DISUSUN
KELOMPOK : 1
NURFAZILLAH (P00824520014)
KHAIRUNNISA (P00824520008)
PEMERINTAH ACEH
TAHUN 2021
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini bisa
tersusun hingga selesai. Tidak lupa juga kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang sudah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
berupa pikiran maupun materinya.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
para pembacanya. Bahkan tidak hanya itu, kami berharap lebih jauh lagi agar makalah
ini pembaca dapat mempraktekkannya dalam kehidupan sehari – hari.
Kami sadar masih banyak kekurangan didalam penyusunan makalah ini, karena
keterbatasan pengetahuan serta pengalaman kami . Untuk itu kami begitu
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................5
C. TUJUAN...................................................................................................................5
PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Pengertiaaan Preeklamsia.......................................................................................7
B. Klasifikasi Preeklampsia........................................................................................7
C. Penyebab Preeklamsia............................................................................................8
D. Bahaya Preeklamsia..............................................................................................10
E. Kasus kehamilan preeklamsia pada anc kunjungan ulang..................................14
PENUTUP.......................................................................................................................17
Kesimpulan..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................18
3
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Preeklampsia merupakan komplikasi kehamilan dan persalinan yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah, proteinuria dan oedema, yang kadang-kadang disertai
dengan komplikasi koma. Gejala dari preeklampsia seperti hipertensi, oedema dan
proteinuria sering tidak diperhatikan, sehingga tanpa disadari dalam waktu singkat dapat
timbul menjadi preeklampsi berat, bahkan eklampsia .
Gejala preeklampsia dapat dicegah dan dideteksi secara dini. Pemeriksaan antenatal
yang teratur dan secara rutin mencari tanda-tanda preeklampsia, sangat penting dalam
usaha pencegahan preeklampsia berat dan eklampsia. Ibu hamil yang mengalami
preeklampsia berat perlu ditangani dengan segera. Penanganan ini dilakukan untuk
menurunkan angka kematian ibu dan anak .
Status gizi merupakan salah salah satu status kesehatan yang mempengaruhi kejadian
preeklampsia selain riwayat penyakit-penyakit yang terkait (preeklampsia, hipertensi,
dan diabetes melitus). Ibu hamil yang mengalami obesitas beresiko lebih besar
mengalami preeklampsia. Kegemukan disamping menyebabkan kolesterol tinggi dalam
darah juga menyebabkan kerja jantung lebih berat. Semakin gemuk seseorang maka
semakin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam tubuh yang berarti makin
berat pula fungsi pemompaan jantung sehingga dapat meyebabkan terjadinya
preeklampsia. Selain itu faktor kecemasan juga menjadi pemicu terjadinya
preeklampsia dimana kecemasan dapat mengakibatkan gangguan seperti meningkatnya
tekanan darah dan denyut jantung Dampak preeklampsia pada ibu hamil yaitu terjadi
kerusakan organ-organ tubuh seperti, sistem saraf pusat, perdarahan intrakranial, gagal
4
jantung, gagal ginjal, gangguan fungsi hati dan edema paru, sedangkan pada janin ialah
intrauterine fetal growth restriction, solusio plasenta, prematur, sindroma distress,
kematian janin, perdarahan intraventikular, kematian janin, dan kematian maternal .
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian preeklamsia dan jenis- jenis preeklmsia?
2. Apa penyebab preeklamsia?
3. Bagaimana bahaya preeklamsia dan cara mengatasi preeklamsia pada ibu hamil?
C. TUJUAN
Untuk mengetahui pengertian preeklamsia, penyebab preeklamsia, dan bahaya
preeklamsia, serta cara mengatasi preeklamsia pada ibu hamil
5
PEMBAHASAN
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid
terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari
konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan
ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
Antenatal Care adalah perawatan yang diberikan pada ibu selama masa kehamilan,
dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 40 minggu
dihitung dari hari pertama haid terakhir
ANC bertujuan untuk menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak
selama kehamilan, persalinan dan nifas sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat,
bayi dengan memberikan pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses persalinan
,obstetrik selama kehamilan ,menghadapi komplikasi, menjalankan puerperium normal,
dan merawat anak secara fisik, psikologis dan sosial.
