Anda di halaman 1dari 23

EVALUASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN BERBASIS

TIK DI SDN 1 KAPUNG KABUPATEN GROBOGAN

Oleh:

WISNU WIJAYANTO

942015017

PROGAM STUDI S2 MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pergeseran paradigma dalam pranata pendidikan yang semula terpusat
menjadi desentralistis membawa konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan,
khususnya di tingkat sekolah. Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian
otonomi yang seluas-luasnya kepada sekolah dalam mengelola sekolah, termasuk di
dalamnya berinovasi dalam pengembangan kurikulum dan model-model
pembelajaran.
Kebijakan penerapan Kurikulum dan pemberian otonomi pendidikan juga
diharapkan melahirkan organisasi sekolah yang sehat serta terciptanya daya saing
sekolah. Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pembelajaran
berbasis teknologi informasi yang sangat pesat, hendaknya sekolah menyikapinya
dengan seksama agar apa yang dicita-citakan dalam perubahan paradigma
pendidikan dapat segera terwujud. Kecenderungan yang telah dikembangkan dalam
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran adalah
program pembelajaran berbasis TIK atau disebut E-Learning.
Sejalan dengan kemajuan teknologi jaringan dan perkembangan internet,
memungkinkan penerapan teknologi ini di berbagai bidang termasuk di bidang
pendidikan. Di masa datang penerapan teknologi internet di bidang pendidikan akan
sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan dan memeratakan mutu pendidikan,
terutama di Indonesia yang wilayahnya tersebar di berbagai daerah yang sangat
berjauhan. Sehingga diperlukan solusi yang tepat dan cepat dalam mengatasi
berbagai masalah yang berkaitan dengan mutu pendidikan sekarang. Dengan adanya
pendidikan berbasiskan TIK dalam hal ini internet, maka ketergantungan akan jarak
dan waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan pendidikan akan dapat diatasi, karena
semua yang diperlukan akan dapat disediakan secara online sehingga dapat diakses
kapan saja.
Saat ini masih banyak sekolah di Indonesia yang proses transfer ilmu
pengetahuan hampir sepenuhnya dilakukan di dalam kelas yang menyebabkan
transfer ilmu pengetahuan bisa terlambat jika pertemuan tidak terjadi. Keadaan

2
seperti ini sangat jelas dapat menghambat proses pembelajaran yang ada di sekolah.
Kurang maksimalnya pembelajaran berbasis TIK juga masih dilakukan di SDN 1
Kapung Kab, Grobogan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan TIK perlu dievaluasi untuk
agar nantinya dapat menghasilkan peserta didik yang lebih cerdas dan dapat
diharapkan mampu bersaing di era globalisasi seperti saat ini khususnya di SDN 1
Kapung Kab, Grobogan.
Mengkombinasikan antara pertemuan secara tatap muka dengan pembelajaran
elektronik dapat meningkatkan kontribusi dan interaktifitas antar peserta didik.
Melalui tatap muka peserta didik dapat mengenal sesama peserta didik dan guru
pendampingnya. Keakraban ini sangat menunjang kerja kolaborasi mereka secara
virtual. Rancangan dan perencanaan yang matang sebelum mengimplementasikan
pembelajaran berbasis TIK memegang peran penting dalam kelancaran proses
pembelajaran.
Segala persiapan seperti penjadwalan sampai dengan penentuan teknis
komunikasi selama proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam
melaksanakan pembelajaran berbasis ICT, dan perlu dilakukan evaluasai
didalamnya. Berdasarkan uraian tersebut , maka penulis membuat makalah yang
berjudul Perencanaan Evaluasi Kurikulum dan Pembelajaran berbasis di SDN 1
Kapung Kab, Grobogan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Seperti apa manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di SDN 1
Kapung?
2. Apakah praksis manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di
SDN 1 Kapung sudah sesuai dengan teori?
3. Apa solusi yang harus dilakukan agar praksis manajemen kurikulum dan
pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung menjadi lebih berkualitas?

