Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH KAS, GIRO DAN TABUNGAN

Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Akuntansi Perbankan Kelas A

Disusun oleh Kelompok 5:


Siti Hawa Holifah 1710112002
Sri Wulandari 1710112023
Mega Nur Fajrya 1710112034
Farica Herinda 1710112235
Annisa Bella Mariyana 1710112238

Program Studi Akuntansi S-1


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini, masyarakat sudah tidak asing dengan kata Bank. Bank
sudah menjadi sahabat dari masyarakat dunia untuk memenuhi kebutuhan keuangan
pribadi, kelompok ataupun sebuah instansi. Bank sendiri memiliki pengertian sebagai
lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat
dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank yang
lainnya. Bank juga merupakan lembaga yang bisnis utamanya adalah menyimpan dan
meminjam dana dari masyarakat.
Sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal dari
simpanan dalam bentuk giro, tabungan dan juga kas. Sumber-sumber dana bank dalam
bentuk simpanan tersebut berasal dari masyarakat maupun nasabah institusi. Di samping
itu, sumber dana bank dapat pula berasal dari modalnya sendiri dan sumber lainnya yang
tidak termasuk kedalam kedua sumber diatas.
Kas merupakan alat pembayaran dan bagian dari aktiva liquid, yang dapat
digunakan untuk memenuhi kewajiban finansial perusahaan. Kas dapat berupa uang tunai
atau simpanan pada bank yang dapat dengan segera digunakan dan diterima sebagai alat
pembayaran sebesar nilai nominalnya, seperti uang kertas dan logam, cek dan bilyet giro,
simpanan di bank dalam bentuk giro dan lain-lain. -
Kas dan bank meliputi uang tunai dan simpanan-simpanan di bank yang langsung
dapat diuangkan setiap saat tanpa mengurangi nilai simpanan tersebut. Kas dapat terdiri
dari kas kecil atau dana-dana kas lainnya seperti penerimaan uang tunai dan cek (yang
bukan cek mundur) untuk disetor ke bank keesokan harinya. Setara kas adalah investasi
yang sifatnya sangat liquid, berjangka pendek dan dapat dengan cepat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
Kas kecil disediakan untuk keperluan pembayaran yang jumlahnya kecil dan tidak
praktis bila dilakukan dengan check. Semua pengeluaran kas kecil dicatat pda buku kas
kecil dan hanya diposting ke buku besar sekali saja pada saat pengisian kembali kas kecil.
Dana yang ditentukan dalam kas kecil harus ditetapkan melalui keputusan manajemen
dan tidak boleh melebihi ketentuan yang sudah ditetapkan. Pengeluaran-pengeluaran kasa
kecil hanya dapat dilakukan setelah perintah pengeluaran kas telas ditandatangani oleh
pejabat yang berwenang.
Giro Bank Indonesia merupakan rekening giro milik bank umum dalam rupiah
atau valas di BI. Dengan giro BI, bank dapat membiayai transaksi antar cabang atau
antar bank melalui penyelesaian kliring atau transfer. Semakin banyak transaksi,
semakin sering mutasi giro BI. Saldo giro harus memenuhi ketentuan BI mengenai Giro
Wajib Minimum (GWM). Sedangkan giro bank lain adalah rekening giro yang dimiliki
oleh bank lain yang dikelompokkan ke dalam kewajiban bank. Giro bank lain ini
diperlukan karena adanya kerjasama antar bank.(pemilik dengan bank penerbit rekening
giro).
Tabungan merupakan media penyimpanan uang yang sangat disukai oleh seluruh
lapisan masyrakat. Bank adalah tempat penyimpanan tabungan kita, masyarakat
menggunakan fasilitas bank tersebut karena keamanan tabungan mereka lebih terjamin
disana. Simpanan tabungan merupakan salah satu bentuk penyimpanan uang yang snagat
efektif karena jenis penyimpanannya dapat dibuka dengan persyaratan dan ketentuan
yang sangat sederhana dan mudah.
Makalah ini disusun untuk membahas kas, giro, dan tabungan di lembaga
keuangan terutama pada bank sebagai alat pembayaran karena setiap perusahaan atau
lembaga memiliki kewajiban finansial yang harus diselesaikan dengan pembayaran.
BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Kas

