Anda di halaman 1dari 3

After Met You

Sinopsis draft 3 oleh Haqi Achmad

Diadaptasi dari novel After Met You karya Ari Irham dan Dwitasari


Di Bandung, Ari menjalani hidup yang terlihat menyenangkan.

Selain sibuk belajar, Ari yang digilai semua perempuan mengisi waktu di sekolah dengan
berpindah dari satu cewek ke cewek lain dan bermusik bersama Isa, Herdy dan Zakky, di band
mereka yang bernama THE DAKS. Di luar sekolah, Ari menjalani profesi sebagai DJ muda yang
mulai diperhitungkan.

Setelah diputuskan Alika, cewek paling cantik di sekolah, karena sebuah insiden, Ari dengan
penuh percaya diri bilang bahwa ia gak akan kekurangan cewek karena semua cewek pasti mau
menerimanya sebagai pacar. Dari sudut kantin, terdengar jawaban ketus ‘kata siapa? gue enggak’
dari sosok bernama Ara yang terlihat sibuk makan siomay sambil membaca buku. Ari langsung
memperhatikan Ara. Ketika sadar dirinya sedang diperhatikan Ara langsung bertanya dengan
ketus ‘apa liat-liat?’. Ari terkejut, Untuk pertama kalinya Ari menemukan cewek yang tidak
termehek-mehek dengan pesonanya. The Daks langsung menertawakan Ari yang menurutnya
terkena karma karena terlalu sering menyakiti perempuan. Saat Ari bangkit dan bermaksud
mendekati Ara, gadis itu menghilang. Ari penasaran.

Sore harinya, tepat di acara launching mini album terbarunya, Ari bertemu Ara yang ternyata
merupakan putri tunggal dari produsernya. Hari itu Ara menggantikan ayahnya yang berhalangan
hadir. Hari itu Ari bahagia karena semesta menyatukannya dengan Ara. Saat Ari bermaksud
mengajak Ara pulang bareng, gadis itu tiba-tiba lenyap. Sosok Ara yang ceplas-ceplos serta
kebiasannya menghilang terasa unik. Ari makin penasaran.

THE DAKS menantang Ari, mampukah Ari menjadikan Ara ‘korban’ berikutnya?

Ari bimbang. Sejujurnya Ari merasa sosok Ara gak kayak cewek-cewek kebanyakan. Di sisi lain,
ada sesuatu yang menggelitik di hatinya, yang masih sulit Ari artikan. Ketika Ari tampak bimbang,
The Daks malah menekan. Ari akhirnya setuju, ia akan menjadikan Ara target berikutnya.
Pertaruhan pun dimulai.

Esok harinya hadir anak baru bernama Azka, pindahan dari Surabaya.

Kedatangan Azka membuat cewek-cewek di sekolah memiliki opsi gebetan baru. Alika yang
masih sakit hati karena diputusin Azka langsung mendekati cowok itu dengan harapan mereka
bisa pacaran dan ia bisa membalaskan sakit hatinya ke Ari. Di sisi lain, kedatangan Azka
sejujurnya membuat Ari kesal. Ternyata, Azka adalah teman SMP Ari —dan karena sebuah insiden
keduanya tidak lagi berteman. Ketika melihat Azka duduk di kursi di samping Ara dan mereka
langsung akrab, Ari langsung malas. Karena bingung mengartikan perasaaannya dan malas
berurusan dengan Azka, Ari memutuskan mundur.

Tepat di saat Ari ingin mundur, semesta kembali menyatukan Ari dengan Ara dalam tugas
pembuatan film pendek dokumenter yang membuat mereka menjadi dekat. Keduanya sering
menghabiskan waktu untuk membahas cerita dan konsep produksi —termasuk hunting lokasi ke
tempat-tempat menarik di Bandung. Melihat Ara yang cuek, pintar, tapi di sisi lain juga perhatian
Ari tentu saja tidak bisa memungkiri bahwa dirinya tertarik. Ketika Ara sering hilang-hilangan saat
mereka sedang bersama, ketertarikan Ari naik 2 tingkat. Melihat Ari dan Ara yang semakin dekat,
The Daks yakin sebentar lagi Ari berhasil mendapatkan Ara kemudian membuat Ara sakit hati
sama seperti yang Ari lakukan ke cewek-cewek sebelumnya. Ketika melihat respons teman-
temannya yang seperti itu, ada perasaan tidak terima di hatinya. Ada setitik keinginan di hati Ari
untuk bilang ke The Daks bahwa Ara berbeda dan hubungan kali ini berbeda. Tapi karena Ari
belum bisa benar-benar mengartikan perasaannya, ia pun tidak melakukannya. Lebih dari itu, Ari
juga sedang senang-senangnya karena kini Ara mulai sedikit bersikap manis padanya —tidak
sejutek kemarin. Ari dan Ara semakin sering bertukar cerita, Ari bahkan mulai membuka dirinya,
membuka sisi lain dirinya yang biasanya tidak pernah ditampilkan ke cewek-cewek lain. Ari
bahkan mulai berani bilang ke Ara bahwa ia tertarik dengannya dan ingin mengajaknya ke tahap
yang lebih serius —tapi Ara tidak merespons dan hanya tersenyum.

