBM bensin ini dihitung berdasarkan nilai RON (Randon
Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka BBM bensin
dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, Premium (RON 88) Pertamax
(RON 92), Pertamax Plus (RON 95). (Sumber : Pertamina.com)
Untuk itu, maka diadakan penelitian ilmiah mengenai Analisa
Uji Performa dan Konsumsi Bahan Bakar pada Mesin 4-
Langkah 113cc Menggunakan Bahan Bakar Campuran
Premium dan Ethanol. Sehingga, mendapatkan hasil formula
bahan bakar yang tepat dan seimbang antara menghasilkan performa
yang cukup namun irit bahan bakar.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Bagi penulis :
TINJAUAN PUSTAKA
dipasarkan
4. Titik didih > 760°C 215°C
(168,80 °F)
5. Titik beku -113,840 °C -
(-172,90 °F)
6. Massa Jenis 789 - 806 715 - 780
(kg/m3)
7. Kelarutan larut dalam
air dingin
Reaksi pembakaran
Pelarut
Antiseptik topical
Etanol dapat digunakan sebagai pembunuh
bakteri atau penstreril. Biasanya, etanol yang
digunakan untuk antiseptik adalah yang 70-85%.
Penggunaan Alkohol untuk Bahan Bakar.
Penggunaan alkohol sebagai bahan bakar sudah marak
dilakukan di beberapa negara. Seperti contohnya diBrazil,
penggunaan bahan bakar E10 (etanol 10%) sudah wajib
dilakukan disana. Bahkan tersedia bahan bakar dengan kode
E85 (85% etanol) atau flex-fuel.
Identifikasi Bahaya
Warna : Takberwarna
Mudah terbakar
2.4 Gasohol
Gasohol adalah singkatan dari gasoline-alkohol, merupakan
bahan bakar campuran antara bensin dan alkohol. Biasanya,
alkohol yang digunakan pada bahan bakar ini adalah jenis
etanol kering atau anhidrat. Etanol anhidrat adalah jenis etanol
yang memiliki kandungan air minimal 1% atau hampir tidak
ada kandungan air. Bahan bakar ini sudah menjadi bahan
bakar wajib di beberapa negara seperti Brazil. Biasanya,
penamaan bahan bakar jenis ini menggunakan kombinasi huruf
dan angka. Contoh “E10”, “E” menunjukkan etanol, “10”
menunjukkan persentase etanol yang masuk menjadi campuran
aditif dari bensin.
Gambar 2.2 Macam-macam jenis gasohol yang sudah
ada (Sumber : id.wikipedia.org)
2.5 Campuran Homogen dan Heterogen
Campuran Homogen adalah campuran antara zat kimia yang
hasil campurannya sudah tidak terlihat lagi perbedaannya
atau terlihat seragam. Baik dari warna, massa jenis, dan
viskositasnya. Contoh campuran homogen adalah sebagai
berikut :
1. Air merupakan contoh dari campuran homogen. Air
mengandung mineral terlarut dan gas, tetapi ini
dilarutkan seluruhnya oleh air. Air keran dan air hujan
yang mana keduanya adalah homogen, meskipun
keduanya mungkin memiliki berbagai tingkat mineral
terlarut dan gas.
2. Deterjen juga merupakan campuran homogen dari
berbagai sabun dan bahan kimia yang menjaga agar
pakaian tetap wangi dan bersih.
3. Botol cuka merupukan campuran homogen yang di
buat oleh manusia. Banyak orang yang
menggunakannya untuk campuran bahan saat
memasak, dan juga bisa digunakan sebagai produk
pembersih.
4. Obat kumur merupakan contoh campuran homogen.
Obat kumur pada umumnya mengandung persentase
alkohol dan diserta dengan berbagai bahan kimia yang
berbeda yang ditujukan untuk menjaga gigi dan gusi
bersih dan agar menjaga agar nafas segar.
5. Udara yang selama ini kita hirup merupakan campuran
homogen oksigen, argon, nitrogen, dan karbon
dioksida, bersama dengan beberapa unsur yang lain
dalam jumlah yang lebih kecil. Selai itu, lapisan
atmosfer bumi mempunyai kepadatan yang berbeda,
masing-masing lapisan udara merupakan campuran
homogen.