1.1.1. Pengertian Kas


Kas merupakan jumlah seluruh uang tunai yang dimiliki oleh bank baik uang
tunai yang terdapat di kantor pusat bank, di kantor cabang luar negeri maupun dalam
negeri. Kas adalah mata uang kertas dan logam baik dalam valuta rupiah maupun valuta
asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah. Termasuk dalam kas
adalah mata uang rupiah yang ditarik dari peredaran dan masih dalam masa tenggang
untuk penukarannya kepada Bank Indonesia. (Taswan, 2005).
Setiap bank harus mampu mengelola kas dan memiliki manajemen kas yang
akurat, sehingga uang kas dapat dikelola secara efisien. Bank perlu mengatur
persediaan uang kas baik yang terdapat di kantor pusat, kantor cabang, maupun kantor
kas. Bank memerlukan saldo kas yang cukup untuk melayani penarikan secara tunai
oleh nasabah. Dengan persediaan uang kas secara nasabah kepada bank. Di sisi lain,
persediaan kas yang berlebihan juga menimbulkan opportunity cost, karena uang yang
tersedia di bank tidak dapat menimbulkan pendapatan. Bank akan kehilangan
kesempatan untuk memperoleh pendapatan karena uang yang tersimpan dalam bentuk
uang kas terlalu berlebihan. Bank perlu melakukan pengendalian kas dengan tepat dan
optimal. cukup, akan meningkatkan kepercayaan.
Pengendalian kas secara setiap hari. Untuk dapat mengendalikan kas secara
optimal, maka bank perlu mendapat informasi tentang posisi kas dan kemungkinan
perubahan kas setiap hari. Posisi kas ini merupakan posisi kas secara keseluruhan, baik
kas yang tersimpan di kantor pusat, kantor cabang kantor kas, maupun dalam mesin
ATM. Kas selalu mengalami perubahan optimal sangat perlu dilakukan oleh bank
setiap hari.
Perubahan posisi kas yang terdapat di bank pada umummya disebabkan oleh
beberapa faktor sebagai berikut:
a. Setoran maupun penarikan tunai yang dilakukan oleh nasabah. Setoran tunai pada
umumnya berasal dari setoran nasabah terhadap beberapa transaksi antara lain;
setoran untuk menambah saldo rekening giro, tabungan, penempatan deposito
berjangka, serta setoran tunai untuk pembayaran angsuran kredit. Penarikan tunai
pada umumnya disebabkan oleh penarikan tabungan, penarikan cek, penarikan
deposito yang telah jatuh tempo, dan penarikan kredit dan penarikan lainnya.
b. Penyetoran uang ke Bank Indonesia dalam rangka untuk menambah saldo giro
pada Bank Indonesia dan penarikan uang dari Bank Indonesia dalam rangka untuk
memenuhi kebutuhan kas bank.
c. Penggunaan uang kas untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran sehari-hari. Biaya-
biaya yang dikeluarkan setiap hari antara lain; misalnya dana untuk keperluan
konsumsi rapat, pembelian bahan bakar, pembayaran iuran kebersihan, perjalanan
dinas, dan lain- lain. Untuk keperluan biaya-biaya tersebut, bank telah
menyediakan kas kecil yang digunakan.

Dengan adanya perubahan posisi kas yang pasti terjadi setiap hari, maka bank
perlu memperhitungkan secara tepat jumlah minimum kas keperluan penarikan dapat
diatasi dan likuiditas bank tetap terpenuhi. Persediaan uang yang harus disediakan oleh
bank, sehingga semua kas yang tepat, membuat bank tidak kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan, karena penggunaan kas untuk keperluan yang
produktif.
Dalam aktivitas bank, uang kas dibagi menjadi 3 jenis, yaitu kas besar, kas kecil,
dan kas ATM. Masing-masing uang kas tersebut dikelola oleh petugas yang berbeda.
1. Kas Besar
Kas besar merupakan kas yang tersedia dalam kantor bank. Kas besar ini
berada dalam ruang khazanah yang dikelola oleh pimpinan unit kerja dan kas
yang terdapat pada cash box yang dikelola oleh masing- masing teller dan
dikoordinasikan oleh head teller. Kas yang berada dalam khazanah disimpan
dalam lemari tahan api dan dalam ruangan tertentu yang dibangun sesuai dengan
standar yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Kas ini disediakan untuk melayani
permintaan teller dalam hal kas yang dikelola oleh teller di dalam cash box habis
dan/atau bila terdapat penarikan sejumlah besar. Di samping itu, terdapat kas
besar yang dikelola oleh teller, yaitu kas yang tersedia dalam cash box masing-
masing teller. Penanggung jawab atas fisik uang tunai yang terdapat pada cash
box menjadi tanggung jawab masing-masing teller.
Sebagai kontrol atas kesesuaian jumlah fisik uang dalam kas besar, maka
setiap sore hari, dilakukan perhitungan jumlah kas besar, yaitu jumlah kas yang
disimpan dalam brankas dan jumlah kas yang terdapat pada cash box masing-
masing teller. Saldo kas besar dalam sub-akun dengan saldo kas dalam brankas
ditambah dengan bank harus sama saldo uang tunai pada cash box masing-
masing teller. Setiap sore hari, setelah aktivitas pelayanan kepada nasabah tutup,
maka masing-masing teller menghitung penarikan dan setoran tunai kemudian
membuat laporan saldo kas pada hari tersebut dan diserahkan kepada pimpinan
unit kerja yang mengelola kas untuk disimpan dalam brankas kantor
cabang/induk. Pimpinan unit kerja yang menangani persediaan kas menyusun
laporan saldo kas. Laporan saldo kas harian merupakan penjumlahan kas yang
tersedia pada brankas kantor cabang/induk, kas kecil, dan kas yang tersedia
dalam cash box.
2. Kas Kecil
Kas kecil merupakan dana kas yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, yaitu untuk biaya-biaya yang jumlahnya relatif kecil.
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penarikan dana kas yang
jumlahnya kecil, maka bank tidak perlu mengeluarkan dana ini berasal dari kas
besar, akan tetapi perlu disediakan kas kecil. Biaya-biaya ini umumnya
merupakan biaya untuk keperluan intern bank, sehingga perlu dibukukan secara
terpisah dan dikelompokkan dalam dana kas kecil. Biaya-biaya yang pada
umumnya diambilkan dari kas kecil antara lain; biaya pembelian bahan bakar,
biaya pemeliharaan kendaraan, parkir, biaya konsumsi, biaya perjalanan dinas,
dan biaya- biaya lain yang sifatnya tidak rutin dan jumlahnya kecil. Pencatatan
kas kecil (petty cash) dapat dilakukan dengan cara antara lain imprest fund system
dan fluctuating system.

 Imprest Fund System (Sistem Dana Tetap)


Dalam Imprest Fund system, bank akan membentuk kas kecil pada saat
awal pembukaan, kemudian setiap terdapat pengeluaran, maka pengeluaran
tersebut akan ditarik dari dana kas kecil. Setelah terjadi penarikan beberapa kali
dan persediaan kas kecil menipis, maka petugas yang menangani kas kecil perlu
menarik dana dari kas besar sejumlah uang yang telah dikeluarkan sesuai dengan
bukti pengeluaran. Sehingga jumlah kas kecil akan sama setiap hari.
Pencatatan kas kecil hanya dilakukan sekali, yaitu pada saat pembentukan
kas kecil. Pada saat pembentukan kas kecil, bank akan mendebit kas kecil dan
mengkredit kas besar. Selanjutnya setiap terjadi penarikan dana yang berasal dari
kas kecil, maka bank tidak perlu membuat jurnal, akan tetapi mengarsip atas
pengeluaran-pengeluaran tersebut sesuai dengan bukti pengeluaran kas.
Kemudian berdasarkan bukti pengeluaran tersebut, petugas menukarkannya
dengan uang tunai di teller, sehingga jumlah kas kecil akan selalu sama. Atas
dasar bukti pengeluaran ini, bank akan menjurnal pengeluaran tersebut dengan
mendebit biaya dan mengkredit kas. Dengan demikian saldo kas kecil akan tetap.
Untuk mempermudah pemahaman tentang pembentukan kas kecil dan
transaksi-transaksinya dengan menggunakan imprest fund system maka di bawah
ini terdapat ilustrasi:

Ilustrasi
Pada tanggal 05 Januari 2007 Bank Bima Cabang Surabaya membentuk kas kecil
sebesar Rp 2.000.000,- Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima pada saat
pembentukan kas kecil (tanggal 05 Januari 2007) adalah :
Tanggal Akun Debit Kredit
01/05/2007 Kas kecil 2.000.000
Kas 2.000.000

Ilustrasi
Pada tanggal 05 Januari 2007, setelah kas kecil dibentuk, Bank Bima cabang
Surabaya mengeluarkan biaya-biaya untuk keperluan sehari-hari antara lain;
pembelian pembersih lantai Rp 2.000.000,-, pembelian bahan bakar Rp 300.000,-,
pembelin makanan kecil untuk konsumsi rapat Rp 250.000,-, sumbangan bulanan
untuk pedangang kaki lima Rp 200.000,-

Jurnal :
Tanggal Akun Debit Kredit

05/01/2017 Biaya bahan bakar 300.000


Biaya konsumsi 250.000
Biaya lain-lain 400.000
Kas 950.000

Dari jurnal di atas, diketahui bahwa jumlah kas kecil dalam akun, tidak
berubah karena penarikan dana kas kecil tidak mengubah posisi kas kecil, akan
tetapi semua pengeluaran akan dicatat pada posisi debit biaya sebesar Rp
950.000,- dan dicatat pada posisi kredit kas sebesar Rp 950.000,-
Atas penarikan ini pemegang kas kecil akan menukarkan bukti pengeluaran
kepada teller sejumlah Rp 950.000,- sehingga saldo fisik kas kecil akan kembali
sejumlah Rp 2.000.000,-

 Fluctuating System (Sistem Dana Berfluktuasi)


Pencatatan kas kecil dalam fluctuating system, saldo kas kecil akan
berfluktuasi sesuai dengan perubahan posisi kas kecil yang disebabkan adanya
pengeluaran yang menggunakan dana kas kecil. Setiap pengeluaran akan
berpengaruh pada posisi kas kecil, sehingga saldo kas kecil akan berubah-ubah.
Pada saat pembentukan kas kecil, bank akan menjurnal kas kecil pada
posisi debit dan mencatat kas pada posisi kredit. Selanjutnya pada saat terjadi
penarikan dana kas kecil, maka bank akan mencatat biaya-biaya pada posisi debit
dan kas kecil pada posisi kredit. Dengan demikian, maka saldo kas kecil akan
berkurang. Kemudian petugas bank akan meminta kas kecil kepada teller dan
mendebit kas kecil.
Untuk memudahkan pemahaman pencatatan kas kecil dengan
menggunakan fluctuating system, di bawah ini akan diberikan ilustrasi.
Ilustrasi
Pada tanggal 05 Januari 2007 Bank Bima Cabang Surabaya membentuk kas kecil
dengan nila Rp 2.000.000,- Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima pada saat
pembentukan kas kecil (tanggal 05 Januari 2007) adalah:

