Anda di halaman 1dari 12

LEMBAR KERJA PARKTIKUM FISIKA KEAHLIAN

M-9
(PENGUKURAN MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER DAN SENSOR)
Nama : Akhmad Jumardi
NPM : 140310180011
Hari, Tanggal : Senin, 26 April 2021

1. PENGENALAN LCD

Gambar 1. Hasil running LCD


Analisa :
Pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan ATMEGA8535 dimana
ADC pada mikrokontroller ini adalah 10 bit. Untuk dapat menampilkan dan mengolah
data pada mikrokontroler digunakan compiler dimana pada percobaan ini
menggunakan CVavr.
Praktikum ini mensimulasikan cara kerja LED. LED menerima sinyal logika
(biner) yang akan di ubah menjadi char dan akan tampil sebagai string di layar LCD.
Seperti pada simulasi ini, kita menginput string “40 C dan 60 L” dengan “40 L” di
baris awal dan “60 L” di baris dibawahnya. Maka string yang akan tampil di LCD
adalah “40 C dan 60 L”. Power untuk LCD di input oleh VCC yang disambungkan ke
Port VDD dan VEE. Dapat diketahui dari rangkaian dan sintax yang digunakan
bahwa output dari mikrokontroler untuk keluaran LCD menggunakan PORTB sebagai
output.
2. PENGENALAN ADC

Gambar 2. Hasil running ADC


Analisa :
Praktikum pengenalan ADC ini akan mensimulasikan bagaimana cara kerja
ADC dalam mengubah sinyal kontinu yang dihasilkan oleh VCC yang diatur oleh
Potentiometer yang akan di tampilkan besarannya (Tegangan/Volt) di layar LCD.
Input dari tegangan yang diatur oleh potentiometer akan diterjemahkan menjadi
bahasa biner yang akan di transmisikan ke LCD. Dari LCD, kemudian akan
menghidupkan pixel-pixel dan menjadikan tampilnya string di layar LCD.

3. PRAKTIKUM ADC MENGGUNAKAN MODUL PKF SENSOR DAN


DISPLAY

Gambar 3. Hasil running praktikum ADC


Analisa :
Dari percobaaan ADC menggunakan ATMEGA diatas dapat diketahui jika
nilai outputnya akan maksimal (1023 (10 bit)) ketika vin sama besarnya dengan vref
yang sesuai dengan perhitungan matematik dengan rumus berikut, Out =
(Vin/Vref)2^jumlah bit.

4. APLIKASI SENSOR DENGAN MENGGUNAKAN MODUL PKF SENSOR


DAN DISPLAY SENSOR LDR
a. Sensor LDR

Gambar 4. Hasil running sensor LDR (93 L)

Gambar 5. Hasil running sensor LDR (1019 L)

Analisa :
Sensor cahaya LDR (Light Dependent Resistor) merupakan suatu jenis
resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai resistansi LDR akan berubah-ubah
sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima. Berdasarkan percobaan dimana
sumber cahaya jika didekatkan terhadap LDR, maka intensitas cahaya yang
dapat dibaca akan semakin besar.
b. LM35

Gambar 6. Hasil running sensor LM35


Analisa :
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi
untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan.
Berdasarkan hasil percobaan sensor LM35 memiliki keakuratan tinggi dan
kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain,
LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang
tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali
khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.

c. NTC

Gambar 7. Hasil running sensor NTC


Analisa :
Sensor NTC merupakan jenis termistor yang peka terhadap suhu, jika
suhu meningkat, maka resistansi menurun dan kebalikannya. Sensor ini juga
memiliki kestabilan yang baik dalam mengukur suhu. Terbukti saat kondisi
ruang diset 20 Celcius, NTC dapat menampilkan suhu yang terbaca sebesar 20
Celcius.
d. Infrared (Fotodioda)

Gambar 8. Hasil running sensor IR Mati

Gambar 9. Hasil running sensor IR Menyala


Analisa :
Sensor ini bekerja dengan menggunakan sinar infra red sebagai media
untuk komunikasi data antara receiver dan transmitter. Pada percobaan
diperlukan library dari luar untuk dapat menggunakan sensor infra red seperti
pada arahan prosedur yang ditunjukkan dalam video. Prinsip kerja rangkaian
sensor infrared dimana ketika cahaya infra merah diterima oleh receiver maka
basis pada receiver akan mengubah energi cahaya infra merah menjadi arus
listrik sehingga basis akan berubah seperti saklar (swith closed) atau receiver
akan aktif (low) secara sesaat. Ketika cahaya infra merah terhalangi oleh
benda, cahaya infra merah tidak diterima oleh basis receiver sehingga tidak
ada arus listrik pada basis maka basis akan berubah seperti saklar (switch
open). Berdasarkan percobaan tersebut ketika terdapat penghalang maka
display akan menampilkan “infra nyala” sedangkan saat tidak terhalangi maka
akan menampilkan “infra mati”.

e. Sensor Jarak

Gambar 10. Hasil running sensor Jarak


Analisa
Sensor ini bekerja dengan menggunakan sensor ultrasonic dimana
dengan frekuensi kerjanya pada daerah diatas gelombang suara dari 40 KHz
hingga 400 KHz. Terdapat 2 komponen utama sebagai penyusun sensor ini
yaitu ultrasonic transmitter yang berfungsi memancarkan gelombang
ultrasonic dengan frekuensi 40 KHz dan Ultrasonic Receiver yang berfungsi
menangkap pemantulan hasil gelombang ultrasonic yang mengenai suatu
objek. Prinsip dari sensor ini adalah ketika pulsa trigger diberikan pada sensor,
transmitter akan mulai memancarkan gelombang ultrasonic, pada saat yang
sama sensor akan menghasilkan output TTL transisi naik yang menandakan
sensor mulai menghitung waktu pengukuran, setelah receiver menerima
pantulan yang dihasilkan oleh suatu objek maka pengukuran waktu akan
dihentikan dengan menghasilkan output TTL transisi turun. Dari percobaan
saat jarak yang diinginkan pada penghalang sebesar 21,5 cm didapat potensial
yang terbaca 1,05V.

f. Sensor Arus dan Tegangan

Gambar 11. Hasil running sensor Tegangan


Analisa :
Sensor tegangan berfungsi membaca nilai tegangan suatu rangkaian. Jika
range tegangan yang dibaca diantara 0-5 V bisa langsung menggunakan pin
analog, sedangkan jika range tegangan yang dibaca >5V harus menggunakan
rangkaian tambahan yakni pembagi tegangan

5. APLIKASI AKTUATOR DENGAN MENGGUNAKAN MODUL PKF


AKTUATOR DAN DISPLAY
a. Aktuator Relay
Gambar 12. Hasil running sensor Aktuator Relay Mati

Gambar 13. Hasil running sensor Aktuator Relay Hidup


Analisa :
Relay adalah suatu alat/komponen elektromekanik yang digunakan
untuk mengoperasikan seperangkatkontak saklar, dengan memanfaatkan
tenaga listrik sebagai sumber energinya. Dengan memanfaatkan lilitan atau
coil (koil) berintikan besi yang dialiri arus listrik, tentunya akan menghasilkan
medan magnet pada ujung inti besiapa bila koil dialiri arus listrik. Medan
magnet/energi magnet tersebutlah yang digunakan untuk mengerjakan saklar
nantinya.
Pada percobaan ini, pada prinsipnya menggunakan prinsip
elektromagnetik untuk menggerakan kontak saklar sehingga arus listrik yan
kecil dapat menghantarkan listrik yang betegangan lebih tinggi. Pada saat
LED hidup, display menunjukan kesesuaian dengan LED dimana menampilan
“hidup”, dan saat LED mati, Display menampilakn kondisi mati dari LED

b. Aktuator Motor DC

Gambar 14. Hasil running Motor DC (Searah Jarum Jam)


Gambar 15. Hasil running Motor DC (Berlawanan Arah Jarum Jam)

Gambar 16. Hasil running Motor DC (Stop Putar)


Analisa :
Pada percobaan ini menggunakan ic L293D sebagai control kelajuan
motor serta ATMEGA sebagai mikrokontroler. Pada percobaan ini, jika pin
1IN 1 sedangkan 2IN 0 maka putaran motor akan searah jarum jam, jika
kondisi pin sabaliknya maka akan brlawanan arah jarum jam, dan akan
berhenti ketika kondisi dari dua pin adalah 0. Berdasarkan percobaan ini,, hasil
yang ditampilkan ssuai dengan arah putaran motor.

c. Aktuator Motot Servo


Gambar 17. Hasil running Motor Servo (-90°)

Gambar 18. Hasil running Motor Servo (-45°)

Gambar 19. Hasil running Motor Servo (-45°)


Analisa :
Sistem percobaan ini menggunakan sistem control feedback tertutup
sehingga dapat diatur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari
poros output motor. Sistem ini dikendalikan dengan memberikan sinyal
modulasi lebar pulsa dimana menentukan posisi sudut putaran dari poros
motor. Pada percobaan, osiloskop digunakan untuk mengetahui bentuk atau
lebar pulsa yang dihasilkan. Pada percobaan hasil yang ditampilkan sesuai
dengan tampilan yang terdapat pada motor (dikarenakan motor tidak bergerak
(kemungkinan error dalam program yang dibuat/aplikasi yang digunakan).
d. Aktuator Motor Stepper Unipolar

Gambar 20. Hasil running Motor Stepper


Analisa :
Prinsip kerja motor stepper adalah bekerja dengan mengubah pulsa
elektronis menjadi gerakan mekanis diskrit dimana motor stepper bergerak
berdasarkan urutan pulsa yang diberikan kepada motor stepper tersebut.

e. Aktuator SSR (Solid State Relay)

c). a).
b).
f).
e).
d).
a).
h). 1). g).
a). a). a).
Gambar 21. Hasil running SSR a). 0ms b). 10ms c). 25ms d). 50ms e). 65ms
f). 75ms g). 85ms h). 90ms i). 100ms

Analisa :
Solid state relay adalah relay yang elektronik, yaitu relay yang tidak
menggunakan kontaktor mekanik. Solid state relay menggunakan kontaktor
berupa komponen aktif seperti TRIAC, sehingga solid state relay dapat
dikendalikan dengan tegangan rendah dan dan dapat digunakan untuk
mengendalikan tegangan AC dengan voltase besar. Baik relay kontaktor biasa
maupun solid state relay (SSR) mempunyai keuntungan dan kerugian.  Baik
keuntungan maupun kerugian tersebut merupakan ‘trade-off’ yang harus
dipilih bagi disainer sistem kontrol.

Anda mungkin juga menyukai