Anda di halaman 1dari 29

Manajemen Aset dan Liability

Disusun Oleh :
Eduard Fernando

(1306205112)

M Hatta Diman Arde

(1306205118)

Frengky David Sijabat

(1306205122)

Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan maha Esa yang telah memberikan rahmatnya hingga penulis bisa menyelesaikan
tugas makalah ini. Makalah yang berjudul Manajemen Aset dan Liability ini berisi tentang konsep perilaku organisasi.
Namun demikian penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik dan saran sangat
penulis harapkan demi perbaikan di kemudian hari.

Jimbaran,18 Febuari 2015

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................. 2

DAFTAR ISI........................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN
A.

Laporan Arus Kas

B. Proyeksi Arus Kas


C.Pengertian Divisi Treasury
D.Contoh Perhitungan Proyeksi Kas
E.Laporan Harian Bank Umum
F.Contoh Laporan Proyeksi Arus Kas
G.Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................. 19

Bab I Pendahuluan

Bank pada hakikatnya adalah lembaga intermediasi antara penabung dan investor. Tabungan hanya
akan berguna apabila diinvestasikan, sedangan para penabung tidak dapat diharapkan untuk sanggup
melakukannya sendiri dengan terampil dan sukses. Nasabah mau menyimpan dananya di bank karena ia
percaya bahwa bank dapat memilih alternative investasi yang menarik.
Proses pemilihhan investasi itu harus dilakukan dengan seksama karena kesalahan dalam apemilihan
investasi dakan membawa akibat bank tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada para nasabah. Pada
umumnya, bank menkoordinasikan fungsi tersebut melalui apa yang disebut dengan asset-liability
management committee atau disingkat ALCO.
Tugas utama manajemen aset/liabilitas adalah memaksimalkan laba, meminimalkan risiko, dan
menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Potensi risiko yang dihadapi oleh bank konvensional juga dihadapi
oleh bank syariah, kecuali risiko tingkat bunga, karena prinsip profit and loss sharing yang menjadi sistem
operasionalnya.
Fokus management asset dan liabilitas adalah mengkoordinasikan portofoliio asset-liabilitas bank dalam
rangka memaksimalkan profit bagi bank dan hasil yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam
jangka panjang dengan memperhatikan kebutuhan liquiditas dan kehati-hatian.
Prastimoyo (1997) mengatakan bahwa focus atau tujuan manajemen asset dan liabilitas adalah
mengoptimalkan pendapatan dan menjaga agar resiko tidak melampaui batas yang dapat ditolerir, disamping
juga memaksimalkan harga pasar dari ekuitas perusahaan, sedang menurut Bambang (2000), manajemen
asset dan liabilitas mempunyai fungsi dan kenijakan dalam menjalankan strategi penentuan harga, baik dalam
bidang lending maupun funding, secara umum, tanggung jawab ALCO adalah mengelola posisi dan alokasi
dana-dana bank agar tersedia likuiditas yang cukup, memaksimalkan profit dan meminimalkan resiko.
Disisi yang lain perbankan syariah memiliki karakteristik yang berbada dengan bank konvensional yakni
tidak mengenal bunga melainkan bagi hasil selain itu ada beberapa kegiatan bisnis yang hanya ada pada

perbankan syariah seperti perdagangan dan gadai sehingga hal tersebut membawa dampak teknis yang luas
pada aktifitas perbankan salah satunya adalah pengelolaan asset-liabilit. Sehingga makalah ini akan
menguraikan bagaimana kebijakan ALM diterapkan pada perbankan syariah.
BAB II PEMBAHASAN
A. Laporan arus kas
Menurut pedoman akuntansi perbankan Indonesia (PAPI/Revisi 2001), laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan
penerimaan dan pengeluaran selama periode tertentu yang dikelompokan dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Informasi yang
terdapat dalam laporan ini sebagai berikut :

Arus kas dari aktivitas operasi


Arus kas dari kegiatan investasi
Arus kas dari kegiatan pendanaan
Kenaikan bersih kas dan setara kas
Kas dan setara kas awal tahun
Kas dan setara kas akhir tahun

Jadi proyeksi arus kas atau cash flow projection adalah suatu anggaran yang menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan
setara kas pada bank untuk periode yang akan datang memiliki arti penting bagi bank. Oleh karna Proyeksi cash flow akan dapat ditentukan
:
1. Kapan dan berapa besarnya kredit yang bisa diberikan dalam jangka waktu kreditnya.
2. Kapan dan berapa besarnya pembelian surat berharga yang likuid (sertifikat BI, SBPU, atau sertifikat lainnya) baik melaui lelang
maupun pasar sekunder.
3. Besarnya saldo kas yang harus dipelihara oleh bank dan cara mengelolanya.
B. PROYEKSI KAS

