Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap manusia yang hidup di dunia memiliki hak untuk menjadi sehat.

Hak yang dimaksud disini adalah bahwa setiap orang berhak mendapatkan

pelayanan kesehatan yang layak, sanitasi yang baik, air bersih, nutrisi yang

cukup, dan hal–hal lain yang dapat mempengaruhi kesehatan ( WHO, 2013 ).

Maka dari itu, praktisi kesehatan di seluruh dunia selalu berusaha untuk

mencari metode baru dalam pelayanan kesehatan yang memungkinkan setiap

orang untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan efektif

( Vanhaecht et al, 2006 ) . Selama ini, variasi dalam penanganan pasien yang

berbeda beda meskipun dalam kasus yang sama merupakan salah satu

masalah dalam sistem pelayanan kesehatan . Salah satu penyebab dari

banyaknya variasi ini adalah jarangnya penggunaan Evidence Based

Medicine oleh praktisi klinis dalam melakukan pelayanan kesehatan, dimana

keadaan ini dapat mengakibatkan terjadinya malpraktik dan banyaknya

dilakukan penanganan yang tidak perlu sehingga dapat meningkatkan biaya

pelayanan kesehatan ( Panella et all, 2003 ) .

Clinical pathway ( disebut juga critical pathway, caremaps , integrated

care pathways, dan lain lain ), merupakan salah satu metode yang sedang

dikembangkan untuk mencapai pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

efektif dengan cara menentukan tindakan - tindakan dan yang diperlukan

1
2

dalam tata laksana suatu penyakit berdasarkan evidence based medicine

sehingga dapat mengurangi tindakan yang tidak perlu dan menghasilkan

pelayanan dengan biaya yang efisien, berkualitas dan dapat meningkatkan

kepuasan pasien ( Vanhaecht et al, 2006 , Bleser, 2006 ) .

Operasi caesar adalah tindakan operasi yang dilakukan untuk

mengeluarkan janin dengan cara insisi dinding abdomen ( laparotomi ) dan

dinding rahim atau histeretomi ( Cunningham, 2010 ) . Dalam beberapa

tahun terakhir kecenderungan pilihan melahirkan dengan operasi caesaria

meningkat di berbagai negara. Adanya peningkatan pilihan melahirkan

dengan operasi caesaria di seluruh dunia, telah menjadi sorotan dan masalah

kesehatan masyarakat di dunia. Awalnya badan kesehatan dunia WHO

menetapkan indikator caesaria 15% untuk setiap negara, dan tidak dibedakan

antara negara maju atau berkembang, atau negara dengan angka kematian

ibu/bayi rendah atau tinggi. Pada tahun 1994 indikator tersebut diperbaiki

menjadi kisaran 5–15% (WHO , 1994). Di Amerika Serikat, operasi Caesar

mengalami peningkatan drastis dari tahun 1970 sebanyak 4,5 % dari total

persalinan sampai tahun 2007 sebanyak 31,8 % ( Hamilton et all, 2009 )

Menurut studi The SEA ORCHID (South East Asia Optimising Reproductive

and Child Health in Developing countries) dengan sumber data dari fasilitas

kesehatan, proporsi tindakan operasi caesaria di Asia yang diwakili 9 negara

sebesar 27,3% dan di Asia Tenggara sebesar 27%.6 Data Survey Demografi

dan kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan terjadi kecenderungan

peningkatan operasi caesaria di Indonesia dari tahun 1991 sampai tahun 2007
3

yaitu 1,3–6,8%. Persalinan caesaria di kota jauh lebih tinggi dibandingkan di

desa yaitu 11% vs 3,9% ( Smart et all, 2007 ) .

Dengan adanya presentasi operasi caesar yang tinggi dan terus

meningkat di Indonesia ( Smart et all, 2007 ) serta ditetapkannya sistem

BPJS, maka pelayanan kesehatan ( termasuk didalamnya adalah operasi

caesar ) amat sangat dituntut untuk dapat menurunkan biaya pelayanan tanpa

menurunkan kualitas pelayanan ( Panella et all, 2003 ) . Clinical pathway

adalah salah stau cara yang telah terbukti dapat melakukan hal tersebut di

berbagai negara ( Panella et all, 2003 dan Vanhaecht et all, 2006 ) .

Maka dari itu, efektivitas clinical pathway dalam menurunkan biaya,

lamanya tinggal dirumah sakit, serta morbiditas akibat banyaknya variasi

yang dilakukan oleh praktisi klinis harus terus dievaluasi supaya dapat

mewujudkan pelayanan kesehatan yang tidak merugikan bagi pasien dan

rumah sakit ( Panella et all, 2003 ). Salah satunya adalah dengan

diadakannya penelitian untuk mengevaluasi keberhasilan clinical pathway di

Rumah Sakit Islam Sultan Agung.

1.2 Perumusan Masalah

“Apakah terdapat hubungan antara kepatuhan terhadap clinical pathway

dengan penurunan biaya, lama tinggal di rumah sakit dan morbiditas pada

operasi caesar?”

1.3 Tujuan Penelitian


4

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui keeratan hubungan antara kepatuhan

terhadap clinical pathway dengan penurunan biaya, lama tinggal di

rumah sakit dan morbiditas pada operasi caesar.

1.3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui perbedaan biaya, lama tinggal dirumah

sakit, dan morbiditas pada operasi caesar antara praktisi klinis yang

patuh dengan clinical pathway dan tidak patuh.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

1.4.1.2 Sebagai bahan tambahan pengetahuan tentang kepatuhan

pada clinical pathway dan penurunan biaya, lama tinggal

di rumah sakit dan morbiditas pada operasi caesar.

1.4.1.3 Sebagai bahan tambahan kajian dan pengembangan ilmu

pada penelitian selanjutnya mengenai kepatuhan

terhadap clinical pathway dengan penurunan biaya, lama

tinggal di rumah sakit dan morbiditas pada operasi

caesar.

1.4.2 Manfaat Praktis


5

1.4.2.1 Memberikan informasi kepada pembaca tentang

hubungan penurunan biaya, lama tinggal di rumah sakit

serta morbiditas pada pasien dengan operasi caesar dan

kepatuhan clinical pathway

Anda mungkin juga menyukai