Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II

DISUSUN OLEH :

Stevania Anita Senda (1910020028)

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha-Esa, karena atas segala
limpahan Rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada teman-teman
yang telah memberikan solusi dalam penyusunan makalah ini, sehingga dapat diselesaikan
dengan baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang penulis
miliki sangat kurang. Oleh karena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan maupun saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.Semoga berkat dari Tuhan yang Maha-
Esa senantiasa memberkati segala usaha kita.

Kupang,maret 2021

penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN
A. KEWAJIBAN LANCAR,PROVISI DAN KONTIJENSI
B. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
C. EKUITAS
D. SEKURITAS DILUTIF
E. INVESTASI

BAB III PENUTUP


3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang

PT Bank Capital Indonesia Tbk (Bank Capital) merupakan salah satu lembaga
Keuangan di Indonesia yang menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan. Sejak tahun
2007 PT Bank Capital Indonesia Tbk telah mencatatkan sahamnya di Pasar Modal, dan hingga
saat ini Bank Capital telah memiliki 82 Jaringan Kantor Operasional yang tersebar di wilayah
Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Surabaya, Solo, dan Kupang.
PT Bank Capital Indonesia Tbk ("Bank") didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 139
tanggal 20 April 1989 yang kemudian diubah dengan Akta Perubahan No. 58 tanggal 3 Mei
1989, keduanya dibuat di hadapan Siti Pertiwi Henny Shidki, S.H., Notaris di Jakarta dengan
nama PT Bank Credit Lyonnais Indonesia. Nama Bank telah diubah menjadi PT Bank Capital
Indonesia berdasarkan Akta No. 1 tanggal 1 September 2004 dari Sri Hasmiarti,S.H.,
Notaris di Jakarta.
Dalam menghadapi persaingan yang terjadi di tahun 202 ini, Bank Capital tetap akan fokus
pada perkembangan teknologi digital yang saat ini sangat berkembang dimana perkembangan ini
akan berpengaruh pada perilaku konsumen dalam bertransaksi dan tentunya akan mendorong
pertumbuhan E-Commerce. Bank juga memperkuat manajemen risiko dan compliance yang
terintegrasi. Dengan fasilitas teknologi memadai serta dukungan SDM berkualitas, Bank Capital
optimis dapat meraih pertumbuhan yang lebih baik melalui fondasi digital yang kuat.

Rumusan Masalah

Bagaiman penyajian dan pengungkapan serta analisis dari akun kewjiban lancar, provisi
dan kontijensi, kewajiban tidak lancar, ekuitas, sekuritas dilutif, investasi?

Tujuan

Untuk mengetahui penyajian dan pengungkapan serta analisis dari akun kewjiban lancar,
provisi dan kontijensi, kewajiban tidak lancar, ekuitas, sekuritas dilutif, investasi?
BAB II PEMBAHASAN

A. AKUN KEWAJIBAN LANCAR, PROVISI DAN KONTIJENSI


1. Kewajiban Lancar
Menurut PSAK Kewajiban Lancar  adalah kewajiban yang diharapkan akan dibayar
dengan menggunakan aktiva lancar atau dengan menciptakan kewajiban jangka pendek
lainnya“. Niswonger, et al. (2000 : 441) menyatakan bahwa “kewajiban lancar adalah
kewajiban yang harus dibayar dengan aktiva lancar serta jatuh tempo dalam jangka pendek,
biasanya satu tahun”. Horngren, et al. (2006 : 506) mengelompokkan hutang jangka pendek
atau kewajiban lancar menjadi dua bagian, yaitu :
1. kewajiban lancar dengan jumlah yang diketahui, meliputi :
a) Hutang Usaha adalah jumlah yang dipinjam untuk pembelian produk atau
pemakaian jasa atas akun (utang) yang terbuka.
b) Wesel Bayar Jangka Pendek, merupakan bentuk umum dalam pembiayaan yang
memiliki jatuh tempo satu tahun.
c) Hutang Pajak Penjualan. Para pengecer mengumpulkan pajak penjualan sebagai
tambahan pada harga beli barang yang dijual, maka pengecer akan berutang pada
negara atas pajak penjualan tersebut.
d) Bagian Lancar dari Hutang Jangka Panjang. Beberapa wesel bayar jangka panjang
dan utang obligasi dibayar secara angsuran. Bagian lancar dari utang jangka
panjang merupakan jumlah pokok utang dengan jangka waktu kurang dari satu
tahun kewajiban lancar.
e) Beban yang Terutang (Kewajiban Terutang). Semua beban yang harus dibayar
dalam waktu kurang dari satu tahun.
f) Pendapatan Diterima Dimuka. Pendapatan diterima dimuka disebut juga
pendapatan tangguhan, dimana perusahaan sudah menerima kas dari pelanggan
sebelum mengakui pendapatannya.