Proyeksi arus kas menunjukan data-data transaksi kas yang akan dilakukan bank pada periode yang akan datang yang memuat
informasi :
1. Posisi awal kas
Posisi awal kas adalah saldo uang tunai yang dimiliki oleh bank baik dalam bentuk fisik kas maupun saldo pada rekening giro bank
di bank Indonesia, yaitu berupa :
1) Kas
2) Giro pada bank Indonesia
2. Arus kas masuk
Arus kas masuk adalah seluruh transaksi yang menyebabkan bertambahnya uang kas bank, yang dapat berasal dari transaksitransaksi seperti berikut:
1) Penjualan/penerimaan sertifikat bank Indonesia (SBI)
2) Transaksi antar bank aktiva
3) Penjualan/pelunasan surat-surat berharga(SBB)
4) Angsuran kredit/pembiayaan oleh nasabah
5) Penerimaan dana pihak ketiga (DPK):
Giro
Tabungan
Deposito berjangka
Sertifikat deposito berjangka
6) Pendapatan operasional
7) Transaksi valuta asing
Spot
Forward
Lainnya
8) Arus kas masuk lainnya
3. Arus kas keluar
Arus kas keluar merupakan semua transaksi yang menyebabkan berkurangnya uang kas baik dalam bentuk fisik yang ada dikas
bank maupun rekening giro bank ada bank indonesia. yang diakibatkan oleh adanya transaksi-transaksi sebagai berikut:

Menengah ritel
Korporasi
Cabang-cabang
4. Pembayaran dana pihak ketiga(DPK)
Giro
Tabungan
Deposito Berjangka
Sertifikat Deposito
5. Angsuran Kredit dari Bank Indonesia
6. Transaksi antar Bank Pasiva
7. Angsuran Pinjaman yang diterima
8. Biaya Operasional
Biaya Iklan/Promosi
Logistik/Perlengkapan kantor
Biaya Tenaga Kerja
9. Biaya Garansi dan LC
10. Transaksi Valuta Asing Beli
Spot
Forward
Lainnya
11. Arus Kas Keluar lainnya
Investasi tT
Investasi Pembuatan Cabang
C.Pengertian Divisi Treasury

Setiap bank memiliki unit kerja yang mengelola dana, biasanya dilakukan oleh divisi atau biro yang bertanggung jawab kepada
direksi,unit kerja ini biasanya disebut divisi treasure. Memiliki tugas dan tanggung jawab serta fungsi yang sama, yaitu mengelola
likuiditas dalam rangka optimalisasi perndapatan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap operasional bank.
Tugas utama adalah mengelola likuiditas bank sekaligus mengoptimalisasikan pendapatan dari pengelolaan secondary
reserve,melalui pembelian surat berharga yang berkualitas di pasar uang antar bank, baik local currency ataupun foreign currency.
Untuk dapat menyusun cash flow diperlukan supporting data dari unit kerja lainnya,seperti:

Unit kerja/divisi kredit memberikan data rencana persetujuan dan pencairan kredit serta besarnnya angsuran kredit yang akan di
terima
Divisi sarana & logistic memberikan data mengenai pembayaran atau pembelian perlengkapan kantor yang akan di lakukan
Divisi teknologi informasi memberikan data mengenai pembelian/pembayaran software/hardware
Divisi sumber daya manusia memberikan data mengenai pembayaran gaji,tunjangan hari raya,bonus,tunjangan cuti dan pembayaran
intensif lainnya
Unit kerja office coporate secretary memberikan data mengenai biaya entertainment direksi biaya promosi,pemasangan iklan,dan
pengembangan perusahaan lainnya

Berdasarkan data yang di miliki berasal dari berbagai unit kerja bank maka dapat di susun proyeksi:

Posisi kas awal


Arus kas masuk
Arus kas keluar
Posisi kas akhir

D.CONTOH PERHITUNGAN PROYEKSI KAS


Dalam menyusun proyeksi cash flow diperlukan langkah-langkah penghimpunan data dari berbagai unit kerja seperti yang
disebutkan diatas.
Misalnya berdasarkan data data yang telah dihimpn oleh Divisi Teasury PT. Bank Budi Luhur per 15 Januari 2001 di peroleh proyeksi data
sebagai berikut:
Data yang terhimpun oleh devisi treasury yang berasal dari unit kerja / devisi lainnya adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):

