Anda di halaman 1dari 2

Tugas Pertemuan 11

Nama : Stevania Anita Senda


NIM : 1910020028
Kelas : 4A
Prodi : Akuntansi

Menganalisis akun dana pensiun di laporan keuangan PT Bank Capital Indonesia Tbk
Dana Pensiun adalah tunjangan tambahan atas gaji atau upah yang diberikan
perusahaan untuk karyawannya. Contoh dana pensiun Garuda, Antam, Smart, Samudera
Indonesia, RNI, Jasa Marga, Triputra, Perhutani, OJK, Jasa Raharja, Pegadaian. Berdasarkan
SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR
3/SEOJK.05/2019 TENTANG BENTUK DAN SUSUNAN LAPORAN BERKALA DANA
PENSIUN, dana Pensiun adalah badan hukum yang mengelola dan menjalankan program
yang menjanjikan manfaat pensiun, termasuk Dana Pensiun yang menyelenggarakan seluruh
atau sebagian usahanya dengan prinsip syariah.

Bank menghitung dan mencatat imbalan pasca kerja atas uang pesangon, uang
penghargaan masa kerja dan uang penggantian hak sesuai dengan Undang-undang Ketenaga
kerjaan No. 13 Tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU No. 13/2003) dan PSAK 24 (Revisi
2013), “Imbalan Kerja”. Imbalan pasca kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa
pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan pada
saat pensiun.
Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan
imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit
Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan
dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain periode berjalan. Beban jasa lalu yang belum menjadi hak
karyawan dan keuntungan atau kerugian aktuarial diamortisasi selama jangka waktu rata-rata
sisa masa kerja karyawan.

Keterangan 2017 2018 2019


Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 18.418 23.239 24.011

Liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkanperhitungan aktuaria.


Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat
pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan
lain-lain. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan pasca kerja Bank untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2017 dan 2016, adalah sebesar Rp 18.418 danRp 16.699. Perhitungan
imbalan pasca kerja untuk pada tahun 2017 dan 2016 dihitung oleh PT Lastika Dipa aktuaris
independen, sesuai laporannya masing-masing pada tanggal 22 Januari 2018 dan 20 Februari
2017. Jumlah karyawan yang berhak masing-masing sebanyak 691 dan 644 karyawan pada
tahun 2017 dan 2016.
Liabilitas imbalan pasca kerja ditentukan berdasarkan perhitungan aktuaria.
Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat
pengembalian investasi, tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan
lain-lain. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan pasca kerja Bank untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2018 dan 2017, adalah sebesar Rp 23.239 dan Rp 18.418. Perhitungan
imbalan pasca kerja untuk pada tahun 2018 dan 2017 dihitung oleh PT Lastika Dipa aktuaris
independen, sesuai laporannya masing-masing pada tanggal 15 Januari 2019 dan 22 Januari
2018. Jumlah karyawan yang berhak masing-masing sebanyak 814 dan 691 karyawan pada
tahun 2018 dan 2017.
Liabilitas imbalan pasca kerja ditentukanberdasarkan perhitungan aktuaria.
Perhitungan aktuaria mengunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat
pengembalian investasi tingkat kenaikan gaji, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri dan
lain-lain. Nilai tercatat atas estimasi liabilitas imbalan pasca kerja Bank untuk periode yang
berakhir 31 Desember 2019 dan 2018, adalah sebesar Rp 24.011 dan Rp 23.239. Perhitungan
imbalan pasca kerja untuk pada tahun 2019 dan 2018 dihitung oleh PT V. Agus Basuki, FSAI
aktuaris independen, sesuai laporannya masing-masing pada tanggal 15 Januari 2019 dan 22
Januari 2018. Jumlah karyawan yang berhak masing-masing sebanyak 820 dan 814 karyawan
pada tahun 2019 dan 2018.

Anda mungkin juga menyukai