Anda di halaman 1dari 11

PELAKSANAAN MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN

UNTUK PENILAIAN KINERJA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH

Teguh Triwiyanto
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang
email: teguh.triwiyanto.fip@um.ac.id

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan untuk penilaian kinerja manajerial kepala sekolah. Pendekatan penelitian menggunakan
desain kualitatif melalui studi kasus multi-situs induksi analitis termodifikasi. Sumber data penelitian
adalah kepala sekolah dasar sebanyak 21 orang yang berasal dari tiga kecamatan di Malang Raya.
Data dikumpulkan melalui observasi, dokumentasi, dan wawancara. Narasumber diwawancarai dan
terlibat dalam forum group discussion. Kehadiran peneliti di tengah latar penelitian merupakan suatu
keharusan karena peneliti dalam sebuah penelitian kualitatif merupakan instrumen kunci untuk
menangkap makna. Analisis data ini dilakukan dalam proses penelitian secara deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan beberapa hambatan perlu dihilangkan dalam pelaksanaan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan untuk penilaian kinerja manajerial kepala sekolah.

Kata Kunci: monitoring, evaluasi, pelaporan, penilaian kinerja, manajerial kepala sekolah

THE IMPLEMENTATION OF THE MONITORING, EVALUATION, AND REPORTING


FOR ASSESSING THE SCHOOL PRINCIPALS’ MANAGERIAL PERFORMANCE

Abstract: This study was aimedto reveal the implementation of the monitoring, evaluation, and
reporting for assessing the school principals’ managerial performance. The study used the qualitative
design through the modified analytical inductive multi-site case study. The data sources of the study
were 21 elementary school principals from three subdistricts in Malang Raya. The data were collected
through observations, documents, and interviews. The resources were interviewed and they were
involved in the forum group discussion. The researcher was in the field because the researcher was the
key instrument in a qualitative study. The data were analyzed in the research process using the qua-
litative descriptve analysis. The findings showed that some barriers needed to be removed in the im-
plementation of the monitoring, evaluation, and reporting for assessing the school principals’ mana-
gerial performance.

Keywords: monitoring, evaluation, reporting, and managerial performance

PENDAHULUAN bahwa seorang pemimpin (karena level mana-


Idealnya sekolah melakukan kegiatan jemen puncak merupakan pimpinan) yang baik,
monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksana- adalah pemimpin yang tidak melaksanakan
an program atau kegiatan sekolah dengan pro- sendiri tindakan-tindakan yang bersifat opera-
sedur yang tepat, serta merencanakan tindak sional. Lebih banyak merumuskan konsep-
lanjutnya. Program atau kegiatan sekolah ter- konsep. Keterampilan ini ada juga yang me-
sebut dilakukan sekolah di bawah kendali ke- nyebut dengan managerial skill.
pala sekolah yang merupakan level manajemen Purwanto (2009:160) mengemukakan
puncak di sekolah. Rosmiati dan Kurniady bahwa sistem persekolahan di Indonesia pada
(2008:125) menyebutkan bahwa pada level umumnya kepala sekolah merupakan jabatan
manajemen puncak kemampuan di dalam me- yang tertinggi di sekolah sehingga dengan de-
lihat sesuatu secara keseluruhan yang kemudian mikian kepala sekolah memegang peranan dan
dapat merumuskannya, seperti dalam mengam- pimpinan segala sesuatu yang berhubungan de-
bil keputusan, menentukan kebijakan, dan lain- ngan tugas sekolah ke dalam maupun ke luar.
lain. Dalam hubunguan ini, perlu ditekankan Maka dari itu, dalam struktur organisasi sekolah

67
68

pun kepala sekolah biasanya selalu didudukkan pengawas sekolah, guru, tenaga kependidikan,
di tempat paling atas. Untuk menghasilkan ke- dan komite sekolah di mana yang bersangkutan
pala sekolah yang mampu menjalankan fungsi- bertugas. Penilaian kinerja meliputi: (1) usaha
nya dengan baik dibutuhkan guru yang profe- pengembangan sekolah yang dilakukan selama
sional, sebab jabatan kepala sekolah merupakan menjabat kepala sekolah; (2) peningkatan kua-
tugas tambahan. litas sekolah berdasarkan 8 (delapan) standar
Sampai saat ini banyak upaya untuk me- nasional pendidikan selama di bawah kepemim-
ningkatkan kemampuan profesional guru, tetapi pinan yang bersangkutan; dan (3) usaha pe-
upaya meningkatkan mutu pembelajaran sering ngembangan profesionalisme sebagai kepala
menemui kendala. Unicef (2007:189) menenga- sekolah.
rai bahwa salah satu kegiatan sebagai wujud Penilaian kinerja manajerial kepala seko-
upaya perbaikan di atas, yaitu melalui sistem lah dapat dilakukan melalui monitoring, eva-
pembinaan profesional, pembentukan gugus luasi, dan pelaporan pada setiap program se-
sekolah, dan pembinaan profesional di masing- kolah. Monitoring adalah proses pengumpulan
masing sekolah. Setiap gugus SD/MI dibentuk dan analisis informasi (berdasarkan indikator
Kelompok Kegiatan Kepala Sekolah (KKKS) yang sudah ditetapkan) mengenai kegiatan pro-
dan Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan gram atau kegiatan sekolah sehingga dapat dila-
di SMP/MTs disebut Musyawarah Guru Mata kukan tindakan koreksi untuk penyempurnaan
Pelajaran (MGMP). Walaupun gugus sekolah program atau kegiatan sekolah selanjutnya.
sudah dibentuk dan kegiatan kelompok kerja Evaluasi adalah proses penilaian pencapaian
guru melalui KKKS, KKG dan MGMP telah tujuan dan pengungkapan kinerja kepala seko-
berjalan, namun pelaksanaan kegiatan ini sering lah untuk memberikan umpan balik bagi pe-
kurang memadai sebagai forum untuk mening- ningkatan kualitas kinerja program atau kegiat-
katkan mutu pembelajaran di sekolah. an sekolah mendatang. Laporan merupakan ca-
Kurang memadainya keefektifan forum- tatan hasil dari monitoring dan evaluasi pro-
forum di atas salah satu penyebabnya yaitu pe- gram atau kegiatan sekolah dalam bentuk kuali-
laksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan tatif atau kuantitif berdasarkan pada hasil peng-
yang semestinya merupakan bagian tidak ter- amatan dan evaluasi yang dilakukan dengan
pisahkan dari kinerja manajerial kepala sekolah menggunakan instrumen yang dibuat.
kurang berjalan optimal. Tentu saja kompetensi Tujuan pelaksanaan monitoring, evaluasi,
manajerial kepala sekolah (Peraturan Menteri dan pelaporan yaitu memberikan penilaian apa-
Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007) kah program yang dilaksanakan oleh sekolah
tersebut menjadi landasan untuk mengelola telah sesuai dengan rencana yang dibuat dan
komponen-komponen dalam pendidikan. Kare- mengidentifikasi masalah yang timbul dalam
na berupa kompetensi dan dilaksanakan melalui pelaksanaan program sekolah agar dapat di-
kegiatan manajemen sekolah, maka keberada- atasi. Upaya mendorong tercapainya penilaian
annya dapat dilakukan evaluasi dengan melaku- kinerja manajerial kepala sekolah melalui pe-
kan penilaian kinerja manajerial kepala seko- laksanaan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
lah. Penilaian kinerja manajerial kepala seko- mendesak dilakukan, hal ini karena sampai saat
lah sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan ini produk kebijakan mengenai kepala sekolah
Nasional No 28 Tahun 2010. kurang terimplementasi dengan baik.
Penilaian kinerja kepala sekolah dilaku- Berdasarkan kondisi manajemen (pada
kan secara berkala setiap tahun dan secara ku- aspek monitoring, evaluasi, dan pelaporan) se-
mulatif setiap empat tahun. Penilaian kinerja ta- kolah dan kinerja manajerial kepala sekolah
hunan dilaksanakan oleh pengawas sekolah. Pe- yang dapat diukur, maka tujuan penelitian yaitu
nilaian kinerja empat tahunan dilaksanakan oleh untuk mengetahui pelaksanaan monitoring, eva-
atasan langsung dengan mempertimbangkan pe- luasi, dan pelaporan untuk penilaian kinerja ma-
nilaian kinerja oleh tim penilai yang terdiri dari najerial kepala sekolah.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2015, Th. XXXIV, No. 1


