Anda di halaman 1dari 150
eimai is} Wl i i ik) Pg 1 e % & S Decree La S Emergency Management of Severe Burns 4 A N Z B A Presented by the Australian & New Zealand Burn Association ke a = ASSESS | RECOGNISE | SUA] as) | TRANSFER The Education Committee of The Australian and New Zealand Burn Association Limited ‘ACN 054 089 520 Emergency Management of Severe Burns (EMSB) BUKU MANUAL 18" edition 2016 ISBN 0-9775182-0-5 @Australia and New Zealand Burn Association Ltd 1996 This manual is copyright. No part oF the publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise without the express written permission of the Austialian and New Zeatand But Association United, ANZBA, PO Box 550, Albany Creek, Qld 4035, Ph: 0011 61 7 3325 1030/ Email: info@anzba.org.cu © ANZBA 2016 —_ AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au DAFTAR ISI Kata Pengantar 4 Bab 1 : Introduksi — Epidemiologi dan Etiologi 6 Bab 2 : Respon Lokal dan Sistemik pada Luka Bakar 45 Bab 3 : Pemeriksaan dan Penanganan Emergensi 31 Bab 4 : Cedera [nhalasi 36 Bab $ : Penilaian Luka a Bab 6 : Syok Luka Bakar dan Resusitasi Cairan 55 Bab 7 : Tatalaksana Luka 63 Bab 8 + Indikasi dan Prosedur Rujukan 71 Bab 9 : Luka Bakar pada Anak 20 Bab 10 : Luka Bakar Listrik 94 Bab 11 : Luka Bakar Kimia 105 Bab 12 : Tatalaksana Rawat Jalan untuk Pasien Luka Bakar Minor 115 Bab 13 : Frostbite dan Hipotermia 124 Bab 14: Tatalaksana Bencana 131 Lampiran: Penilaian Neurologik 141 Protokol Tetanus 142 Rekomendasi untuk Sayatan Eskarotomi 143 Pemilihan Balutan yang Sesuai 144 Rujukan dan Transfer 146 Bagan TBSA EMSB 148 "© ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd www.anzba.org.au Kata Pengantar Segala puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberi kesempatan terselenggaranya kursus manajemen awal luka bakar kritis (Early Management of Severe Burn, EMSB) yang merupakan kerjasama Kolegium llmu Bedah Indonesia dan Kolegium Bedah Plastik indonesia dengan Royal Australasian College of Surgeons (RACS) dan Australian-New Zealand Burn Association (ANZBA) setelah diinisiasi febih sepuluh tahun lamanya. Kursus yang menginjak tahun keempat pelaksanaannya di Indonesia ini memuat pengetahuan dasar dan tatalaksana luka baker kritis pada tahap awal yang perlu diketahui oleh setiap tenaga medik yang dihadapkan pada kasus luka bakar; khususnya luka bakar kritis. Di negara maju seperti Amerika Serikat, tatalaksana awal luka bakar diterapkan secara konsisten mengacu pada petunjuk praktis yang ditetapkan oleh American Burn Association (ABA). Di negara tetangga kita, di Australia dan New Zealand, tidak berbeda halnya. Para tenaga medis dididik untuk menangani kasus sejak awal melalui kursus dimaksud. Di Amerika Serikat, kursus ini disebut Advanced Burn Life Support (ABLS) yang serupa dengan Advanced Trauma Life Support (ATLS), sedang di Australia disebut Early Management of Severe Burn, EMSB. Penyelenggaraan kursus-kursus ini tercatat telah membawa dampak penurunan angka mortalitas luka bakar di dunia internasional. Sebagaimana halnya dengan ATIS, kursus EMSB ini menjadi salah satu kursus yang penting dengan membawa pengaruh positif melalui tertatanya sistem penanganan kasus (uka bakar fase akut, bukan hanya prioritas ABC traumatologi, namun dalam suatu sistem penanganan emergensi (emergency medical system, EMS) yang baik. EMS yang tertata baik dengan penanganan definitif yang tepat, dapat menekan angka mortalitas akibat luka bakar, khususnya luka bakar kritis. Berbeda halnya dengan situasi di indonesia. Pengetahuan mengenai luka bakar dirasakan minim, khususnya pengetahuan mengenai tatalaksana awal. Pengetahuan mengenai hal ini kurang disosialisasikan sehingga banyak petugas medis yang belum mengetahui prioritas dan urgensi dalam menangani dan merujuk penderita luka bakar kritis, Hal ini mengakibatkan pasien datang dengan kondisi jelek dari tempat rujukan, yang seharusnya dapat dicegah Jebih awal dengan penanganan yang tepat. Di samping kondis? geografis yang tidak mendukung, kondisi sosial- budaya dan ekonomi masyarakat belum memungkinkan terwujudnya suatu tatanan AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzbaorg.au © ANZBA 2016 yang baik dalam manajemen kasus Iuka bakar sebagaimana diselenggarakan di negara-negara maju. Penatalaksanaan kasus luka bakar kritis di Indonesia selama ini mengacu pada protokol lama berdasarkan pengetahuan yang diperoleh selama masa pendidikan ditambah dengan pengetahuan otodidak dan pengalarnan klinis individu-individu yang bervariasi yang mengacu pada kondisi di lapangan. Namun, di era kernajuan zaman ini, untuk mendapatkan hasi! optimal di tingkat nasional kiranya masih terlalu banyak hal perlu dibenahi, terutama konsep tatalaksana awal. Karenanya, pada kesempatan ini perkenankan kami menyelenggarakan kursus Early Management of Severe Burn yang diharapkan agar setiap insan yang dihadapkan pada penatalaksanaan awal kasus luka bakar kritis, yaitu paramedik dan dokter umum yang bekerja di iGD, dokter spesialis bedah dan dokter spesialis bedah plastik, serta dokter spesialis anestesi yang bekerja di emergency memiliki kemampuan yang mumpuni dan terstandardisasi dalam tatalaksana dan pengelolaan yang tepat baik di pusat rujukan maupun di tempat asal rujukan dengan standar kompetensi internasional. Untuk mempermudah pengertian dan menghindari salah persepsi, kami berusaha menerjemahkan buku pegangan kursus ini ke dalam bahasa Indonesia yang dihadirkan mendampingi bahasa aslinya; tanpa mengurangi rasa hormat kami pada mereka yang fasih dalam berbahasa Inggris, Untuk kursus ketujuh ini kita