Tanggal Akun Debit Kredit


05/01/2007 Kas Kecil 2.000.000
Kas 2.000.000

Pada tanggal 05 Januari 2007, setelah kas kecil dibentuk, Bank Bima Cabang
Surabaya mengeluarkan biaya-biaya untuk keperluan sehari-hari antara lain;
Pembelian pembersih lantai Rp 200.000,-
Pembelian bahan bakar Rp 300.000,-
Pembelian makanan kecil untuk konsumsi rapat Rp 250.000,-
Sumbangan bulanan untuk pedagang kaki lima Rp 200.000,-
Jumlah pengurangan Rp 950.000,-
Atas pengeluaran uang yang berasal dari kas kecil itu, maka jumlah yang dibuat
oleh Bank Bima adalah:
Tanggal Akun Debit Kredit
05/01/2007 Biaya bahan bakar 300.000
Biaya konsumsi 250.000
Biaya lain-lain 400.000
Kas kecil 950.000

Dari jurnal di atas, diketahui bahwa jumlah kas kecil berubah karena adanya
penarikan dana kas kecil sehingga saldo kas kecil menjadi Rp 1.050.000 (Rp
2.000.000- Rp 950.000)
Pada akhir hari petugas kas kecil akan mengisi kembali kas kecil sebesar jumlah
yang dikeluarkan. Jurnal atas pengisian kembali kas kecil adalah :
Tanggal Akun Debit Kredit
05/01/2007 Kas kecil 950.000
Kas 950.000

Dengan melakukan pengisian kembali kas kecil, maka pada akhir hari posisi kas
kecil menjadi Rp 20.000,-
2.1 Simpanan Giro

2.1.1 Pengertian Simpanan Giro


Simpanan giro merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat atau dana
pihak ketiga yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan
sarana penarikan berupa cek dan bilyet giro atau sarana lainnya. Simpanan giro lebih
dikenal dengan nama giro dapat ditawarkan kepada seluruh masyarakat baik
perorangan maupun badan usaha sesuai dengan persyaratan pembukaan rekening
giro. Giro sangat bermanfaat bagi masyarakat melalui aktivitas usaha, karena
pemegang rekening giro akan banyak mendapat kemudahan dalam melakukan
transaksi usahanya. Memiliki rekening giro di bank pada dasarnya sama dengan
memiliki uang tunai. Pemilik rekening giro dapat dengan mudah melakukan transaksi
bisnisnya dengan melakukan pembayaran dengan cek atau bilyet giro.
Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998 mendefinisikan simpanan giro
adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara
pemindahbukuan. Menurut Dendawijaya (2000: 56), dalam pelaksanaannya, giro
ditatausahakan oleh bank dalam suatu rekening yang disebut dengan rekening Koran.
Jenis rekening giro ini dapat berupa:
a. Rekening atas nama perorangan;
b. Rekening atas nama suatu badan usaha/lembaga, dan;
c. Rekening bersama/gabungan.

2.1.2 Akuntansi Giro


Akuntansi giro merupakan pencatatan yang terkait dengan transaksi yang terjadi
pada rekening giro. Pencatatan transaksi rekening giro dapat terjadi pada saat
pembukaan, setoran tunai, pemindahbukukan, setoran kliring, penarikan tunai
maupun penarikan kliring dan transaksi lainnya. Pencatatan akuntansi giro diatur
sebagai berikut:
a. Transaksi rekening giro diakui sebesar nominal uang yang disetorkan oleh
nasabah atau yang ditarik/dicairkan. Pada saat nasabah melakukan transaksi
setoran atau penarikan secara tunai, maka bank akan melakukan pencatatan
transaksi tersebut sesuai dengan uang tunai yang diterimanya.
b. Setoran giro dapat dilakukan dsecara tunai dan nontunai. Dalam hal setoran
dilakukan dengan secara tunai, maka setoran tersebut diakui pada saat uang
diterima. Dalam hal setoran dilakukan secara nontunai (setoran kliring), maka
setoran tersebut diakui setelah kliring efektif, yaitu setelah setoran berhasil
ditagihkan ke bank tertagih.
c. Bank akan memberikan imbalan kepada pemegang saham rekening giro.
Besarnya imbalan tergantung pada kebijakan masing-masing bank. Imbalan yang
berasal dari rekening giro disebut dengan jasa giro.
d. Dalam hal rekening giro bersaldo negatif, maka bank dapat memberiksn kredit
overdraft, yaitu kredit yang diberikan untuk memberikan tambahan dana ke
rekening giro nasabah, bila terdapat penarikan cek dan/atau bilyet giro yang
jumlahnya melebihi saldo rekening giro. Bank akan membebankan bunga
overdraft.