69

METODE  Keterbatasan staf dan beban kerja yang berat


Penelitian ini menggunakan desain kuali- menjadikan monitoring, evaluasi, dan pela-
tatif melalui pendekatan studi kasus. Jenis studi poran kurang berjalan optimal.
 Untuk monitoring, evaluasi, dan pelaporan
kasus (case studies) yang digunakan yaitu mul-
dari kepala sekolah (bidang kinerja manaje-
ti-situs induksi analitis termodifikasi. Lokasi rial) tidak terjadwal dan kadang dilaksana-
penelitian di Malang Raya, tepatnya sekolah kan.
dasar. Sumber data penelitian ini yaitu kepala  Kendala yang dihadapai dalam monitoring,
sekolah dasar sebanyak 21 orang yang berasal evaluasi, dan pelaporan pembelajaran yaitu
dari tiga kecamatan di Malang Raya. Data di- ada berapa guru yang kurang siap dalam
kumpulkan melalui observasi, dokumentasi, pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembela-
jaran (RPP) sehingga dalam pelaksanaan mo-
dan wawancara. Narasumber diwawancarai dan
nitoring dan evaluasi belum siap, semestinya
terlibat dalam forum group discussion. Waktu hal-hal tersebut sudah terprogram/sudah di-
penelitian dilakukan selama bulan April sampai buat jauh hari sebelumnya. Kalau kegiatan
dengan Agustus 2014. yang sama untuk menilai kinerja kepala se-
Analisis data ini dilakukan dalam proses kolah mungkin hambatannya akan sama.
penelitian, artinya pelaksanaannya sudah mulai  Kurangnya kesadaran untuk melakukan ke-
dilakukan sejak pengumpulan data dilapangan, wajiban yang telah diprogramkan, jika mo-
nitoring, evaluasi, dan pelaporan dilaksana-
dan dikerjakan secara intensif, yaitu setelah
kan untuk menilai kinerja kepala sekolah,
meninggalkan lapangan. Analisis akhir, yaitu maka dibutuhkan perangkat aturan yang
setelah semua data-data yang dibutuhkan ter- jelas.
kumpul atau setelah berakhirnya masa-masa pe-  Hambatan yang akan muncul terkait dengan
nelitian lapangan. Peneliti melukiskan dan me- monitoring, evaluasi, dan pelaporan kinerja
nafsirkan data yang ada sehingga pekerjaan kepala sekolah, yaitu siapa yang akan meni-
lai, ukurannya apa, dan hasilnya buat apa?
penulis hanyalah menjelaskan proses yang ter-
 Seandainya monitoring, evaluasi, dan pela-
jadi, menyatakan baik atau tidak, menjelaskan poran kinerja kepala sekolah diadakan, sum-
keunggulan dan kelemahannya, dan sesuai atau ber dana apa lagi yang akan digunakan.
tidaknya proses yang dilakukan dengan prinsip-  Cara menilai kegiatan manajemennya seperti
prinsip umum yang berlaku. apa; kalo baik seperti apa dan kalau buruk se-
Supaya keabsahan data dalam penelitian perti apa.
kualitatif ini benar-benar baik dan terpercaya, Tabel 1 memperlihatkan hasil analisis
dilakukan pengecekan keabsahan data yang comparative constan, hambatan pelaksanaan
didasarkan pada kriteria tertentu sebagaimana monitoring, evaluasi, dan pelaporan dalam ki-
yang disarankan Lincoln dan Guba (2002) yaitu nerja manajerial kepala sekolah. Terdapat pe-
kredibilitas (keterpercayaan), transferabilitas misahan lokasi berdasarkan kategori sekolah di
(keteralihan), dependebilitas (ketergantungan), pusat perkotaan dan sekolah di pinggiran kota.
dan konfirmabilitas (kepastian). Berdasarkan temuan-temuan penelitian
dan hasil comparative constan di atas dapat
HASIL DAN PEMBAHASAN diformulasikan proposisi (P) penelitian sebagai
Hasil berikut. (P1) Monitoring akan berhasil menilai
Temuan hasil penelitian menunjukkan kinerja kepala sekolah pada manajemen sekolah
bahwa pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan jika dapat mengungkap kegiatan manajemennya
pelaporan pada aspek kinerja manajerial kepala seperti apa; kalau baik seperti apa dan kalau
sekolah dapat deskripsikan sebagai berikut. buruk seperti apa. (P2) Jika evaluasi dilaksana-
 Kurangnya pemahaman dan kemauan kepala kan untuk menilai kinerja manajerial kepala se-
sekolah tentang pentingnya perangkat moni- kolah maka dibutuhkan perangkat aturan yang
toring, evaluasi, dan pelaporan sebagai bagi- jelas, yaitu siapa yang akan menilai evaluasi ki-
an kegiatan manajerial untuk menjalankan nerja kepala sekolah, ukurannya apa, dan hasil-
program sekolah. nya buat apa? (P3) Idealnya terdapat pelapor-

Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan untuk Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
70

Tabel 1. Matriks Perbandingan Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk


Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
Aspek Sekolah di Pusat Kota Sekolah di Pinggiran Kota
 Monitoring Selama ini monitoring, yang dikerjakan ha- Kegiatan monitoring kinerja kepala sekolah
nya mengenai pengelolaan keuangan. Berapa semestinya dilakukan untuk menilai keberha-
kendala misalnya ketika sekolah akan mem- silan manajemen sekolah. Selama ini, yang
beli yang dibutuhkan, padahal diaturan tidak berjalan yaitu monitoring kegiatan pembela-
diperbolehkan. Sementara itu, monitoring ki- jaran, padahal pembelajaran sebagian saja dari
nerja kepala sekolah pada aspek manajemen manajemen yang dilakukan sekolah. Selama
belum dilakukan karena memang belum ada ini, kendala yang dihadapai dalam monitoring
aturan yang jelas. Hambatan yang muncul pembelajaran yaitu ada berapa guru yang
adalah cara menilai kegiatan manajemennya kurang siap dalam pembuatan RPP sehingga
seperti apa; kalau baik seperti apa dan kalau dalam pelaksanaan monitoring belum siap,
buruk seperti apa. Selain itu, sampai hari ini semestinya hal-hal tersebut sudah terprogram/
belum ada ketentuan monitoring mengenai sudah dibuat jauh hari sebelumnya. Kalau
kinerja kepala sekolah, terutama pada aspek kegiatan yang sama untuk menilai kinerja ke-
manajerialnya. pala sekolah mungkin hambatannya akan
sama.
 Evaluasi Hambatan yang akan muncul terkait dengan Kurangnya kesadaran untuk melakukan ke-
evaluasi kinerja kepala sekolah yaitu siapa wajiban yang telah diprogramkan, jika eva-
yang akan menilai, ukurannya apa, dan luasi dilaksanakan untuk menilai kinerja ke-
hasilnya buat apa? Selama ini program seko- pala sekolah maka dibutuhkan perangkat
lah sering terkendala waktu dan berbenturan aturan yang jelas. Hambatan nya, program
dengan agenda kegiatan yang lain, peren- sekolah yang sudah jelas saja kadang sulit
canaan yang kadang-kadang tidak sesuai dilaksanakan. Selain itu, salah satu hambatan
dengan kenyataan di lapangan. Selama ini yang mendasar yaitu kurangnya pemahaman
kegiatan yang berjalan yaitu evaluasi pem- dan kemauan kepala sekolah tentang penting-
belajaran memang sudah berjalan baik karena nya perangkat evaluasi sebagai bagian kegiat-
hal tersebut merupakan kegiatan rutin, wajib, an manajerial.
dan diprogramkan oleh sekolah, gugus, dan
dinas pendidikan.

 Pelaporan Idealnya memang terdapat pelaporan atas ki- Pelaporan, terutama keuangan sekolah, sering
nerja manajerial kepala sekolah karena ma- mengalami kendala karena tidak adanya te-
najemen sekolah terpusat pada kepala seko- naga khusus yang mempunyai kemampuan di
lah. Untuk dua tahun belakangan ini ham- bidang pengelolaan keuangan sekolah sesuai
batan yang muncul yaitu sebagian program- dengan prinsip pengelolaan yang akuntabel,
program sekolah berbenturan waktu dengan semuanya dilaksanakan oleh guru yang nota-
kegiatan dinas pendidikan, baik di kecamatan bene kurang paham prinsip-prinsip akuntansi.
maupun di kota, sehingga program sekolah Kalau kegiatan monitoring, evaluasi, dan pe-
sering kurang efektif. Apa lagi kalau kegiatan laporan dilaksanakan, hambatan yang muncul
pelaporan dilaksanakan, siapa yang akan me- di sekolah yaitu sumber dana yang dikelola
laksanakan? sangat sedikit tidak seimbang dengan dana
yang dibutuhkan. Seandainya pelaporan kiner-
ja kepala sekolah diadakan, sumber dana apa
lagi yang akan digunakan.

an penilaian kinerja manajerial kepala sekolah, pelaporan, terutama keuangan sekolah, perlu
karena manajemen sekolah terpusat pada kepala adanya tenaga khusus yang memunyai kemam-
sekolah. Untuk memenuhi itu, maka dalam hal puan di bidang pengelolaan keuangan sekolah