3
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Mendeskripsikan manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di
SDN 1 Kapung.
2. Mendeskripsikan praksis manajemen kurikulum dan pembelajaran berbasis
TIK di SDN 1 Kapung.
3. Medeskripsikan solusi yang harus dilakukan agar praksis manajemen
kurikulum dan pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung menjadi lebih
berkualitas

4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 . Definisi Kurikulum dan Teknologi
Rusman (2011) kurikulum merupakan segala upaya sekolah untuk
mempengaruhi siswa agar dapat belajar baik dalam ruangan kelas maupun di luar
sekolah. Sementara Harold B. Alberty mendefinisikan kurikulum sebagai semua
kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah tanggung jawab sekolah (all of
the activities that are provided for the student by the school). Kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Dari berbagai teori tentang kurikulum di atas, pengertian kurikulum dapat
dikategorikan ke dalam tiga hal. Pertama, kurikulum sebagai rencana belajar
peserta didik. Kedua, kurikulum sebagai rencana pembelajaran, dan ketiga,
kurikulum sebagai pengalaman belajar yang diperoleh peserta didik.
Sebagai sebuah rencana belajar, Hilda Taba sebagaimana dikemukakan
oleh Munir, mendefinisikan bahwa a curiculum is a plan for learning. Dalam hal
ini kurikulum berupa materi/ isi, strategi pembelajaran dan evaluasi. Kurikulum
sebagai rencana pembelajaran adalah sebuah rencana pembelajaran di suatu
sekolah. Menurut pandangan ini, kurikulum mencakup sejumlah mata pelajaran
yang ditawarkan oleh suatu lembaga pendidikan yang harus ditempuh atau
dipelajari peserta didik di sekolah atau perpengajaran tinggi untuk memperoleh
ijasah tertentu. Dengan kata lain bahwa kurikulum adalah sekumpulan mata
pelajaran yang harus dipelajari peserta didik dalam suatu lembaga pendidikan.
Pendapat seperti ini salah satunya dikemukakan oleh Mac Donald (1965).
Menurutnya sistem persekolahan terbentuk atas empat sub sistem yaitu mengajar,
belajar, pembelajaran dan kurikulum. Sedang kurikulum sebagai pengalaman
belajar memandang kurikulum bukan hanya rencana pembelajaran saja akan
tetapi berupa suatu pengalaman belajar yang nyata dan aktual terjadi dalam
proses pendidikan di sekolah. Hasan Langgulung (1989), mengutip pernyataan
al-Syaibani, mengemukakan bahwa kurikulum adalah sejumlah pengalaman

5
pendidikan, kebudayaan, sosial, olahraga dan kesenian yang disediakan oleh
sekolah bagi murid-murid di dalam maupun di luar sekolah dengan maksud
menolongnya untuk berkembang secara menyeluruh dalam segala segi dan
merubah tingkah laku mereka sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan.
Adapun teknologi sendiri adalah suatu metode ilmiah untuk mencapai
tujuan praktis; teknologi berupa ilmu pengetahuan terapan. Teknologi juga dapat
diartikan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi informasi adalah
penggunaan teknologi seperti komputer, elektronik dan telekomunikasi, untuk
mengolah dan mendistribusikan informasi dalam bentuk digital. Sedang
teknologi pendidikan adalah penerapan pengetahuan ilmiah tentang belajar dan
kondisi belajar untuk memperbaiki efektifitas dan efesiensi pengajaran dan
pelatihan. Ia merupakan pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem,
teknik-teknik dan alat-alat baru untuk memperbaiki proses pembelajaran.
Teknologi pendidikan melaksanakan teknik-teknik pengujian empirik untuk
memperbaiki situasi-situasi belajar. Teknologi pendidikan merupakan suatu cara
sistematik tentang perencanaan, pelaksanaan dan penilaian keseluruhan proses
belajar dan mengajar dalam kerangka tujuan-tujuan khusus, berdasarkan
penelitian dalam belajar dan komunikasi serta mendayagunakan sumber-sumber
manusiawi menuju ke pengajaran yang lebih efektif.
2.2 Definisi Pembelajaran
Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen yang saling berhubungan. Menurut Hamalik (Wina Sanjaya, 2010: 6)
pembelajaran adalah suatu kombinasi terorganisasi yang meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang berinteraksi
untuk mencapai suatu tujuan. Berdasarkan pengertian tersebut nampak bahwa
pembelajaran memiliki beberapa unsur, yaitu manusia, material, fasilitas,
perlengkapan, dan prosedur.
Rusman (2011: 15) mengemukakan bahwa pembelajaran sebagai suatu
proses menciptakan kondisi yang kondusif agar terjadi interaksi komunikasi
belajar mengajar antara guru, peserta didik, dan komponen lainnya untuk

