Disusun Oleh :
Eduard Fernando
(1306205112)
(1306205118)
(1306205122)
Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan maha Esa yang telah memberikan rahmatnya hingga penulis bisa menyelesaikan
tugas makalah ini. Makalah yang berjudul Manajemen Aset dan Liability ini berisi tentang konsep perilaku organisasi.
Namun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi perbaikan di kemudian hari.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A.
Bab I Pendahuluan
Bank pada hakikatnya adalah lembaga intermediasi antara penabung dan investor. Tabungan hanya
akan berguna apabila diinvestasikan, sedangan para penabung tidak dapat diharapkan untuk sanggup
melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses. Nasabah mau menyimpan dananya di bank karena ia
percaya bahwa bank dapat memilih alternative investasi yang menarik.
Proses pemilihhan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan dalam apemilihan
investasi dakan membawa akibat bank tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Pada
umumnya, bank menkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan asset-liability
management committee atau disingkat ALCO.
Tugas utama manajemen aset/liabilitas adalah memaksimalkan laba, meminimalkan risiko, dan
menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Potensi risiko yang dihadapi oleh bank konvensional juga dihadapi
oleh bank syariah, kecuali risiko tingkat bunga, karena prinsip profit and loss sharing yang menjadi sistem
operasionalnya.
Fokus management asset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofoliio asset-liabilitas bank dalam
rangka memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam
jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan liquiditas dan kehati-hatian.
Prastimoyo (1997) mengatakan bahwa focus atau tujuan manajemen asset dan liabilitas adalah
mengoptimalkan pendapatan dan menjaga agar resiko tidak melampaui batas yang dapat ditolerir, disamping
juga memaksimalkan harga pasar dari ekuitas perusahaan, sedang menurut Bambang (2000), manajemen
asset dan liabilitas mempunyai fungsi dan kenijakan dalam menjalankan strategi penentuan harga, baik dalam
bidang lending maupun funding, secara umum, tanggung jawab ALCO adalah mengelola posisi dan alokasi
dana-dana bank agar tersedia likuiditas yang cukup, memaksimalkan profit dan meminimalkan resiko.
Disisi yang lain perbankan syariah memiliki karakteristik yang berbada dengan bank konvensional yakni
tidak mengenal bunga melainkan bagi hasil selain itu ada beberapa kegiatan bisnis yang hanya ada pada
perbankan syariah seperti perdagangan dan gadai sehingga hal tersebut membawa dampak teknis yang luas
pada aktifitas perbankan salah satunya adalah pengelolaan asset-liabilit. Sehingga makalah ini akan
menguraikan bagaimana kebijakan ALM diterapkan pada perbankan syariah.
BAB II PEMBAHASAN
A. Laporan arus kas
Menurut pedoman akuntansi perbankan Indonesia (PAPI/Revisi 2001), laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan
penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi yang
terdapat dalam laporan ini sebagai berikut :
Jadi proyeksi arus kas atau cash flow projection adalah suatu anggaran yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan
setara kas pada bank untuk periode yang akan datang memiliki arti penting bagi bank. Oleh karna Proyeksi cash flow akan dapat ditentukan
:
1. Kapan dan berapa besarnya kredit yang bisa diberikan dalam jangka waktu kreditnya.
2. Kapan dan berapa besarnya pembelian surat berharga yang likuid (sertifikat BI, SBPU, atau sertifikat lainnya) baik melaui lelang
maupun pasar sekunder.