1.Sumber Data dari Devisi Treasury:

komponen

Minggu

Minggu

Minggu

Minggu

s/d 3

bulan

posisi awal kas:


Kas

46179

43179

40679

41679

43679

giro pada bank indonesia

2480

1482

1385

43

89

Penjualan sbi

898750

891000

808800

757250

677250

transaksi antar bank aktiva

7353

7515

4136

3502

6204

penjualan surat berharga

4250

3500

3250

5750

1000

arus kas masuk:

penerimaan dana pihak ketiga:


a.giro

4025

4830

3703

3542

28175

b.tabungan

6875

8250

6325

6050

49500

c.deposito berjangka

7750

9300

7130

6820

62000

pendapatan operasional

6017

6069

5411

8579

35606

a.spot

8500

9250

8750

9000

8750

b.forward

2500

2750

2250

2300

2750

c.swap

d.lainnya

1500

1750

1500

1750

2500

arus kas masuk lainnya

pembelian SBI

891000

808800

757250

677250

470000

pembelian surat berharga

1250

1500

1350

2000

1250

transaksaksi valas jual:

arus kas keluar:

pembayaran pihak ketiga

2. Data data yang diterima Divisi Treasury dari devisi kredit yang didasarkan pada perkiraan angsuran yang diterima dari nasabah dan
pencairan kredit oleh nasabah serta biaya bank garansi dan confirming L/C yang diterbitkan, meliputi transaksi transaksi sebagai berikut:
minggu

minggu

minggu

minggu3

s/d 3 bulan

9210

11664

8898

11954

95425

750

1000

1250

1000

1350

3700

69220

53750

91400

cabang)

33837

47916

73511

52754

268464

Biaya Bank garansi dan L/C

250

175

225

195

257

komponen
Arus kas masuk
Angsuran kredit oleh nasabah

Arus kas keluar:


pencairan kredit oleh nasabah:
a.menengah ritel
b.korporasi(nasabah
besar/prima)
c.Cabang

cabang(nasabah

4. Data data yang diterima divisi treasury dari divisi logistic ( general affair/sarana) sebagai berikut:
komponen

minggu3

minggu4

minggu1

minggu2

s/d 3 bulan

125

799

117

193

1308

arus kas keluar


biaya

logistik

(pembelian/pembayaran
perlengkapan kantor)

5. Data data yang diterima devisi Treasury dari Devisi Sumber Daya Insani (pengeluaran pembayaran biaya pegawai : upah ,lembur
,training ,dll) sebagai berikut:

komponen

minggu

minggu

minggu

minggu3

s/d 3 bulan

3966

1543

93

93

16380

arus kas keluar


Biaya tenaga kerja

6. Data data yang diterima dari devisi treasury dari devisi informasi dan teknologi (pembayaran/pembelian software dan hardware) sebagai
berikut:

komponen

minggu

minggu

minggu

minggu3

s/d 3 bulan

250

350

250

175

24678

arus kas keluar


Investasi IT

7.Data data yang diterima divisi treasury dari devisi pembinaan/ pengembangan cabang (pembayaran biaya investasi atas pembukaan
cabang baru) sebagai berikut:

komponen

minggu

minggu

minggu

minggu3

s/d 3 bulan

725

736

665

145

arus kas keluar


Investasi
cabang

pembukaan

Berdasarkan data data yang telah terhimpun oleh devisi treasury selama periode tersebut, maka disusun proyeksi cash flow minggu III
bulan januari 2004, Minggu IV bulan January 2004, Minggu I bulan Februari 2004, Minggu II bulan Februari 2004 dan periode lebih dari 1
bulan yaitu Minggu III bulan Februari sampai dengan Minggu III bulan Mei 2004

Adapun proyeksi arus kas Bank Budi Luhur selama periode tersebut adalah sebagai berikut:
minggu

minggu

minggu

minggu

>

1BLN

komponen

III

IV

II

S/D 3 BLN

A. posisi awal kas:

48659

44661

42064

41722

43768

1. kas

46179

43179

40679

41679

43679

2. giro pada bank indonesia

2480

1482

1385

43

89

B. arus kas masuk:

944230

942128

847663

803447

966160

1. Penjualan sbi

898750

891000

808800

757250

677250

2. transaksi antar bank aktiva

7353

7515

4136

3502

6204

3. penjualan surat berharga

4250

3500

3250

5750

1000

4. angsuran kredit oleh nasabah

9210

11664

8898

11954

95425

5 penerimaan dana pihak ketiga:

18650

22380

17158

16412

139675

a.giro

4025

4830

3703

3542

28175

b.tabungan

6875

8250

6325

6050

49500

c.deposito berjangka

7750

9300

7130

6820

62000

6. pendapatan operasional

6017

6069

5411

8579

35606

7. transaksaksi valas jual:


a.spot

8500

9250

8750

9000

8750

b.forward

2500

2750

2250

2300

2750

c.lainnya

1500

1750

1500

1750

2500

C. arus kas keluar:

948228

944724

817996

801401

966493

1. pembelian SBI

891000

808800

757250

677250

470000

2. pembelian surat berharga

1250

1500

1350

2000

1250

3. pencairan kredit oleh nasabah:

38287

118136

74761

107504

361214

a.menengah ritel

750

1000

1250

1000

1350

b.korporasi(nasabah besar/prima)

3700

69220

53750

91400

c.Cabang cabang(nasabah cabang)

33837

47916

73511

52754

268464

4. pembayaran dana pihak ketiga:

10000

10385

10710

11405

54750

a.giro

3000

3120

2640

3240

20400

b.tabungan

4500

4140

4320

5040

30600

c.deposito berjangka

2500

3125

3750

3125

3750

8. arus kas masuk lainnya

5. angsuran kredit dari BI

150

175

150

200

225

6. transaksi antar bank pasiva

1250

1250

1500

1300

1400

diterima

500

500

500

500

500

8. biaya operasional

4341

2592

460

536

20688

a. biaya iklan promosi

250

250

250

250

3000

b. logisyik

125

799

117

193

1308

c. biaya tenaga kerja

3966

1543

93

93

16380

9. biaya garansi dan L/C

250

175

225

195

275

a. spot

8500

9250

8750

9000

8750

b. forward

2500

2750

2250

2500

2750

c. lainnya

1500

1750

1500

1750

2250

11. arus kas keluar lainnya

1200

1211

1090

520

24941

a. investasi IT

250

350

250

175

b. Investasi pembukaan cabang

725

736

665

145

c. dan lain lain

225

125

175

200

7.

angsuran

pinjaman

yang

10. transaksi valuta asing beli

175

D. posisi kas akhir


(A+B+C)

44661

42066

41722

43768

42436

Berdasarkan Proyeksi Cash Flow yang telah disusun oleh Bank Budi Luhur selama periode tersebut, dapat dijelaskan langkah langkaj
perhitungannya sebagai berikut:

Pada Periode Minggu III bulan Januari 2004


A. Posisi awal kas sebesar RP 48.659.000.000,00 adalah merupakan penjumlaha dari saldo Kas dan Giro pada Bank Indonesia setelah
dikurangi Giro Wajib Minimum (GWM)
Posisi awal kas periode Minggu III terdiri atas:
1 Kas yaitu saldo phisik kas yang ada pada periode sebelumnya yang bersaldo sebesar Rp 46.179.000.000,00
2 Giro pada Bank Indonesia adalah saldo Giro Bank Budi Luhur yang ada di Bank Indonesia setelah dikurangi dengan Giro Wajib Minimum
(GWM) pada periode Minggu kedua bulan Januari 2004, yaitu debesar Rp 2. 480.000.000,00

B. Arus Kas Masuk sebesar RP 944.230.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari transaksi penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI),
pinjaman yang diterima dari Bank lain, penjualan surat Berharga, pembayaran angsuran kredit yang diterima dari nasabah, Dana Pihak
ketiga yang dapat dihimpun dalam dalam bentuk Giro, Tabungan dan Deposito Berjangka, pendapatan operasional yang diperoleh bank,
penjualan valuta asing yaitu: spot, forward, swap atau lainnya dan penerimaan kas lainnya.

Pada periode Minggu III Bank Budi Luhur diperkirakan akan menerima dana berupa kas masuk yang berasal dari transaksi transaksi
sebagai berikut:
1

Penjualan Sertifikat Bank Indonesia(SBI) sebesar RP898.750.000.000,00 karena sesuai sengan sifatnya bahwa SBI merupakan
Secondary Reserve yang dapat dikelola oleh Bank Budi Luhur untuk mengoptimalkan pengelolaan dana dan akan digunakan /dijual
pada saat bank membutuhkan uang kas secara cepat

Transaksi antar bamk Aktiva sebesar RP7.353.000.000,00 adalah hasil dari transaksi pinjaman yang diterima dari bank lain melalui
Pasar Uang Antar Bank (PUAD) baik langsung maupun melalui broker

Penjualan Surat Berharga sebesar RP 4.250.000.000,00 adalah hasil penjualan surat berharga berupa Surat Berharga Pasar
Uang(SBPU) atau surat berharga lainnya yang likuid yang dimiliki bank seperti Promissery Notes (PN) atau Commercial Paper
(CP)

anggaran Kredit oleh nasabah sebesar Rp9.210.000.000,00 adalah besarnya angsuran kredityang akan diterima dari nasabah sesuai
dengan perjanjian kredit yang telah disetujui bank

Penerimaan dana pihak ketiga sebesar RP 18.650.000.000,00 berasal dari setoran nasabah Giro sebesar RP4.025.000.000,00 setoran
tabungan sebesar RP6.875.000.000,00 dan penerbitan deposito berjangka sebesar RP 7.750.000.000,00

Pendapatan operasional sebesar Rp6.017.000.000,00 adalah pendapatan yang diterima nasabah bersamaan dengan angsuran kredit
yang dibayar oleh nasabah (pada butir 4 diatas)

Transaksi jual valuta asng terdiri dari penjualan valuta asing secara Spot equivalent sebesar RP8.500.000.000,00 secara forward
equivalent sebesar Rp2.500.000.000,00 dan penjualan valuta asing lainnya equivalent sebesar Rp1.500.000.000,00 ketiga transaksi
ini menjadi penerimaan kas dalam rupiah karena adanya penjualan valuta asing yang dilakukan oleh Bank Budi Luhur

Arus kas masuk lainnya, tidak terdapat transaksi kas lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas sehingga bersaldo nihil

C. Arus kas keluar berjumlah RP948.228.000.000,00 disebabkan adanya transaksi pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI), pembelian
Surat Berharga, Pencairan kredit oleh nasabah yaitu menengah ritel, korporasi dan cabang cabang, pembayaran karena adanya penarikan
dana pihak ketiga oleh nasabah giro, tabungan dan pencarian deposito berjangka, pembayaran angsuran kredit ke bank Indonesia, transaksi
antar bank pasiva berupa pinjaman melalui pasar uang antar bank, pembayaran amgsuran atas pinjaman yang diterima, biaya operasional
yaitu pembayaran biaya iklan/ promosi, pembelian perlengkapan kantor (logistic) dan biaya tenaga kerja (gaji pegawai dan lainnya), biaya
bank garansi dan penerbita Letter of Credit (L/C), pembelian valuta asing yaitu spot, forward dan lainnya, adanya arus kas keluar lainnya
kaena Investasi di bidang Informasi Teknologi (IT), pembayaran biaya investasi karena adanya pembukuan cabang baru dan pembayaran
biaya lainnya.
Pada periode minggu III Bank Budi Luhur di perkirakan akan mengeluarkan dana berupa kas keluar yang berasal dari transaksi sebagai
berikut:
1

Pembelian Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar RP 891.000.000.000,00 adalah untuk menghindari idle funds dan membentuk
cadangan sekunder sehingga pada saat bank membutuhkan likuiditas dapat segera dicairkan dengan menjualnya melalui pasar
sekunder atau pada saat jatuh tempo ke Bank Indonesia

Pembelian Surat berharga sebesar RP 1.250.000.000,00 melalui paasar uang antar bank berupa Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
atau promissory notes bank

Pencairan Kredit oleh nasabah sebesar RP 38.287.000.000,00 yang terdiri dari kredit menengah ritel, kredit korporasi dan kredit
yang diberikan oleh cabang abang

Pembayaran dana pihak ketiga sebesar RP 10.000.000.000,00 karena adanya penarikan rekening giro sebesar Rp 3.000.000.000,00
penarikan tabungan sebesar RP 4.500.000.000,00 dan deposito yang jatuh tempo sebesar RP 2.500.000.000,00

Angsuran kredit ke bank Indonesia sebesar RP 150.000.000,00

Transaksi antar bank pasiva sebesar RP 1.250.000.000,00 adanya pembayaran kepada bank lain, karena penempatan dana bank
tersebut telah jatuh tempo

Angsuran atas pinjaman yang diterima sebesar RP 500.000.000,00 adanya pembayaran angsuran kredit yang telah jatuh tempo
selama periode tersebut

Biaya operasional sebesar RP 4.341.000.000,00 disebabkan karena adanya pembayaran biayaiklan/promosi sebesar RP
250.000.000,00. pembayaran kepada supplier untuk pembelian perlengkapan kantor oleh unit kerja logistic dan biaya tenaga kerja
berupa: gaji, bonis, tunjangan, lembur, dan insentif lainnya sebesar RP 3.966.000.000,00

Biaya bank garansi dan Letter of Credit (L/C) sebesar RP 250.000.000,00 adalah pembayaran fee counter garansi dan confirming
fee atas penerbitan L/C yang di confirm oleh Bank Koresponden di Luar Negeri sebesar RP 250.000.000,00

10 Transaksi valuta asing bel atas transaksi secara spot equivalent sebesar RP 8.500.000.000,00 forward equivalent sebesar RP
2.500.000.000,00 dan lainnya equivalent sebesar RP 1.500.000.000,00
11 Arus kas keluar lainnya sebesar RP 1.200.000.000,00 karena adanya investasi di bidang Informasi Teknologi (IT) sebesar RP
250.000.000,00 biaya investasi atas pembukuan kantot cabang baru sebear RP 725.000.000 dan biaya lainnya sebesar RP
225.000.000

D. Posisi kas akhir sebesar RP 44.661.000.000,00 adalah merupakan penjumlahan dari posisi kas awal sebesar RP 48.659.000.000,00 dan
penerimaan dari arus kas masuk sebesar RP 944.230.000.000,00 dikurangi dengan pengeluaran kas dari arus kas keluar sebesa RP
948.228.000.000,00
Posisi kas akhir pada periode minggu III bulan Januari 2004 sebesar RP 44.661.000.000,00 akan menjadi saldo posisi kas awal pada
periode minggu IV bulan Januari 2004 sebesar RP 44.661.000.000,00

Untuk memperoleh proyeksi cash flow pada minggu III bulan januari 2004, minggu I dan II bulan Februari 2004 serta periode sampai
dengan 3 bulan kemudian dapat dilakukan dengan cara yang sama pada periode minggu ke III bulan Januari 2004 tersebut
Dengan diketahuinya saldo kas yang akan datang maka aik kelebihan kas maupun kekurangannya oleh manajemen Bank Budi luhur dapat
direncanakan atau di buat strategi untk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut jika terjadi kekurangan, atau mrnghindari agar tidak terjadi
idle funds jika terjadi kelebihan likuiditas , sehingga pada akhirnya dapat di peroleh pengelolaan dana yang optimal.

E.LAPORAN HARIAN BANK UMUM


Sesuai peraturan Bank Indonesia Nomor 7/10/PBI tanggal 9 maret 2005, tentang laporan harian bank umum (LBHU)
mendefenisikan bahwa yang dmaksud dengan LBHU adalah laporan yang disusun dan disampaikan oleh Kantor Pusat Bank secara harian
kepada Bank Indonesia
LBHU yang dilaporkan kepada Bank Indonesia meliputi data transaksional dan data non transaksional bank, dimana data
transaksional bank meliputi :
a.
b.
c.
d.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang terdiri dari PUAB pagi IDR, PUAB sore IDR, PUAB Valas dan PUAB luar negeri.
Pasar Uang Antar Bank Syariah (PUAS)
Transaksi devisa
Perdagangan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) di Pasar Sekunder.

a.
b.
c.
d.
e.
f.

Sedangkan data non transaksional yang wajib dilaporkan bank adalah meliputi data-data :
Posisi akhir hari transaksi derivative jual investasi dengan pihak-pihak tertentu.
Posisi Devisa Netto (PDN)
Proyeksi arus kas (Cash Flow Projection)
Suku bunga penawaran
Suku bunga dasar kredit
Suku bunga kredit

g. Suku bunga deposito berjangka, suku bunga tabungan, dan diskonto sertifikat deposito
h. Tingkat imbalan deposito investasi Mudharabah Bank Syariah

Dengan diimplementasikannya Laporan Harian Bank Umum (LHBU) oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter, maka
diharapkan bahwa untuk dapat memberikan system pembayaran yang lebih efektif diperlukan dukungan informasi secara harian yang
sifatnya real time, tepat waktu, aman, akurat, handal, obyektif, lengkap dan mudah diakses secara simultan oleh pihak-pihak yang
membutuhkan, sehingga memudahkan Bank Indonesia untuk menetapkan pelaksanaan kebijakan moneter, system pembayaran dan
pengawasan bank yang berbasis risiko.