6. Parfum yang sering kita gunakan merupakan
campuran homogen sempurna dari bahan kimia dan
pewarna.
Antara campuran minyak dan air, kita dapat melihat yang mana
bagian minyak dan yang mana bagian air dengan indera matakita.
Perhatikan pula susu yang sering kita konsumsi, terdiri dari atas
berbagai macam zat seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin C
dan E, dan mineral.
2) Komputer
(2.1)
Keterangan :
P = daya mesin (kW)
W = Beban (N)
L = Lengan (m)
Nd = Putaran mesin (rpm)
α = Konstanta daya (1000)
Rumus torsi mesin (Nm) :
τ = WL (2.2)
2.9 Specific Fuel Consumption (SFC)
............................................................................................(2.3)
Nilai SFC yang rendah adalah nilai yang diinginkan. Untuk mesin SI
(Spark Ignition) nilai yang ideal untuk BSFC (Brake Specific Fuel
Consumption) adalah 75 = 270 g/kW.h = 0,47 lbm/hp.h.
Untuk mesin CI (Compression Ignition), nilai BSFC (Brake Specific
Fuel Consumption) terbaik yang bisa dicapai dan pada mesin
berukuran besar dapat dicapai sebesar
55 .
Ukuran tersebut adalah ukuran untuk efisiensi mesin, yang nanti akan di
............................................................................................(2.4)
Jika laju alir massa bahan bakar adalah bahan bakar yang masuk per
siklus, maka rumusnya menjadi :
............................................................................................(2.5)
Dalam pengujian mesin, rasio laju alir massa udara dan laju alir alir
massa bahan bakar biasanya diukur. Rasio ini berguna untuk
menyesuaikan kondisi mesin saat beroperasi. :
............................................................................................(2.6)
Atau
............................................................................................(2.7)
METODOLOGI PENELITIAN
Mulai
Literatur
Masukkan BBM pada
tangki yang digunakan.
Kesimpulan
Selesai
Mulai
Literatur
Mencampurkan ethanol
dan premium (Gasoline)
sesuai dengan persentase
campurannya. (E-10, E-
15, E-20, E-25, E-30)
dengan putaran
300rpmselama 5 menit.
Hasil
Ya
Kesimpulan
Selesai
Alat :
Spesifikasi Data
3. Tachometer gun.
Gelas ukur adalah alat ukur volume zat cair. Alat ini
digunakan untuk mencampurkan bahan bakar terlebih dahulu
secara v/v (volume per volume) sebelum akhirnya diaduk
menggunakan mesin pengaduk.
5. Load cell
6. Stopwatch
Bahan :
2. Ethanol 99%
3. Kampas rem.
1. Isi jenis campuran bensin dan etanol yang akan diriset. (E-
10, E- 15, E-20, E-25, E-30)
2. Hidupkan mesin selama 5 menit dengan kondisi
stasioner, agar pembakaran sempurna.
3. Naikkan putaran mesin (4000 rpm, 4500, 5000 rpm,
5500 rpm, 6000 rpm) tahan throttle pada putaran
tersebut.
4. Lalu beri beban pada mesin menggunakan rem hingga
mesin tersebut berhenti bekerja.
5. Lihat angka beban yang dihasilkan pada load cell.
7. Ulangi dari 1-6 ketika akan mengganti BBM yang akan diriset.
PEMBAHASAN
Tabel 4.1 Data hasil pengukuran massa jenis bahan bakar (Sumber :
Dokumentasi pribadi)
Massa jenis bahan bakar
Jenis bahan bakar
Pengukura E10 E15 E20 E25 E30 Etha Gasoline
n ke ( ( ( ( ( nol RON 88
) ) ) ) ) ( (Premium
) )
( )
1 721 741 739 738 751 783 715
2 725 736 737 746 755 788 714
3 719 7 35 740 744 753 794 714
Rata-rata 721, 737,3 738,6 742,6 753 788, 714
6 3
Kandungan 10% 16,5% 21,23% 26,2% 32,1% 99% 0%
ethanol
37
4.1.2 Hasil pengujian performa pada load cell.
Pengujian performa dilakukan dengan cara mengoperasikan mesin dan
mengatur putaran mesin sesuai variable yang ingin diambil. Kemudian
melakukan pengereman hingga mesin berhenti beroperasi.