3. Besarnya saldo kas yang harus dipelihara oleh bank dan cara mengelolanya.
B. PROYEKSI KAS
Proyeksi arus kas menunjukan data-data transaksi kas yang akan dilakukan bank pada periode yang akan datang yang memuat
informasi :
1. Posisi awal kas
Posisi awal kas adalah saldo uang tunai yang dimiliki oleh bank baik dalam bentuk fisik kas maupun saldo pada rekening giro bank
di bank Indonesia, yaitu berupa :
1) Kas
2) Giro pada bank Indonesia
2. Arus kas masuk
Arus kas masuk adalah seluruh transaksi yang menyebabkan bertambahnya uang kas bank, yang dapat berasal dari transaksitransaksi seperti berikut:
1) Penjualan/penerimaan sertifikat bank Indonesia (SBI)
2) Transaksi antar bank aktiva
3) Penjualan/pelunasan surat-surat berharga(SBB)
4) Angsuran kredit/pembiayaan oleh nasabah
5) Penerimaan dana pihak ketiga (DPK):
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Sertifikat deposito berjangka
6) Pendapatan operasional
7) Transaksi valuta asing
Spot
Forward
Lainnya
8) Arus kas masuk lainnya
3. Arus kas keluar
Arus kas keluar merupakan semua transaksi yang menyebabkan berkurangnya uang kas baik dalam bentuk fisik yang ada dikas
bank maupun rekening giro bank ada bank indonesia. yang diakibatkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:
Menengah ritel
Korporasi
Cabang-cabang
4. Pembayaran dana pihak ketiga(DPK)
Giro
Tabungan
Deposito Berjangka
Sertifikat Deposito
5. Angsuran Kredit dari Bank Indonesia
6. Transaksi antar Bank Pasiva
7. Angsuran Pinjaman yang diterima
8. Biaya Operasional
Biaya Iklan/Promosi
Logistik/Perlengkapan kantor
Biaya Tenaga Kerja
9. Biaya Garansi dan LC
10. Transaksi Valuta Asing Beli
Spot
Forward
Lainnya
11. Arus Kas Keluar lainnya
Investasi tT
Investasi Pembuatan Cabang
C.Pengertian Divisi Treasury
Setiap bank memiliki unit kerja yang mengelola dana, biasanya dilakukan oleh divisi atau biro yang bertanggung jawab kepada
direksi,unit kerja ini biasanya disebut divisi treasure. Memiliki tugas dan tanggung jawab serta fungsi yang sama, yaitu mengelola
likuiditas dalam rangka optimalisasi perndapatan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap operasional bank.
Tugas utama adalah mengelola likuiditas bank sekaligus mengoptimalisasikan pendapatan dari pengelolaan secondary
reserve,melalui pembelian surat berharga yang berkualitas di pasar uang antar bank, baik local currency ataupun foreign currency.
Untuk dapat menyusun cash flow diperlukan supporting data dari unit kerja lainnya,seperti:
Unit kerja/divisi kredit memberikan data rencana persetujuan dan pencairan kredit serta besarnnya angsuran kredit yang akan di
terima
Divisi sarana & logistic memberikan data mengenai pembayaran atau pembelian perlengkapan kantor yang akan di lakukan
Divisi teknologi informasi memberikan data mengenai pembelian/pembayaran software/hardware
Divisi sumber daya manusia memberikan data mengenai pembayaran gaji,tunjangan hari raya,bonus,tunjangan cuti dan pembayaran
intensif lainnya
Unit kerja office coporate secretary memberikan data mengenai biaya entertainment direksi biaya promosi,pemasangan iklan,dan
pengembangan perusahaan lainnya
Berdasarkan data yang di miliki berasal dari berbagai unit kerja bank maka dapat di susun proyeksi:
komponen
Minggu
Minggu
Minggu
Minggu
s/d 3
bulan
46179
43179
40679
41679
43679
2480
1482
1385
43
89
Penjualan sbi
898750
891000
808800
757250
677250
7353
7515
4136
3502
6204
4250
3500
3250
5750
1000
4025
4830
3703
3542
28175
b.tabungan
6875
8250
6325
6050
49500
c.deposito berjangka
7750
9300
7130
6820
62000
pendapatan operasional
6017
6069
5411
8579
35606
a.spot
8500
9250
8750
9000
8750
b.forward
2500
2750
2250
2300
2750
c.swap
d.lainnya
1500
1750
1500
1750
2500
pembelian SBI
891000
808800
757250
677250
470000
1250
1500
1350
2000
1250
2. Data data yang diterima Divisi Treasury dari devisi kredit yang didasarkan pada perkiraan angsuran yang diterima dari nasabah dan
pencairan kredit oleh nasabah serta biaya bank garansi dan confirming L/C yang diterbitkan, meliputi transaksi transaksi sebagai berikut:
minggu
minggu
minggu
minggu3
s/d 3 bulan
9210
11664
8898
11954
95425
750
1000
1250
1000
1350
3700
69220
53750
91400
cabang)
33837
47916
73511
52754
268464
250
175
225
195
257
komponen
Arus kas masuk
Angsuran kredit oleh nasabah
cabang(nasabah
4. Data data yang diterima divisi treasury dari divisi logistic ( general affair/sarana) sebagai berikut:
komponen
minggu3
minggu4
minggu1
minggu2
s/d 3 bulan
125
799
117
193
1308
logistik
(pembelian/pembayaran
perlengkapan kantor)
5. Data data yang diterima devisi Treasury dari Devisi Sumber Daya Insani (pengeluaran pembayaran biaya pegawai : upah ,lembur
,training ,dll) sebagai berikut:
komponen
minggu
minggu
minggu
minggu3
s/d 3 bulan
3966
1543
93
93
16380
6. Data data yang diterima dari devisi treasury dari devisi informasi dan teknologi (pembayaran/pembelian software dan hardware) sebagai
berikut:
komponen
minggu
minggu
minggu
minggu3
s/d 3 bulan
250
350
250
175
24678
7.Data data yang diterima divisi treasury dari devisi pembinaan/ pengembangan cabang (pembayaran biaya investasi atas pembukaan
cabang baru) sebagai berikut:
komponen
minggu
minggu
minggu
minggu3
s/d 3 bulan
725
736
665
145
pembukaan
Berdasarkan data data yang telah terhimpun oleh devisi treasury selama periode tersebut, maka disusun proyeksi cash flow minggu III
bulan januari 2004, Minggu IV bulan January 2004, Minggu I bulan Februari 2004, Minggu II bulan Februari 2004 dan periode lebih dari 1
bulan yaitu Minggu III bulan Februari sampai dengan Minggu III bulan Mei 2004
Adapun proyeksi arus kas Bank Budi Luhur selama periode tersebut adalah sebagai berikut:
minggu
minggu
minggu
minggu
>
1BLN
komponen
III
IV
II
S/D 3 BLN
48659
44661
42064
41722
43768
1. kas
46179
43179
40679
41679
43679
2480
1482
1385
43
89
944230
942128
847663
803447
966160
1. Penjualan sbi
898750
891000
808800
757250
677250
7353
7515
4136
3502
6204
4250
3500
3250
5750
1000
9210
11664
8898
11954
95425
18650
22380
17158
16412
139675
a.giro
4025
4830
3703
3542
28175
b.tabungan
6875
8250
6325
6050
49500
c.deposito berjangka
7750
9300
7130
6820
62000
6. pendapatan operasional
6017
6069
5411
8579
35606
8500
9250
8750
9000
8750
b.forward
2500
2750
2250
2300
2750
c.lainnya
1500
1750
1500
1750
2500
948228
944724
817996
801401
966493
1. pembelian SBI
891000
808800
757250
677250
470000
1250
1500
1350
2000
1250
38287
118136
74761
107504
361214
a.menengah ritel
750
1000
1250
1000
1350
b.korporasi(nasabah besar/prima)
3700
69220
53750
91400
33837
47916
73511
52754
268464
10000
10385
10710
11405
54750
a.giro
3000
3120
2640
3240
20400
b.tabungan
4500
4140
4320
5040
30600
c.deposito berjangka
2500
3125
3750
3125
3750
150
175
150
200
225
1250
1250
1500
1300
1400
diterima
500
500
500
500
500
8. biaya operasional
4341
2592
460
536
20688
250
250
250
250
3000
b. logisyik
125
799
117
193
1308
3966
1543
93
93
16380
250
175
225
195
275
a. spot
8500
9250
8750
9000
8750
b. forward
2500
2750
2250
2500
2750
c. lainnya
1500
1750
1500
1750
2250
1200
1211
1090
520
24941
a. investasi IT
250
350
250
175
725
736
665
145
225
125
175
200
7.