6
mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Corey (Syaiful Sagala, 2010: 61)
pembelajaran adalah suatu proses di mana lingkungan seseorang secara sengaja
dikelola untuk memungkinkan ia tururt serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu.
Sementara menurut Sudjana (Rusman, 2011: 16) pembelajaran dapat diartikan
sebagai upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan terjadinya
kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik dan
pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran merupakan proses interaksi yang sistematik antara siswa, guru, dan
komponen pembelajaran lainnya untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan.
2.3 Definisi Pembelajaran Berbasis TIK
Beragam definisi dapat ditemukan untuk Pembelajaran Berbasis TIK ,
misalnya menurut Jaya Kumar C. Koran (2002) mengemukakan bahwa E-
Learning sebagai sembarang pengajaran dan pembelajaran yang menggunakan
rangkaian elektronik (LAN, WAN, atau internet) untuk menyampaikan isi
pembelajaran, interaksi, atau bimbingan. Sedangkan menurut Dong (dalam
Kamarga, 2002) Pembelajaran Berbasis TIK sebagai kegiatan belajar
asynchronous melalui perangkat elektronik komputer yang memperoleh bahan
belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. pengertian Pembelajaran Berbasis TIK
menurut Rosenberg (2001) Pembelajaran Berbasis TIK merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan. pengertian Pembelajaran Berbasis
TIK menurut adalah Darin E. Hartley [Hartley, 2001] Pembelajaran Berbasis TIK
merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya
bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media
jaringan komputer lain.
Jadi bisa disimpulkan pengertian Pembelajaran Berbasis TIK adalah cara
baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik
khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. Pembelajaran Berbasis TIK

7
merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi
2.4 Manfaat atau Fungsi Pembelajaran Berbasis TIK
Ada 3 (tiga) fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan
pembelajaran di dalam kelas (classroom instruction), yaitu sebagai suplemen
yang sifatnya pilihan/opsional, pelengkap (komplemen), atau pengganti
(substitusi)(Siahaan, 2002).
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai supplemen (tambahan), apabila peserta
didik mempunyai kebebasan memilih, apakah akan memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan
bagi pesertadidik untuk mengakses materi pembelajaran elektronik. Sekalipun
sifatnya opsional, peserta didik yang memanfaatkannya tentu akan memiliki
tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen (tambahan)
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen (pelengkap) apabila materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran
yang diterima siswa di dalam kelas (Lewis, 2002). Sebagai komplemen berarti
materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi
reinforcement (pengayaan) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan
sebagai enrichment, apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka
(fast learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran
elektronik yang memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya
agar semakin memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran yang disajikan guru di dalam kelas.Dikatakan sebagai program
remedial, apabila kepada peserta didik yangmengalami kesulitan memahami
materi pelajaran yang disajikan guru secara tatapmuka di kelas (slow learners)
diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dirancang untuk mereka.Tujuannya agar peserta didik

8
semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang disajikan guru di kelas.
c. Substitusi (pengganti)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan
beberapaalternatif model kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para
mahasiswanya.Tujuannya agar para mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola
kegiatan perkuliahannya sesuai dengan waktu dan aktivitas lain sehari-hari
mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta
didik, yaitu: (1) sepenuhnya secara tatap muka (konvensional), (2) sebagian
secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan (3) sepenuhnya
melalui internet.
Menurut A. W. Bates (Bates, 1995) dan K. Wulf (Wulf, 1996) manfaat
Pembelajaran elektronik Learning (E-Learning) itu terdiri atas 4 hal, yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru
atau instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat
meningkatkan kadar interaksi pembelajaran, baik antara peserta didik dengan
guru/instruktur, antara sesama peserta didik, maupun antara peserta didik
dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda halnya dengan
pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai
kesempatan untuk mengajukanpertanyaan ataupun menyampaikan
pendapatnya di dalam diskusi. Hal ini disebabkan karena pada pembelajaran
yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang disediakan
dosen/guru/instruktur untuk berdiskusi atau bertanya jawab sangat terbatas.
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran dari mana dan kapansaja
(time and place flexibility).
Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan
tersedia untuk diakses oleh peserta didik melalui internet, maka peserta didik
dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari
mana saja (Dowling, 2002). Demikian juga dengan tugas-tugas kegiatan