Tabel 4.3 Angka pada load cell menggunakan bahan bakar E0
(Premium).
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
1 4000 3,105 3,110
3,105
3,120
Tabel 4.3 Angka pada load cell menggunakan bahan bakar E10.
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
1 4000 3,105 3,110
3,105
3,120
38
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
3 5000 3,200 3,300
3,260
3,540
Tabel 4.4 Angka pada load cell menggunakan bahan bakar E15.
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
1 4000 3,110 3,04
3,110
2,910
Tabel 4.5 Angka pada load cell menggunakan bahan bakar E20.
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
1 4000 3,190 3,071
39
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
2,925
3,100
Tabel 4.6 Angka pada load cell menggunakan bahan bakar E25.
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
1 4000 2,955 2,976
3,020
2,955
40
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
3,040
Tabel 4.7 Angka pada load cell menggunakan bahan bakar E30.
No Putaran mesin (rpm) Hasil pada load Rata-rata (kg)
meter (kg)
1 4000 3,110 2,775
2,605
2,610
41
Diketahui:
f1 = gaya pengereman pada handle (N)
f2 = gaya pendorong pada batang 2 (N)
a = 0,065 m
b = 0,0232 m
w = beban yang dihasilkan oleh load cell(kg)
g = faktor konversi(9,8 m/s2)
X = jarak (meter)
Contoh Analisa F1 dan F2 di 4000 rpm dengan bahan bakar E10 :
F1 = w x g.........................................................(4.1)
M = f1 x X
M = 30,478 x 0,065 = 1,98 Nm….........................(4.2)
F2 =........................................................................(4.3)
42
F2 = = 85,34 N
Tabel 4.8 Hasil F1 dan F2 menggunakan bahan bakar E0 (Sumber ;
Dokumentasi Pribadi)
43
Tabel 4.9 Hasil F1 dan F2 menggunakan bahan bakar E10
Analisa tekanan hidrolik pada 4000 rpm menggunakan bahan bakar E10 :
C=
Fk = k x ∆x ...(4.4)
Fk = 0,000827 N/m x 0,0107 m = 0,00000884 N
F2’ = F2 – Fk ...(4.5)
F2’ = 85,34 N – 0,00000884 N = 85,34 N
P = f/A= f2'/A1 …(4.6)
P = 85,34 N / 3,14 x 0,00951 m x 0,00951 m = 85,34 N /
0,000284 = 300.492,957 N/m2
Tabel 4.11 Nilai P dan F2’ pada bahan bakar E0.
P (N/m^2) F3 (N)
285110.6805 424.8149139
282402.709 420.7800364
298843.9644 445.277507
303292.7747 451.9062343
268862.8516 400.6056489
P (N/m^2) F3 (N)
300778.2298 448.1595624
P (N/m^2) F3 (N)
302228.9288 450.3211039
319153.7505 475.5390883
327857.9446 488.5083374
325440.1129 484.9057682
P (N/m^2) F3 (N)
294008.3011 438.0723686
314898.3668 469.1985665
323989.4139 482.7442267
329115.2171 490.3816734
325536.8262 485.049871
P (N/m^2) F3 (N)
297006.4124 442.5395544
295459.0001 440.2339101
296426.1328 441.6749378
286271.2397 426.5441472
291106.9031 433.7492856
P (N/m^2) F3 (N)
268379.2853 399.8851351
271860.9629 405.0728347
305420.4666 455.0764952
314801.6535 469.0544638
309579.1371 461.2729143
P (N/m^2) F3 (N)
285110.6805 424.8149139
282402.709 420.7800364
P (N/m^2) F3 (N)
298843.9644 445.277507
303292.7747 451.9062343
268862.8516 400.6056489
Keterangan :
P = Daya rem, (kW atau PS)
L = Panjang lengan dynamometer (m)
W = beban yang dikontrol oleh dynamometer
Nd = kecepatan putaran poros mesin (rpm)
= factor konversi
Tabel 4.29 Daya mesin menggunakan bahan bakar E0.