2. Kewajiban lancar yang harus diestimasi, meliputi :

Perusahaan sering mengetahui bahwa mereka mempunyai kewajiban, tetapi mereka


tidak mengetahui secara pasti berapa jumlah kewajiban tersebut. Kewajiban ini tidak bisa
diabaikan begitu saja, karena itu kewajiban ini harus diperkirakan jumlahnya dan dilaporkan
dalam neraca. Sebagai contoh hutang garansi.

Berikut merupakan contoh laporan keuangan kewajiban lancar dari PT Bank Capital
Indonesia Tbk.

Liabilitas 31 Desember 31 Desember 31 Desember


2017 2018 2019
Liabilitas segera 35.681 10.493 13.788
Simpanan Nasabah
Pihak berealisasi 106.923 263.133 40.625
Pihak ketiga 14.002.186 15.159.408 16.066.403
Simpanan dari bank lain 6.552 3.595 280.440
Kewajiban akseptasi 25.849 21.272 30.005
Efek-efek yang dijual
Dengan janji dibeli kembali - 489.275
Utang pajak 23.540 32.353 14.292
Liabilitas lain-lain 38.776 49.743 58.833
Liabilitas imbalan pasca kerja 18.418 23.239 24.011
Obligasi Subordinasi – Bersih
Pihak berelasi 25.292 54.326 130.788
Pihak ketiga 657.870 631.511 558.462
JUMLAH LIABILITAS 14.941.087 16.534.651 17.421.982

a. Liabilitas Segera
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi
amanat,baik dari masyarakat maupun dari bank lain. Liabilitas segera disajikan sebesar jumlah
yang terutang oleh Bank dan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi. Kebijakan akuntansi untuk liabilitas keuangan yang diukur pada
biaya perolehan diamortisasi.
b. Simpanan Nasabah
Giro merupakan dana nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan
penarikannya dapat dilakukan setiap saat melalui cek, atau dengan cara pemindahbukuan
dengan bilyet giro atau sarana perintah pembayaran lainnya. Tabungan merupakan dana
nasabah yang bisa ditarik setiap saat berdasarkan persyaratan tertentu yang disepakati bersama.

c. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, dalam bentuk giro,
deposito berjangka dan interbank call money. Pada saat pengakuan awal simpanan dari bank
lain diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan
secara langsung dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan yang diamortisasi
menggunakan metode suku bunga efektif
d. Kewajiban Akseptasi
Kewajiban Akseptasi adalah hutang bank penerbit letter of credit kepada bank lain
(Advising bank/pembayar L/C) yang timbul sebagai akibat pembayaran wesel atau Surat Kredit
Berdokumen (SKBDN) berjangka kepada penjual atau eksportir oleh advising bank.Tagihan
akseptasi diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi
dikalsifikasikan sebagai liabilitas keuangan lainnya. Tagihan dan liabilitas akseptasi dinyatakan
sebesar biaya perolehan diamortisasi. Tagihan akseptasi disajikan setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai.
e. Efek-Efek yang Dijual