9
pembelajaran, dapat diserahkan kepada guru/dosen/instruktur begitu selesai
dikerjakan. Tidak perlu menunggu sampai ada janji untuk bertemu dengan
dosen/instruktur.
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach
aglobal audience).
Dengan fleksibilitas waktu dan tempat, maka jumlah peserta didik
yang dapat dijangkau melalui kegiatan pembelajaran elektronik semakin lebih
banyakatau meluas. Ruang dan tempat serta waktu tidak lagi menjadi
hambatan. Siapa saja, di mana saja, dan kapan saja, seseorang dapat belajar.
Interaksi dengan sumber belajar dilakukan melalui internet. Kesempatan
belajar benar-benarterbuka lebar bagi siapa saja yang membutuhkan
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy
updating of content as well as archivable capabilities).
Fasilitas yang tersedia dalam teknologi internet dan berbagai
perangkat lunak (software) yang terus berkembang turut membantu
mempermudah pengembangan bahan belajar elektronik. Demikian juga
dengan penyempurnaan atau pemutakhiran bahan belajar sesuai dengan
tuntutan perkembangan materi keilmuannya dapat dilakukan secara periodik
dan mudah. Di samping itu,penyempurnaan metode penyajian materi
pembelajaran dapat pula dilakukan, baik yang didasarkan atas umpan balik
dari peserta didik maupun atas hasil penilaian guru/dosen/ instruktur selaku
penanggungjawab atau pembina materi pembelajaran itu sendiri.
2.5 Peran TIK dalam Pendidikan
Pembelajaran dengan menggunakan media elektronik. TIK, seperti juga
namanya “Electronic Learning” disampaikan dengan menggunakan media
elektronik yang terhubung dengan Internet. Dengan cara ini, jumlah Peserta didik
yang bisa ikut berpartisipasi bisa jauh lebih besar dari pada cara belajar secara
konvensional di ruang kelas. Teknologi ini juga memungkinkan penyampaian
pelajaran dengan kualitas yang relatif lebih standar
TIK dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di
media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. TIK secara

10
formal, misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran
dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati
pihak-pihak terkait (pengelola TIK dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti
ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan diwajibkan oleh perusahaan pada
karyawannya, atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola oleh universitas dan
perusahaan-perusahaan (biasanya perusahan konsultan) yang memang bergerak
di bidang penyediaan jasa TIK untuk umum. Pembelajaran Berbasis TIKbisa juga
dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana, misalnya
melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau
keterampilan tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Beberapa manfaat yang bisa dinikmati dari proses pembelajaran dengan
Pembelajaran Berbasis TIK , diataranya :
1. Fleksibilitas.
Jika pembelajaran konvensional di kelas mengharuskan siswa untuk
hadir di kelas pada jam-jam tertentu, maka Pembelajaran Berbasis
TIKmemberikan fleksibilitas dalam memilih waktu dan tempat untuk
mengakses pelajaran. Siswa tidak perlu mengadakan perjalanan menuju
tempat pelajaran disampaikan, Pembelajaran Berbasis TIKbisa diakses dari
mana saja yang memiliki akses ke Internet. Bahkan, dengan berkembangnya
mobile technology semakin mudah mengakses Pembelajaran Berbasis TIK .
2. Independent Learning
Pembelajaran Berbasis TIK memberikan kesempatan bagi Siswa
untuk memegang kendali atas kesuksesan belajar masing-masing, artinya
pembelajar diberi kebebasan untuk menentukan kapan akan mulai, kapan
akan menyelesaikan, dan bagian mana dalam satu modul yang ingin
dipelajarinya terlebih dulu. Ia bisa mulai dari topik-topik ataupun halaman
yang menarik minatnya terlebih dulu, ataupun bisa melewati saja bagian yang
ia anggap sudah ia kuasai. Jika ia mengalami kesulitan untuk memahami
suatu bagian, ia bisa mengulang-ulang lagi sampai ia merasa mampu
memahami.

