Di susun oleh:
2022
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum wr.wb..
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT. shalawat dan salam juga
keluarganya.Seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah.Dengan kebaikan
beliau telah membawa kita dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah “Akuntansi syariah" pada program
studi Ekonomi Islam dengan ini penulis mengangkat judul “Akuntansi penanaman dana
bank”. Dalam penulisan makalah ini,penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Baik dari cara penulisan maupun isinya.Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran–saran yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Wassalamu’alaikum.wr.wb
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................................
B. Rumusan masalah............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan........................................................................................................
B. Daftar pustaka....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Penanaman dana bank yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan bank
melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Besarnya penempatan dana harus selalu
diperhitunkan oleh tiap bank agar pendapatan yang dihasilkan dapat membayar biaya dana yang
telah dipergunakan, menutupi kebutuhan biaya operasional atau overhead, resiko yang
diperhitungkan, dan sejumlah margin atau laba yang dikehendaki.
1.Remise atau pengiriman uang antar cabang dalam suatu bank adalah pengiriman uang
secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lainnya.
2.Penanaman pada bank-bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, call money,
deposite on call, surat-surat berharga, serta penanaman dana dalm bentuk kredit.
B. Kas dan bank
Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih berlaku
sebagai alat pembayaran yang sah.
Dasar Pengaturan :
1.Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang
masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
peredaran dan yang masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia
atau Bank Sentral Negara yang bersangkutan, kas besar, kas kecil, kas ATM, dan kas dalam
perjalanan. Tidak termasuk dalam pengertian kas adalah emas batangan dan uang logam yang
diterbitkan untuk memperingati peristiwa nasional, uang emas, uang logam asing dan uang kertas
asing yang sudah tidak berlaku.
Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas kebutuhan dana
rata-rata uang tunai setiap hari. Kebutuhan uang yang melonjak pada hari-hari tertentu dapat
disediakan dari persediaan dalam rekening penempatan dana tunai maupun penempatan pada
beberapa bank harus dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan minimum dan syarat yang
harus dipelihara oleh suatu banK.
Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua bank diwajibkan
untuk mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia sebesar lima persen dari dana
masyarakat yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap bank harus memiliki informasi akuntansi yang
akurat akan posisi dana masyarakat.
Tujuan dari memelihara minimum alat likuid ini adalah selain untuk memelihara likuiditas
juga untuk meghindari terjadinya over atau under liquid, memanfaatkan kelebihan dana untuk
dapat disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan pendapatan.
Remisme adalah pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang
ke cabang lainnya. Lazimnya remisme dilakukan antar cabang suatu bank.
Akuntansi untuk transaksi remisme yang diperlukan pada saat pengiriman uang
fisik ke cabang atau pada saat penerimaan uang fisik di cabang.
RAK-Cabang Bandung
Rp. 500.000.000
Kas
Rp. 500.000.000
Oleh Bank Omega-Bandung, setelah menerima uang secara fisik tersebut akan di
bukukan :
Kas
Rp. 500.000.000
RAK-Cabang Jakarta
Rp. 500.000.000
Rp. 200.000.000
Rp. 450.000.000
Rp. 450.000.000
Bank Indonesia
Rp. 1.050.000.000
Penerimaan bunga secara berkala pada akhir bulan pertama diterima oleh Bank-
Omega dan langsung dibukukan pada rekening Giro Bank Omega-Jakarta di
masing-masing bank tersebut.
Rp. 4.000.000
Rp. 10.000.000
Rp. 9.750.000
Deposito Berjangka
Rp. 4.000.000
Panggil Uang
Rp. 10.000.000
Rp. 9.750.000
B. Surat berharga
Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu Bank penanaman
adalah dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrument-instrument yang ada
dalam pasar uang. Penanaman ini bersifat sementara dan untuk dijual kembali
setelah adanya keuntungan dari surat berharga tersebut.
Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank dalam jangka waktu
yang relatif pendek antara lain :
2. Wesel
3. Kewajiban
4. Saham
5. Sekuritas kredit atau setiap turunan dari surat berharga atau kepentingan
lain atau suatu kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim digunakan
dalam pasar uang dan pasar modal.
Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan oleh suatu bank
harus dicatat sesuai dengan penjualan dan semua biaya yang terjadi dalam
transaksi pembelian tersebut, seperti komisi broker dan lainnya termasuk dan
tercatat dalam harga beli surat berharga. Karena terdapat berbagai jenis surat
berharga yang dimiliki oleh suatu bank, perlu penjelasan lebih lanjut mengenai
tata cara akuntansi pembeliannya.
kewajiban
Obligasi adalah suatu istilah yang digunakan dalam dunia keuangan yang
menyatakan suatu pernyataan dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi
beserta janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya
kelak pada saat jatuh tempo pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan
dalam obligasi tersebut seperti misalnya identitas pemegang obligasi. Kewajiban
pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap diatas 10 tahun.
Dalam hal pembelian Surat Berharga berupa Obligasi yang antara tanggal
pembayaran bunga, maka pembayaran bunga tersebut bukan merupakan bagian
dari harga perolehan, tetapi dimasukkan dalam pos pendapatan bunga.
Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai nominal obligasi diakui sebagai
beban yang diakui dan diamortisasi jangka waktu obligasi yang bersangkutan
1. Kredit Investasi
2. Kredit Modal Kerja
3. Kredit Profesi
Jangka waktu kredit :
4. Pelunasan pokok
5. Wanprestasi pembayaran
6. Penilaian debitur pada neraca
Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT Pizzaria
sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp
1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp
5.000.000 dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta.
Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:
D: Giro – debitur
K: Pendapatan provisi kredit
D: Debitur
K: BI – Giro
Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp 35.000.000
kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT
MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:
Pelunasan Bungan
3. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
4. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga
Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur - rek.debitur
Koletibilitas meliputi: Lancar(standar), kurang lancar (sub-standar), diragukan (doubtful),
macet (uncollectible).
Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya.
Kolektibilitas terdiri dari :
Lancar : bila nasabah tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
Kurang lacar : nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (<dari 6
bulan)
Diragukan : nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6
bulan)
M acet : nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun
pokok.
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan
Kasus: Saldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari:
Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000
Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000
Bersih Rp 19.860.000.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penanaman dana bank yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan bank
pendapatan melalui penciptaan aktiva yang menghasilkan. Salah satu bentuk
penanaman uang yang dilakukan oleh suatu bank penanaman adalah dalam
bentuk surat-surat berharga adalah instrumen-instrumen yang ada dalam pasar
uang. Penanaman ini bersifat sementara dan untuk dijual kembali setelah adanya
keuntungan dari surat berharga tersebut. Berkenaan dengan syarat minimum alat
likuid yang harus ada, semua bank diwajibkan untuk mempertahankan saldo giro
minimal di Bank Indonesia sebesar lima persen dari dana masyarakat yang
dimiliki. Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan oleh suatu bank
harus dicatat menurut harga beli yang disetujui dengan penjualan dan semua
biaya yang terjadi dalam transaksi pembelian tersebut,.
DAFTAR PUSTAKA
http://banking.blog.gunadarma.ac.id/2010/03/04/akuntansi-sumber-dana-2/
http://www.google.com/url?
%2Fattachments%2F992_AKUNTANSI
%2520PERBANKAN.pdf&ei=LX9WUfeqEMLIrQe5woDQBA&usg=AFQjCNFb50tvnbG
XgWlXnfD5rxoJYnyrwQ&bvm=bv.44442042,d.bmk