Adalah penanaman dana dalam bentuk pembelian efek dimana si penjual berjanji akan
membeli kembali dengan harga yang telah disepakati. Efek yang dijual dengan janji beli
kembali diakui sebagai kewajiban dan efek yang diserahkan tetap diakui sebagai persediaan
portofolio efek. Selisih antara harga jual dan harga beli kembali diakui sebagai beban bunga.
Repo atau Repurchase Agreement adalah transaksi penjualan surat berharga dengan janji untuk
dibeli kembali. Surat berharga tersebut tetap dicatat sebagai aset dalam portofolio si penjual,
sedangkan janji untuk membeli kembali dicatat sebagai sebagai kewajiban penjual.

f. Utang Pajak

Utang pajak merupakan pajak yang masih harus dibayar, termasuk sanksi administrasi
berupa bunga, denda atau kenaikan yang tercantum dalam surat ketetapan pajak atau surat
sejenisnya berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Utang pajak
timbul ketika perusahaan diharuskan memotong/memungut pajak orang lain, seperti: PPN atas
penjualan (PPN Keluaran), PPh Pasal 21 atas gaji karyawan, PPh Pasal 22, jika perusahaan
ditunjuk sebagai pemungut PPh Pasal 22, PPh Pasal 23, dan PPh Pasal 26.

2. Provisi

Bank menerapkan PSAK 57 (Revisi 2015) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi dan Aset
Kontinjensi”. Provisi diakui jika Bank memiliki liabilitas kini (baik bersifat hukum maupun
bersifat konstruktif) yang akibat peristiwa masa lalu besar kemungkinannya penyelesaian
liabilitas tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
dan estimasi yang andal mengenai jumlah liabilitas tersebut dapat dibuat. Provisi ditelaah pada
setiap tanggal pelaporan dan disesuaikan untuk mencerminkan estimasi kini terbaik. Jika tidak
terdapat kemungkinan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi untuk
menyelesaikan liabilitas tersebut, provisi. Berikut merupakan penyajian pendapatan provisi dan
komisi dari PT Bank Captal Indonesia Tbk.
Pendapatan Provisi dan Komisi 2017 2018 2019
Pendapatan provisi
Pendapatan provisi kredit 537 474 471
Pendapatan provisi bank garansi 857 1.158 401
Pendapatan komisi
Pendapatan komisi Asuransi - 33.577 79.946
Pendapatan komisi letter of credit 208 2.234 823
Pendapatan komisi bank garansi 34 348 556
(Kerugian)/ Pendapatan transaksi derivatif 3.679 (11.904) 447
Pendapatan komisi lainnya 1.368 1.092 204
JUMLAH 6.683 26.979 82.848

3. Kontijensi

Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai


kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan terselesaikan
dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang akan datang.
Liabilitas kontijensi tidak diakui dalam pelaporan keuangan karena merupakan kewajiban yang
belum dipastikan sebagai kewajiban kini, kewajiban kini yang tidak berkemungkinan besar
bahwa pembayarannya dilakukan, atau kewajiban kini dimana estimasi yang andal atas
kewajiban tersebut tidak dapat dilakukan. Berikut merupakan penyajian Laporan Liabilitas
Kontijensi yang dicatat oleh PT Bank Capital Indonesia Tbk.
Kontijensi 2017 2018 2019
Tagihan Kontijensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian yang masih berjalan - 47.619 29.943
Bunga kredit yang diberikan Lainnya - 117.573 144.555
JUMLAH - 165.192 174.498
Liabilitas kontijensi
Rupiah
Bank garansi 20.689 49.922 44.235
Bunga kredit dalam penyelesaian - 47.619 -
Euro
Bank garansi - 5.663 1.133
JUMLAH 20.689 103.204 45.368

Tidak terdapat komitmen dan kontinjensi dari pihak berelasi pada periode yang berakhir
pada tahun 2019 dan 2018. Klasifikasi kolektibilitas semua komitmen dan kontinjensi pada
tahun 2019 dan 2018 adalah lancar.