Cakrawala Pendidikan, Februari 2015, Th. XXXIV, No. 1


71

sesuai dengan prinsip pengelolaan yang akun- Prinsip-prinsip pengorganisasian sekolah dike-
tabel, dan pemenuhan kebutuhan pembiayaan mukakan oleh Imron (2013:93) yang terdiri
sekolah yang memadai. atas: (1) perumusan tujuan sekolah secara jelas;
(2) pengutamaan pencapaian tujuan sekolah; (3)
Pembahasan prinsip pembagian pekerjaan; (4) prinsip pende-
Organisasi sekolah perlu dijalankan de- legasian wewenang (delegation of authority);
ngan baik karena tugas guru dan kepala sekolah (5) prinsip pengelompokkan fungsi; (6) prinsip
tidak hanya mengajar dan mendidik saja, semua kesatuan perintah (unity of commond); (7) ada-
harus bertanggung jawab dan diikutsertakan nya kemampuan pengawasan (span of control);
dalam menjalankan roda kehidupan sekolah dan (8) fleksibilitas.
secara keseluruhan. Dengan demikian, agar Monitoring di sekolah sering juga diper-
tidak overlapping (tabrakan) dalam memegang tukarkan maknanya dengan supervisi pendidik-
dan menjalankan tugasnya masing-masing, di- an. Supervisi pendidikan adalah segenap ban-
perlukan organisasi sekolah yang baik dan ter- tuan yang diberikan oleh seseorang (di sekolah
atur. Organisasi sekolah yang baik oleh Wahab biasanya dilakukan guru senior, kepala sekolah,
(2008:78) harus mampu memecahkan berapa dan pengawas) dalam mengembangkan situasi
permasalahan yang berhubungan dengan ling- belajar mengajar di sekolah ke arah yang lebih
kungannya, pengaturan dan pencapaian tujuan, baik. Supervisi meliputi segenap aktivitas yang
dan memelihara solidaritas yang terdapat di da- dirancang untuk mengembangkan pembelajaran
lam sistem dan menciptakan serta menjaga ni- pada semua tingkatan organisasi sekolah (Wiles,
lai-nilai sistem. Organisasi yang sehat harus 1987:5). Temuan penelitian Sobri (2011:251)
memperhatikan dan memenuhi dua macam ke- menunjukkan bahwa peran kepala sekolah se-
butuhan, yaitu instrumental needs dan expres- bagai supervisor, yaitu meningkatkan keber-
sive needs. hasilan seluruh program pembelajaran sekolah
Proposisi penelitian menunjukkan bawah dengan membantu guru memecahkan masalah
monitoring akan berhasil menilai kinerja kepala pembelajaran di kelas. Teknik supervisi pem-
sekolah pada manajemen sekolah jika dapat belajaran yang dilakukan oleh kepala sekolah
mengungkap kegiatan manajemennya seperti yaitu kunjungan kelas, pertemuan pribadi, rapat
apa; kalau baik seperti apa dan kalau buruk rutin, kunjungan antar sekolah, pertemuan da-
seperti apa. Temuan tersebut memperlihatkan lam kelompok kerja, pelatihan, dan penataran.
bahwa pada kegiatan monitoring memang be- Bentuk kegiatan monitoring dan super-
lum memiliki struktur organisasi yang jelas. visi yang selama ini dilakukan terutama bekait-
Wahab (2008:67) menunjukkan bahwa semesti- an dengan pendanaan sekolah yaitu melakukan
nya setiap organisasi menyadari adanya kebu- pemantauan, pembinaan dan penyelesaian ma-
tuhan untuk mengkoordinasikan pola interaksi salah terhadap pelaksanaan program. Secara
para anggota organisasi secara formal yang da- umum tujuan kegiatan ini yaitu untuk meyakin-
pat diketahui melalui struktur organisasi. Me- kan bahwa dana pendidikan diterima oleh yang
lalui struktur organisasi ditetapkan pembagian berhak dalam jumlah, waktu, cara, dan peng-
tugas tentang siapa melapor kepada siapa, ba- gunaan yang tepat. Selain itu, juga dilakukan
gaimana pola interaksi diikuti dan mekanisme monitoring terhadap pelayanan dan penanganan
koordinasi formal. pengaduan sehingga pelayanan pengaduan da-
Penilaian kinerja manajerial kepala seko- pat ditingkatkan. Dalam pelaksanaannya, moni-
lah dari sisi kegiatan monitoring yang dilaku- toring pengaduan dapat dilakukan bekerjasama
kan, tentu saja sangat terkait dengan program dengan lembaga-lembaga terkait. Kegiatan ini
sekolah yang direncanakan dan diorganisasikan. dilakukan dengan mencari fakta, menginvesti-
Pengorganisasian sekolah membutuhkan kiat gasi, menyelesaikan masalah, dan mendoku-
tersendiri, termasuk dalam mengorganisasikan mentasikan.
program monitoring yang dikerjakan sekolah.

Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan untuk Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
72