2.1.3 Pembukaan Rekening Giro


Pembukaan rekening giro dapat dilakukan oleh nasabah dengan mengisi formulir
pembukaan rekening yang telah disediakan oleh bank. Calon nasabah simpanan giro
dapat membuka rekening giro apabila memenuhi syarat dan ketentuan. Syarat yang
harus dimiliki oleh calon nasabah adalah sekurang-kurangnya sebagai berikut:
 Calon nasabah tidak tercantum dalam Daftar Hitam Bank Indonesia (DHBI)
 Mmiliki nomor pokok wajib pajak (NPWP)
 Persyaratan minimal setoran dan minimal saldo pengendapan

Setelah persyaratan terpenuhi, maka nasabah dapat membuka simpanan giro dan
melakukan setoran pertama yang jumlah setoran minimalnya tergantung pada
masing-masing bank. Untuk mempermudah pemahaman, maka di bawah ini
diberikan ilustrasi.
Ilustrasi
Pada tanggal 16 April 2019 PT Yudistira membuka rekening giro di Bank Bima
Surabaya dengan setoran pertama sebesar Rp. 5.000.000,- secara tunai. Pada saat
yang sama PT Yudistira membeli 25 lembar buku cek dan 25 lembar buku Bilyet
Giro dengan harga masing-masing sebesar Rp. 100.000,- Pembelian buku cek dan
Bilyet Giro di debit dari saldo rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat adalah:
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
16 Kas 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(mencatat setoran awal Rekening Giro)

16 Giro – PT Yudistira 200.000


Pendapatan Buku Cek & BG 200.000
(mencatat pembelian buku cek & BG)
Dari transaksi pembukaan rekening giro PT Yudistira dengan jumlah setoran awal
sama dengan Rp. 5.000.000,- dan pembelian buku cek dan BG tersebut sebesar Rp.
200.000,-, maka pada bulan laporan (30 April 2019) bank akan membuat Laporan
rekening giro atau disebut juga Laporan Rekening Koran PT Yudistira per 30 April
2019 seperti pada contoh berikut ini. (asumsi tidak ada transaksi lain selama bulan
April 2019).
Laporan Rekening Korang diperlukan oleh nasabah untuk mengetahui transaksi-
transaksi yang terjadi pada rekening giro selama satu bulan. Dari data mutasi pada
rekening Koran, dapat diketahui bahwa saldo rekening giro PT Yudistira per 30 April
2019 sebesar Rp. 4.800.000,-.
PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2019
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000

2.1.4 Setoran
Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang rekening giro untuk
menyetorkan sejumlah uang tunai atau warkat tagihan dengan maksud untuk
menambah jumlah saldo rekening gironya. Setoran dapar dilakukan dengan setoran
secara tunao dan setoran nontunai (kliring dan pemindahbukuan).

A. Setoran Tunai
Setoran tunai, yaitu setoran yang dilakukan dengan menyerahkan sejumlah
uang kepada bank dan/atau dengan menggunakn cek yang diterbitkan oleh bank
itu sendiri. Nasabah menyetorkan uang tunai sejumlah tertentu kepada bank
untuk nasabah saldo rekening gironya.
Ilustrasi:
Pada tanggal 21 April 2019 PT Yudistira setor tunai sebesar Rp. 15.000.000,- di
Bank Surabaya untuk menambah saldo rekening gironya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat adalah:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


21 Kas 15.000.000
Giro – PT Yudistira 15.000.000
(mencatat setoran tunai)
Dengan adanya setoran tunai tersebut, maka pada akhir bulan PT Yudistira akan
menerima rekening koran/rekening giro per 30 April 2019 seperti pada contoh di
bawah ini. Dari informasi rekening giro tersebut dapat diketahui saldo rekening
giro PT Yudistira per 30 April 2019 sebesar Rp 19.800.000,-

PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2019
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
21 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000

B. Setoran Non-Tunai
Setoran nontunai merupakan setoran yang tidak dilakukan secara tunai
kepada bank. Setoran nontunai bias berasal dari transaksi antara lain:
1. Pemindahbukuan antarrekening dalam cabang bank yang sama
Pemilik rekening giro menerima setoran dari pemindahan dana dari
rekening lain pada cabang bank yang sama. Rekening lain tersebut bisa
berasal dari rekening giro atau rekening tabungan. Dengan adanya setoran dari
rekening lain, maka setoran tersebur akan menambah jumlah saldo rekening
giro nasabah.
Ilustrasi:
Anton adalah pemegang rekening Giro Bank Bima Surabaya. Pada tanggal 26
april 2019 Anton memindahkan dananya di Bank Bima Surabaya sebesar Rp.
2.000.000,- untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira, pemegang rekening
giro di Bank Bima Surabaya.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat adalah:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Giro – Anton 2.000.000
Giro – PT Yudistira 2.000.000
(pemindahan dana dari rekening giro
anton)

Saldo rekening giro Anton akan berkuranf sebesar Rp. 2.000.000,- karena
adanya pendebitan rekeningnya dan dipindahbukukan ke rekening giro PT
Yudistira. Sebaliknya saldo giro PT Yudistira akan bertambah sebesar Rp.
2.000.000,- karena telah menerima dan dari rekening giro Anton.
2. Pemindahbukuan dari bank yang sama tetapi berasal dari cabang lain
Pemegang rekening giro mendapat kiriman dan adari cabang laim.
Kriiman dana tersebut melibatkan dua cabang, maka pencatatan yang
dilakukan adalah terkait dengan Akun Rekening Antar Kantor (RAK) masing-
masing cabang. Akun Rekening Antar Kantor digunakan untuk mencatat
transaksi antarbank yang sama tapi pada kantor cabang yang berbeda.
Ilustrasi:
Dinaria adalah pemegang rekening giro Bank Bima Malang. Pada tanggal 26
April 2019 Dinaria memindahkan dananya dari Bank Bima Malang sebesar
Rp. 3.000.000,- untuk keuntungan rekening giro PT Yudistira di Bank Bima
Surabaya.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat di bank Bima Malang:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Giro – Dinaria 3.000.000
RAK – Cabang Surabaya 3.000.000
(pemindahan dana ke Surabaya)

Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di bank Bima Surabaya:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 RAK – Cabang Malang 3.000.000
Giro – PT Yudistira 3.000.000
(pemindahan dana dari Malang)

3. Penerimaan transfer/kiriman uang dari bank lain.


Bank menerima kiriman uang dari bank lain yang masih dalam wilayah
kliring yang sama. Kiriman uang (transfer-in) ini untuk keuntungan pemegang
rekening giro. Dalam hal adanya transfer-in yang berasal dari bank lain, maka
transaksi kiriman uang atau transfer-in ini dilakukan melalui mekanisme
kliring, sehingga melibatkan rekening giro pada Bank Indonesia.
Kiriman uang dari bank lain dalam wilayah kliring yang sama
pencatatannya akan berpengaruh pada akun “Giro pada Bank Indonesia”.
Kiriman uang dari bank lain di luar wilayah kliring, dapat berpengaruh pada
akun “Giro pada Bank Indonesia” atau akun “ Rekening Antar Kantor”. Hal
ini tergantung pada mekanisme kiriman uang yang dilakukan oleh bank
pengirim. Pengiriman uang yang dilakukan oleh bank pengirim melalui
cabangnya di kota tujuan, pencatatannya akan memengaruhi akun “giro pada
Bank Indonesia”. Pengiriman uang yang dilakukan langsung di wilayah
kliring bank pengirim, maka transaksi ini akan dicatat pada akun “ Rekening
Antar Kantor”. Selanjutnya oleh bank penerima, kiriman dan tersebut akan
diteruskan melalui transaksi antarcabang.
Ilustrasi:
Pada tanggal 26 april 2019 Bank Bima Surabaya menerima kiriman uang dari
Bank Niaga Surabaya sebesar Rp. 5.000.000,- untuk keuntungan Rekening
Giro PT Yudistira.
Dari transaksi tersebut, maka jurnal yang dibuat di bank Bima Surabaya:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(mencatat transfer masuk)

Kiriman uang dari bank lain dari luar wilayah kliring, maka kiriman uang
tersebut dapat dilakukan melalui bank pengiriman di kota tujuan, atau dikirim
langsung melalui bank yang dituju di kota pengirim. Kedua mekanisme
pengiriman uang ini dapat berpengaruh pada pencatatannya.
Ilustrasi:
Pada tanggal 27 april 2019 Bank Bima Surabaya menerima kiriman uang dari
Bank Niaga Malang sebesar Rp. 5.000.000,- untuk keuntungan rekening giro
PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, terdapar dua mekanisme penerimaan uang dari bank
lain di luar wilayah kliring. Dua mekanisme ini akan memengaruhi
pencatatan akuntansinya.
 Bank Niaga mengirimkan dana langsung ke Bank Bima Malang. Maka
mekanisme pengiriman uangnya adalah Bank Niaga cabang Malang
mengirimkan dana ke Bank Bima cabang Malang melalui lembaga kliring
wilayah Malang (BI Malang), kemudian Bank Bima Malang
memindahkanbukukan dana tersebut ke Bank Bima cabang Surabaya,
yang merupakan cabang bank yang dituju. Dengan demikian, maka
transaksi kliring dilakukan di wilayah kliring Malang (BI Malang).
Jurnal yang dibuat:
Bank Bima Malang

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
RAK – Cabang Surabaya 5.000.000
(mencatat transfer masuk)

Jurnal yang dibuat:


Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
26 RAK – Cabang Malang 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(mencatat pemindahbukuan)

 Bank Niaga langsung mengirimkan dananya dengan pemindahbukuan ke


Bank Niaga Surabaya. Mekanisme kiriman uangnya adalah Bank Niaga
Malang melakukan pemindahbukuan dengan mendebit rekening nasabah
Bank Niaga Malang dan dikirimkan ke Bank Niaga Surabaya. Bank Niaga
Surabaya setelah menerima pemindahbukuan dari Bank Niaga Malang
kemudia mentransfer dana tersebut ke Bank Bima Surabaya melalui
lembaga kliring Surabaya (Bank Indonesia Surabaya). Dengan demikian,
maka transaksi kliring dilakukan di wilayah kliring Surabaya (Bank
Indonesia Surabaya).
Jurnal yang dibuat:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Giro pada Bank Indonesia 5.000.000
Giro – PT Yudistira 5.000.000
(mencatat transfer masuk)