B. KEWAJIBAN TIDAK LANCAR


Kewajiban jangka panjang atau disebut juga hutang jangka panjang memiliki definisi
sebagai suatu pengorbanan ekonomi dengan kemungkinan yang sangat besar terjadi dimasa
depan akibat dari kewajiban masa kini yang belum dibayarkan pada suatu periode akuntansi
tergantung jangka waktu yang lebih lama. Baridwan (2000:365) menjelaskan bahwa “hutang
jangka panjang digunakan untuk menunjukkan hutang-hutang yang pelunasannya dilakukan
dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari
kelompok aktiva lancar”. Kewajiban jangka panjang dapat berupa :
1) UtangObligasi (Bond Payable). Perusahaan – perusahaan besar tidak dapat
meminjam uang miliaran dari satu pemberi pinjaman (kreditor). Dengan
demikian perusahaan tersebut dapat menerbitkan (menjual) obligasi kepada
publik.
2) Utang Hipotik (Mortage Notes Payable). Utang hipotik yaitu suatu jenis
pinjaman (utang) jangka panjang dengan jaminan benda-benda tidak
bergerak.
3) Wesel Bayar Jangka Panjang (Long Term Notes). Wesel yang berjangka
waktu minimum 30 hari, biasanya wesel jangka panjang ini ditarik antara
60-90 hari setelah diterbitkan.
4) Kewajiban Lease. Lease adalah kesepakatan sewa dimana penyewa (lessee)
sepakat untuk membayar sewa kepada pemilik properti (lessor) atas
penggunaan aset.
5) Kewajiban Pensiun/Pasca pensiun. Secara umum terdapat dua dasar
sehubungan dengan kewajiban pascapensiun yaitu kontribusi pasti dan
manfaat pasti. Dalam kontribusi pasti, karyawan menyetorkan jumlah uang
yang tetap kepada dana pensiun. Kewajiban perusahaan akan berakhir sejak
kontribusi dilakukan.
6) Perjanjian-perjanjian dengan pembayaran angsuran. Dalam operasional
normal perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai
oleh transaksi pengeluaran kas.

Berikut disajikan laporan liabilitas dari PT Bank Capitas Indonesia Tbk.


Liabilitas 31 Desember 31 Desember 31 Desember
2017 2018 2019
Liabilitas segera 35.681 10.493 13.788
Simpanan Nasabah
Pihak berealisasi 106.923 263.133 40.625
Pihak ketiga 14.002.186 15.159.408 16.066.403
Simpanan dari bank lain 6.552 3.595 280.440
Kewajiban akseptasi 25.849 21.272 30.005
Efek-efek yang dijual
Dengan janji dibeli kembali - 489.275
Utang pajak 23.540 32.353 14.292
Liabilitas lain-lain 38.776 49.743 58.833
Liabilitas imbalan pasca kerja 18.418 23.239 24.011
Obligasi Subordinasi – Bersih
Pihak berelasi 25.292 54.326 130.788
Pihak ketiga 657.870 631.511 558.462
JUMLAH LIABILITAS 14.941.087 16.534.651 17.421.982

a. Liabilitas Imbalan Pasca Kerja


Bank menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja atas uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan Undangundang Ketenaga
kerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003) dan PSAK 24 (Revisi
2013), “Imbalan Kerja”. Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa
pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada saat
pensiun. Liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaria.
Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat
pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan
lain-lain. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan pasca kerja Bank untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2017 adalah Rp 18.418.; tahun 2018 sebesar Rp 23.239 dan untuk
periode yang berakhir 31 Desember 2019 adalah Rp 24.011.
b. Obligasi Subordinasi Bersih
Pada tanggal 12 Juli 2017, Bank menerbitkan Obligasi Subordinasi Bank Capital III
tahun 2017 sebesar Rp 250.000. Obligasi ini berjangka waktu 7 tahun yang akan jatuh tempo
pada tanggal 11 Juli 2024. Tingkat suku bunga sebesar 11,5% per tahun. Bunga obligasi
subordinasi ini dibayarkan tiap triwulan. Saldo obligasi subordinasi kepada pihak berelasi pada
tahun 2018 dan 2017 adalah sebesar Rp 54.326 atau 0,33% dan Rp 25.292 atau 0,17% dari
total liabilitas. Sedangkan Saldo obligasi subordinasi kepada pihak berelasi pada tahun 2019
adalah sebesar Rp 130.788 atau 0,75% dari total liabilitas.