Monitoring untuk menilai kinerja mana- wujudkan tujuan yang telah direncanakan. Se-
jerial kepala sekolah dapat dilakukan dengan kolah merupakan sosok dari sebuah organisasi
menggunakan indikator kompetensi manajerial pendidikan yang melaksanakan kegiatan dan
tersebut. Indikator tersebut meliputi: (1) me- merupakan tempat bergabung dan berkumpul-
nyusun perencanaan untuk berbagai tingkatan nya orang-orang sebagai sumber daya manusia
perencanaan; (2) mengembangkan organisasi dalam satuan kerja yang masing-masing memu-
sesuai dengan kebutuhan; (3) memimpin seko- nyai hubungan kerja sama untuk mencapai
lah dalam rangka pendayagunaan sumber daya tujuan.
sekolah secara optimal; (4) mengelola perubah- Melalui pengertian di atas dapat dirasa-
an dan pengembangan sekolah menuju organi- kan bahwa sekolah bukan merupakan entitas
sasi pembelajar yang efektif; (5) menciptakan yang tetap dan tidak berubah. Sekolah akan ek-
budaya sekolah yang kondusif dan inovatif sis selama dapat meraih tujuan yang berman-
bagi pembelajaran peserta didik; (6) mengelola faat. Sekolah dan lingkungannya berada dalam
guru dan staf dalam rangka pendayagunaan suatu kondisi yang konstan, dan jika sekolah
sumber daya manusia secara optimal; (7) me- dianalogikan dengan kehidupan biologis, maka
ngelola sarana dan prasarana sekolah dalam ia memiliki life cycle (siklus kehidupan). Moni-
rangka pendayagunaan secara optimal; (8) me- toring dilakukan untuk meningkatkan kinerja
ngelola hubungan sekolah dan masyarakat da- manajerial sekolah menuju pembaharuan dan
lam rangka pencarian dukungan ide, sumber be- revitalisasi secara terus menerus. Siklus setelah
lajar, dan pembiayaan sekolah; (9) mengelola monitoring yaitu evaluasi program sekolah.
peserta didik dalam rangka penerimaan peserta Evaluasi program sekolah semestinya da-
didik baru, dan penempatan dan pengembangan pat digunakan untuk melakukan penilaian ki-
kapasitas peserta didik; (10) mengelola pe- nerja manajerial kepala sekolah. Evaluasi pro-
ngembangan kurikulum dan proses belajar gram sekolah digunakan untuk melakukan pe-
mengajar sesuai dengan arah dan tujuan pendi- nilaian apakah pola kerja dan manajemen se-
dikan nasional; dan (11) mengelola keuangan kolah yang digunakan sudah tepat untuk men-
sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan yang capai tujuan rencana kegiatan, mengetahui kait-
akuntabel, transparan, dan efisien. an antara kegiatan sekolah dengan tujuan untuk
Untuk mencapai kinerja yang tinggi, memperoleh ukuran kemajuan kinerja manaje-
seorang kepala sekolah musti memperhatikan rial kepala sekolah, dan menyesuaikan kegiatan
faktor-faktor yang mempengaruhi kepemimpin- sekolah dengan situasi dan lingkungan yang
annya. Penelitian Hadi (2010:252) menemukan berubah, tanpa menyimpang dari tujuan yang
bahwa kompetensi emosional seorang kepala telah ditetapkan sekolah sebelumnya.
sekolah merupakan faktor yang berkontribusi Selama ini, rutin berjalan di sekolah yaitu
terhadap sejauh mana kepala sekolah itu akan evaluasi pembelajaran, terutama evaluasi untuk
mempraktikkan perilaku-perilaku kepemimpin- peserta didik. Sementara evaluasi terhadap guru
an yang termasuk dalam gaya kepemimpinan apalagi kepala sekolah berkaitan dengan pem-
transformasional. Perilaku kepemimpinan ke- belajaran minim dilakukan. Hasil penelitian me-
pala sekolah tersebut erat terkait dengan peng- nunjukan bahwa jika evaluasi dilaksanakan un-
organisasian dan manajemen pendidikan yang tuk menilai kinerja manajerial kepala sekolah,
diterapkan di sekolah. maka dibutuhkan perangkat aturan yang jelas
Wahab (2008:118) secara lugas menyata- yaitu siapa yang akan menilai evaluasi kinerja
kan mengenai perbedaan antara pengorgani- kepala sekolah, ukurannya apa, dan hasilnya
sasian dan manajemen pendidikan. Organisasi buat apa? Artinya, evaluasi untuk menilai kiner-
dan manajemen berbeda, tetapi hubungannya ja manajerial kepala sekolah ini membutuhkan
sangat erat. Organisasi memberi fungsi dalam sistem dan perangkat instrumen yang memadai
bentuk kegiatan dan pekerjaan yang harus di- untuk digunakan. Selain itu, dari hasil penelitian
lakukan, sedangkan manajemen berusaha me- juga menunjukkan bahwa kesadaran untuk me-

Cakrawala Pendidikan, Februari 2015, Th. XXXIV, No. 1


73

lakukan kewajiban yang telah diprogramkan dan SD berlandaskan PP Nomor 32 Tahun 2013
masih kurang. Jika evaluasi dilaksanakan untuk tentang Perubahan atas PP Nomor 19 Tahun
menilai kinerja kepala sekolah, maka dibutuh- 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Per-
kan perangkat aturan yang jelas. Hambatannya, atuan Pasal 49 Ayat (1), prinsip MBS meliputi:
program sekolah yang sudah jelas saja kadang kemandirian, keadilan, keterbukaan, kemitraan,
sulit dilaksanakan. Selain itu, salah satu ham- partisipatif, efisiensi, dan akuntabilitas.
batan yang mendasar, yaitu kurangnya pema- Hasil evaluasi (Direktorat Pembinaan Se-
haman dan kemauan kepala sekolah mengenai kolah Dasar Kemdikbud, 2012) program MBS
pentingnya perangkat evaluasi sebagai bagian di Indonesia pada tahun 2000, 2002, 2005, dan
kegiatan manajerial. 2010 menunjukkan bahwa program pembinaan
Salah satu hasil penelitian pengembangan MBS memberikan dampak positif. Dampak
model evaluasi kinerja sekolah dilakukan oleh positif bagi sekolah tersebut antara lain: (1) pe-
Khoeriyah (2013:37). Kesimpulan penelitian- ningkatan manajemen sekolah yang lebih trans-
nya menyatakan bahwa terdapat tujuh kom- paran, partisipatif, demokratis dan akuntabel;
ponen untuk melakukan evaluasi kinerja kepala (2) peningkatan mutu pendidikan; (3) menurun-
sekolah. Tujuh komponen tersebut meliputi ke- nya tingkat putus sekolah; (4) peningkatan im-
pemimpinan, rencana strategis, fokus terhadap plementasi pembelajaran yang berpusat pada
peserta didik-orang tua, analisis kebutuhan, fo- siswa dengan strategi PAKEM; dan (5) pening-
kus kepada guru-staf, pengelolaan kelas, dan katan peran serta mayarakat terhadap pendidik-
hasil. Hasil penelitian tersebut juga mampu an. Penelitian Rifa’i (2013:120) menemukan
mengungkap data secara komprehensif, faktual, bahwa model manajemen pendidikan berbasis
fleksibel, dan berorentasi keragaman layanan. masyarakat ini mampu meningkatkan perkem-
Sebenarnya, banyak teknik evaluasi yang bangan psikososial anak, dan meningkatkan
dapat digunakan untuk peningkatan mutu, ter- kepuasan masyarakat atas keterlibatannya da-
masuk di dalamnya dapat digunakan untuk me- lam kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
lakukan penilaian kinerja manajerial kepala se- evaluasi pembelajaran, dan terhadap hasil bela-
kolah. Usman (2010:520) menyebutkan seku- jar perserta didik. Imron (2011:357) dari hasil
rang-kurangnya terdapat 13 teknik evaluasi penelitiannya menemukan bahwa implementasi
mutu, yaitu Quality Control (QC) atau Qualty MBS, kepala sekolah memiliki kaitan signifi-
Control Circle (QCC), Quality Assurance kan antara peranan kepala sekolah dalam im-
(QA), Total Quality Qontrol (TQC), Deming, plementasi MBS dengan prestasi akademik
Juran, Crosby, Peter, Ishikawa, Malcom Bald- Tampaknya, ke depan dapat dilakukan
ridge Award, European Quality Award, Inter- upaya-upaya untuk menjadikan MBS ini se-
nasional Stamdard Organization (ISO) 9000, bagai salah satu alat evaluasi untuk penilaian
Total Quality Management (TQM), dan Mana- kinerja manajerial kepala sekolah. Evaluasi me-
jemen Berbasis Sekolah (MBS). lalui MBS merupakan balikan yang tercermin
Tiga belas teknik evaluasi di atas sudah dalam bentuk tindakan dan perilaku kepala se-
ada sekolah yang melakukan, bahkan salah sa- kolah dalam hal otonomi manajemen pendidik-
tunya diamanatkan dalam undang-undang, yaitu an pada satuan pendidikan, yang dalam hal ini
MBS. Dinyatakan dalam Pasal 51 UU Sistem kepala sekolah dan guru dibantu oleh komite
Pendidikan Nasional No. 20/2003 bahwa, sekolah dalam mengelola kegiatan pendidikan.
“Pengelolaan satuan pendidikan anak usia dini, Danim (2010:38) menyatakan bahwa sekolah
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah menjadi lembaga otonom yang penyelenggara-
dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan annya tetap berada pada koridor sistem pen-
minimal dengan prinsip manajemen berbasis didikan nasional dapat dijumpai pada MBS.
sekolah/madrasah”. Berdasarkan Undang-Un- MBS menonjolkan spirit desentralisasi sampai
dang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem ke tingkat sekolah, untuk dibedakan dengan tra-
Pendidikan Nasional pada Pasal 48 Ayat (1) disi sentralisasi. Minarti (2010:46) menyebut-

Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan untuk Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
74

kan bahwa MBS menyediakan layanan pendi- dengan optimal. Suwarni (2011:206) dari hasil
dikan yang komprehensif dan tanggap terhadap penelitiannya menunjukkan adanya pengaruh
kebutuhan masyakat setempat. antara gaya kepemimpinan kepala sekolah ter-
Jika dilaksanakan, sebenarnya evaluasi hadap kinerja guru. Implikasinya gaya kepe-
untuk penilaian kinerja manajerial kepala se- mimpinan kepala sekolah memberikan kontri-
kolah sesuai dengan tujuan MBS, yaitu mening- busi yang signifikan terhadap kinerja guru da-
katkan kemandirian sekolah melalui pemberian lam mengajar sehingga akhirnya kinerja guru
kewenangan yang lebih besar dalam mengelola menjadi baik kemudian prestasi belajar peserta
sumberdaya sekolah dan mendorong keikut- didik juga meningkat.
sertaan semua kelompok kepentingan. Selain Sistem pelaporan di sekolah sebenarnya
itu, sekolah juga membina dan mengembangkan sudah berjalan dengan baik dan sistematis. Se-
komponen manajemen sekolah melalui proses lain pelaporan mengenai proses dan hasil pem-
manajemen sekolah yang lebih efektif, salah belajaran yang berjalan rutin, pelaporan peng-
satunya evaluasi program sekolah yang di da- gunaan keuangan juga sudah berjalan. Penggu-
lamnya dapat integrasikan penilaian kinerja ma- naan keuangan sekolah dilaporkan triwulan se-
najerial kepala sekolah. Muara dari evaluasi un- kali melalui format-format yang sudah tersedia
tuk penilaian kinerja manajerial kepala sekolah dan dilakukan online prinsip melalui prinsip
ini, yaitu perbaikan mutu pendidikan, bahwa transparansi dan akuntabilitas. Secara umum,
sekolah merupakan organisasi pembelajar yang hal-hal yang dilaporkan oleh pelaksana program
terus tumbuh. berkaitan dengan statistik penerima bantuan,
Temuan penelitian di atas sesuai dengan penyaluran, penyerapan, pemanfaatan dana,
hasil penelitian Surachmi (2011:442) yang me- pertanggungjawaban keuangan serta hasil mo-
nunjukkan bahwa pengembangan sekolah me- nitoring evaluasi dan pengaduan masalah. Kon-
nuju organisasi pembelajar yang efektif dise- disi ini sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai
babkan: (1) kemampuan kepala sekolah meng- penilaian kinerja manajerial kepala sekolah.
organisasikan kegiatan pembelajaran, melalui Dewi (2013:155) dari hasil penelitiannya
manajemen partisipatif dan kegiatan inovatif; membuat kesimpulan bahwa kinerja kepala se-
(2) penetapan standar akademik yang tinggi; kolah secara kausal dipengaruhi oleh tiga varia-
dan (3) kegiatan evaluasi belajar yang objektif bel, yaitu kepemimpinan transformasional, efi-
dan berkelanjutan. Hambatan-hambatan penge- kasi diri, dan konflik. Kepemimpinan transfor-
lolaan perubahan dan pengembangan sekolah masional memiliki peran terhadap pengem-
menuju organisasi pembelajar yang efektif akan bangan efikasi diri kepala sekolah. Semakin
muncul jika kemampuan kepala sekolah meng- baik tingkat kepemimpinan transformasional,
organisasikan kegiatan pembelajaran rendah, semakin baik pula tingkat efikasi diri kepala
manajemen partisipatif dan kegiatan inovatif sekolah. Kepemimpinan transformasional me-
tidak dilaksanakan, penetapan standar akademik miliki efek negatif terhadap konflik. Maknanya,
yang rendah, dan kegiatan evaluasi belajar semakin baik kepemimpinan transformasional
yang objektif dan berkelanjutan lemah. maka semakin menurunkan tingkat konflik.
Terakhir, yaitu berkaitan dengan pelapor- Efikasi diri berperan dalam membangun kinerja
an penilaian kinerja manajerial kepala sekolah. kepala sekolah.
Proposisi penelitian memperlihatkan bahwa Berdasarkan hasil dan pembahasan di
idealnya terdapat pelaporan penilaian kinerja atas yaitu pelaksanaan monitoring, evaluasi,
manajerial kepala sekolah karena manajemen dan pelaporan untuk penilaian kinerja mana-
sekolah terpusat pada kepala sekolah. Proposisi jerial kepala sekolah, maka dapat dibuat sebuah
tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah ikhtiyar pembedaannya. Tabel 2 mengggam-
sebagai figur sentral di sekolah memiliki kewe- barkan pembedaan monitoring, evaluasi, dan
nangan besar untuk mengelola dengan men- pelaporan untuk penilaian kinerja manajerial
dorong guru dan tenaga kependidikan bekerja kepala sekolah.