11
3. Biaya
Banyak biaya yang bisa dihemat dari cara pembelajaran dengan
Pembelajaran Berbasis TIK . Biaya di sini tidak hanya dari segi finansial tetapi
juga dari segi non-finansial. Secara finansial, biaya yang bisa dihemat, antara lain
biaya transportasi ke tempat belajar dan akomodasi selama belajar (terutama jika
tempat belajar berada di kota lain dan negara lain), biaya administrasi
pengelolaan (misalnya: biaya gaji dan tunjangan selama pelatihan, biaya
instruktur dan tenaga administrasi pengelola pelatihan, makanan selama
pelatihan), penyediaan sarana dan fasilitas fisik untuk belajar (misalnya:
penyewaan ataupun penyediaan kelas, kursi, papan tulis, LCD player, OHP).
2.6 Keunggulan dan kelemahan Pembelajaran Berbasis TIK
Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam
pendidikan terbuka dan jarak jauh (Elangoan, 1999; Soekartawi, 2002; Mulvihil,
1997; Utarini, 1997), antara lain. Pertama, Tersedianya fasilitas e-moderating di
mana dosen dan mahasiswa dapat berkomunikasi secara mudah melalui fasilitas
internet secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan
dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu. Kedua, Dosen dan
mahasiswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur
dan terjadual melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai
berapa jauh bahan ajar dipelajari. Ketiga, Mahasiswa dapat belajar atau me-
review bahan ajar (mata kuliaha) setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan
mengingat bahan ajar tersimpan di komputer. Keempat, Bila mahasiswa
memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang
dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah. Kelima,
Baik doen maupun mahasiswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. Keenam, Berubahnya peran
mahasiswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. Ketujuh, Relatif lebih efisien.
Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah
konvensional.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau

12
Pembelajaran Berbasis TIK juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan.
Berbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain. Pertama, Kurangnya
interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri. Kurangnya
interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan
mengajar. Kedua, Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek
sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial. Ketiga,
Proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada
pendidikan. Keempat, Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai
teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik
pembelajaran yang menggunakan ICT. Kelima, Siswa yang tidak mempunyai
motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal. Keenam, Tidak semua tempat
tersedia fasilitas internet. Ketujuh, Kurangnya tenaga yang mengetahui dan
memiliki ketrampilan internet. Kedelapan, Kurangnya penguasaan bahasa
komputer.
2.7 Perencanaan penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah
Persiapan dalam penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK salah satunya
ialah masalah penguasaan teknologi, baik dari guru maupun siswa. Karena
Pembelajaran Berbasis TIK sangat menuntut penggunaan media komputer dan
internet. Fasilitas yang penuh haruslah juga disediakan oleh pihak sekolah
maupun pemerintah. Seperti pengadaan pelatihan pemanfaatan media internet
sebagai penunjang proses belajar mengajar.
Tingkat penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK juga haruslah
disesuaikan dengan umur siswa. Dan mereka juga harus diberikan mata pelajaran
khusus komputer untuk menunjang pemanfaatan media komputer, khususnya
dalam penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK ini. Siswa juga harus diberikan
pengertian bahwa, penggunaan media internet tidak hanya sebatas bersosial
media atau main game saja. Tetapi akan lebih efektiv dalam menunjang  proses
pendidikan. Apalagi zaman sekarang, media intenet itu menyediakan informasi
yang update. Apabila kita memanfaatkannya dengan baik, maka akan
mendapatkan hasil yang baik.

13
Pelajaran komputer juga haruslah diperkenalkan oleh siswa sejak dini,
agar mereka mengerti manfaat yang terkandung. Dan proses penggunaannya juga
tidak sia. Sekolah menyediakan fasilitas komputer sebagai sarana penunjang
siswa. Apalagi di daerah pelosok, mereka sangat membutuhkan fasilitas
komputer yang memadai disekolah. Agar penyebaran pengetahuan itu merata,
tidah hanya di kota saja. Dan mereka juga bisa memanfaatkan Pembelajaran
Berbasis TIK sebagai sarana belajar mengajar.
Bagi para pengajar, ini sangatlah penting. Karena mereka bertugas
sebagai admin. Bekal ilmu pengetahuan komputer haruslah tinggi. Guru harus
diberikan sarana seperti pelatihan pemanfaatan teknologi dalam  menunjang
proses belajar mengajar. Apabila mereka tidak sanggup membuat e-learnig,
sekolah bisa menyediakannya dan para guru serta siswa bisa menggunakannya.
Apabila pemanfaatan teknologi dan ilmu pengetahuan dimanfaatkan
dengan selaras. Maka hal tersebut akan sangat menujang kemampuan siswa
dalam menguasai lebih banyak ilmu pengetahuan. Dan lebih menghemat waktu
dan siswa bisa menggunakannnya kapanpun dimanapun mereka inginkan.
Apalagi sekarang, akses internet mudah sekali didapatkan, dari mobilephone
ataupun smartphone. Dan Pembelajaran Berbasis TIK ini bisa dibungkus dengan
hal yang menarik dengan banyak menggunkan media visual. Karena anak-anak
sangat menyukai media gambar dengan warna yang menarik ini juga akan
meningkatkan siswa agar lebih rajin dan ulet dalam mencari ilmu.
Banyak sekali persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaa
penggunaan Pembelajaran Berbasis TIK . Dari persiapan fasilitas, pengetahuan
yang memadai tentang ilmu komputer oleh siswa dan guru, serta yang utama
ialah kemauan dari kita dalam memajukan bangsa lewat pendidikan