C. EKUITAS
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ekuitas adalah
hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Secara umum, ekuitas
dapat didefinisikan sebagai besaran hak dari pemilik perusahaan pada harta perusahaan.
Berikut merupakan penyajian ekuitas dari PT Bank Capital Indonesia Tbk.
Ekuitas 31 Desember 31 Desember 31 Desember
2017 2018 2019
Modal saham – nilai nominal Rp 100 (nilai penuh) per
saham
Modal dasar – 28.000.000 saham pada tanggal
31 Desember 2017, 2018, dan 2019
Modal ditempatkan dan disetor masing – masing
7.039.500.962 saham pada 31 Desember 2017,
7.070.128.427 saham pada 31 Desember 2018,
dan 7.070.141.850 pada tahun 2019 703.950 707.013 707.014
Tambahan modal disetor – bersih 8.472 8.472 8.472
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas
efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual 10.265 (22.608) 11.271
Akumulasi atas kerugian aktuarial (2.651) (2.764) 149
Cadangan revaluasi 90.571 78.622 64.370
Saldo laba
Telah ditentukan penggunanya 45.811 51.311 56.811
Belum ditentukan penggunanya 551.968 664.917 689.553
JUMLAH EKUITAS 1.408.386 1.484.963 1.537.640

a. Modal Saham
Berdasarkan Akta No. 83 tanggal 24 Maret 2017 dari Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di
Jakarta, Modal ditempatkan dan disetor Bank meningkat menjadi 7.038.565.513 saham
sehubungan dengan Konversi Waran Seri II sebanyak 672.492 saham. Akta perubahan ini telah
disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-AH.01.03-0121801 tanggal 27 Maret 2017. Berdasarkan Akta No. 52
tanggal 19 Februari 2018 dari Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, modal dasar Bank
sampai dengan tanggal 2 Februari 2018 meningkat menjadi 7.040.274.962 saham sehubungan
dengan konversi Waran Seri III sebanyak 618.219 saham.
Akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0081072 tanggal 25
Februari 2018. Berdasarkan Akta No 35 tanggal 20 Maret 2019 dari Eliwaty Tjitra, S.H.,
Notaris di Jakarta, modal ditempatkan dan disetor Bank sampai dengan tanggal 6 Maret 2019
meningkat menjadi 7.070.128.368 saham sehubungan dengan Konversi Waran Seri II sebanyak
20.873 saham. Akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHUAH.01.03-0170853
Tanggal 26 Maret 2019.
b. Modal Ditempatkan dan Disetor
Berdasarkan Akta No. 83 tanggal 24 Maret 2017 darEliwaty Tjitra, S.H., Notaris di
Jakarta, modal ditempatkan dan disetor Bank meningkat menjad7.038.565.513 saham
sehubungan dengan Konversi WaranSeri II sebanyak 672.492 saham. Akta perubahan ini
telahdisahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi ManusiaRepublik Indonesia berdasarkan
Surat KeputusanNo. AHU-AH.01.03-0121801 tanggal 27 Maret 2017. Berdasarkan Akta No.
52 tanggal 19 Februari 2018 dari Eliwaty Tjitra, S.H., Notaris di Jakarta, modal dasar Bank
sampai dengan tanggal 2 Februari 2018 meningkat menjadi 7.040.274.962 saham sehubungan
dengan konversi Waran Seri III sebanyak 618.219 saham.
Akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0081072 tanggal 25
Februari 2018. Berdasarkan Akta No 35 tanggal 20 Maret 2019 dari Eliwaty Tjitra, S.H.,
Notaris di Jakarta, modal ditempatkan dan disetor Bank sampai dengan tanggal 6 Maret 2019
meningkat menjadi 7.070.128.368 saham sehubungan dengan Konversi Waran Seri II sebanyak
20.873 saham. Akta perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. AHUAH.01.03-0170853 tanggal 26
Maret 2019.
c. Tambahan Modal Disetor – Bersih
Akun ini merupakan agio saham dan biaya emisi saham berasal dari Penawaran Umum
Saham Perdana dan Penawaran Umum Terbatas dengan perincian sebagai berikut:
2019/2018
Agio saham:
Tahun 2007 25.000
Tahun 2009 3.021
Tahun 2013 3.693
Tahun 2016 1.265
Tahun 2017 1
Biaya emisi saham:
Tahun 2007 (4.339)
Tahun 2009 (16.160)
Tahun 2013 (2.157)
Tahun 2016 (1.852)
Bersih 8.472

