Laporan Praktikum Operasi Teknik Kimia ini telah disetujui dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :
Mengetahui,
Pembimbing
Praktikan
Irwanda Silvia A
Chelsi Chika Zeruya
NIM. 17.4210.1771
NIM. 17.4210.1751
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut:
a. Membuat grafik hubungan antara laju pengeringan (N) dengan kadar
H2O (X)
b. Membuat grafik hubungan antara laju pengeringan (N) dengan waktu (θ)
c. Membuat grafik hubungan antara kadar H2O (X) dengan kadar waktu (θ)
Ls ( x1 −x 2 )
θc = A . Nc
Pada periode kecepatan menurun, akan terjadi apabila X1 dan X2
keduanya lebih kecil dari pada Xc, sehingga pengeringan terjadi pada kondisi
N yang berubah. Waktu pengeringan dihitung sebagai berikut:
a. Kondisi secara umum
Menganggap bahwa kurva falling rate tidak linear untuk menghitung
waktu pengeringan dilakukan dengan jalan menyelesaikan integral
persamaan secara grafis.
x1
Ls dx Ls
∫ = .I
A x N A
θf = 2
x1
∫ dxN
x2
dalam I = bisa diselesaikan secara grafis dengan membuat grafik
1/N Vs X. Luas yang dibatasi oleh kurva X1 dan X2 merupakan harga I.
b. Kondisi secara khusus
N adalah linear terhadap x sebagaimana ditunjukkan oleh kurva
pengeringan CD. Dalam hal ini:
N = mx + b
m = slope kurva CD
b = konstan (intercept)
x1 x1
Ls dx Ls
∫ = ∫ dx
A x N N x (mx+b )
θ= 2 2
x
Ls
1
Ls ( mx 1 + b)
θ=
A
ln ( mx+b )∫ = ln
x A mx 2 +b
2
( )
Jika diasumsikan : mx1 + b = N1
Mx2 + b = N2
N 1 −N 2
m= x1 −x 2
Ls ( x 1 −x 2 ) N
jadi : θ =
A ( N 1 −N 2 ) ( )
ln 1
N2
Nm =
ln
( )
N2
maka
ln( x 1 −x2 )
θ= Am
Pada umumnya kurva kecepatan pengeringan terbagi menjadi 3 periode,
yaitu :
1. Periode penyesuaian awal
Mula – mula bahan dalam kondisi sangat basah sehingga
permukaannya tertutupi oleh lapisan cairan. Bahan basah dikontakkan
udara yang relatif kering maka terjadi penguapan pada permukaan bahan
tersebut. Biasanya suhu permukaan bahan lebih rendah dari suhu
kelembaban jenuh (ts), akibatnya terjadi kenaikan kecepatan dan
kenaikan ini akan berhenti saat suhu permukaan bahan = suhu
kelembaban jenuh (pada grafik ditunjukkan oleh AB). Jika suhu
permukaan bahan < suhu kelembaban jenuh terjadi penurunan kecepatan
(pada grafik ditunjukkan kurva A’B).
2. Periode kecepatan tetap
Pada keadaan ini, sejumlah cairan yang teruapkan langsung
digantikan oleh cairan yang ada di bawahnya, sehingga terjadi
kesetimbangan yaitu cairan yang menguap dari permukaan bahan =
cairan yang timbul dari dalam ke permukaan, akibatnya kecepatan
menjadi tetap (dalam grafik ditunjukkan kurva BC).
3. Periode kecepatan menurun
Jika kandungan cairan telah melewati kandungan cairan kritis (Xc),
maka untuk selanjutnya lapisan cairan menjadi sangat kurang, sehingga
tidak bisa menutupi seluruh permukaan bahan sehingga pada permukaan
terjadi daerah kering (dry spot). Dry spot luasnya akan bertambah karena
substitusi cairan ke permukaan sangat kurang sehingga kecepatan
pengeringan turun. Periode kecepatan menurun ada 2 bagian, pertama
(kurva D) yaitu bila penurunan linear, kedua (kurva DE) terjadi di akhir
pengeringan yaitu air bebas yang tersisa keluar melalui rongga – rongga
dalam bahan.