menggunakan buku pedoman kursus terbaru edisi November 2016 berbahasa Inggris yang berisi revisi beberapa hal dibandingkan buku edisi sebelumnya. Edisi bahasa Indonesia yang kita gunakan pada kursus di Bandung ini sudah merupakan terjemahan lengkap Edisi 2016. Ucapan terima kasih kami sampaikan pada dr. Almahitta Cintami Putri, SpBP-RE (K), dr. Rani Septrina, SpBP-RE dan dr. Ita Nursita Kusmayadi, dr. Yuri Karisma Putra dan dr, Stevy Chrisye Suoth yang telah membantu saya dalam proses penerjemahan buku pedoman yang baru ini. Semoga hal ini dapat mendorong semangat para peserta kursus mengikutt kursus yang saat ini diselenggarakan dengan bilingual, berbahasa pengantar Indonesia dan Inggris, Selamat mengikuti kursus. Bandung, 12 November 2017 Dr. Lisa Hasibuan, SpBP-RE (K) (2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au Babi Pendahuluan Epidemiologi dan Etiologi Pendahuluan Pasien dengan cedera luka bakar yang parah akan memberikan tantangan yang sulit. Sebagai tambahian terhadap nyeri dan kesakitan pasien, implikasi dari cedera yang mengancam jiwa ini lebih dari sekedar kelangsungan hidup. Perubahan yang berpotensi permanen pada penampilan, fungsi dan kemandirian berpengaruh tidak hanya pada pekerjaan dan pendapatan, namun juga pada kesejahteraan umum dan kualitas hidup jangka panjang baik bagi pasien maupun bagi keluarganya, Pepatah pembedahan yang terkenal yang menyatakan bahwa pasien trauma yang dilthat, dinilai dan ditangani secara dini oleh tenaga medis yang terampil dapat sembuh lebih cepat dibandingkan dengan yang penanganannya terlambat juga berlaku pada pasien dengan luka bakar [1]. Penting agar penanganan yang tepat dimulai secepat mungkin, tidak hanya untuk menyelamatkan nyawa pasien tapi juga untuk memaksimalisasi hasil akhir fungsinya. Kursus The Emergency Management of Severe Burns (EMSB) didasarkan pada prinsip bahwa penilaian emergensi, penemuan, stabilisasi dan transfer yang tepat waktu memberikan kemungkinan pemulihan paling baik (2). Tujuan dari kursus ini adalah untuk memberikan kandidat informasi yang cukup perihal presentasi, diagnosis, dan penanganan awal pada pasien dengan luke bakar parah, agar mereka dapat secara kompeten menghadapi permasalahan yang darurat dan seringkali mengancam jiwa ini. Kursus ini ditulis oleh anggota dari ANZBA Education Committee and EMSB Faculty, menyatukan penemuan dan rekomendasi penelitian terbaru dengan pengalaman personal (dan berarti) dari berbagai multidisiplin yang terlibat pada seluruh aspek dari perawatan luka bakar. Kursus ini mengikuti protoko! penanganan trauma seperti yang diajarkan oleh Royal Australasian College of Surgeons di Early Management of Severe Trauma course (EMST), yang merupakan versi Australia dari Advanced Trauma Life Support Course (ATLS) yang diajarkan secara global. Kursus EMST merupakan sistem “© ANZBA2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au pengajaran penanganan trauma yang diakui untuk tenaga medis di Australia dan Sefandia aru. Kursus EMSB menyediakan pedoman penanganan trauma dan protokol yang spesifik untuk luka bakar, yang merupakan tambahan terhadap isi dati EMST. Kursus EMSB ini dirancang untuk menjadi “Kusus yang Berdiri Sendiri” dan menyediakan informasi yang cukup untuk menetapkan Standar Minimum Penanganan Emergensi Luka Bakar (dari Asosiasi Luka Bakar Australia dan Selandia Baru) Kursus EMSB mencakup prinsip pennganan emergensi cedera luka bakar berat selama 24 jam pertama dari waktu awal cedera. Kursus ini cocok untuk semua tenaga Kesehatan yang tertibat dalam penitaian awat dan stabilisasi dari pasien Juka bakar yang parah — dari yang bekerja di area yang terisolasi hingga tim luka bakar yang bekerja di unit uka bakar rujukan, Selain dari pengetaran materi yang terangkum disini, kursus ini bertujuan untuk menekankan keuntungan apabila seluruh tenaga medis yang memberikan pelayanan emergensi mempunyai pengetahuan tentang protokol perawatan luka bakar emergens! yang sama. Hal ini memfasilitasi penanganan awal, rujukan yang sesual, komunikasi dan pemindahan perawatan dengan penerima utama yang diuntungkan dari pendekatan yang konsisten ini adalah pasien luka bakar itu sendiri, Informasi ini diberikan dalam enam bagian yang berbeda namun saling berkaitan. 2, Buku Manual Kursus Buku manual ini mengandung silabus fengkap dari kursus int. Kandidat diharapkan membaca buku manual dan mengenal isinya sebelum menghadiri kursus. Gambar Struktur EMSB (halaman 17) merupakan alat rangkuman penting yang menggambarkan aspek paling penting pada kursus ini. 2. Kuliah Formal Kuliah ini dilaksanakan pada awal kursus, menggambarkan kursus yang sesuai dan menekankan konsep-konsep yang penting. Kuliah ini BUKAN merupakan pengganti dari membaca buku manual, 3. Skill Stations Bagian ini mengajarkan aspek praktis penting dari kursus dalam penilaian dan penanganan pasien Juka bakar berat. Skill stations membetikan kandidat kesempatan untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka dapat dari buku manual maupun dari kuliah, “© ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. wonw.aneba.org.au 4, Grup Diskusi interaktit Bagian ini mengajarkan penanganan luka baker pada area-area khusus melalui grup kecil diskusi inferaktif. Hal ini memaksimalkan kesempatan kandidat untuk mendiskusikan topik-topik ini, dan untuk menggunakan pengalaman klinisnya, pada tingkatnya masing-masing, untuk menjelajahi lebih jauh mengenai topik- ‘topik tersebut. 