6.5
6 Daya (hp)
5.5 Torsi (Nm)
5
4.5
4
3.5
3
4000 4500 5000 5500 6000
Gambar 4.6 Grafik daya dan torsi terhadap putaran mesin menggunakan BBM E0.
Grafik torsi dan daya terhadap putaran
mesin menggunakan BBM E10
9
8.5
8
7.5
7
Daya dan Torsi
6.5
6 Daya
5.5 Torsi
5
4.5
4
3.5
3
4000 4500 5000 5500 6000
Gambar 4.7 Grafik daya dan torsi terhadap putaran mesin
menggunakan BBM E10.
7.5
7
6.5
6 Daya
5.5 Torsi
5
4.5
4
3.5
3
4000 4500 5000 5500 6000
7
6.5
6 Daya (kW)
5.5
Torsi (Nm)
5
4.5
4
3.5
3
4000 4500 5000 5500 6000
6.5
6 Daya (kW)
5.5 Torsi (Nm)
5
4.5
4
3.5
3
4000 4500 5000 5500 6000
Gambar 4.10 Grafik daya dan torsi terhadap putaran mesin menggunakan BBM
E25.
Grafik torsi dan daya terhadap putaran
mesin menggunakan BBM E30
8.5
8
7.5
7
Daya dan Torsi
6.5
6
Daya (kW)
5.5
5 Torsi (Nm)
4.5
4
3.5
3
4000 4500 5000 5500 6000
Gambar 4.11 Grafik daya dan torsi terhadap putaran mesin menggunakan BBM
E30.
Keterangan ;
= Laju aliran massa
P = Daya mesin.
Contoh perhitungan ;
SFC = 88.7630659
RPM Waktu per 10 ml/7.14 gr (jam) Daya (kW) Hasil SFC (gr/kW.h)
3.151375589
4000 0.025 88.7630659
3.511624423
4500 0.024 82.97612841
4.128964814
5000 0.023 73.63824876
4.609474772
5500 0.039 38.90061078
4.457678466
6000 0.0185 84.79924817
RPM Waktu per 10 ml/7.216 gr (jam) Daya (kW) Hasil SFC (gr/kW.h)
3.324551607
4000 0.024 88.57812069
3.758159726
4500 0.0425 44.24932175
4.409574103
5000 0.036 44.52168949
4.982818749
5500 0.024 59.09958766
5.39571523
6000 0.02 65.49252973
RPM Waktu per 10 ml/7.373 gr (jam) Daya (kW) Hasil SFC (gr/kW.h)
3.249722463
4000 0.034 65.35717957
3.915701798
4500 0.033 55.88495962
4.476385838
5000 0.032 50.412821
5.001926905
5500 0.022 65.62336105
5.397318712
6000 0.018 74.33064866
RPM Waktu per 10 ml/7.386 gr (jam) Daya (kW) Hasil SFC (gr/kW.h)
3.282861084
4000 0.036 61.21087035
3.67397694
4500 0.024 82.04193474
4.095558947
5000 0.027 65.41940895
4.350779733
5500 0.022 75.57771956
4.826479245
6000 0.019 78.88592408
RPM Waktu per 10 ml/7.426 gr (jam) Daya (kW) Hasil SFC (gr/kW.h)
2.966440705
4000 0.0411 59.65566744
3.380539798
4500 0.022 97.79585971
4.219828774
5000 0.025 68.94366475
4.784387895
5500 0.022 69.10033281
5.13274424
6000 0.0184 77.01259464
RPM Waktu per 10 ml/7.53 gr (jam) Daya (kW) Hasil SFC (gr/kW.h)
53.43120357
4000 0.0438 3.217554476
58.33895863
4500 0.036 3.585368536
94.01008626
5000 0.019 4.215673075
63.99967713
5500 0.025 4.706273742
88.4746571
6000 0.0187 4.551289714