BAB III
PELAKSANAAN PERCOBAAN
3.1 Bahan-bahan
Wortel bentuk balok
Berat basah : 2,9 gram
Berat kering : 1,725 gram
Luas permukaan : 0,0046 m2
Wrotel bentuk silinder
Berat basah : 2,15 gram
Berat kering : 0,722 gram
Luas permukaan : 0,0006 m2
Alat-alat
Seperangkat alat pengeringan dengan tray dryer
Alat penimbang (neraca)
Cawan porselen
Penjepit
desikator
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Form A
Periode Berat Berat H2O Berat H2O Kadar air Laju
waktu bahan yang dalam (gr H2O/gr pengeringan
(menit ke) (gram) menguap (gr) bahan (gr) bahan kering) (gr H2O/jam.m2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 2,96 1,785
0,2 1,519 521,1
5 2,79 1,615
0,17 1,374 442,9
10 2,64 1,465
0,15 1,245 390,8
15 2,49 1,315
0,15 1,12 390,8
20 2,34 1,165
0,15 0,991 390,8
25 2,19 1,,015
0,15 0,862 390,8
30 2,04 0,865
0,15 0,736 390,8
35 1,89 0,715
0,15 0,608 390,8
40 1,75 0,575
0,14 0,49 364,74
45 1,6 0,425
0,15 0,362 390,79
50 1,45 0,275
0,15 0,234 390,79
55 1,3 0,125
0,15 0,106 390,79
60 1,24 0,065
0,06 0,055 156,31
65 1,21 0,035
0,03 0,03 78,16
70 1,2 0,025
0,01 0,021 26,05
75 1,19 0,02
0,005 0,017 13,02
80 1,18 0,01
0,01 0,008 26,05
85 1,18 0,01
0 0,008 0
90 1,18 0,01
0 0,008 0
95 1,18 0,01
0 0,008 0
110 1,17 0
0,01 0 26,05
Form B
PENGUKURAN
Periode Berat Berat H2O Berat TEMPERATUR
waktu bahan yang H2O dalam MASUK KELUAR
(menit) (gr) menguap (gr) bahan (gr) td Tw td tw
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
Berat H2O yang diuapkan = W1 – W2 , dst
Berat H2O dalam bahan = W - Ls
W −L s
Kadar air (X) =
Ls
ΔW
Laju pengeringan (N) =
Δθ . A
Bahan kerja : wortel
Bentuk : silinder
Luas permukaan (bahan) : 0,0006 m2
Berat bahan kering : 0,722 gram
Kadar air mula (wet basis) : 1,5 gr H2O/gr bahan basah
Laju alir udara : 45 liter/menit
Form A
Periode Berat Berat H2O Berat H2O Kadar air Laju
waktu bahan yang menguap dalam (gr H2O/gr pengeringan, N
(menit ke) (gr) (gr) bahan (gr) bahan kering) (gr H2O/jam N2)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
0 2,15 1,428
0,15 1,215 390,79
5 2 1,728
0,12 1,087 312,63
10 1,88 1,158
0,1 0,985 260,52
15 1,78 1,058
0,1 0,900 260,52
20 1,68 0,958
0,1 0,815 260,52
25 1,58 0,858
0,1 0,730 260,52
30 1,48 0,758
0,1 0,645 260,52
35 1,38 0,658
0,1 0,56 260,52
40 1,28 0,558
0,1 0,474 260,52
45 1,18 0,458
0,1 0,389 260,52
50 1,08 0,358
0,1 0,304 260,52
Form B
450
NC= 390,88
400
350
300
250
200
150
100
50
0 XC = 0,3776 X1
0 X2 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
1.B. Grafik hubungan antara laju pengeringan (N) dan waktu (θ)
600
500
400
300
200
100
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
1.C. Grafik Hubungan antara kadar air (X) dan waktu (θ)
X2
dX
∫ =I
Xc
N
Sehingga:
Ls
θf = I
A
Menghitung I
X N 1/N
0,10
6 390,795 0,0026
0,05
5 156,318 0,0064
0,02
9 78,159 0,0128
0,02
1 26,053 0,0384
0,01
7 13,026 0,0767
0,00
8 26,053 0,0384
0,00
8 0 0
Grafik 1/N vs X
250 NC = 234,5
200
150
100
50
XC = 0,2151 X1
0
0 0.05X2 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
2.C. Grafik hubungan antara kadar air (N) dan waktu (θ)
Kadar air (X) vs Waktu (θ)
1.2
0.8
0.6
0.4
0.2
0
0 20 40 60 80 100 120
Waktu (menit)
X2
dX
∫ =I
Xc
N
Sehingga:
Ls
θf = I
A
Menghitung I
X N 1/N
0,106 390,795 0,0026