4. Setoran kliring oleh pemegang rekening giro


Nasabah menyetorkan cek atau bilyet giro yang diterbitkan oleh bank lain.
Setiap transaksi yang melibatkan bank lain baik dalam wilayah kliring
maupun di luar wilayah kliring, mala pencatatannya melalui akun “Giro pada
Bank Indonesia”. Hal ini karena setiap ada transaksi dengan bank lain, maka
terdapat perubahan saldo rekening bank di Bank Indonesia. Perubahan
tersebut berpengaruh pada perubahan saldo pada akun Giro pada Bank
Indonesia. Tagihan warkat antarbank hanya dapat dilakukan melalui lembaga
kliring/Bank Indonesia.
Ilustrasi:
Pada tanggal 26 april 2019 PT Yudistira menyetorkan Bilyet Giro ke Bank
Bima cabang Surabaya yang nilainya sebesar Rp. 10.000.000,-. Hasilnya akan
menjadi keuntungan rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Jurnal yang dibuat pada saat warkat ditagihkan melalui Bank Indonesia

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000
(mencatat setoran kliring pada saat warkat -
ditagihkan)

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat berhasil/efektif

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Rek. Perantara Kliring 10.000.000

26 Giro pada Bank Indonesia 10.000.000


Giro – PT Yudistira 10.000.000
(mencatat kliring efektif)

Jurnal yang dibuat bila tagihan warkat ditolak

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


26 Rek. Perantara Kliring - 10.000.000

Dengan memperhitungkan setoran nontunai tersebut, maka saldo rekening giro PT


Yudsitira per 30 April 2019 2019 adalah sebesar Rp. 44.800.000,-
Daftar rincian rekening giro PT Yudistira dapat dilihat berikut ini:

PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2019
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
21 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan 2.000.000 21.800.000
antarrekening
26 Pemindahbukuan 3.000.000 24.800.000
antarcabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44.800.000

2.1.5 Penarikan
Penarikan merupakan transaksi penarikan atau pengambilan atas beban rekening
giro. Dari transaksi penarikan, maka saldo rekening giro nasabah akan berkurang.
Penarikan dibagi menjadi dua, yaitu penarikan tunai dan penarikan nontunai.
A. Penarikan Tunai
Penarikan tunai rekening giro dapat dilakukan dengan menggunakan cek.
Penarikan rekening giro dengan menggunakan cek, artinya penarikan dana
secara tunai, karena cek juga berfungsi sebagai alat pembayaran. Kasmir (2002:
71), Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank
yang memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah
uang kepada pihak yang disebutkan di dalamnnya atau kepada pemegang cek
tersebut.
Dalam hal ini pemegang rekening giro ingin mencairkan dananya, maka
dia dapat menggunakan cek dan menyerahkan cek kepada bank penerbit, yaitu
bank yang menerbitkan cek. Penarikan cek yang dilakukan di bank penerbit
adalah House Cheque. Dalam hal ini cek ditark melalui bank yang menerbitkan
cek, maka bank harus membayarnya selama dananya tersedia, dan bank dapat
menolak pencairan cek tersebut dalam hal saldo dananya lebih rendah dibanding
jumlah penarikan sesuai jumlah nominal yang tertera dalam cek.
Dalam penarikan rekening giro secara tunai dengan menggunakan cek,
maka transaksi ini akan berpengaruh pada penurunan kas yang ada di bank.
Ilustrasi:
Pada tanggal 27 april 2019 Annisa menarik cek yang diterbitkan oleh Bank Bima
Surabaya di cabang Bank Bima Surabaya sebesar Rp. 2.500.000,- atas beban
rekening giro PT Yudistira.
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Bank Bima Surabaya

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


27 Giro – PT Yudistira 2.500.000
Kas 2.500.000
(penarikan cek sendiri)

B. Penarikan Nontunai
Penarikan nontunai merupakan penarikan yang dilakukan dengan
menyerahkan bilyet giro, bukti transfer, dan penarikan kliring. Penarikan nontunai
tidak berpengaruh pada pengurangan kas di Bank, akan tetapi hanya akan
memengaruhi penurunan saldo pemilik rekening giro.

a. Penarikan kliring
Penarikan kliring terjadi dalam hal penarikan cek dan/atau bilyet giro
dilakukan di bank lain, bukan bank penerbit cek atau bank tertarik. Pada
nasabah menarik cek dan/atau BG tidak kepada bank penerbit, tetapi melalui
bank lain, maka penagihannya dilakukan melalui lembaga kliring (Bank
Indonesia).
Penarikan cek atau BG yang dilakukan melalui bank lain akan
berpengaruh pada akun Giro pada Bank Indonesia.
Ilustrasi:
Pada tanggal 28 april 2019, terdapat penarikan kliring dari Bank Surya
Surabaya sebesar Rp. 4.000.000,- atas beban rekening giro PT Yudistira si
Bank Bima Surabaya.
Bila saldo rekening giro PT Yudistira cukup, yaitu lebih dari Rp 4.000.000,-
maka penarikan kliring dari bank lain dapat dijalankan.
Jurnal yang dibuat:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