Cakrawala Pendidikan, Februari 2015, Th. XXXIV, No. 1


75

Tabel 2. Pembedaan Monitoring, Evaluasi, dan Pelaporan untuk Penilaian Kinerja Manajerial
Kepala Sekolah
Aspek Monitoring Evaluasi Pelaporan Indikator Kinerja Manajerial
Produk Laporan per- Penilaian terha- Catatan hasil (1) Menyusun perencanaan untuk
(output) kembangan dap sebagaian dari monitoring berbagai tingkatan perencanaan; (2)
(progress ataupun seluruh program/ kegiat- Mengembangkan organisasi sesuai
report) dimensi dari an sekolah dengan kebutuhan; (3) memimpin se-
proses program/ kolah dalam rangka pendayagunaan
kegiatan sumber daya sekolah secara optimal;
(4) mengelola perubahan dan pe-
Pendekatan Pragmatis/ Strategis Metodologis/ ngembangan sekolah menuju organi-
(Kecenderun Praktis prosedural sasi pembelajar yang efektif; (5)
gan) menciptakan budaya sekolah yang
kondusif dan inovatif bagi pembela-
Waktu Pada saat ke- Pasca Pra, implemen- jaran peserta didik; (6) mengelola
pelaksanaan bijakan diim- (implementasi) tasi, ataupun guru dan staf dalam rangka pendaya-
(timing) plementasi- program/ ke- pasca (imple- gunaan sumber daya manusia secara
kan. giatan mentasi) optimal; (7) mengelola sarana dan
prasarana sekolah dalam rangka pen-
Pelaksana Pengawas pro- Tim evaluasi Pelaksana dayagunaan secara optimal; (8) me-
gram/kepala program/ program/ ngelola hubungan sekolah dan ma-
sekolah kegiatan. kegiatan. syarakat dalam rangka pencarian du-
kungan ide, sumber belajar, dan pem-
Lama Sepanjang Menengah Pendek hingga biayaan sekolah; (9) mengelola pe-
(durasi) implementasi panjang serta didik dalam rangka penerimaan
peserta didik baru, dan penempatan
dan pengembangan kapasitas peserta
didik; (10) mengelola pengembangan
kurikulum dan proses belajar meng-
ajar sesuai dengan arah dan tujuan
pendidikan nasional; dan (11) menge-
lola keuangan sekolah sesuai dengan
prinsip pengelolaan yang akuntabel,
transparan, dan efisien.

Tabel 2 menunjukkan bahwa monitoring, Bidang pendidikan karena sifat operasi


evaluasi, dan pelaporan dapat dilakukan dengan organisasi, kinerja organisasinya membutuhkan
menggunakan indikator kinerja manajerial yang monitoring, evaluasi, dan pelaporan. Penilaian
sama. Indikator tersebut digunakan sebagai kinerja manajerial kepala sekolah merupakan
landasan dalam melakukan penilaian kinerja kegiatan penjaminan kinerja dan konsultasi
manajerial kepala sekolah. Program atau ke- manajemen pendidikan yang obyektif. Kegiatan
giatan yang dilakukan sekolah, di bawah mana- tersebut merupakan proses akademis yang
jemen kepala sekolah, dapat dilakukan pe- dirancang untuk: (1) memberikan nilai tambah
nilaian. Aspek yang dapat dinilai yaitu produk dan memperbaiki kinerja akademis sekolah; (2)
(output), pendekatan (kecenderungan), waktu memberikan keyakinan bahwa pencapaian pe-
pelaksanaan (timing), pelaksana, dan lama (du- ningkatan mutu dan standart akademis sekolah
rasi). berjalan efisien dan efektif; dan (3) mengenda-

Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan untuk Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah
76