0,055 156,318 0,0064
0,029 78,159 0,0128
0,021 26,053 0,0384
0,017 13,026 0,0767
0,008 26,053 0,0384
0,008 0 0
Grafik 1/N vs X
Bentuk silinder
Ls (x 1−x c )
θc =
A Nc
0,722(0,985 – 0,219)
=
0,0006 x 260,5
= 0,35
X2
Ls dX
θf = ∫
A X N c
X2
dX
∫ =I
Xc
N
Sehingga:
Ls
θf = I
A
Menghitung I
X N 1/N
0,219 260,5 0,0038
0,134 208,4 0,0048
0,066 130,3 0,0076
0,023 52,1 0,0192
0,006 20,8 0,0479
Grafik 1/N vs X
Dari grafik tersebut didapatkan:
LI = 0,0025 (0,048 – 0,005)
= 0,00015
LII = 0,0075 (0,065 – 0,048)
= 0,00012
LIII = 0,005 (0,22 – 0,075)
= 0,00072
Luasan total = LI + LII + LIII
= 0,00015 + 0,00012 + 0,00072
= 0,0009
Ls
θf = I
A
0,5
= ¿0,003)
0,00288
= 0,52
θ = θc + θf
= 0,35 + 0,0009
= 0,3509 jam = 21,1 menit
4.2 Pembahasan
Dari grafik N vs X menunjukkan bahwa periode pengeringan bahan
dibagi menjadi tiga periode yaitu kecepatan pengeringan awal, kecepatan
pengeringan konstan, dan kecepatan pengeringan akhir. Pada kecepatan
pengeringan awal kadar air masih sangat tinggi sehingga untuk kecepatan
pengeringan awal tidak dihitung waktu pengeringan. Sehingga untuk
menghitung waktu pengeringan yaitu pengeringan konstan dan pengeringan
turun.
Dari grafik N vs θ bisa disimpulkan bahwa semakin lama waktu
pengeringan maka laju pengeringan semakin turun karena kadar air dalam
bahan semakin sedikit.
Dari grafik X vs θ bisa disimpulkan bahwa semakin lama waktu
pengeringan maka kadar air semakin sedikit sampai didapat berat konstan.
Untuk waktu pengeringan bisa disimpulkan bahwa laju pengeringan awal
waktu diabaikan karena periode sangat cepat sehingga waktu total
pengeringan (θt) terdiri dari waktu pengeringan konstan (θc) dan waktu
pengeringan menurun (θf)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari percobaan yang dilakukan dengan menggunakan bahan kentang
dengan dua ukuran, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Dari kurva N vs X, maka laju terdiri dari 3 periode yaitu periode
pengeringan awal, periode pengeringan konstan dan periode pengeringan
menurun.
2. Dari kurva N vs θ, maka semakin lama waktu pengeringan laju
pengeringan semakin turun.
3. Dari kurva X vs θ, semakin lama waktu pengeringan, maka kadar air
dalam bahan semakin berkurang hingga mencapai berat konstan.
4. Waktu pengeringan (θt) diperoleh :
a. Wortel dengan bentuk balok (luas permukaan : 0,0046 m2)
θ = 56,2 menit
Laju alir udara 45 liter / menit.
b. Kentang dengan bentuk silinder (luas permukaan : 0,0006 m2
θ = 21,1 menit
Laju alir udara 45 liter / menit.
4.2 Saran
1. Pada penimbangan bahan, sebaiknya dilakukan setelah bahan benar-benar
dingin agar diperoleh hasil yang tepat.
2. Pada saat mengamati td dan tw, sebaiknya juga dilakukan dengan teliti.
DAFTAR PUSTAKA
Foust, A.S. Wenzel, L.A, Mans L and Anderson. L.B, 1980, “Principles of
UnitOperation”, John Willey and Sons, Inc, New York, Page 456 – 400.
Perry, R.H Green D.W and Maloney I.O, 1994, “Perry’s Chemical
EngineeringHandbook” 6th Edition, Mc. Graw Hill Book Company, New
York, page 358 – 400.
Pramudono, Bambang, In., “Diktat Kuliah OTK” Dasar – dasar Pengeringan,
1993, halaman 11 – 14.
Staf Laboratorium OTK, “Buku Petunjuk Praktikum Operasi Teknik Kimia”,
2005, Laboratorium Operasi Teknik Kimia Fakultas Teknik UNTAG
Semarang.