2.8 Kondisi Sekolah


SD Negeri 1 Kapung adalah salah satu SD Inti di Kecamatan
Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Jumlah siswa mencapai 150 siswa terdiri
dari 6 rombel. Jumlah ruang Kelas 6 ruang, kantor guru 1 ruang, perpustakaan 1

14
ruang, UKS 1 Ruang, Gudang 1 Ruang, WC 4 Ruang (2 WC guru dan 2 WC
Murid), dan 1 Mushola.
Sarana dan prasarana yang berkaitan dengan ICT atau Pembelajaran
Berbasis TIK masih sangat minim, seperti belum tersedianya ruang multi media,
lap computer, LCD proyektor hanya dua, dan akses internet yang belum
maksimal.
Dari segi pengajar belum siap 100% karena masih ada guru yang masih
gaptek dikarenakan penerapan Pembelajaran Berbasis TIK membutuhkan Skill
yang mumpuni. Untuk hubungan dengan masyarakat, SDN 1 Kapung baru
mempunyai Blogger dan Weebly dan masih perlu sosialisasi kepada
masyarakat. Adapun rincian fasilitas yang berkaitan dengan ICT antaralain akan
disajiak dalam table sebagai berikut:

15
Tabel 1. Fasilitas Berkaitan dengan ICT yang dimilik SDN 1 Kapung

Fasilitas yang ada Masalah Penyebab


SDN 1 Kapung hanya mempunya 15 komputer duduk Pengelolaan, perawatan, pemeliharaan
Komputer dan hanya 2 yang masih hidup. belum dilakukan dangan baik
Lap computer/ Tidak punya Belum ada dana atau bantuan dari
Multimedia pemerintah

Hanya mempunyai 2 dan hanya guru tertentu yang Masih ada guru yang belum bisa
LCD Proyektor
menggunakan menggunakan LCD Proyektor

Jaringan Internet Hanya Internet Kabel bantuan dari pemerintah Tidak ada alokasi dana

16
2.9 Perencanaan Pembelajaran berbasi TIK di SDN 1 Kapung
Perencanaan pembelajaran berbasis teknologi dan informasi dan di SDN 1

Kapung dilaksanakan dengan merencanakan segala hal yang diperlukan dalam

pembelajaran. Pembuatan rencana pembelajaran dilakukan oleh masing-masing

guru sesuai dengan kelas dan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Perencanaan tersebut dituangkan dalam naskah rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP) yang meliputi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator pencapaian

kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode

pembelajaran yang akan digunakan, kegiatan pembelajaran, media yang

digunakan, dan penilaian hasil belajar. Hal ini tentu disesuaikan dengan

kurikulum yang digunakan yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Hasil wawancara menunjukkan bahwa secara umum guru menggunakan

prinsip menerapkan teknologi informasi dan komunikasi dan perencanaan tersebut

merupakan rencana untuk pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

komunikasi. Namun belum semua guru menuliskan perencanaan tersebut dalam

RPP.

2.10 Pelaksanaan Pembelajaran berbasis TIK di SDN 1 Kapung


Penggunaan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan

komunikasi di SDN 1 Kapung diperuntukkan bagi semua kelas dan semua mata

pelajaran. Namun hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sembilan guru yang

diwawancarai, dua guru mengatakan mereka belum menggunakan media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Guru ini mengatakan

pernah mencoba menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi

dan komunikasi, namun hasil yang didapatkan siswa justru kurang memahami

materi yang disampaikan. Alasan lain belum mahir menggunakan media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Guru ini tergolong

17
guru senior dan beliau mengakui bahwa masih mengalami kesulitan ketika

menggunakan media tersebut. Guru ini juga pernah berlatih menggunakan media

pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, namun hasilnya

waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan media ini sangat lama, sehingga

guru ini memutuskan untuk tidak menggunakan media tersebut dalam

pembelajaran. Selain kedua guru tersebut, hasil observasi menunjukkan bahwa

tidak semua guru menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi informasi

dan komunikasi.