5. Simulasi Kasus Luka Bakar Pada bagian ini, pekerja sukarela yang telah didandani untuk simulast pasien tuka bakar akan digunakan agar kandidat dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya pada keadaan klinis yang relevan, 6. Pemeriksaan dan Tes Klinis Pada akhir kursus ini, akan ada ujian pilihan ganda dan tes kasus klinis, (menggunakan pasien luka bakar simulasi), untuk menilai pengetahuan kandidat secara formal, Kandidat yang ulus akan menerima sertifikat resmi dati Australian and New Zealand Burn Association. Bila tidak lulus, akan ada remedial dalam bentuk tes ulang atau bahkan bila perlu dapat mengulang keseluruhan kursus (biasanya bebas biaya) pada waktu lain, Konsep Tim Perawatan Luka Bakar Sejak Perang Dunia Kedua, kemajuan dalam perawatan tuka bakar telah menghasilkan penurunan signifikan mortalitas dan morbiditas dari (uka bakar berat (2). Resusitast intravena, perbaikan nutrisi, pengenalan antimikroba topikal {terutama yang mengandung silver) dan pengenalen protokol pembedahan yang mendorong penutupan dini dari Iuka bakar, semua ini berkontribusi terhadap peningkatan kelangsungan hidup yang signifikan (2) Tim Luka Bakar Dengan kemajuan penanganan luka bakar tersebut, disadari bahwa pendekatan Tim Luka Bakar memberikan keuntungan yang signifikan, Tim Luka Bakar terdiri dari grup multidisiplin dimana keterampilan individual saling menunjang satu sama lain. Anggota tim mengenali keuntungan kerja sama antar multidisiplin dalam memberikan perawatan dengan kualitas terbaik pada pasien dengan luka bakar (2, 3} Unit Luka Bakar Staf Tim Luka Bakar yang dilatth secara khusus dapat beroperasi lebih efektif dalam fasilitas yang dibangun sesuai dengan kebutuhannya {2}. Unit Luka Bakar memfasilitasi perawatan dengan kualitas yang lebih tinggi (bahkan pada Juka bakar minor) dibandingkan dengan yang tersedia di luar unit luka bakar. @ANZBA2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anaba.org.au Konsentrasi anggota tim spesialis dalam 1 fasilitas telah menambah keuntungan atas efisiensi biaya, pertukaran pengetahuan dalam lingkungan tim dan perkembangan keahlian tingkat tinggi dari anggota tim individu [2]. Pendekatan Unit Luka Bakar memastikan pasien menerima perawatan terbaik yang paling memungkinkan. Secara internal, lingkungan suportif pada dunia yang penuh stress di perawatan luka bakar berkontribusi terhadap kondisi moral staf, yang karena itu meningkatkan ketahanan staf dan penyimpanan pengalaman Dokter Pre-Rumah Sakit Ambulans dan responden pertama lain yang memberikan perawatan pre-rumah sakit yang penting untuk pasien-pasien luka bakar dengan memulai penanganan pertama, menstabilisasi jalan napas dan tulang belakang servikal, memulai resusitasi cairan dan menyediakan pengirman cepat pasien luka bakar ke fasilitas yang sesuai. Penanganan dini yang disediakan pada pre-rumah sakit membantu peluang kelangsungan hidup dan hasil yang optimal pada pasien luka bakar. Departemen Emergensi Kebanyakan dari pasien luka bakar akan dinilai dan mendapatkan penanganan awal mereka di Departemen Emergensi. Hubungan kerja yang sangat efektif antara Unit Luka Bakar dan Departemen Emergensi merupakan hal yang penting untuk menjamin perawatan dengan kualitas tinggi. Dokter Bedah Bedah Luka Bakar merupakan sub-spesialis dari Bedah Plastik, Bedah Umum atau Bedah Anak. Dokter Bedah Luka Bakar mempunyai ketertarikan tertentu pada Penanganan pasien luka bakar yang serius, penyembuhan luka, rehabilitasi dan penelitian terkait (2). Perawat Perawat Luka Bakar merupakan anggota tim yang sangat penting, melakukan perawatan berkelanjutan dari hari-ke-hari. Perawat luka bakar_mempunyai keahlian khusus pada perawatan luka, perawatan tandur kulit/skin graft dan perencanaan kepulangan pada pasien dengan luka bakar parah. Mereka bekerja sama erat dengan seluruh anggota tim luka bakar sepanjang perjalanan pasien, fokus tidak hanya pada pemulihan fisik tapi juga pemulihan psikososial dan rehabilitasi [2]. Anestesi Bedah Luka bakar membutuhkan teknik anestesi khusus untuk membantu Dokter Bedah Luka Bakar dalam menangani pasien yang sakit berat, menangani kehilangan darah yang banyak, dan memaksimalkan area luka bakar yang ditangani pada satu waktu pembedahan (2). Hal ini berkontribusi terhadap penutupan luka bakar dini. © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au 10 Perawatan Intensif Banyak pasien luka bakar parah yang masuk ke rumah sakit pada saat dirawat inap perlu ke Unit Perawatan Intensif, Hubungan kerja yang sangat baik antara Unit Luka Bakar dengan Unit Perawatan Intensif juga merupakan hal yang penting untuk menyediakan perawatan dan hasil optimal untuk pasien. Fisoterapis dan Terapis Okupasi Terapis mempunyai peranan penting dalam perawatan dan rehabilitasi pasien Iuka bakar [2]. Rehabilitasi dimulai pada saat masuk ke Unit Luka Bakar dan berlanjut dengan baik hingga setelah pulang dan pada rawat jalan. Terapi luka bakar merupakan sub-disiplin khusus dan penting untuk hasil fungsional yang optimal. Speech Pathologist Speech Pathologist pada Unit Luka Bakar memberikan penilaian klinis dan penanganan komprehensif pada pasien luka bakar berat. Masalah-masalah yang mereka nilai dan tangani termasuk menelan, suara dan kelainan komunikasi sebagai hasil dari cedera luka bakar atau komplikasi sekunder termasuk sepsis, kelemahan badan, kontraktur oro-fasial atau adanya trakeostomi atau intubasi yang berkepanjangan. Abli Diet Nutrisi optimal penting untuk melawan respon katabolik ekstrem yang terjadi pada luka bakar berat [2]. Ahli Diet Khusus yang bekerja di Unit Luka Bakar menyediakan regimen pemberian makanan yang terkalkulasi dan meningkatkan asupan oral Psikososial Pekerja sosial, dokter psikiatri, psikolog