Anda di halaman 1dari 8

SEJARAH PROFESI GURU

MAKALAH
Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Profesi Pendidik pada program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dosen Pengampu :
Hevitria

Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Mulandani
2. Kiki Anggun Triana
3. Putri Dwi Mulyanti

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Sejarah Profesi Guru” ini dapat diselesaikan. Sholawat beserta
salam marilah senantiasa kita limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, para sahabat-
sahabatnya dan kita selaku umatnya hingga akhir zaman aamiin.
Makalah ini merupakan materi yang disajikan sebagai sumber pelajaran untuk semester 2 ini dan
diharapkan dapat menambah pengetahuan kita semua mengenai landasan Pendidikan.
Dengan kemampuan yang sangat terbatas dan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam
pengetikan maupun isinya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi dan bermanfaat bagi pembaca untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan Ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Pangkalanbaru, 16 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses Pendidikan disekolah sekaligus
memegang tugas dan fungsi ganda, yaitu sebagai pengajar dan seorang pendidik. Sebagai
pengajar guru hendaknya mampu menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak
didik, sedangkan sebagai pendidik guru diharapkan dapat membimbing dan membina anak
didik agar menjadi manusia Susila yang cakap, aktif, kreatif dan mandiri.
Sebelum dapat berkembang pesat selama ini mengenai guru dan sekolah tentunya
telah terjadi proses Panjang hingga munculnya sebuah profesi guru. Missionaris asal Portugis
bernama Franciscus Xaverius adalah pelopor berdirinya sekolah di Indonesia. Pelajaran
pertama untuk para murid antara lain membaca, menulis, berhitung, dan ajaran agama
Katolik.
Nasution (1995) menjelaskan, fokus utama pendidikan di sekolah pada masa itu
adalah memupuk rasa takut terhadap Tuhan, tata cara ibadah di gereja, kewajiban mematuhi
orang tua, penguasa, dan guru. Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti perkembangan
profesi keguruan Indonesia, jelas bahwa pada mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari
orang-orang yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru. Sehingga pada
sejarah Panjang Indonesia guru dijadikan sebuah profesi dan menjadi awal kemajuan
Pendidikan khususnya di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses perkembangan profesi guru di Indonesia ?
2. Mengapa profesi guru memiliki peran penting dalam kemajuan Pendidikan dari
dulu hingga saat ini ?
3. Apa saja yang menjadi hambatan profesi guru dari dulu hingga saat ini ?
4. Bagaimana bangsa Indonesia memberi apresiasi terhadap profesi guru ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui proses perkembangan profesi guru di Indonesia
2. Untuk mengetahui peran penting profesi guru dalam kemajuan Pendidikan
3. Untuk mengetahui hambatan profesi guru
4. Untuk mengetahui apresiasi yang diberikan bangsa Indonesia untuk profesi guru
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Perkembangan Profesi Guru di Indonesia


Missionaris asal Portugis bernama Franciscus Xaverius adalah pelopor berdirinya
sekolah di Indonesia. Pelajaran pertama untuk para murid antara lain membaca, menulis,
berhitung, dan ajaran agama Katolik. Sekolah sekaligus seminari ini pertama hadir di
wilayah Ternate, Ambon, dan Solor.
Setelah Portugis hengkang dari bumi Pertiwi, Belanda juga mendirikan sekolah
di berbagai wilayah. Hal ini Belanda lakukan untuk membendung perkembangan agama
Katolik dan menggantinya dengan ajaran Protestan. Pemerintah Belanda mengimpor
guru-guru dari Negeri Tulip untuk mengajar di Hindia Belanda.
Nasution (1995) menjelaskan, fokus utama pendidikan di sekolah pada masa itu
adalah memupuk rasa takut terhadap Tuhan, tata cara ibadah di gereja, kewajiban
mematuhi orang tua, penguasa, dan guru.
Mulai tahun 1848, pemerintah Kolonial Belanda berkomitmen serius untuk
peningkatan pendidikan bagi pribumi dengan menggelontorkan dana sebesar 25.000
gulden. Akhirnya guru pun mulai mendapatkan tanda jasa berupa gaji bulanan.
Seiring meningkatnya kebutuhan akan guru berkualitas, Belanda kemudian
mendirikan sekolah keguruan (Kweek School) pertama di Solo pada tahun 1852.
Sebelumnya, profesi ini tidak menyaratkan kualifikasi apapun. Makanya kegiatan belajar
mengajar seringkali tidak ideal karena guru tidak cakap, murid terlalu banyak. Sarana
prasarana buruk, dan berbagai kendala lainnya.
Perkembangan Profesi Keguruan kita ikuti perkembangan profesi keguruan
Indonesia, jelas bahwa pada mulanya guru-guru Indonesia diangkat dari orang-orang
yang tidak berpendidikan khusus untuk memangku jabatan guru. Dalam bukunya Sejarah
Pendidikan Indonesia, Nasution (1987) sejarah jelas melukiskan perkembangan guru di
Indonesia. Pada mulanya guru diangkat dari orang-orang yang tidak memiliki pendidikan
khusus yang ditambah dengan orang-orang yang lulus dari sekolah guru (kweekschool)
yang pertama kali didirikan di Solo tahun 1852.
Walaupun jabatan guru tidak harus disebut sebagai jabatan profesional penuh,
status mulai membaik. Di Indonesia telah ada Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)
yang mewadahi persatuan guru, dan juga mempunyai perwakilan di DPR/MPR.
Dalam sejarah pendidikan guru Indonesia, guru pernah mempunyai status yang
sangat tinggi di masyarakat, mempunyai wibawah yang sangat tinggi, dan dianggap
sebagai orang yang serba tahu. Peranan guru saat itu tidak hanya mendidik anak di depan
kelas, mendidik masyarakat, tempat masyarakat untuk bertanya, baik untuk memecahkan
masalah pribadi maupun sosial. Namun, wibawa guru mulai memudar sejalan dengan
kamajuan zaman,  perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan keperluan guru
yang meningkat tentang imbalan atau balas jasa.