angsuran
pinjaman
yang
175
44661
42066
41722
43768
42436
Berdasarkan Proyeksi Cash Flow yang telah disusun oleh Bank Budi Luhur selama periode tersebut, dapat dijelaskan langkah langkaj
perhitungannya sebagai berikut:
B. Arus Kas Masuk sebesar RP 944.230.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari transaksi penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
pinjaman yang diterima dari Bank lain, penjualan surat Berharga, pembayaran angsuran kredit yang diterima dari nasabah, Dana Pihak
ketiga yang dapat dihimpun dalam dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka, pendapatan operasional yang diperoleh bank,
penjualan valuta asing yaitu: spot, forward, swap atau lainnya dan penerimaan kas lainnya.
Pada periode Minggu III Bank Budi Luhur diperkirakan akan menerima dana berupa kas masuk yang berasal dari transaksi transaksi
sebagai berikut:
1
Penjualan Sertifikat Bank Indonesia(SBI) sebesar RP898.750.000.000,00 karena sesuai sengan sifatnya bahwa SBI merupakan
Secondary Reserve yang dapat dikelola oleh Bank Budi Luhur untuk mengoptimalkan pengelolaan dana dan akan digunakan /dijual
pada saat bank membutuhkan uang kas secara cepat
Transaksi antar bamk Aktiva sebesar RP7.353.000.000,00 adalah hasil dari transaksi pinjaman yang diterima dari bank lain melalui
Pasar Uang Antar Bank (PUAD) baik langsung maupun melalui broker
Penjualan Surat Berharga sebesar RP 4.250.000.000,00 adalah hasil penjualan surat berharga berupa Surat Berharga Pasar
Uang(SBPU) atau surat berharga lainnya yang likuid yang dimiliki bank seperti Promissery Notes (PN) atau Commercial Paper
(CP)
anggaran Kredit oleh nasabah sebesar Rp9.210.000.000,00 adalah besarnya angsuran kredityang akan diterima dari nasabah sesuai
dengan perjanjian kredit yang telah disetujui bank
Penerimaan dana pihak ketiga sebesar RP 18.650.000.000,00 berasal dari setoran nasabah Giro sebesar RP4.025.000.000,00 setoran
tabungan sebesar RP6.875.000.000,00 dan penerbitan deposito berjangka sebesar RP 7.750.000.000,00
Pendapatan operasional sebesar Rp6.017.000.000,00 adalah pendapatan yang diterima nasabah bersamaan dengan angsuran kredit
yang dibayar oleh nasabah (pada butir 4 diatas)
Transaksi jual valuta asng terdiri dari penjualan valuta asing secara Spot equivalent sebesar RP8.500.000.000,00 secara forward
equivalent sebesar Rp2.500.000.000,00 dan penjualan valuta asing lainnya equivalent sebesar Rp1.500.000.000,00 ketiga transaksi
ini menjadi penerimaan kas dalam rupiah karena adanya penjualan valuta asing yang dilakukan oleh Bank Budi Luhur
Arus kas masuk lainnya, tidak terdapat transaksi kas lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas sehingga bersaldo nihil
C. Arus kas keluar berjumlah RP948.228.000.000,00 disebabkan adanya transaksi pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pembelian
Surat Berharga, Pencairan kredit oleh nasabah yaitu menengah ritel, korporasi dan cabang cabang, pembayaran karena adanya penarikan
dana pihak ketiga oleh nasabah giro, tabungan dan pencarian deposito berjangka, pembayaran angsuran kredit ke bank Indonesia, transaksi
antar bank pasiva berupa pinjaman melalui pasar uang antar bank, pembayaran amgsuran atas pinjaman yang diterima, biaya operasional
yaitu pembayaran biaya iklan/ promosi, pembelian perlengkapan kantor (logistic) dan biaya tenaga kerja (gaji pegawai dan lainnya), biaya
bank garansi dan penerbita Letter of Credit (L/C), pembelian valuta asing yaitu spot, forward dan lainnya, adanya arus kas keluar lainnya
kaena Investasi di bidang Informasi Teknologi (IT), pembayaran biaya investasi karena adanya pembukuan cabang baru dan pembayaran
biaya lainnya.