2.11 Solusi Pelaksanaan


Agar kompetensi Guru dan Karyawan dalam hal ICT atau Pembelajaran
Berbasis TIK dan pemanfaatannya di SDN 1 Kapung dapat berlangsung secara
optimal, maka tahapan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut;
1. Fokus Masalah
Dilakukan kajian bersama guru dan karyawan tentang minat mereka
terhadap ICT, penguasaan, hambatan, unsur pendukung. Termasuk apa yang
telah dilakukan pada waktu yang lalu berhubungan dengan ICT, dan prospek
yang dapat diraih dengan pengembangan ICT. Kajian dilakukan secara formal
maupun informal.
2. Pelatihan
Berbagai wokshop harus di lakukan untuk meningkatkan pemahaman dan
kemampuan guru, diantaranya; workshop pengelolaan bahan ajar, pembuatan
bahan ajar, pengelolaan arsip, pengelolaan nilai, pengelolaan jaringan,
pembuatan blog untuk pembelajaran, dan lain-lain.
3. Pemenuhan Sarana dan Maintenance
Setiap unit kerja harus dilengkapi dengan sarana berupa Personal
Komputer dan Notebook. Untuk mempermudah komunikasi dan interaksi
internal dan eksternal Jaringan/Lokal Area Network (LAN) harus dibangun dan
terus dirawat agar komunikasi dengan rekan di sekolah maupun rekan di sekolah
lain melalui dunia maya dapat terjalin. Pencarian materi dan bahan ajar dapat
dipenuhi sehingga kualitas proses belajar dapat terus ditingkatkan.
4. Insentif untuk yang berkomitmen

18
Perlu disiapkan budget untuk insentif guru dan karyawan yang mengelola
Website Sekolah dan mereka yang menuliskan artikel di masing-masing blognya.
5. Up grading ke lembaga di luar sekolah
Kegiatan seminar, pelatihan dan lain-lain yang bertujuan untuk up
grading guru dan karyawan perlu diikuti oleh guru dan karyawan.
6. Pendekatan dengan Dinas dan Instansi Terkait
Adakan Berbagai pendekatan dilakukan dengan Dinas Pendidikan dan
Instansi terkait untuk pengembangan ICT di lingkup pendidikan. Berbagai
kegiatan dapat dilakukan dengan melibatkan SD, SMP, SMA dan SMK di sekitar
sekolah dalam pemanfaatan Jardiknas, pembuatan bahan ajar sosialisasi
pemanfaatan ICT untuk berbagai fihak dan lainnya.
7. Konsistensi dan inovasi
konsistensi guru dan karyawan harus cukup kuat untuk optimalisasi ICT,
kebiasaan mengajar dan bekerja tidak secara sistematis membuat konsistensi jadi
sulit dicapai. Guru dan karyawan terbiasa bekerja dengan cara yang sama
bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun lamanya. Sementara kemampuan untuk
melakukan inovasi sedikit dimiliki oleh guru dan karyawan karena terbiasa
berseragam dalam bekerja.Kemampuan menulis dan membaca juga jadi kendala
yang sulit diatasi karena kebiasaan lebih banyak berbicara dalam bekerja,
sehingga upaya peningkatan kemampuan menulis dan membaca harus terus
ditingkatkan.
2.12 Dampak dari penaan TIK
Pembelajaran Berbasis TIK merupakan metode pembelajaran yang
dipersepsikan berbasis pada student centered, yakni metode pembelajaran yang
tertuju pada keaktifan dan kemandirian siswa dalam memahami materi yang
diajarkan. Pembelajaran Berbasis TIK yang berbasis student centered ini akan
membuat mahasiswa membangun pengetahuannya sendiri sehingga mereka
mudah memahami materi yang disampaikan dengan pemahaman mereka sendiri.
Dari penerapan Pembelajaran Berbasis TIK ini akan berdampak pula pada
proses pembelajaran antara pengajar dan siswanya. Berikut merupakan dampak
yang dapat ditimbulkan:
1. Dampak Positif