F. Contoh Laporan Proyeksi Arus Kas

G.Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/14/PBI/2012

Disertai:
1. Tujuan pengaturan Peraturan Bank Indonesia No.14/14/PBI/2012 ini adalah agar
sejalan dengan implementasi Basel II sesuai perkembangan standar internasional
dan standar akuntansi, memayungi beberapa kewajiban penyampaian Laporan,
serta meningkatkan transparansi Bank secara umum.

2. Laporan Keuangan yang wajib disusun dan disampaikan Bank adalah sebagai
berikut:
a. Laporan Tahunan
b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan
d. Laporan Keuangan Konsolidasi
e. e. Laporan Publikasi Lain
3.
Cakupan
Laporan
Tahunan
yang
perlu
disesuaikan
antara
lain:
a. Pada Informasi umum mengenai perkembangan usaha bank dan kelompok bank,
strategi dan kebijakan manajemen, dan laporan manajemen yang dulu hanya mencakup
Bank Konvensional sekarang ditambahkan Unit Usaha Syariah (UUS).
b. Menambahkan Laporan Pelaksanaan Fungsi Sosial dan Laporan Distribusi Bagi Hasil
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
c. Khusus untuk Bank Umum Konvensional (BUK) ditambahkan kewajiban penyajian
informasi mengenai:
c.1. Penyajian informasi secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap potensi kerugian
(risk exposures) atas beberapa jenis risiko tertentu sesuai Pilar 3 Basel 2.
c.2. Informasi permodalan secara kualitatif dan kuantitatif (khusus BUK), yang terdiri
dari kecukupan modal dan struktur permodalan.
4. Penyesuaian yang dilakukan terhadap Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan
Bulanan, antara lain sebagai berikut:
a. Pengelompokkan informasi yang harus disampaikan dalam LKP Triwulanan dan
Bulanan.
b. Mekanisme penyampaian LKP melalui Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU).
c. Jangka waktu penyampaian LKP melalui LKPBU.
5. Apabila Bank merupakan bagian dari kelompok usaha atau Bank memiliki Perusahaan
Anak, selain Laporan Tahunan Bank juga wajib menyampaikan:
a. Laporan Tahunan Perusahaan Induk atau Perusahaan Induk di bidang Keuangan;
b. Laporan Tahunan pemegang saham langsung yang memiliki saham mayoritas atau
perusahaan yang melakukan Pengendalian langsung kepada Bank; dan
c. Laporan Tahunan Perusahaan Anak.
6. Bank wajib mengumumkan Laporan Publikasi Lain secara berkala atau sewaktu-waktu
apabila diperlukan. Yang dimaksud dengan Laporan Publikasi Lain antara lain adalah
Laporan Suku Bunga Dasar Kredit dan Laporan Lainnya.
7. Dalam rangka meningkatkan transparansi kondisi keuangan Bank, perlu diatur
kewajiban Bank untuk mengumumkan Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan
Publikasi Triwulanan melalui website.
8. Dalam hal Bank belum memiliki website, Bank wajib memiliki website paling lambat
akhir Desember 2012.

9. PBI ini hanya mengatur mengenai Laporan yang wajib disampaikan dan disajikan oleh
Bank. Pengaturan mengenai Kantor Akuntan Publik tetap mengacu pada PBI
sebelumnya, yaitu PBI No.3/22/PBI/2001.
10. Pada saat Peraturan Bank Indonesia ini mulai berlaku maka Pasal 1 sampai dengan
Pasal 15 dan Pasal 24 sampai dengan Pasal 38 serta Pasal 40 sampai dengan Pasal 41
PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku. Namun, ketentuan pelaksanaan dari PBI No.3/22/PBI/2001
tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank masih tetap berlaku sepanjang tidak
bertentangan dengan Peraturan Bank Indonesia ini.

Surat Edaran (SE) ini merupakan tindak lanjut dari telah diterbitkannya
Peraturan Bank Indonesia No. 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. SE ini mewajibkan bank untuk
menyampaikan informasi berkala mengenai kondisi Bank secara menyeluruh,
sehingga dapat meningkatkan transparansi kondisi keuangan Bank kepada publik
dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap lembaga perbankan.
Penyesuaian SE ini juga diselaraskan dengan implementasi Pilar 3
Basel(II)mengenaimarket discipline.