Pada umumnya kehamilan akan berlangsung normal dan sering kali kehamilan berubah
menjadi kehamilan patologi. Deteksi dini gejala dan tanda bahaya selama kehamilan
merupakan upaya terbaik untuk mencegah terjadinya gangguan yang serius terhadap
kehamilan ataupun keselamatan ibu hamil. Deteksi dini didapatkan dari pemeriksaan
tekanan darah secara rutin pada saat pemeriksaan kehamilan (antenatal care). Karena itu
pemeriksaan kehamilan rutin mutlak dilakukan agar preeklampsia dapat dideteksi lebih
awal
6
A. Pengertiaaan Preeklamsia
Preeklampsia adalah sindrom spesifik kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ
akibat vasospasme dan aktivasi endotel. Gangguan hipertensi yang menjadi penyulit
kehamilan sering dijumpai dan termasuk dalam tiga trias kematian bersama perdarahan
dan infeksi.Hipertensi dalam kehamilan merupakan faktor resiko medis yang paling
sering dijumpai. Penyakit ini dijumpai pada 3,7% di antara semua kehamilan yang
berakhir dengan kelahiran hidup dan kematian ibu akibat penyulit ini tetap merupakan
ancaman.
Pada ibu hamil primigravida terutama dengan usia muda lebih sering menderita
preeklampsia dibandingkan dengan multigravida. Mortalitas maternal pada
preeklampsia disebabkan oleh karena akibat komplikasi dari preeklamsia seperti
eklampsia hingga perdarahan otak, gagal ginjal, dekompensasi kordis dengan edema
pulmonal dan aspirasi.Mortalitas perinatal pada preeklamsia dan eklampsia disebabkan
asfiksia intrauterin dan prematuritas, asfiksia terjadi karena adanya gangguan sirkulasi
uteroplasenter akibat vasospasme arteriole spiralis. Pada hipertensi yang kronis
pertumbuhan janin akan terganggu, dan pada hipertensi yang lebih singkat akan
menyebabkan kegawatan janin sampai terjadinya kematian janin.
B. Klasifikasi Preeklampsia
Adapun preeklampsia digolongkan kedalam preeklampsia ringan dan preeklampsia
berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Preeklampsia Ringan
7
2) Tes celup urine menunjukkan proteinuria 1+ atau pemeriksaan protein
kuantitatif menunjukkan hasil lebih dari 300 mg/24 jam.
b. Preeklampsia Berat
Preeklampsia berat adalah preeclampsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg
dan tekanan diastolic ≥110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam (Prawihardjo
2014, 544).
1) Tekanan darah ≥160/110 mmHg pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu
2) Tes celup urine menunjukkan proteinuria ≥2+ atau pemeriksaan protein
kuantitatif menunjukkan hasil lebih dari 5 g/24 jam
3) Keterlibatan organ lain:
a) Trombositopenia (<100.000 sel/uL), hemolisis mikiroangiopati
b) Peningkatan SGOT/SGPT, nyeri abdomen kuadran kanan atas
c) Sakit kepala, skotoma penglihatan
d) Pertumbuhan janin terhambat, oligohidramnion
e) Edema paru atau gagal jantung kongestif
f) Oliguria (<500 ml/24 jam), kreatinin lebih dari 1,2 mg/dl (Buku Saku
Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan 2013, 111).
C. Penyebab Preeklamsia
Ada beberapa faktor resiko tertentu yang berkaitan dengan perkembangan
penyakit:
a. Primigravida, kira-kira 85% preeklampsia terjadi pada kehamilan
pertama
Berdasakan teori immunologik, preeklampsia pada primigravida terjadi
dikarenakan pada kehamilan pertama terjadi pembentukan blocking antibodies
terhadap antigen tidak sempurna. Selain itu pada kehamilan pertama terjadi
pembentukan Human Leucoyte Antigen (HLA-G) yang berperan penting dalam
8
modulasi respon imun sehingga ibu menolak hasil konsepsi atau terjadi
intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga menyebabkan preeklampsia
b. Grand multigravida
Pada ibu yang grand multigravida beresiko mengalami preeklampsia
dikarenakan terjadi perubahan pada alat-alat kandungan yang berkurang
elastisnya termasuk pembuluh darah sehingga lebih memudahkan terjadinya
vasokontriksi, terjadi peningkatan cairan, timbul hipertensi yang disertai oedema
dan proteinuria
c. Distensi rahim berlebihan: hidramnion, hamil ganda, dan mola hidatidosa.