Pada periode minggu III Bank Budi Luhur di perkirakan akan mengeluarkan dana berupa kas keluar yang berasal dari transaksi sebagai
berikut:
1
Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar RP 891.000.000.000,00 adalah untuk menghindari idle funds dan membentuk
cadangan sekunder sehingga pada saat bank membutuhkan likuiditas dapat segera dicairkan dengan menjualnya melalui pasar
sekunder atau pada saat jatuh tempo ke Bank Indonesia
Pembelian Surat berharga sebesar RP 1.250.000.000,00 melalui paasar uang antar bank berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
atau promissory notes bank
Pencairan Kredit oleh nasabah sebesar RP 38.287.000.000,00 yang terdiri dari kredit menengah ritel, kredit korporasi dan kredit
yang diberikan oleh cabang abang
Pembayaran dana pihak ketiga sebesar RP 10.000.000.000,00 karena adanya penarikan rekening giro sebesar Rp 3.000.000.000,00
penarikan tabungan sebesar RP 4.500.000.000,00 dan deposito yang jatuh tempo sebesar RP 2.500.000.000,00
Transaksi antar bank pasiva sebesar RP 1.250.000.000,00 adanya pembayaran kepada bank lain, karena penempatan dana bank
tersebut telah jatuh tempo
Angsuran atas pinjaman yang diterima sebesar RP 500.000.000,00 adanya pembayaran angsuran kredit yang telah jatuh tempo
selama periode tersebut
Biaya operasional sebesar RP 4.341.000.000,00 disebabkan karena adanya pembayaran biayaiklan/promosi sebesar RP
250.000.000,00. pembayaran kepada supplier untuk pembelian perlengkapan kantor oleh unit kerja logistic dan biaya tenaga kerja
berupa: gaji, bonis, tunjangan, lembur, dan insentif lainnya sebesar RP 3.966.000.000,00
Biaya bank garansi dan Letter of Credit (L/C) sebesar RP 250.000.000,00 adalah pembayaran fee counter garansi dan confirming
fee atas penerbitan L/C yang di confirm oleh Bank Koresponden di Luar Negeri sebesar RP 250.000.000,00
10 Transaksi valuta asing bel atas transaksi secara spot equivalent sebesar RP 8.500.000.000,00 forward equivalent sebesar RP
2.500.000.000,00 dan lainnya equivalent sebesar RP 1.500.000.000,00
11 Arus kas keluar lainnya sebesar RP 1.200.000.000,00 karena adanya investasi di bidang Informasi Teknologi (IT) sebesar RP
250.000.000,00 biaya investasi atas pembukuan kantot cabang baru sebear RP 725.000.000 dan biaya lainnya sebesar RP
225.000.000
D. Posisi kas akhir sebesar RP 44.661.000.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari posisi kas awal sebesar RP 48.659.000.000,00 dan
penerimaan dari arus kas masuk sebesar RP 944.230.000.000,00 dikurangi dengan pengeluaran kas dari arus kas keluar sebesa RP
948.228.000.000,00
Posisi kas akhir pada periode minggu III bulan Januari 2004 sebesar RP 44.661.000.000,00 akan menjadi saldo posisi kas awal pada
periode minggu IV bulan Januari 2004 sebesar RP 44.661.000.000,00
Untuk memperoleh proyeksi cash flow pada minggu III bulan januari 2004, minggu I dan II bulan Februari 2004 serta periode sampai
dengan 3 bulan kemudian dapat dilakukan dengan cara yang sama pada periode minggu ke III bulan Januari 2004 tersebut
Dengan diketahuinya saldo kas yang akan datang maka aik kelebihan kas maupun kekurangannya oleh manajemen Bank Budi luhur dapat
direncanakan atau di buat strategi untk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut jika terjadi kekurangan, atau mrnghindari agar tidak terjadi
idle funds jika terjadi kelebihan likuiditas , sehingga pada akhirnya dapat di peroleh pengelolaan dana yang optimal.
Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang terdiri dari PUAB pagi IDR, PUAB sore IDR, PUAB Valas dan PUAB luar negeri.
Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
Transaksi devisa
Perdagangan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) di Pasar Sekunder.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Sedangkan data non transaksional yang wajib dilaporkan bank adalah meliputi data-data :
Posisi akhir hari transaksi derivative jual investasi dengan pihak-pihak tertentu.
Posisi Devisa Netto (PDN)
Proyeksi arus kas (Cash Flow Projection)
Suku bunga penawaran
Suku bunga dasar kredit
Suku bunga kredit
g. Suku bunga deposito berjangka, suku bunga tabungan, dan diskonto sertifikat deposito
h. Tingkat imbalan deposito investasi Mudharabah Bank Syariah
Dengan diimplementasikannya Laporan Harian Bank Umum (LHBU) oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter, maka
diharapkan bahwa untuk dapat memberikan system pembayaran yang lebih efektif diperlukan dukungan informasi secara harian yang
sifatnya real time, tepat waktu, aman, akurat, handal, obyektif, lengkap dan mudah diakses secara simultan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan, sehingga memudahkan Bank Indonesia untuk menetapkan pelaksanaan kebijakan moneter, system pembayaran dan
pengawasan bank yang berbasis risiko.
Disertai:
1. Tujuan pengaturan Peraturan Bank Indonesia No.14/14/PBI/2012 ini adalah agar
sejalan dengan implementasi Basel II sesuai perkembangan standar internasional
dan standar akuntansi, memayungi beberapa kewajiban penyampaian Laporan,
serta meningkatkan transparansi Bank secara umum.
2. Laporan Keuangan yang wajib disusun dan disampaikan Bank adalah sebagai
berikut:
a. Laporan Tahunan
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
d. Laporan Keuangan Konsolidasi
e. e. Laporan Publikasi Lain
3.
Cakupan
Laporan
Tahunan
yang
perlu
disesuaikan
antara
lain:
a. Pada Informasi umum mengenai perkembangan usaha bank dan kelompok bank,
strategi dan kebijakan manajemen, dan laporan manajemen yang dulu hanya mencakup
Bank Konvensional sekarang ditambahkan Unit Usaha Syariah (UUS).
b. Menambahkan Laporan Pelaksanaan Fungsi Sosial dan Laporan Distribusi Bagi Hasil
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
c. Khusus untuk Bank Umum Konvensional (BUK) ditambahkan kewajiban penyajian
informasi mengenai:
c.1. Penyajian informasi secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap potensi kerugian
(risk exposures) atas beberapa jenis risiko tertentu sesuai Pilar 3 Basel 2.
c.2. Informasi permodalan secara kualitatif dan kuantitatif (khusus BUK), yang terdiri
dari kecukupan modal dan struktur permodalan.
4. Penyesuaian yang dilakukan terhadap Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan
Bulanan, antara lain sebagai berikut:
a. Pengelompokkan informasi yang harus disampaikan dalam LKP Triwulanan dan
Bulanan.
b. Mekanisme penyampaian LKP melalui Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU).
c. Jangka waktu penyampaian LKP melalui LKPBU.
5. Apabila Bank merupakan bagian dari kelompok usaha atau Bank memiliki Perusahaan
Anak, selain Laporan Tahunan Bank juga wajib menyampaikan:
a. Laporan Tahunan Perusahaan Induk atau Perusahaan Induk di bidang Keuangan;
b. Laporan Tahunan pemegang saham langsung yang memiliki saham mayoritas atau
perusahaan yang melakukan Pengendalian langsung kepada Bank; dan
c. Laporan Tahunan Perusahaan Anak.