d. Cadangan Revaluasi
2017 2018 2019
Saldo awal tahun 102.758 90.571 78.622
Selisih atas penyusutan nilai
revaluasi dan nilai perolehan (12.187) (11.949) (14.252)

Saldo akhir tahun 90.571 78.622 64.370


Bagian dari surplus revaluasi yang merupakan selisih atas penyusutan berdasarkan nilai
revaluasian dan nilai perolehan dipindahkan ke saldo laba.

D. SEKURITAS DELUTIF
Sekuritas dilutif merupakan sekuritas yang dapat diubah menjadi saham biasa dan
perubahan tersebut berakibat pada pengurangan (dilution) laba per lembar saham. Contoh
sekuritas dilutif adalah convertible bonds, convertible preferred stock, stock warrants.
31 Desember 31 Desember 31 Desember
2017 2018 2019
Obligasi subordinasi yang diterima 250.000 - -
Biaya emisi obligasi subordinasi (7.174) - -
Pelaksanaan waran 156 3.063 1
Laba per saham (nilai penuh)
Dasar 12,24 15,09 2,25
Dilusian 10,64 14,29 2,13
JUMLAH 243.004,88 3.092,38 5,38

a. Obligasi Subordinasi
Pada tanggal 9 Juni 2017, Bank memperoleh pernyataan efektif dari OJK dengan surat
No. S48/PB/33/2017 untuk melakukan penawaran umum Obligasi Subordinasi Bank Capital III
tahun 2017 kepada masyarakat dengan nilai nominal sebesar Rp 250.000. Pada tanggal 10 Mei
2017, seluruh obligasi tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan surat PT
Pefindo tanggal 3 April 2018 No. RC-390/PEF-DIR/IV/2018 peringkat Obligasi Subordinasi
Bank Capital I tahun 2014, Obligasi Subordinasi Bank Capital II tahun 2015 dan Obligasi
Subordinasi III tahun 2017 untuk periode 3 April 2018 sampai dengan 1 April 2019 adalah
idBBB-. Saldo obligasi subordinasi kepada pihak berelasi pada tahun 2019 dan 2018 adalah
sebesar Rp 130.788 atau 0,75% dan Rp 54.326 atau 0,33% dari total liabilitas.
b. Laba per Saham
Sesuai dengan PSAK 56, “Laba per Saham”, laba per saham dasar dihitung dengan
membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan jumlah rata-rata
tertimbang jumlah saham yang beredar pada periode berjalan. Laba per saham dilusian dasar
dihitung dengan membagi laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk dengan
rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar ditambah dengan rata- rata tertimbang yang
telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek yang berpotensi saham yang bersifat dilutif.
Laba Bersih per Saham Dasar 2017 2018 2019
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan
laba per saham dasar 86.141 106.500 15.884
Jumlah saham
Jumlah saham rata-rata
tertimbang saham biasa 7.039.023.880 7.055.807.884 7.070.141.857
Laba per saham (dalam Rp penuh) 12,24 15,09 2,25