Preeklampsia terjadi pada 14% sampai 20% kehamilan dengan janin lebih dari
satu.
Kehamilan ganda dan hidramnion sangan berkaitan dengan kejadian
preeklampsia. Ibu dengan hamil ganda dapat menyebabkan terjadinya
hidramnion akibat dua janin yang ada dalam rahim ibu sehingga tekanan dalam
rahim ibu berlebihan. Akibatnya cairan yang berlebihan dalam rahim akan akan
memudahkan terjadinya vasokontriksi dan peningkatan pada tekanan darah ibu
d. Morbid obesitas atau kegemukan dan penyakit yang meyertai kehamilan
seperti diabetes mellitus
Kegemukan disamping menyebabkan kolesterol tinggi dalam darah juga
menyebabkan kerja jantung lebih berat. Semakin gemuk
seseorang maka semakin banyak pula jumlah darah yang terdapat di dalam
tubuh yang berarti makin berat pula fungsi pemompaan jantung
sehingga dapat meyebabkan terjadinya preeklampsia. Preeklampsia lebih
cenderung juga terjadi pada wanita yang menederita diabetes
melitus karena pada saat hamil plasenta berperan untuk memenuhi semua
kebutuhan janin. Pertumbuhan janin dibantu oleh hormon-
hormon dari plasenta, namun hormone-hormon plasenta ini juga mencegah kerja
insulin dalam tubuh ibu hamil. Hal ini disebut
resistensi insulin atau kebal insulin. Resistensi insulin membuat tubuh ibu hamil
lebih sulit untuk mengatur kadar gula darah sehingga
glukosa tidak dapat diubah menjadi energi dan menumpuk didalam darah
sehingga keadaan ini menyebabkan kadar gula dalam darah
9
menjadi tinggi .
e. Pada ibu yang mengalami hipertensi kronis atau penyakit ginjal, insiden dapat
mencapai 25%.
Ibu hamil dengan hipertensi kronis lebih memudahkan terjadinya preeklampsia
berat dikarenakan pembuluh darah ibu sebelum
mencapai 20 minggu sudah mengalami vasokontriksi. Hal ini akan
menyebabkan tekanan darah ibu tinggi dan kandungan dalam protein
dalam urin selama kehamilan semakin meningkat. Gagal ginjal juga
menyebabkan terjadinya preeklampsia akiba terjadi penurunan aliran
darah ke ginjal sehingga menyebabkan filtrasi glomelurus berkurang akibatnya
terjadi proteinuria
f. Jumlah umur ibu diatas 35 tahun
Wanita pada usia lebih dari 35 tahun lebih mudah mengalami berbagai masalah
kesehatan salah satunya hipertensi dan preeklampsia. Hal ini
terjadi karena terjadinya perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan
lahir tidak lentur lagi begitu pula dengan pembuluh darah,
juga diakibatkan tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan
usia sehingga memudahkan terjadinya vasokontriksi pada
pembuluh darah ibu, proteinuria dan oedema. Usia 35 tahun sebenarnya belum
dianggap rawan, hanya pada usia ini kemampuan reproduksi lebih menurun
sehingga usia diatas 35 tahun dianggap fase
untuk menghentikan kehamilan
D. Bahaya Preeklamsia
Antara lain:
Eklamsia, yaitu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan tekanan
darah tinggi dan kejang
Kerusakan organ, seperti edema paru, gagal ginjal, dan gagal hati
Penyakit jantung
Gangguan pembekuan darah
Solusio plasenta
10
Stroke hemoragik
Sindrom HELLP
Pertumbuhan janin terhambat
Lahir prematur
Lahir dengan berat badan rendah
Neonatal respiratory distress syndrome (NRDS)
Cara mendeteksi preeklamsia dengan menjalani beberapa tes dasar yang dilakukan
pada paruh pertama kehamilan. Hal ini bias diulangi dengan interval teratur, untuk
memberi peringatan dini jika preeklamsia muncul. Selain pemeriksaaan darah, urin,
dan berat badan yang biasa dilakuakan juga tes untuk fungsi ginjal dan hati, USG
untuk memantau pertumbuhan bayi, dan pemindaian Doppler untuk mengukur
efisiensi aliran darah ke plasenta.