6. Bank wajib mengumumkan Laporan Publikasi Lain secara berkala atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan. Yang dimaksud dengan Laporan Publikasi Lain antara lain adalah
Laporan Suku Bunga Dasar Kredit dan Laporan Lainnya.
7. Dalam rangka meningkatkan transparansi kondisi keuangan Bank, perlu diatur
kewajiban Bank untuk mengumumkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Publikasi Triwulanan melalui website.
8. Dalam hal Bank belum memiliki website, Bank wajib memiliki website paling lambat
akhir Desember 2012.
9. PBI ini hanya mengatur mengenai Laporan yang wajib disampaikan dan disajikan oleh
Bank. Pengaturan mengenai Kantor Akuntan Publik tetap mengacu pada PBI
sebelumnya, yaitu PBI No.3/22/PBI/2001.
10. Pada saat Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku maka Pasal 1 sampai dengan
Pasal 15 dan Pasal 24 sampai dengan Pasal 38 serta Pasal 40 sampai dengan Pasal 41
PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku. Namun, ketentuan pelaksanaan dari PBI No.3/22/PBI/2001
tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia ini.
Surat Edaran (SE) ini merupakan tindak lanjut dari telah diterbitkannya
Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. SE ini mewajibkan bank untuk
menyampaikan informasi berkala mengenai kondisi Bank secara menyeluruh,
sehingga dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan Bank kepada publik
dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan.
Penyesuaian SE ini juga diselaraskan dengan implementasi Pilar 3
Basel(II)mengenaimarket discipline.
Substansi Pengaturan
1. Laporan Tahunan paling kurang mencakup:
a. Informasi Umum
b. Laporan Keuangan Tahunan
c. Opini dari Akuntan Publik
d. Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan
Manajemen Risiko Bank
e. Aspek Transparansi sesuai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
f. Aspek Pengungkapan yang terkait dengan Kelompok Usaha
g. Aspek Pengungkapan sesuai Standar Akuntansi Keuangan
h. Informasi Lain2. Penyesuaian utama dalam cakupan Laporan Tahunan adalah
diwajibkannya pengungkapan secara lebih detail dan komprehensif mengenai eksposur
risiko dan penerapan manajemen risiko bank, serta kecukupan permodalan yang
dimiliki. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan
manajemen risiko bank dilakukan untuk Bank secara individual dan Bank secara
konsolidasi
dengan
perusahaan
anak,
serta
paling
kurang
terdiri
atas:
a. Pengungkapan permodalan; dan
b. Pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko paling kurang untuk
risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko
stratejik, riisko kepatuhan dan risiko reputasi.
3. Selain menyampaikan Laporan Tahunan, Bank yang merupakan bagian dari kelompok
usaha dan/atau Bank yang memiliki Perusahaan Anak, wajib menyampaikan laporan
tahunan tertentu kepada Bank Indonesia yang paling kurang mencakup:
a. Laporan tahunan Perusahaan Induk dan laporan tahunan Perusahaan Induk di Bidang
Keuangan;
b. Laporan tahunan pemegang saham langsung yang memiliki saham mayoritas atau
laporan tahunan perusahaan yang melakukan pengendalian langsung kepada Bank; dan
c. Laporan tahunan Perusahaan Anak.
4. Ketentuan penyampaian Laporan Tahunan dan laporan tahunan tertentu mulai
berlaku terhadap penyampaian Laporan Tahunan dan laporan tahunan tertentu Tahun
Buku 2012.
Setiap bank memiliki unit kerja yang mengelola dana, biasanya dilakukan oleh
divisi atau biro yang bertanggung jawab kepada direksi,unit kerja ini biasanya disebut
divisi treasure. Memiliki tugas dan tanggung jawab serta fungsi yang sama, yaitu
DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2006.
www.Wikipedia.com
www.Scrib.com