Substansi Pengaturan
1. Laporan Tahunan paling kurang mencakup:
a. Informasi Umum
b. Laporan Keuangan Tahunan
c. Opini dari Akuntan Publik
d. Pengungkapan Permodalan serta Pengungkapan Eksposur Risiko dan Penerapan
Manajemen Risiko Bank
e. Aspek Transparansi sesuai Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan
f. Aspek Pengungkapan yang terkait dengan Kelompok Usaha
g. Aspek Pengungkapan sesuai Standar Akuntansi Keuangan
h. Informasi Lain2. Penyesuaian utama dalam cakupan Laporan Tahunan adalah
diwajibkannya pengungkapan secara lebih detail dan komprehensif mengenai eksposur
risiko dan penerapan manajemen risiko bank, serta kecukupan permodalan yang
dimiliki. Pengungkapan permodalan serta pengungkapan eksposur risiko dan penerapan
manajemen risiko bank dilakukan untuk Bank secara individual dan Bank secara
konsolidasi
dengan
perusahaan
anak,
serta
paling
kurang
terdiri
atas:
a. Pengungkapan permodalan; dan

b. Pengungkapan eksposur risiko dan penerapan manajemen risiko paling kurang untuk
risiko kredit, risiko pasar, risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko
stratejik, riisko kepatuhan dan risiko reputasi.
3. Selain menyampaikan Laporan Tahunan, Bank yang merupakan bagian dari kelompok
usaha dan/atau Bank yang memiliki Perusahaan Anak, wajib menyampaikan laporan
tahunan tertentu kepada Bank Indonesia yang paling kurang mencakup:
a. Laporan tahunan Perusahaan Induk dan laporan tahunan Perusahaan Induk di Bidang
Keuangan;
b. Laporan tahunan pemegang saham langsung yang memiliki saham mayoritas atau
laporan tahunan perusahaan yang melakukan pengendalian langsung kepada Bank; dan
c. Laporan tahunan Perusahaan Anak.
4. Ketentuan penyampaian Laporan Tahunan dan laporan tahunan tertentu mulai
berlaku terhadap penyampaian Laporan Tahunan dan laporan tahunan tertentu Tahun
Buku 2012.

BAB III PENUTUP


Kesimpulan & Saran
Proyeksi arus kas atau cash flow projection adalah suatu anggaran yang
menunjukkan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas pada bank untuk periode
yang akan datang memiliki arti penting bagi bank. Oleh karna Proyeksi cash flow akan
dapat ditentukan :
1. Kapan dan berapa besarnya kredit yang bisa diberikan dalam jangka waktu kreditnya.
2. Kapan dan berapa besarnya pembelian surat berharga yang likuid (sertifikat BI, SBPU,
atau sertifikat lainnya) baik melaui lelang maupun pasar sekunder.
3. Besarnya saldo kas yang harus dipelihara oleh bank dan cara mengelolanya.

Setiap bank memiliki unit kerja yang mengelola dana, biasanya dilakukan oleh
divisi atau biro yang bertanggung jawab kepada direksi,unit kerja ini biasanya disebut
divisi treasure. Memiliki tugas dan tanggung jawab serta fungsi yang sama, yaitu

mengelola likuiditas dalam rangka optimalisasi perndapatan dan menjaga kepercayaan


masyarakat terhadap operasional bank.
Tugas utama adalah mengelola likuiditas bank sekaligus mengoptimalisasikan
pendapatan dari pengelolaan secondary reserve,melalui pembelian surat berharga yang
berkualitas di pasar uang antar bank, baik local currency ataupun foreign currency
Sesuai peraturan Bank Indonesia Nomor 7/10/PBI tanggal 9 maret 2005, tentang
laporan harian bank umum (LBHU) mendefenisikan bahwa yang dmaksud dengan LBHU
adalah laporan yang disusun dan disampaikan oleh Kantor Pusat Bank secara harian
kepada Bank Indonesia.LBHU yang dilaporkan kepada Bank Indonesia meliputi data
transaksional dan data non transaksional bank
Dengan diimplementasikannya Laporan Harian Bank Umum (LHBU) oleh Bank
Indonesia selaku otoritas moneter, maka diharapkan bahwa untuk dapat memberikan
system pembayaran yang lebih efektif diperlukan dukungan informasi secara harian yang
sifatnya real time, tepat waktu, aman, akurat, handal, obyektif, lengkap dan mudah
diakses secara simultan oleh pihak-pihak yang membutuhkan, sehingga memudahkan
Bank Indonesia untuk menetapkan pelaksanaan kebijakan moneter, system pembayaran
dan pengawasan bank yang berbasis risiko.

DAFTAR PUSTAKA
Riyadi, Slamet. Banking Assets and Liability Management. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2006.
www.Wikipedia.com
www.Scrib.com

Anda mungkin juga menyukai