dan pekerja pendukung lain merupakan bagian dari Tim Luka Bakar, menyediakan dukungan yang diperlukan can penanganan untuk berbagai masalah psikososial yang biasa dialami oleh pasien luka bakar. Keahlian khusus dibutuhkan untuk menghadapi masalah-masalah sulit ini [2]. Kemampuan pasien untuk melaksanakan fungsinya di masyarakat untuk jangka panjang itu sama bergantungnya pada penyesuaian psikososial seperti pada hasilfisik, Rehabilitasi Rehabilitasi pasca luka bakar dimulai pada saat masuk rumah sakit (2], dan pada luka bakar minor dapat dilakukan pada rawat jalan. Pasien dengan luka bakar yang parah membutuhkan rehabilitasi intensif untuk memungkinkan tercapainya furgsi maksimum, mendapat pekerjaan dan kemandirian. Hubungan erat dengan tenaga rehabilitasi yang berpengalaman akan memfasilitasi hal tersebut. © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au Tim Luka Bakar menyediakan perawatan dengan kualitas optimal menggunakan protokol penanganan bersama-sama sehingga memberikan dukungan individ terhadap anggota tim, optimalisas) pencapaian professional, dan menyediakan perawatan kualitas tertinggi untuk pasien luka bakar [2]. Epidemiologi dan Etiofogi Luka Bakar A. Epidemiologi Cedera luka bakar merupakan bentuk yang umum dari trauma [2, 4-6]. Beberapa merupakan kecelakaan yang tidak terprediksi, tetapi kebanyakan merupakan hasit dari ketidakhati-hatian atau perhatian yang kurang. Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (dapat tampak dalam bentuk pingsan), penyalahgunaan alkohol dan ‘obat juga berkontribusi dengan derajat yang lebih rendah. The Burn Registry of Australia and New Zealand (BRANZ) melaporkan penggunaan alkohol dan/atau obat pada 13% luka bakar yang ditangani di Unit Luka Bakar (7]. Kira-kira 1 persen populasi Australia dan Selandia Baru (286,000) mengalami luka bakar yang membutuhkan penanganan medis setiap tahun, Dari populasi tersebut, 10 %-nya membutuhkan perawatan di rumah sakit dan, dan 10 % dari yang dirawat di rumah sakit tersebut menderita Juka bakar parah hingga dapat mengancam hidup mereka. 50 % dari pasien yang terbakar tadi akan mengalami restriksi aktivitas sehari-hari (8). tuka bakar yang parah akan sangat mahal untuk ditangani. Sebuah ilustrasi bagus dari biaya perawatan luka bakar ditunjukkan di penelitian oleh Ahn et al (2012) [9]. Pada penelitian ini, mereka melaporkan bahwa orang dewasa dengan luka bakar 70% total body surface area (FBSA) mungkin memerlukan biaya $700,000 untuk penangenan rumah sakit akut saja. Biaya inj perlu pula ditambahkan biaya rehabilitasi seumur hidup, waktu tidak bekerja, dan kehilangan fendapatan yang menggambarkan biaya yang besar bagi pasien maupun kamunitasnya [9]. Pada orang dewasa maupun pada anak-anak, lokasi terjadinya cedera tuka bakar yang paling umum adalah di rumah [2, 10). Pada anak-anak, lebih dari 80% kecelakaan terjadi di rumah, dengan ruangan yang paling berbahaya adalah dapur dan kamar mandi, Kebanyakan cedera akibat air panas pada anak-anak mauaun pada fansia terjadi di kedua ruangan tersebut. Sebagai tambahan, binatu mengandung bahan kimia yang berbahaya (tapi mudah diakses), dan garasi serta kebun biasanya mengandung bahan kimia dan cairan berbahaya yang mudah terbakar. © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au u 12 Pada buku manual ini, definisi ‘anak’ adalah orang dengan usia kurang dari 16 tahun. Hal ini konsisten dengan yang diadopsi dari kebanyakan unit luka bakar Australia dan Selandia Baru, dan juga oleh Burn Registry of Australia and New Zealand (BRANZ), Cedera pada tempat kerja sering berhubungan dengan pemakaian cairan yang mudah terbakar. Ketidakhati-natian, dan penerapan kerja yang terkadang tidak aman, dapat menyebabkan cedera luka bakar. Perhatian terhadap kesehatan okupasi dan kebijakan keamanan mempunyai potensi untuk mengurangi frekuenssi cedera luka bakar yang dapat dicegah. TABEL 1 TABEL 2 Tempat Kejadian Luka Bakar pada Tempat Kejadian Luka Bakar pada Anak-anak (%)[7] Orang Dewasa (%)[7] Rumah 84% Rumah Luar Rumah Tempat Kerja Jalanan Luar Rumah Area Perdaganagan & 1% Jalanan Penjualan Jasa pe Institusi Lain-lain Luka Bakar Militer Sekitar dua pertiga dari Iuka bakar militer merupakan korban kejadian yang tidak berkaitan dengan pertempuran [2}. Hal ini terjadi dengan cara yang sama seperti pada warga sipil. Luka bakar mencakup 10% dari total korban kejadian yang berkaitan dengan pertempuran. Luka bakar militer dengen komponen tedakan mempunyai risiko tinggi untuk menyebabkan cedera inhalasi maupun luka bakat pada kulit, Trauma multipel sangat mungkin terjadi pada keadaan ini. Kemungkinan adanya pertempuran, rencana evaluasi dan kebljakan penahanan, korban pada waktunya, ditambah dengan persediaan logistik, dapat menyebabkan penggunaan protocol penanganan luka bakar pada waktu perang sangat berbeda dengan penanganan optimal pada masa damai. Harus diusahakan sebaik-baiknya untuk memastikan tentara (dan warga sipil] yang cedera di medan perang mendapatkan perawatan emergensi dan definitif dengan standar yang sama seperti warga sipil di keadaan non-konflik. © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au B. Etiologi Tabel 3 dan 4 menampilkan daftar penyebab tuka bakar dalam urutan frekuensi baik bagi pasien pediatrik maupun dewasa yang masuk ke Unit Luka Bakar khusus di Australia atau Selandia Baru antara 2010 dan 2015 [7]. Penyebab luka bakar di orang dewasa dan anak-anak berbeda, dimana_api merupakan penyebab paling sering pada orang dewasa, dan luka bakar akibat air panas (atau cairan panas) merupakan penyeébab tersering pada