19
a. Bagi Pengajar Pembelajaran Berbasis TIK dapat membuat para
pengajar dapat mengontrol siswanya melalui tugas yang diberikan
melalui internet. Selain itu juga pengajar dapat mengembangkan
materi pembelajaran dari manapun, sehingga materi yang diajarkan
akan mengembang dan mendetail. Manfaat lainnya ialah para
pengajar tidak akan repot-repot datang terus menerus karena materi
yang akan diajarkan sudah di-update pada perangkat elektronik yang
sudah dikteahui oleh siswanya. Dari sini jugalah para pengajar dapat
menemukan metode terbaik dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Pembelajaran Berbasis TIK dapat membuat siswa menghemat waktu
dalam memperoleh materi yang diajarkan. Siswa jadi tidak harus
repot-repot mencari materi untuk memenuhi tugasnya. Selain itu,
Pembelajaran Berbasis TIK juga dapat membantu siswa ketika tidak
hadir di kelas, karena materi yang diajarkan bisa diakses dimanapun
dan kapanpun mereka berada, tanpa harus terpaku pada materi yang
diajarkan di kelas.
2. DAMPAK NEGATIF
a. Bagi Pengajar Dengan berkembangnya metode pembelajaran
Pembelajaran Berbasis TIK , para pengajar menjadi kurang
memperhatikan siswanya karena materi yang diajarkan sudah ada di
Pembelajaran Berbasis TIK . Dengan kata lain para pengajar akan
mengurangi perannya sebagai pendidik siswanya, sehingga nilai
moral yang ditanamkan akan berkurang dan nilai persaingan akan
meningkat.
b. Bagi Siswa Pembelajaran Berbasis TIK memang dapat membantu
para siswa untuk menyelesaikan tugas yang diberikan. Disisi lain,
kualitas tugas yang diberikan akan berkurang karena lebih banyak
dihasilkan dari copy-paste materi yang ada sebelumnya. Selain itu
juga, bagi siswa yang kurang termotivasi akan malas membuka materi
Pembelajaran Berbasis TIK yang sudah diberikan oleh pengajarnya,
sehingga mereka akan jauh tertinggal materi pelajaran.

20
2.13 Peran Serta Orang Tua dan Masyarakat
Orang tua murid serta masyarakat adalah salah satu faktor yang penting
terhadap penggunaan e learning, fungsinya bisa sebagai pengawas yang bisa
mengawasi anak agar tidak menyalahgunakan internet, serta menjadi pengguna
yang secara langsung bisa berhubungan dengan sekolah. Adapun manfaat dari
peranserta orangtua sebagai berikut:
1. Internet sebagai sumber informasi tentang hal apapun tentu akan sangat
membantu kehidupan masyarakat. Bagi mereka yang bekerja di bidang
pendidikan, bidang literasi, atau bidang kesenian, bisa mencari berbagai
informasi dari internet.
2. Keberadaan internet bisa mempermudah atau mempercepat Hubungan
dengan sekolah Di SDN 1 Kapung, hubungan masyarakat dengan sekolah
sudah mulai menggunakan internet, namun tidak melalu perencanaan terlebih
dahulu. Sosialisasipun belum pernah diberikan terhadap masyarakat.

21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaksanaan manajemen Kurikulum dan Pembelajaran Berbasis TIK
merupakan tanggungjawab bersama sekolahan. Oleh karena itu setiap
komponen sekolah berkewajiban untuk memberikan dukungan sumber daya
dalam penyelenggaraannya.

Secara umum Pembelajaran Berbasis TIK pada SDN 1 Kapung


Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan bisa terlaksana, namun
Banyak sekali persiapan yang harus dilakukan dalam pelaksanaa penggunaan
Pembelajaran Berbasis TIK . Dari persiapan fasilitas, pengetahuan yang
memadai tentang ilmu komputer oleh siswa dan guru, serta yang utama ialah
kemauan dari kita dalam memajukan bangsa lewat pendidikan

22
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Oos M., (2000), Internet : Peluang dan Tantangan Pendidikan Nasional,
Jurnal Teknodik Depdiknas, Jakarta

Baisoetii. (1998). Komputer dan Pendidikan. Yogyakarta

Haryanto, Edy. (2008). Teknologi Informasi dan Komunikasi: Konsep dan


Perkembangannya. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Sebagai
Media Pembelajaran

Hasbullah, (2006) Implementasi E-Learning Dalam Pengembangan Pembelajaran di


Perguruan Tinggi (Proceeding), SNPTE 2006, UNY, Yogyakarta.

Hamalik, Oemar (1986). Media Pendidikan.Bandung : Penerbit Alumni

Horton, William. (2000). Designing Web Based Training, John Wiley & Son Inc.
USA.

Hackbarth S. (1996). The Educational Technology Handbook. New Jersey:


Educational Technology Publication, Englewood Cliffs.

Hannafin, M. J., Peck, L. L. (1998). The Design Development and Education of


Instructional Software. New York: Mc. Millan Publ., Co
.

Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and Technologies for Learning. New
Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.

http://www.camsh.com/internet/manfaat-internet-bagi-pelajar-pendidikan-dan-
masyarakat.html

23

Anda mungkin juga menyukai