E. INVESTASI
Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak,
dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil
penanaman modal tersebut.
Efek-Efek 2017 2018 2019
Diperdagangkan
Reksadana 1.525.608 626.422 344.156
Obligasi korporasi - 84.330 165.334
Obligasi pemerintah - - 209.925
Jumlah nilai wajar melalui laba rugi 1.525.608 710.752 719.415
Tersedia untuk dijual
Sertifikat bank Indonesia - 197.796 -
Reksadana 201.296 613.317 989.099
Obligasi pemerintah 2.519 503.096 346.060
Obligasi korporasi 131.373 429.411 362.495
Sertifikat deposito BI 2.170.33 763.296 1.362.850
Surat utang jangka menengah 50.272 - -
Efek beragunan asett 88 - -
Jumlah tersedia untuk dijual 2.556.214 2.506.916 3.060.505
JUMLAH EFEK-EFEK 4.081.822 3.217.668 3.779.920

Efek-efek terdiri dari SBI, obligasi pemerintah, obligasi korporasi, reksadana, surat
utang jangka menengah, dan efek beragun asset. Efek-efek pada saat pengakuan awal diukur
sebesar nilai wajar ditambah dengan biayatransaksi yang dapat diatribusikan secaralangsung
dengan perolehan efek-efek danselanjutnya pengukuran dilakukanberdasarkan klasifikasi efek-
efek ke dalamkelompok aset keuangan tertentu dikurangidengan cadangan kerugian penurunan
nilai. Pada tanggal 31 Desember 2019 klasifikasi kolektibilitas efek-efek adalah lancar. Tidak
terdapat efek-efek yang digunakan sebagai jaminan pada tahun 2019 dan 2018.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat efek-efek yang mengalami penurunan
nilai.

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Secara umum kinerja Keuangan Bank Capital pada tahun 2019 tetap terjaga baik, dimana
dari segi laba bersih tahun 2019 yaitu sebesar Rp15.88 miliar dan per 30 Juni 2020 mencapai sebesar
Rp51.98 miliar. Total Aset Perseroan tahun 2019 sebesar Rp18.95 triliun dan per 30 Juni 2020
sebesar Rp17.50 triliun. Dana Pihak Ketiga Bank Capital tahun 2019 sebesar Rp.16.11 triliun dan per
30 Juni 2020 sebesar Rp.13.66 triliun. Sebagian besar Dana Pihak Ketiga dimanfaatkan untuk
penyaluran kredit dalam rangka meningkatkan fungsi intermediasi perbankan dimana pertumbuhan
kredit tahun 2019 mencapai sebesar Rp.9.75 triliun dan per 30 Juni 2020 sebesar Rp.11.52 triliun.
B. SARAN
Sebaiknya dalam menghadapi persaingan yang terjadi di tahun ini, Bank Capital tetap fokus
pada perkembangan teknologi digital yang saat ini sangat berkembang dimana perkembangan ini
akan berpengaruh pada perilaku konsumen dalam bertransaksi dan tentunya akan mendorong
pertumbuhan E-Commerce. Bank juga memperkuat manajemen risiko dan compliance yang
terintegrasi. Dengan fasilitas teknologi memadai serta dukungan SDM berkualitas, Bank Capital
optimis dapat meraih pertumbuhan yang lebih baik melalui fondasi digital yang kuat.

Daftar Pustaka

1. Jerry J. Weygandt. (2015). Financial accounting. IFRS edition. 03. John Wiley & Sons,


Inc. Hoboken. ISBN: 9781118978085.
2. Trisadini P Usanti dan Abd. Shomad. Hukum Perbankan. Jakarta: Kencana, 2016.
3. Harrison, W.T., dkk. 2011. Akuntansi Keuangan IFRS Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta :
Erlangga.
4. Laporan Keuangan PT Bank Capital Indonesia Tbk Tahun 2017, 2018, dan 2019

Anda mungkin juga menyukai