anak-anak, Seiring bertambahnya usia anak, pola penyebab luka bakamya pun semakin mirip dengan orang dewasa. Uniknya, semakin bertambah usia pada orang dewasa, pola cederanya pun berubah, tansia terutama berresiko terkena fuka bakar air panas, baik di rumahnya ataupun di institusi perawatan/rumah jompo. Semua grup usia lebih mungkin cedera pada kondisi dimana terdapat disrupsi atau disharmoni sosial. Hal ini terutama berlaku pada anak-anak (terutama bayi dan balita), yang bergantung pada orang dewasa di sekitarnya untuk memperhatikan, mengawasi dan mengamankan mereka, Serua luka bakar terjadi pada keadaan yang mencurigakan, baik pada anak-anak atau orang dewasa, mengharuskan untuk dirujuk ke unit luka bakar dan membutuhkan investigasi lebih lanjut. TABEL3 Penyebab Luka Bakar pada Anak-Anak (%){7] Air Panas Gesekan IN ASSOCIATION Ltd. wwnw.anzba.orgau 2B 14 TABEL 4 Penyebab Luka Bakar pada dewasa (%){7} © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au Bab 2 Respon Lokal dan Sistemik pada Luka Bakar A. Respon Lokal Percobaan eksperimental yang dilekukan pada tahun 1950 oleh Jackson di Birmingham membentuk dasar untuk model luka bakar yang saat ini digunakan. Paradigma ini berguna untuk membantu memahami patofisiologi luka bakar (11- 17). FATTY TISSUE} GAMBAR 2.1 — Model Luka Bakar Jackson Gambar 2.1 menggambarkan model luka ini, Di dekat sumber panas (atau agen berbahaya lainnya) di mana panas atau kerusakan tidak dapat diperbaiki dengan cukup cepat untuk mencegah pembekuan protein seluler, terjadi kematian sel yang cepat. Zona sentral dari kematian jaringan ini disebut Zona Nekrosis Koagutatif, namun dapat juga disebut sebagai Zona Koagulasi (11, 14, 17-19). ‘Mengelilingi Zona Nekrosis Koagulatif adalah area dimana kerusakan jaringan yang terjadi tidak terlalu parah. Kematian sel yang segera tidak terjadi, namun sirkulasi ww. anzba.org au © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. 16 di daerah kulit dan jaringan subkutan int terganggu karena kerusakan imikrosirkulasi. Karena sirkulasi ke daerah ini lamban, maka daerah itu disebut Zona Stasis (11, 14, 17, 19]. Bila tidak diperbaiki, zona yang relatif semplt ini akan mengalami nekrosis seiring berlangsungnya reaksi inflamasi di bawah pengaruh mediator yang dihasilkan oleh respons jaringan terhadap cedera [14]. Secara klinis hal ini terlihat dari perkembangan kedalaman tuka bakar. Hal {ni menyebabkan adanya fenomena daerah luka bakar yang tampak viable pada awalnya tapi kemudian (3-5 hari pasta bakar) menjadi nekrotik [17), ‘Area dimana vaskularisasinya terganggu ini dikeliling’ oleh zona dimana kerusakan pada jaringan menyebabkan produksi mediator inflamasi yang menyebabkan dilatasi pembuluh darah secara luas. Zona ini disebut Zona Hiperemis (11, 14, 17, 19}, Setelah resolusi respons vaskular hiper-dinamis terjadi, jaringan pada daerah ini kembali normal [12, 20]. Pada luka bakar yang melibatkan lebih dari 10% pada anak-anak atau 20% pada orang dewasa dati total luas permukaan tubuh (TBSA), Zona Hiperemis dapat melibatkan tubuh secara keseluruhan, menjadi serupa dengan pada respons inflamasi sistemik. Kontribusi dari masing-masing tiga zona ini (Koagulasi, Stasis dan Hiperemis) terhadap keseluruhan luka bakar tergantung pada keadaan Juka bakar itu sendir Terkadang Zona Stasis pada awalnya terbatas hanya pada pertengahan dermis, hamun terganggunya vaskular yang progresif dapat memperluas Zona Koagulasi sehingga menghasitkan {uka bakar yang dalam. Hal ini sangat mungkin terjadi pada pasien lansia dan pada pasien yang tidak dilakukan penanganan syok pasca-luka bakar dan sepsis [21). Dengan demikian, perawatan darurat yang tepat waktu dan efektif terhadap pasien Iuka bakar dapat meminimalisasi kerusakan jaringan dan memfasilitasi penyembuhan luka. B. Respon Umum 1, Pertukaran Kapiler Normal i Substansi dapat melewati dinding kapiler dengan satu dari 3 cara a) _Difusi merupakan mekanisme perpindahan dari partikel yang sangat kecil seperti oksigen, karbon dioksida atau sodium. Hal ini menunjukkan bahwa artikel tersebut dapat melewati dinding kapiler (membran) dengan mudah dan bergerak menjauh dari arah yang ditentukan oleh konsentrasi Bradien ("ke bawah” dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah) b) Filtrasi adalah mekanisme perpindahan alr dan zat tertentu (ainnya, Jumlah air yang tersaring melalui kapiler bergantung pada keseimbangan kekuatan yang mendorong masuk dan keluar air melintasi dinding kapiles, AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au © ANZBA 2016 serta faktor-faktor lain pada dinding kapiler. Kekuatan yang menyebabkan pergerakan melintasi dinding kapiler ini dirangkum oleb Hipatesis Starling [2, 17] (lihat catatan kaki)*. ©) Transpor molekul besar kurang dipahami dengan baik, Kebanyakan molekul besar mungkin melintasi dinding kapiler dengan cara melewati ruang antara sel endotel. Kebanyakan kapiler cukup tahan terhadap molekul besar, maka dari itu disebut “semi permeabel” (rnudah dilewati air dan partike! keci! seperti Na, Cl, namun relatif tidak dapat dilewati oleh molekul besar seperti albumin). Meski begitu, setiap hari sekitar 60% albumin dalam darab lolos ke ruang interstisial ekstravaskuler [22]. (ii) Variasi normal pada filtrasi terjadi karena faktor yang ada pada dinding kapiler (contoh: kapiler ginjal yang mengeluarkan lebih banyak air dibandingkan dengan kapiler otot) dan juga faktor yang disebutkan pada Hipotesis Starling. Tekanan hidrostatik kapiler bergantung pada tekanan pada darah yang mengalir masuk dan juga résistensi darah yang mengalir keluar (dikontrol oleh