a. Preeklampsia Ringan
11
Bila setelah 1 minggu perawatan diatas tidak ada perbaikan maka preeklampsia
ringan dianggap sebagai preeklampsia berat. Jika dalam perawatan dirumah sakit
sudah ada perabikan sebelum 1 minggu dan kehamilan mansih preterm maka
penderita tetap dirawat selama 2 hari lagi baru dipulangkan. Perawatan lalu
disesuaikan dengan perawatan rawat jalan.
b. Preeklampsia Berat
Apabila terjadi kejang pada preeklampsia berat maka akan dilakukan pencegahan:
a. Bila terjadi kejang, perhatikan jalan nafas, pernapasan (oksigen) sirkulasi (cairan
intravena)
b. MgSO4 diberikan secara intravena kepada ibu dengan eklampsia (sebagai
tatalaksana kejang) dan preeklampsia berat (sebagai pencegahan kejang).
12
Hal yang bisa dilakukan untuk menurukan risiko terjadinya preeklamsia, yaitu:
13
E. Kasus kehamilan preeklamsia pada anc kunjungan ulang
Subjektif
Identitas / biodata,
Anamnesa
Pada tanggal 22 Agustus 2020 ,pukul 18.10 wib, ibu berkunjung ke PMB dengan
alasan utama masuk kamar bersalin sakit kepala sejak tiga hari yang lalu, pusing,
oedema pada bagian ekstremitas bawah sejak 1 hari yang lalu. Riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang
ketiga.
14
Obyektif
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis. Tekanan darah 170/110 mmHg,
Nadi 88 x/menit, Suhu badan 36,50C, Respirasi 24x/menit, , Berat badan 78 Kg, Tinggi
badan 154 cm, LILA 34 cm. Pada pemeriksaaan fisik ,tidak ada kelainan, Pemeriksaan
dada ada pembesaran payudara, benjolan tidak ada colostrum ada dan sudah keluar..
Pemeriksaan obstetric: Pemeriksaan abdomen membesar perut sesuai usia Kehamilan.
Tinggi Fundus Uteri: 31 cm , Leopold I Tinggi Fundus uteri 31 cm (3 jari bawah
procesus xypoideus). Leopold II Bagian perut kanan perut ibu teraba keras, rata seperti
papan, bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil dan tidak rata. Leopold III Bagian
terendah janin teraba melenting dan keras tidak dapat digoyang letak kepala. Leopold
IV Bagian terendah janin sudah masuk pintu atas panggul (PAP) jari – jari penolong
dapat bertemu (convergen).
Taksiran berat janin: 2926 gram. Perhitungan menurut Donald Tinggi fundus
uteri(dalam cm)-12 x 154. Kontraksi Kadang – kadang, belum teratur. Auskultasi
Denyut Jantung Janin (DJJ) terdengar disebelah kanan,, Frekuensi 140 x/menit.
Pemeriksaan anogenital tidak dilakukan (ibu tidak mau). Perkusi refleks patella
(positif),tidak ada kelainan . Pemeriksaan laboratorium urine proteinuria +++, Hb 10,6
gr%.
Assessment:
Kebutuhan :
15
Memberi dukungan moril, , istirahat dan diet.
Menjadwalkan kunjungan ulang
Planning:
16
PENUTUP
Kesimpulan
Preeklamsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi ante, intra, dan
postpartum. Preeklamsia berat ialah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik > 160
mmHg dan tekanan darah diastolik > 110mmHg disertai proteinurian lebih 5g/24 jam.
Preeklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih .
Mortalitas perinatal pada preeklamsia dan eklampsia disebabkan asfiksia intrauterin dan
prematuritas, asfiksia terjadi karena adanya gangguan sirkulasi uteroplasenter akibat
vasospasme arteriole spiralis. Pada hipertensi yang kronis pertumbuhan janin akan
terganggu, dan pada hipertensi yang lebih singkat akan menyebabkan kegawatan janin
sampai terjadinya kematian janin
17
DAFTAR PUSTAKA
18