Problem naik ketika Azka ngamuk pada saat Ari mengajak Ara jalan-jalan hingga larut malam.
Sebagai pacar Ara, Azka yang sudah menunggu di depan rumah langsung ngamuk. Ari tentu saja
terkejut. Beragam pertanyaan menari di kepalanya: Azka dan Ara berpacaran? Sejak kapan? Ari
bingung sekaligus gelisah. Sejujurnya Ari takut pengalaman SMP kembali berulang: ia kalah dari
Azka karena cewek yang disukainya lebih memilih Azka. Ketika Ari dan Azka bertengkar, Ara
menghilang, masuk ke rumah. Ari dan Azka lanjut bertengkar. Ari marah karena menganggap
Azka selalu merusak hidupnya dan merusak kebahagiaannya. Azka merespons bahwa Ari masih
sama kayak dulu: masih seorang anak-anak yang gak bisa dewasa dan gak berani menghadapi
dunia. Ari marah. Azka pun langsung mengungkit mengenai perpisahan Mama dan Papa Ari.
Ketika isu keluarga diangkat, Ari benar-benar ngamuk. Ari dan Azka berkelahi, adu jotos.

Di perjalanan pulang, masa-masa kelam karena kepergian Mama kembali terbayang di kepala Ari.
Sesampainya di rumah, Ari merasakan kekosongan yang sudah lama tidak dirasakannya. Ketika
melihat Papa tertidur di sofa dengan berkas-berkas pekerjaannya, masa-masa kelam ketika
Mama dan Papa sering berkelahi kembali terbayang. Ari lekas masuk kamar. Ketika Ari gelisah
dan ingin menelepon Ara untuk cerita, teleponnya tidak dijawab. Ari kembali merasa sendirian.

Esok harinya, Ara marah ke Ari.

Ara yang mengetahui dari Alika bahwa ia dijadikan bahan taruhan Ari dan The Daks merasa
bahwa Ari sudah kelewatan. Ara gak suka dijadikan objek. Ari balas marah dan kesal karena
selama ini Ara menutupi statusnya sebagai pacar Azka. Ara dengan tegas bilang ke Ari ‘dari awal
gue bilang ke elo kalo gue gak tertarik sama lo dan gak mau jadi pacar lo!’ kemudian pergi.
Statement keras dari Ara membuat Ari terkaget. Ketika Ari mendatangi kelas dan berupaya
mengajak Ara bicara, Ara menghilang. Ketika Ari menanyakan ke Azka kenapa Ara sering
menghilang, Azka hanya diam. Melihat respons Azka yang tidak sesuai harapannya —dan ketika
benar-benar menyadari bahwa ia sangat menyayangi Ara, Ari membuat sebuah keputusan besar:
Ari mengajak Azka berkompetisi: kompetisi mendapatkan hati Ara. Ari bilang ia tau saat ini Ara
dan Azka berpacaran tapi ia pun tau bahwa dirinya benar-benar menyayangi Ara dan karena itu ia
ingin berjuang secara fair. Azka dengan dingin bertanya ke Ari ‘sejak kapan lo kenal kata sayang?
bukannya lo cuma jadiin cewek bahan taruhan?’

Ari bilang ke The Daks ia mau menyudahi taruhan konyol mereka.

Ari pun bilang bahwa ia mau pensiun main-main. Bukannya marah, The Daks malah bahagia
mendengar kabar ini dan mendukung 100% keputusan Ari untuk memperjuangkan cintanya ke
Ara. Ketika Ari dan Ara sedang bersama untuk menyelesaikan editing film dokumenter mereka
dan ketika Ari sedang mencari cara agar Ara gak dingin lagi padanya, tiba-tiba Ara collapse, Ara
mimisan hebat. Ari panik dan melarikan Ara ke rumah sakit. Di titik ini Ari mengetahui bahwa
selama ini Ara sering hilang karena gadis itu mengidap penyakit kanker nasofaring.

Ari down.
Ketika melihat anaknya patah hati, Papa menjalankan perannya sebagai ayah dan berupaya
memberikan pandangan serta motivasi. Malam itu Ari tidak bisa tidur, Ari pun mengambil gitar
peninggalan Mama kemudian membuatkan lagu untuk Ara. Tepat ketika Ari datang ke rumah sakit
untuk menjenguk, Ara tidak ada. Ketika Ari ingin menghubunginya, telepon Ara tidak aktif. Di
WhatsApp, Ara meninggalkan sebuah video yang intinya menjelaskan bahwa kebersamaan
dengan Ari membuatnya senang dan kepergiannya ini jangan sampai membuat Ari berhenti
menjadi sosok yang lebih baik. Ara juga mengingatkan Ari untuk menyelesaikan tugas film pendek
mereka.


Di Jakarta, Ara tenggelam dalam duka.

Ara bahkan meminta Azka pergi. Selama ini Ara yang terbiasa mandiri dan melakukan apa-apa
sendiri merasa benar-benar jahat karena ia tidak bisa membalas kebaikan serta pengorbanan
Azka yang telah menjadi pacarnya selama 2 tahun —bahkan sampai pindah ke Bandung demi
bisa menemaninya. Ara gak mau merepotkan siapa-siapa lagi dan meminta Azka untuk pergi.
Lebih dari itu, Ara juga meminta Azka untuk merahasiakan keberadaannya dari Ari. Ara mau pergi
dengan tenang. Ara meminta Azka berjanji. Dengan berat hati Azka pun berjanji.

Di Bandung, Ari berupaya menjalani hari-harinya tanpa Ara.

Ketika melihat kondisi Ari yang merosot karena Ara tidak ada, Azka menginformasikan
keberadaan Ara ke Ari. Azka dan Ari akhirnya berbaikan. Azka yakin, Ari sudah menemukan yang
terbaik sekaligus bisa menjadi yang terbaik untuk Ara. Hari itu juga Ari menghampiri Ara di rumah
sakit. Ari menyatakan perasaannya yang selama ini ia sembunyikan. Ara pun memberanikan diri
untuk merasakan sesuatu yang selama ini berupaya ia enyahkan. Ari dan Ara akhirnya bersatu.

Anda mungkin juga menyukai