pre- dan post- spinkter kapiler secara berurutan). Normalnya kebanyakan kapiler melalui siklus aktif aliran darah, diselingi oleb periade aliran tambat yang lama dan tekanan yang rendah. Tekanan osmotik kolloid plasma hampir secara total bergantung pada konsentrasi serum albumin, Tekanan osmotik kolloid dari cairan interstisial disebabkan oleh jumlah albumin yang sedikit dan substansi dasar yang ada diantara sel. 2. Pertukaran Kapiler Abnormal Perubahan inti disebabkan oleh mediator inflamasi yang dilepaskan oleh sel endotel, platelet dan kelukosit yang rusak. “i Vasodilatas| merupakan satu dari respon vaskular mayor terhadap inflamasi dan menyebabkan [17]: a) Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler. b) Perekrutan seluruh kapiler (yang hanya ada beberapa pada keadaan normal). ' Hipotesis Starling menyatakan bahwa total pergerakan cairan adalah pervedaan antara kekuatan yang menggerokan cairan keluar (tekanan hidrostatik di kapiler mendorong cairan eluar ditambah tekanan osmetik kolotd di cairan interstitial menarik cairan keluat) dan kekuaran yang menggerakan cairan ke dalam (tekanan hidrostatik pada daerah interstitial mendorong cairan kembali masuk dan tekanan osmotic plasma kollold menarik cairan ke dalam. © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au 7 18 (ii) (iii) 3. €) Distensi dinding kapiler yang meningkatkan area permukaan dari membrane kapiler dan membuka ruang antara sel endotel. d) Berkumpulnya darah pada venules. Adanya peningkatan permeabilitas membran kapiler yang signifikan (10, 23]. Hal ini menyebabkan peningkatan perpindahan zat oleh ketiga mekanisme, difusi, filtrasi dan transportasi molekul besar. Namun, transportasi molekul besarlah yang paling terpengaruh dan terdapat peningkatan dramatis dati pergerakan albumin melintasi_ membran kapiler. Hal ini menyebabkan pergerakan massal albumin keluar dari sirkulasi dan masuk ke ruang interstisial yang akhirnya menyebabkan edema. Kerusakan jaringan akibat pembakaran dapat menyebabkan pemecahan substansi dasar intraseluler. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan cepat tekanan osmotik koloid di ruang interstisial yang telah diamati secara eksperimental. Efek lain dari cedera Iuka bakar pada substansi dasar interseluler adalah terutainya molekul panjang, yang diperkirakan menyebabkan ekspansi ruang yang kemudian menurunkan tekanan hidrostatiknya. Efek Cedera Luka Bakar terhadap Keseluruhan Tubuh Terdapat perubahan virtual pada setiap sistem organ tubuh setelah terjadi cedera luka bakar. Bila luka bakar melibatkan kurang dari 20% TBSA, efek tersebut mungkin tidak terlalu bermakna (19, 24]. Kebalikannya, luka bakar yang lebih besar menyebabkan perubahan sistemik yang lebih signifikan. Penyebab dari perubahan ini dikarenakan oleh pelepasan sistemik mediator inflamasi dan stimulasi neural, Perubahan mayor pada kontrol fungsi tubuh dan juga reaksi langsung pada beberapa organ dihasilkan dari respon terhadap mediator yang bersirkulasi ini, (i) Ffek yang jelas dan langsung terjadi pada sirkulasi. Hipovolemia merupakan hasil langsung yang paling penting, dikarenakan oleh hilangnya protein dan cairan ke ruang interstisial. Hilangnya albumin mengganggu pertukaran kapiler pada daerah yang jauh dari luka bakar. Apabila luka bakar melibatkan lebih dari 20% TBSA, keseluruhan tubuh akan terpemgaruh oleh mediator yang bersirkulasi_sehingga permeabilitas kapiler pun secara umum meningkat. Koreksi hipovolemia seringnya menjadi tindakan yang menyelamatkan nyawa pada 1 jam pertama setelah cedera panas mayor [12, 23, 25-31] @ ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NFW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au (ii) (iii) (iv) () (vi) Sebagai hasil dari cedera, keadaan hipermetabolik berlanngsung dkarenakan adanya sekresi hormon stress kortisol, katekolamin, dan glukagon. Sebagai tambahan, supresi (atau resistensi) terhadap hormone anabolik (hormone pertumbuhan, insulin, dan steroid anabolik) dan mekanisme neural dapat menyebabkan katabolisme sehingga terjadi pemecahan protein otot. [19]. Secara klinis hal ini diekspresikan sebagai takikardia, hipertermia, dan protein wasting. Imunosupresi terjadi karena depresi dari berbagai pintu mekanisme imun, seluler maupun humoral [19]. Karena itulah, infeksi masih menjadi penyebab utama kematian pada pasien dengan luka bakar. Sebagai bagian dari reaksi terhadap hidrofluorik dan syok pada fungsi pertahanan usus, terjadi gangguan yang berujung pada peningkatan tranlokasi_bakteri. Hal ini dapat diminmalisasi dengan memulai pemberian nutrisi secara enteral pada waktu yang sangat awal Respon inflamasi pasca-cedera luka bakar sering berujung pada cedera paru akut (Acute Respiratory Distress Syndrome [ARDS]) meski tanpa adanya cedera inhalasi (19, 32]. Pada suatu penelitian, hingga 53% dari pasien yang terintubasi mengalami ARDS [33]. Perubahan pertumbuhan keseluruhan tubuh secara luas terjadi dan bertahan selama bulanan atau tahunan setelah penyembuhan luka bakar. Terdapat peningkatan deposisi lemak sentral, penurunan pertumbuhan otot, penurunan mineralisasi tulang, dan penurunan pertumbuhan longitudinal dari tubuh. Pada anak-anak, kecepetan pertumbuhan dapat kembali normal setelah 1-3 tahun. Tetapi, pertumbuhan tersebut tidak akan melebihi pertumbuhan normal sehingga anak tidak akan pernah ‘mencapai potensi penuh pertumbuhannya. © ANZ8A 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd, wwwanzba.org.au rt) © ANZBA2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au Bab 3 Pemeriksaan dan Penanganan Emergensi Pendahuluan Pemeriksaan