B. Peran Penting Profesi Guru Dalam Kemajuan Pendidikan


Para pakar pendidikan di Barat telah melakukan penelitian tentang peran
guru yang harus dilakoni. Peran guru yang beragam telah diidentifikasi dan dikaji
oleh Pullias dan Young (1988), Manan (1990) serta Yelon dan Weinstein (1997).
Adapun peran-peran tersebut adalah sebagai berikut :
1. Guru sebagai pendidik
2. Guru sebagai pengajar
3. Guru sebagai pembimbing
4. Guru sebagai pelatih
5. Guru sebagai penasehat
6. Guru sebagai pembaharu ( innovator)
7. Guru sebagai model dan teladan
8. Guru sebagai pribadi
9. Guru sebagai peneliti
10. Guru sebagai pendorong kreativitas
11. Guru sebagai pembangkit pandangan
12. Guru sebagai pekerja rutin
13. Guru sebagai pemindah kemah
14. Guru sebagai pembawa cerita
15. Guru sebagai actor
16. Guru sebagai emancipator
17. Guru sebagai evaluator
18. Guru sebagai pengawet
19. Guru sebagai kulminator

C. Hambatan profesi guru dari dulu hingga saat ini


Kesulitan yang dialami siswa ini, tentu disebabkan oleh beberapa faktor.
Menurut Hadi (2005), beberapa faktor tersebut adalah:
1. Faktor Pendekatan pembelajaran Pendekatan pembelajaran yang digunakan
dalam pembelajaran kurang membangun kemampuan berpikir dan kemampuan
pemecahan masalah siswa, yang menjadi ciri praktek pendidikan di Indonesia selama
ini adalah pembelajaran berpusat pada guru.
2. Faktor kebiasaan belajar Siswa hanya terbiasa belajar dengan cara menghafal, cara
ini tidak melatih kemampuan berpikir dan kemampuan pemecahan masalah, dan cara
ini merupakan akibat dari penerapan pembelajaran konvensional memberi contoh
mengerjakan soal yang sudah diterangkan guru. pengelolaan kelas yang dihadapi guru
yang meliputi tipe kepemimpinan guru, format belajar mengajar, kepribadian guru,
pengetahuan guru dan pemahaman guru tentang peserta didik.. Faktor penghambat
terbesar muncul dari faktor format belajar mengajar. Format belajar mengajar salah
satu usaha yang harus dikuasai dan dimiliki guru untuk dapat mengelola kelas dengan
baik.
3.Prasarana dan sarana pembelajaran Prasarana pembelajaran meliputi gedung
sekolah, ruang belajar, lapangan olahraga, ruang ibadah, ruang kesenian, ruang
perpustakaan dan peralatan olahraga. Sarana pembelajaran meliputi buku pelajaran,
buku bacaan, alat dan fasilitas laboratorium sekolah, dan berbagai media pengajaran
yang lain. Guru memiliki banyak tanggung jawab di sekolah, seperti tugas
administrasi baik yang berhubungan (membuat keterangan tentang seluruh siswa
yang diampunya) maupun yang tidak berhubungan dengan pembelajaran (menghadiri
pertemuan dan membuat laporan pertanggung jawaban dana bantuan) maka guru
tidak punya waktu untuk memikirkan berbagai variasi pembelajaran
4. Kurikulum sekolah Kurikulum yang diberlakukan sekolah adalah kurikulum
nasional yang disahkan oleh pemerintah, atau suatu kurikulum yang disahkan oleh
suatu yayasan pendidikan. Kurikulum disusun berdasarkan tuntutan kemajuan
masyarakat yang 42 bersifat umum sehingga belum tentu dapat mendukung semua
tingkat kemampuan siswa

Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan SDM, keterbatasan sarana prasarana


seperti laptop atau HP yang dimiliki orangtua peserta didik, kesulitan akses internet,
kondisi listrik yang tidak stabil, dan keterbatasan kuota internet yang bisa disediakan oleh
orangtua. Menteri pendidikan pada kegiatan Webinar Penyesuaian Kebijakan
Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, yang dilaksanakan secara virtual melalui Zoom
dan disiarkan langsung dari kanal YouTube Kemendikbud RI menyatakan terdapat
beberpa kendala yang dihadapi guru, orangtua, dan peserta didik selama PJJ setidaknya
meliputi:
1. Waktu pembelajaran menjadi berkurang, sehingga guru tidak dapat memenuhi beban
jam mengajarnya.
2. Guru mengalami kesulitan komunikasi dengan orangtua sebagai pembimbing peserta
didik di rumah
3. Belum semua orangtua bersedia dan mampu mendampingi anak belajar di rumah
karena ada tanggung jawab yang lain seperti urusan kerja, urusan rumah, dan
sebagainya.
4. Orangtua mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat
mendampingi belajar di rumah.
5. Peserta didik mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar dari rumah dan
mengeluhkan banyaknya penugasan soal dari guru.
6. Meningkatnya rasa stress dan jenuh akibat isolasi di rumah secara berkelanjutan
berpotensi menimbulkan rasa cemas dan depresi bagi anak, akses ke sumber belajar
baik disebabkan karena masalah jangkauan listrik atau internet, maupun dana untuk
aksesnya.

D. Apresiasi Yang Diberikan Bangsa Indonesia Untuk Profesi Guru


Berbagai perjuangan PGRI khususnya di masa pandemi telah dikabulkan
pemerintah antara lain dengan (1). terbitnya Perpres No. 98 tentang  Gaji dan Tunjangan
PPPK (2). Pemberian kuota kepada guru, dosen, siswa, dan mahasiswa untuk kelancaran
PJJ (3). Relaksasi penggunaan BOS dan BOP untuk pembayaran guru honor dan
pembelajaran daring (4). Pembatalan Ujian Nasional (UN). Selanjutnya PGRI sangat
mengharapkan agar para guru honorer Kategori maupun Non-Kategori khususnya yang
berusia di atas 35 tahun diberikan kesempatan menjadi ASN melalui jalur ASN-PPPK.
Menurut Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen,
menjelaskan tentang penghargaan guru yang menyatakan bahwa pasal 36 ayat 1, guru
yang berpreatasi, berdedikasi luar biasa dan bertugas didaerah khusus berhak memperoleh
penghargaan, sedangkan ayat 2, guru yang gugur dalam melaksanakan tugas di daerah
khusus memperoleh penghargaan dari pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat. 1
Pasal 37 ayat 1, penghargaan dapat diberikan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
masyarakat, organisasi profesi dan satuan pendidikan. Ayat 2, penghargaan dapat
diberikan pada tingkat sekolah, tingkat kelurahan, tingkat kecamatan, tingkat
kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional dan/atau internasional. Ayat 3,
penghargaan kepada guru dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat
istimewa, finansial, piagam atau penghargaan lain. Ayat 4, penghargaan kepada guru
dilaksanakan dalam rangka memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik
Indonesia, hari guru nasional, hari pendidikan nasional dan lain-lain. Pasal 38, pemerintah
dapat menetapkan hari guru nasional sebagai penghargaan kepada guru yang diatur
dengan peraturan perundang undangan. Hal ini guna untuk mensejahterakan guru di
Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologi, istilah profesi berasal dari bahasa inggris yaitu profession atau
bahasa latin, profecus yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau
ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu
pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi sebagai pelakunya yang ditekankan pada
pekerjaan mental; yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk
melakukan perbuataan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002).   Nasution (1987)
secara jelas melukiskan sejarah pendidikan di Indonesia terutama dalam zaman colonial
belanda, termasuk juga sejarah profesi keguruan. Guru-guru yang pada mulanya diangkat dari
orang-orang yang tidak dididik secara khusus menjadi guru, secara berangsur-angsur
dilengkapi dan ditambah dengan guru-guru yang lolos dari sekolah guru (Kweekschool) yang
pertama kali didirikan di Solo tahun 1852.
B. SARAN
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah kelompok kami masih memiliki
banyak  kekurangan.Oleh karena itu, kepada Bapak, Ibu dosen, dan  seluruh pembaca agar
dapat memberikan kritik dan sarannya untuk  menyempurnakan makalah kelompok  kami.
DAFTAR PUSTAKA
http://pgri.or.id/dari-pgri-untuk-indonesia-apresiasi-untuk-guru-yang-terus-berjuang-dalam-
keterbatasan/
https://beritaku.id/organisasi-profesi-guru-definisi-sejarah-golongan-kode-etik/
https://anomsblg.wordpress.com/profesi-kependidikan/peran-guru-dalam-pembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai