Anda di halaman 1dari 11

Milik Teknik Mesin Universitas Pamulang (untuk kalangan sendiri)

Diktat Kuliah

Pemilihan Bahan & Proses

(TMC04)

Besi & Baja

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Pamulang
2016
Besi Baja

Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti pertemuan ini, mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan menjelaskan sifat-sifat besi
dan baja dari diagram fasa besi-karbon, perubahan struktur akibat adanya perlakuan panas

Logam Besi
• Baja karbon
• Baja paduan
• Baja pekakas & dies
• Baja tahan karat
• Besi tuang

1
Baja karbon
• Menurut kadungan C
– Baja karbon rendah: C<0,3%, utk baut, mur, lembaran, pelat, tabung, pipa,
komponen mesin berkekuatan rendah
– Baja karbon menengah: 0,3%<C<0,6%, utk roda gigi, axle, batang
penghubung, crankshaft, rel, komponen utk mesin pengerjaan logam
– Baja karbon tinggi: 0,6%<C<1,0%, utk mata pahat, kabel, kawat musik,
pegas

KOMPOSISI KIMIA BAJA

Umum
Baja pada dasarnya ialah besi (Fe) dengan tambahan unsur Karbon (C) sampai
dengan 1.67% (maksimal). Bila kadar unsur karbon (C) lebih dari 1.67%, maka material
tersebut biasanya disebut sebagai besi cor (Cast Iron).

Makin tinggi kadar karbon dalam baja, maka akan mengakibatkan hal- hal sbb:
• Kuat leleh dan kuat tarik baja kan naik,
• Keliatan / elongasi baja berkurang,
• Semakin sukar dilas.
Oleh karena itu adalah penting agar kita dapat menekan kandungan karbon pada kadar
serendah mungkin untuk dapat mengantisipasi berkurangnya keliatan dan sifat sulit dilas
diatas, tetapi sifat kuat leleh dan kuat tariknya tetap tinggi.

Penambahan unsur – unsusr ini dikombinasikan dengan proses heat treatment akan
menghasilkan kuat tekan yang lebih tinggi, tetapi keuletan dan keliatan, dan kemampuan
khusus lainnya tetap baik. Unsur – unsur tersebut antara lain: Mangaan (Mn), Chromium
(Cr), Molybdenum (Mo), Nikel (Ni) dan tembaga (Cu). Tetapi proporsional pertambahan
kekuatannya tidak sebesar karbon. Pertambahan kekuatannya semata –mata karena unsur
tersebut memperbaiki struktur mikro baja.

2
Untuk memahami pengaruh komposisi kimia dan heat treat terhadap sifat akhir baja,
maka kita perlu menganal factor – factor sbb:
• Struktur mikro,
• Ukuran butiran,
• Kandungan nonlogam.
• Endapan dipermukaan antar butiran.
• Keberadaan gas – gas yang terserap atau terlarut

Struktur Mikro

Unsur Fe dan C menyususn diri dalam suatu struktur berulang dalam pola tiga dimensi
yang dinamakan dengan kristal. Kristal –kristal yang berorientasi (arah pengulangan /
susunan ) sama disebut sebagai butir.Susunan kumpulan butir satu dengan yang lain pada
suatu fasa tertentu dinamakan struktur mikro, contoh struktur mikro antara lain: ferit,
perlit dan sementit.

Ukuran Butir

Penghalusan butir baja akan menghasilkan:


• Peningkatan kuat leleh (yield strength),
• Perbaikan sifat keuletan (toughness) dan keliatan (ductility), Penghalusan butiran
dapat dilakukan dengan penambahan unsur niobium, vanadium dan aluminium dengan
jumlah maksimal 0.05% atau dengan heat treatment.

Kandungan Unsur-Unsur Non Logam

Unsur – unsur non-logam yang umumnya dibatasi jumlahnya didalam produk baja adalah
Sulfur (S) dan Fosfor (P).

3
Tinggi kadar kedua unsur tersebut bisa menurunkan keliatan (ductility) baja dan
meningkatkan kemungkinan retak pada sambungan las. Pada baja khusus mampu las,
kandungan kedua unsur diatas dibatasi kurang dari 0.05%.

Endapan Di Permukaan Antar Butiran

Unsur – unsur lain yang juga dapat menurunkan keuletan baja baja anatar lain: timah
(Sn), antimon (Sb) dan arsen (As) hingga baja menjadi getas.

Sifat getas ini ditimbulkan oleh pengendapan atau berkumpulnya unsur – unsur diatas
o
dibidang batas antar butir baja pada suhu 500 – 600 .

Kandungan Unsur-Unsur Non Logam

Baja yang mengandung gas – gas terlarut dalam kadar yang tinggi terutama: Oksigen (O)
dan Nitrogen (N) dapat menimbulkan sifat getas. Untuk mengurangi kadar gas tersebut
biasa digunakan unsur - unsur yang dapat mengikat kedua unsur gas diatas menjadi
senyawa yang cukup ringan sehinggan senyawa tersebut akan mengapung ke permukaan
baja yang masih panas dan cair.

Unsur - unsur pengikat gas N dan O biasanya digunakan unsur silicon (Si) dan atau
aluminium (Al) yang fungsinya disebut sebagai Deoxidant.

Sifat Tahan Panas Dan Tahan Korosi

Sifat – sifat khusus baja, dapat dicapai dengan penambahan unsur – unsur utama
sebagai berikut: Chrom (Cr), Nikel (Ni) dan molybdenum (Mo).
Baja tahan karat umumnya mengandung unsusr Chrom lebih dari 12%, dimana
pada kondisi seperti itu baja akan bersifat pasif terhadap proses oksidasi. Baja tahan karat
dapat dibedakan sesuai struktur mikronya yaitu: baja tahan panas martensit, baja tahan
panas ferit dan baja tahan panas austenit.

4
Baja tahan karat martensit mengandung chrom 13% kuat leleh dan tariknya
diperoleh dari proses pendinginan pada kondisi udara luar, sesuai untuk lingkungan
korosif ringan, serta biasanya digunakan untuk saluran dan rumah –rumah turbin.
Baja tahan karat ferit mengandung chrom 16%, sesuai untuk lingkungan korosif
terutama terhadap bahan kimia asam nitrat, serta biasanya digunakan untuk komponen –
komponen dalam industri kimia.
Baja karat austenit mengandung chrom-nikel 18%, dimana sifat tahan karatnya
0
didapat melalui pemanasan pada suhu 1000 - 1100 lalu didinginkan dengan direndam
kedalam air, sesuai untuk lingkungan yang mengandung garam, serta biasanya digunakan
untuk baling – baling kapal.
0
Baja tahan panas biasanya dinamakan untuk baja yang tahan pada suhu 650 ,
dimana sifat itu didapat pada kodisi kadar chrom dan nikel yang cukup tinggi. Berbeda
dengan baja tahan karat adalah umunya kandungan karbonnya lebih tinggi. Umumnya
digunakan pada ketel uap, boiler, tungku dan lain – lain.

Klasifikasi baja menurut AISI & SAE

5
SIFAT MEKANIK

Kekuatan Kekuatan Pengura


Batas Mulur Perpanja Kekerasan
No Jenis Baja Tarik Patah Melar ngan
(kgf/mm2 ) ngan (%) (H B)
(kgf/mm2 ) (kgf/mm2) Luas (%)

1 Baja
Karbon
Karbon
Renda
h
Karbon
Menengah
Karbon
Tinggi

2 Baja dengan
Kekerasan

6
Tinggi
Baja Pegas >8,5 >110 >8 - 341-
401
Baja 64-66
Bantalan
Baja
Perkakas
Dingin

Baja ≤299
Perkakas
Panas
Baja >62
Kecepatan
Tinggi

3 Baja dengan
Kekuatan
Tinggi

Baja 150 180 8 30


Martensit
Baja 155 200 10 24
Pengerasan
Kedua

Baja Olah 200


Austenit
Baja 175,0 12 55
Maraging
4 Baja paduan
Tahan Panas

Ferit 33,0 pada


temperatur
6000C
Selama 100
jam
Austenit 30,8 pada
temperatur
6490selama
100 jam
5 Baja Tahan
Karat
Ferit

7
Austenit
Martensit
Baja Tahan
Karat Berfasa
Ganda

SIFAT FISIK

No Jenis Baja
1 Baja Karbon
Karbon Rendah
Karbon Menengah
Karbon Tinggi
2 Baja dengan Kekerasan
Tinggi

Baja Pegas
Baja Bantalan
Baja Perkakas Dingin

Baja Perkakas Panas


Baja Kecepatan Tinggi

3 Baja dengan Kekuatan


Tinggi
Baja Martensit
Baja Pengerasan Kedua
Baja Olah Austenit
Baja Maraging
4 Baja Paduan Tahan Panas

Ferit
Austenit
5 Baja Tahan Karat
Ferit
Austenit
Martensit
Baja Tahan Karat
Berfasa Ganda

8
Penerapan dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Baja karbon rendah aplikasinya : Mur,baut, ulir sekrup, peralatan senjata, alat pengangkat
presisi, batang tarik,perkakas selinder dan penggunaan yang hampir sama.
b. Baja karbon sedang aplikasinya : Roda gigi mesin otomotif,poros bubungan,poros
engkol,sekrup sungkup,dan alat angkat presisi.
c. Baja karbon tinggi aplikasinya : Palu, obeng,tang, kunci mur, baja plat, pegas
kumparan,dan alat-alat pertanian.

9
Daftar Pustaka
1. Hari Amanto, Drs., Daryanto, Drs., “Ilmu Bahan”, Bumi Aksara, Jakarta, 2003.
2. Tata Surdia, Prof.Ir.MS.Met.E., Shinroku Saito, Prof.DR., “Pengetahuan Bahan
Teknik”, Pradnya Paramita, Jakarta, 1984.
3. Van Vlack, Sriati Djaprie, “Ilmu dan Teknologi Bahan”, Erlangga, Jakarta, 1979.
4. Wahid Suherman, “Pengetahuan Bahan”, ITS, Surabaya, 1987.
5. Wilson, “Metalurgy and Heat Threatment of Tool Steels”, Mc Graw Hill Book
Company, 19

10

Anda mungkin juga menyukai