dan penanganan yang cepat merupakan tindakan yang dapat menyelamatkan nyawa pada pasien luka bakar {34}. Meski kebanyakan pasien luka bakar ringan tidak disertai cidera penyerta lainnya, kebanyakan pasien dengan Juka bakar berat disertai dengan cidera penyerta lainnya. Pasien dengan luka bakar dapat dibagi menjadi 3 kategori: * Pasien luka bakar tanpa cidera penyerta lain (contoh: hanya luka bakar saja) * Pasien luka bakar dengan cedera penyerta lain yang nyata, dan; ‘© Pasien luka bakar dengan cedera penyerta lain yang tersembunyi Cera penyerta (non luka bakar) yang mengancam jiwa mungkin luput didiagnosis karena fokus pada cedera luka bakar yang tampak parah, [34]. Riwayat mekanisme trauma dan keadaan lingkungan saat luka terjadinya trauma harus diperhatikan oleh petugas kesehatan yang menangani luka bakar untuk kemungkinan adanya cedera tambahan lain.(34]. Kecurigaan adanya cedera tambahan lain harus dipertimbangkan (atau disingkirkan) pada keadaan: * Kecelakaan {alu lintas, terutama yang dengan keadaan terlempar atau pada kecepatan tinggi © Ledakan ‘Luke bakar listrik, terutama pada listrik tegangan tinggi * Lompat atau jatuh dari ketinggian tertentu saat menyelamatkan diri Pasien yang tidak dapat berkomunikasi, yaitu pasien yang tidak sadar, terintubasi, psikotik, atau dalam pengaruh obat, harus diperlakukan sebagai pasien yang berpotensi mempunyai cedera tambahan lain dan harus ditangani sesuai dengan kelainannya. Petugas kesehatan harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, kacamata, dan jubah pelindung sebelum menangani pasien. (2, 35] © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. ‘www.anzba.org.au 24 Pertolongan Pertama di Tempat Kejadian Pertolongan pertama terdiri dari: ¢ Hentikan proses pembakaran, dilkuti oleh; © Pendinginan luka bakar Proses pendinginan efektif difakukan pada 3 jam pertama dari saat terjadinya luka bakar (lihat Bab 7). ne Structure of EMSB &) Survei Primer Pada survei primer, kondisi yang mengancam jiwa segera diidentifikasi dan dimulai penanganan emergensi (34, 36]. Jangan terdistraksi oleh luka bakar yang jelas. Survei primer terdiri dari: A Airway maintenance dengan kontrol tulang belakang servikal "AUSTRALIAN ANO NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd, wwwaaneba.org.au ~~ © ANZBA 2016 Breathing and ventilation dengan pemberian oksigen Circulation dengan kontrol perdarahan dan pasang akses intravena » Disability - status neurologis (AVPU) dan pupil ota Exposure dengan kontrol lingkungan dan estimasi TBSA/luas luka bakar + ~ in lie mola hse hen ~ osk guestun i ; ~ Yel vn mud Airway Maintenance dengan Kontrol Tulang Belakang Servikal a Piva fan oF gh ; MOTT Feat pase © Cek patensi jalan napas * Hal ini paling mudah dilakukan dengan berbicara kepada pasien dan mendengarkan respon dari pasien * Bila jalan napas tidak paten, maka bersihkan jalan napas dari benda asing dan buka jalan napas dengan manuver sederhana seperti chin lift/jaw thrust © Pertahankan pergerakkan tulang belakang servikal_ seminimal mungkin dan jangan pernah melakukan hiperfleksi atau hiperekstensi kepala dan leher (2, 34] © Pertimbangkan pemasangan alat bantu seperti oropharyngeal atau nasopharyngeal airway. Bila alat bantu tersebut tidak berhasil maka pertimbangkan intubasi lebih awal dengan selang endotrakeal. Gangguan jalan napas sering kali berjalan progresif pada pasien luka bakar sehingga mempertahankan patensi jalan napas akan menjadi lebih sulit seiring waktu. * Pertahankan kontrol tulang belakang servikal © Halini dapat dicapai dengan menggunakan collar servikal yang keras dan/atau bantalan pasir atau imobilisasi manual * Beberapa cedera sering disertai dengan cedera tulang telakang servikal; harus dilakukan kontrol tulang belakang servikal hingga cedera tulang belakang sevikal dapat disingkirkan © Pasien yang tidak sadarkan diri juga mempunyai resiko yang sama; kontrol tulang belakang servikal harus dilakukan dan dipertahankan hingga cedera tulang belakang sevikal dapat dieksklusi Breathing and Ventilation dengan Pemberian Oksigen © Buka bagian dada * Inspeksi, palpasi dan auskultasi dada © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au 23 Yona nny earadanurn > 9 neck Seu? [perpen =P teygra Me exe Pole” Rawr gard Cart Uv Wy ) yc _ dbjenw & ~ Petar Ital hay ~ Uden WN lug 1 Jaw ~ OW day > = ean, Mee cepat pernapasan, kedalaman, asimetri dan _usaha pernapasan © Pasang pulse oxymetry © Eksklusi adanya pneumotoraks, hemotoraks, dan cedera tulang iga yang bermakna * Selalu berikan suplemental oksigen — 100% aliran tinggi (15 L/menit) via sungkup non-re-breather (2, 34] * Bila diperlukan, berikan ventilasi via. kantung dan sungkup pernapasan atau intubasi pasien bila perlu © Perhatikan = Frekuensi napas <10 atau >30 per menit pada orang dewasa = Luka bakar sirkumferensial pada dada di orang dewasa atau pada dada dan perut pada anak kecil; mungkin membutuhkan eskaratomi = Keracunan karbon monoksida dapat membuat penampakan ‘ceri merah muda’ yang mungkin tidak dikenali sebagai hipoksia (oleh petugas kesehatan ataupun pulse oxymetry) Cc. Circulation dengan kontrol perdarahan © Cari bukti adanya perdarahan secara spesifik (“adanya darah di lantal dan 4 tempat lainnya) - Eksternal... tangani_ dengan penekanan langsung atau torniket Dada... pertimbangkan drainase dada Perut... pertimbangkan perlunya laparotomi segera - Pelvis... pelvic binder mungkin dapat dilakukan untuk menyelamatkan nyawa = Tulang Panjang _reduksi dan splint © Cek pada sentral dan perifer - pulsasi - capillary refill... kembali normal dalam <2 detik 22 detik