likan kegiatan sekolah agar sesuai dalam kaidah digunakan sudah tepat untuk mencapai tujuan
aturan dan norma hukum yang berlaku. rencana kegiatan. (3) Sistem pelaporan di seko-
lah sebenarnya sudah berjalan dengan baik dan
PENUTUP sistematis. Selain pelaporan mengenai proses
Simpulan dan hasil pembelajaran yang berjalan rutin,
Monitoring akan berhasil menilai kinerja pelaporan penggunaan keuangan juga sudah
kepala sekolah jika dapat mengungkap kegiatan berjalan. Kondisi ini dapat dijadikan alat untuk
manajemennya seperti apa; kalau baik seperti menilai kinerja manajerial kepala sekolah me-
apa dan kalau buruk seperti apa. Jika evaluasi malui produk-produk kebijakan pemerintah. (4)
dilaksanakan untuk menilai kinerja manajerial Pemerintah dapat membuat kebijakan berupa
kepala sekolah, maka dibutuhkan perangkat monitoring, evaluasi, dan pelaporan yang dapat
aturan yang jelas, yaitu siapa yang akan menilai dilakukan dengan menggunakan indikator ki-
evaluasi kinerja kepala sekolah, ukurannya apa, nerja manajerial yang sama. Indikator tersebut
dan hasilnya buat apa? Bahwa idealnya terdapat digunakan sebagai landasan dalam melakukan
pelaporan penilaian kinerja manajerial kepala penilaian kinerja manajerial kepala sekolah.
sekolah, karena manajemen sekolah terpusat
pada kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai UCAPAN TERIMA KASIH
figur sentral di sekolah memiliki kewenangan Terima kasih penulis ucapkan kepada
besar untuk mengelola dengan mendorong guru Redaksi Cakrawala Pendidikan Jurnal Ilmiah
dan tenaga kependidikan bekerja dengan opti- Pendidikan atas yang telah memuat artikel ini.
mal. Pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan pe- Selain itu, penulis ucapkan terima kasih kepada
laporan dapat dilakukan dengan menggunakan Direktorat Penelitian dan Pengabdian Kepada
indikator kinerja manajerial yang sama. Indika- Masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan
tor tersebut digunakan sebagai landasan dalam Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudaya-
melakukan penilaian kinerja manajerial kepala an yang membiayai penelitian untuk skim pene-
sekolah. Program atau kegiatan sekolah, di ba- litian hibah bersaing, Dosen dan Staf Jurusan
wah manajemen kepala sekolah dapat dilakukan Administrasi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendi-
penilaian kinerja manajerialnya. dikan Universitas Negeri Malang yang mem-
berikan dorongan dan semangat untuk terus
Saran berkarya.
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan ke-
simpulan penelitian, saran yang dapat disampai- DAFTAR PUSTAKA
kan adalah sebagai berikut. (1) Perlunya kebi- Danim, S. 2010. Otonomi Manajemen Sekolah.
jakan dari pemerintah supaya monitoring untuk Bandung: Alfabeta.
menilai kinerja kepala sekolah memiliki struk-
Dewi, R. 2012. “Kinerja Kepala Sekolah: Penga-
tur organisasi yang jelas. Penilaian kinerja ma-
ruh Kepemimpinan Transformasional,
najerial kepala sekolah dari sisi kegiatan moni- Konflik, dan Efikasi Diri”. Jurnal Ilmu
toring yang dilakukan, tentu saja sangat terkait Pendidikan. Jilid 18, Nomor 2, Desember
dengan program sekolah yang direncanakan dan 2012, hlm. 150-156.
diorganisasikan. Pengorganisasian sekolah
membutuhkan kiat tersendiri, termasuk dalam Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Kem-
mengorganisasikan monitoring program yang dikbud. 2012. Materi Bimtek Manajemen
Berbasis Sekolah. Jakarta: Kemdikbud.
dikerjakan sekolah. (2) Perlunya kebijakan dari
pemerintyah supaya evaluasi program sekolah Hadi, S. 2010. “Kontribusi Kompetensi Emo-
digunakan untuk melakukan penilaian kinerja sional dan Praktik Kepemimpinan Trans-
manajerial kepala sekolah. Evaluasi program formasional Kepala Sekolah terhadap
sekolah digunakan untuk melakukan penilaian Keberdayaan Guru Sekolah Menengah
apakah pola kerja dan manajemen sekolah yang Kejuruan”. Jurnal Ilmu Pendidikan. Jilid

Cakrawala Pendidikan, Februari 2015, Th. XXXIV, No. 1


77

17, Nomor 3, Oktober 2010, hlm. 245- Sobri, A.Y. 2011. “Peran Kepala Sekolah dan
254. Teknik yang Digunakan dalam Supervisi
Pendidikan”. Jurnal Manajemen Pendi-
Imron, A. 2011. “Peranan Kepala Sekolah Me- dikan. Volume 23, Nomor 3, Maret 2011,
nengah Pertama dalam Implementasi Ma- hlm. 251-263.
najemen Berbasis Sekolah”. Jurnal Ma-
najamen Pendidikan. Volume 23, Nomor Surachmi, S. 2011. “Efektifitas Dimensi Inter-
4, September 2011, hlm. 357-356. nal Kepala Sekolah dalam Kepemimpin-
an Pembelajaran”. Cakrawala Pendidik-
Imron, A. 2013. Proses Manajemen Tingkat Sa- an Jurnal Ilmiah Pendidikan. November
tuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2011, Th. XXX, No.3, hlm. 433-448.

Khoeriyah, N.D.2013. “Pengembangan Model Suwarni. 2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpin-


Evaluasi Kinerja SD Penyelenggara Pen- an Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru
didikan Inklusif”. Jurnal Penelitian dan Ekonomi”. Jurnal Pendidikan dan Pem-
Evaluasi Pendidikan. Tahun 17, Nomor belajaran. Volume 18, Nomor 2, Okto-
1, 2013. ber, hlm. 206-214.

Lincoln, Y.S., & Guba,E.G.L.2002. Naturalistic Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Inquiry. 4th Edition. Beverly Hill, CA: Sistem Pendidikan Nasional.
SAGE Publication, INC.
Unicef, Depdiknas, & European Union. 2007.
Minarti, S. 2010. Manajemen Sekolah Menge- Modul Pelatihan Praktek yang Baik 1
lola Lembaga Pendidikan Secara Man- Manajemen Berbasis Sekolah, Peran
diri. Yogyakarta: Arr-ruzz Media. Serta Masyarakat, Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan.
Peratuan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Jakarta: Unicef.
sebagai Pengganti PP Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendi- Unicef, Depdiknas, Unesco, dan Nzaid. 2008.
dikan. Panduan Implementasi MBS/CLCC Fase
2 2007 – 2010. Jakarta: Unicef.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 28
Tahun 2010 Tentang Pemberian Tugas Usman, H. 2010. Manajemen Teori, Praktik,
Tambahan Guru Sebagai Kepala Sekolah. dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2007
Tentang Standar Kepala Sekolah/Madra- Wahab, A.Z. 2008. Anatomi Organisasi dan
sah. Kepemimpinan Pendidikan Telaah terha-
dap Organisasi dan Pengelolaan Orga-
Rifa’i, A.R.C. 2013. “Model Pengelolaan Pro- nisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
gram Pendidikan Anak Usia Dini Ber-
basis Masyarakat”. Jurnal Ilmu Pendi- Wiles, K. 1987. Supervision for Better School.
dikan. Jilid 19, Nomor 1, Juni 2013, New York: Prentice Hall, Inc.
hlm.120-127.

Rosmiati, T dan Kurniady, A. 2008. Kepemim-


pinan Pendidikan. Manajemen Pendidik-
an. Tim Dosen Administrasi Pendidikan
Universitas Pendidikan Indonesia. Ban-
dung: Alfabeta.

Pelaksanaan Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan untuk Penilaian Kinerja Manajerial Kepala Sekolah

Anda mungkin juga menyukai