menunjukkan adanya hipovolemi signifikan atau kebutuhan eskarotomi (atau fasciotomi) pada ekstremitas - temperatur = tentukan apakah hasil yang buruk pada pulsasi perifer/ capillary refill / temperatur disebabkan oleh kerusakan/gangguan lokal atau sistemik (yang mengancam jiwa) © Cek tekanan darah dan denyut jantung * Pasang 2 selang besar IV, apabila bisa lakukan di kulit yang tidak terbakar © Ambil darah untuk pemeriksaan FBC / UE / LFT / faktor koagulasi / B-hCG / Cross Match / Karboksihemoglobin (bila dicurigai adanya keracunan karbon monoksida) (2, 34] © NZI A 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. wwvw.anzba.org.au © Syok klinis membutuhkan resusitasi carian segera. Apabila syok dikarenakan oleh perdarahan yang tidak terkontrol, maka pemberian produk darah dapat dimulai, Penampakan AWAL tanda syok Klinis pada pasien Iuka bakar bukan merupakan hasil dari Iuka bakar ekstensif. Penyebab syok lain dari perdarahan ataupun non- perdarahan harus dieksklusi. Meskipun pulsasi_perifer secara_ teknis bukan merupakan__tindakan ‘menyelamatkan nyawa’, hal tersebut dapat dilakukan secara cepat dan menambah informasi penting tentang status pasien, ekstremitasnya dan juga luka bakarnya. D. Disabilitas: Status Neurologis Tentukan tingkat kesadaran menggunakan skala AVPU : : YD Ee Alert (Sadar) syhcos Respon terhadap stimuli Vokal *) - Respon terhadap stimuli nyeri (Painful) - Unresponsive (Tidak Merespon) cve> Periksa pupil untuk mencari tanda lokalisasi. Apakah salah satu pupil terdilatasi? Hal ini dapat mengindikasikan kelainan intrakranial atau trauma mata, Periksa respon pupil terhadap cahaya. Respon yang diharapkan adalah respon cepat dan sama antara satu mata dengan mata yang lain. Perhatikan bahwa hipoksemia dan syok dapat menyebabkan Kegelisahan dan penurunan tingkat kesadaran. [34] ‘Burien Waren Exposure with Environmental Control —p Inebah' Lepaskan semua pakaian dan perhiasan termasuk tindik dan jam tangan (2) Log roll pasien untuk melihat permukaan posterior Pastikan pasien tetap hangat [10, 34] Estimasi area yang terbakar menggunakan metode “Rule of Nines” atau mar “Rule of One’s” paneer’ Cluwa & (udatinn — lula baler ) yy \uga Sehrucka yen © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anaba.org.au Fluids, Analgesia, Tests and Tubes (FATT) “FATT berada di antara survei primer dan sekunder. Resusitasi Cairan (Lihat Bab 6) © Cairan inisial diberikan sesuai dengan formula Parkland Modifikasi [10,_ 21, 23, 26, 37-42): 3 mlx berat badan (kg) x % luas luka bakar \ + maintenance untuk anak. __— maintendin © Kristaloid (contoh: cairan Hartmann) adalah cairan yang direkomendasikan. Pertimbangkan pemberian produk darah lebih awal apabila syok perdarahan terlihat jelas. Cairan intravena harus dihangatkan terlebih dahulu bila memungkinkan Kecepatan pemberian cairan disesuaikan dengan perhitungan pemberian setengah dari jumlah yang dibutuhkan pada 8 jam pertama dari saat kejadian trauma luka bakar dan sisanya diberikan dalam 16 |am Gerikutnya. {3, 38, 40, 42]. [10]. Penilaian kecukupan resusitasi membutuhkan pengawasan_hati-vati melalui beberapa parameter berikut (3, 10, 21, 23, 24, 37]: = Produksi urin per jam; hal ini memerlukan pemasangan kateter urin {kecuali bila ada trauma urologi seperti yang diindikasikan pada gross hematuria). Pengukuran produksi urin per jam merupakan pemeriksaan klinis perfusi organ yang paling sensitif. = EKG, kekuatan dan cepat nadi, tekanan darah, frekuensi napas, pulse ‘oxymetry dan analisis gas darah dapat dilakukan. ¢ Penyesuaian cairan resusitasi dilakukan sesuai kebutuhan. Analgesik [34] © Luka bakar sering kali menimbulkan rasa nyeri ~ berikan analgesik intravena (contoh: morfin 0.05-0.1 mg/kg) 7 verali yelwlosiuua » A yor © Titrasi sesuai efek yang ditimbulkan (hindari over-sedasi pada pasien yang sadar; pemberian dosis kecil yang sering lebih aman diberikan dibandingkan dengan dosis besar sekali pemberian). © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd. www.anzba.org.au ot Tes © Radiologi Tulang belakang servikal_fateral / CT (bila tersedia dan bila diindikastkan) - Dada - Pelvis © Sonografi - FAST scan (Focused Assessment with Sonography for Trauma) untuk memeriksa abdomen dan cardiac windows - eFAST scan (extended FAST) meliputi pemeriksean lung windows untuk memeriksa adanya pneumothoraks © Imaging lain sesuai indikasi rub APE VL PP/apte , veder elutehsttt, ASD, yo » Kateter urin penting dipasang untuk mengawasi produksi_urin? dan memungkinkan titrasi resusitas| cairan yang akurat (lihat atas). «© Selang Nasogasteik Pasang selang nasogastrik pada pasien dengan luka bakar mayor (210% pada anak; >20% pada dewasa) apabila ada cedera penyerta jain, atau untuk dekempresi perut untuk mengeluarkan udara. Gastroparesis umum terjadi. © Pertimbangkan intubasi dengan ETT bila terdapat indikasi. ——* Po-evalvat Cek adekuat atau tidaknya pertolongan pertama Prumany + Apabila pertolongan pertama (bilas dengan air mengalir selama 20menit) 1 veu) belum dilakukan (atau tidak dilakukan dengan adekuat), maka pertolongan pertama tersebut masih dapat dilakukan apabila masih dalam periade 3 jam pertam setelah luka bakar terjadi. ‘© Pastikan pasien tidak hipotermi Survei Sekunder Survei sekunder mulai dilakukan apabila kondisi yang mengancam jiwa telah ditangani atau dieksklusi (2). Sarvel sekunder meliputi 2 kamponen, yaitu: . Anamnesis meliputi ‘AMPLE’ . Pemeriksaan kepala hingga ujung Jari kaki (untuk mengidentifikasi adanya cedera lain) © ANZBA 2016 AUSTRALIAN AND NEW ZEALAND BURN ASSOCIATION Ltd, wawanzta.org.au

Anda mungkin juga menyukai