28 Giro – PT Yudistira 4.000.000
Giro pada Bank Indonesia 4.000.000
(penarikan kliring)

Bila saldo rekening giro PT Yudistira tidak tersedia atau kurang, misalnya
saldo giro kurang dari Rp. 4.000.000,- maka penarikan kliring tersebut ditolak.
Atas tolakan kliring, nasabah pemegang rekening giro dikenakan denda.
Jurnal yang dibuat:
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 4.000.000
Pendapatan komisi 4.000.000
(komisi tolakan kliring)

b. Pemindahbukuan
Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan
dan/atau transfer ke bank lain. Pemindahbukuan merupakan transaksi nontunai
yang dilakukan oleh nasabah untuk keuntungan nasabah lain yang mempunyai
rekening di bank yang sama.
Pemindahbukuan dari rekening giro ke rekening tabungan pada bank yang
sama. Pemindahan dana ini merupakan penarikan dana dari rekening giro
dengan menggunakan cek atau Bilyet Giro, kemudian dipindahkan
(dikreditkan) ke rekening tabungan. Atas transaksi ini maka giro nasabah akan
berkurang dan tabungan akan bertambah.
Ilustrasi:
Pada tanggal 28 april 2019 PT Yudistira memindahkan dana dengan mendebit
rekening gironya untuk keuntungan rekening tabungan Ira sebesar Rp.
1.000.00,-
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:

Tgl Keterangan Ref Debit Kredit


28 Giro – PT Yudistira 1.000.000
Tabungan – Ira 1.000.000
(pemindahbukuan)
Transfer ke bank lain dengan menarik dana dari rekening giro nasabah.
Transfer in dilakukan dengan menarik dana yang berasal dari rekening giro
dengan menggunakan sarana penarikan berupa cek atau Bilyet Giro,
selanjutnya hasil penarikan ditransfer ke bank lain dengan menggunakan
formulir transfer yang disediakan oleh bank.
Ilustrasi:
Pada tanggal 30 april 2019 PT Yudistira mentransfer dananya dengan mendebit
Rekening Gironya untuk keuntungan Rekening nasabah Bank Surya Surabaya
sebesar Rp. 2.000.000,-
Dari transaksi di atas, maka jurnal yang dibuat:
Tgl Keterangan Ref Debit Kredit
28 Giro – PT Yudistira 2.000.000
Giro pada BI 2.000.000
(transfer keluar)
Dengan menggunakan contoh di atas, maka saldo Giro PT Yudistira per 30
April 2019 adalah sebagai berikut:

PT Yudistira
Laporan Rekening Giro
Per 30 April 2019
Tgl. Keterangan Mutasi Saldo
Debit Kredit
16 Setoran tunai 5.000.000 5.000.000
16 Pembelian buku cek & BG 200.000 4.800.000
21 Setoran tunai 15.000.000 19.800.000
26 Pemindahbukuan 2.000.000 21.800.000
antarrekening
26 Pemindahbukuan 3.000.000 24.800.000
antarcabang
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 29.800.000
26 Kiriman dari bank lain 5.000.000 34.800.000
26 Setoran kliring 10.000.000 44.800.000
27 Penarikan House Cheque 2.500.000 42.300.000
28 Penarikan kliring 4.000.000 38.300.000
28 Transfer antarrekening 1.000.000 37.300.000
30 Transfer ke bank lain 2.000.000 35.300.000
3.1 Tabungan
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati,
tetapi tidak dapat ditarik dnegan cel, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Tujuan masyarakat menabung di bank antara lain:
a. Nasabah merasa aman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank
b. Nasabah dapat menarik tabungannya dengan mudah karena bank memberikan
kemudahan dalam hal penarikan, misalnya adanya mesin ATM yang tersebar dimana-
mana, adanya ATM bersama yang memudahkan nasabah untuk menarik tabungannya di
mesin ATM bank lain.
c. Untuk penghematan, supaya seluruh penghasilannya tidak digunakan untuk belanja

Beberapa jenis tabungan yang ditawarkan oleh bank saat ini, misalnya tabungan buunga
harian, tabungan pendidikan, tabungan multiguna, tabungan rencana pendidikan, dan lain-
lain. masing-masing jenis tabungan memiliki keunggulan yang berbeda-beda.
A. Sarana penarikan tabungan
1. Buku Tabungan
Buku tabungan merupakan salah satu bukti bahwa nasabah tersebut adalah
nasabah penabung di bank tertentu. Setiap nasabah tabungan akan diberikan buku
tabungan dan dalam buku tabungan akan diperoleh informasi tentang mutasi setoran,
penarikan dan pemindahbukuan. Informasi yang terdapat dalam buku tabungan
menggambarkan tentang mutasi dan saldo tabungan.
2. Slip Penarikan
Slip penarikan, merupakan formulir yang disediakan oleh bank untuk kepentingan
nasabah yang ingin melakukan penarikan tabungan melalui kantor bank yang
menerbitkan tabungan tersebut.
3. ATM
ATM (Anjungan tunai mandiri) merupakan sejenis kartu plastik yang fungsinya
dapat digunakan menari dana tunai dari rekening tabungan melalui mesin ATM yang
telah disiapkan oleh Bank.
4. Sarana lainnya
Formulir transfer merupakan sarana pemindahbukuan yang disediakan untuk
nasabah dalam melakukan pengiriman uang baik ke bank sendiri maupun ke bank
lain. beberapa bank dapat melayani nasabah yang ingin menarik dan/atau
memindahkan dananya dari rekening tabungan tanpa harus membawa buku tabungan.
Dalam perkembangannya bank juga menawarkan transaksi penarikan atau
pemindahbukuan melalui media komunikasi, seperti internet banking dan sms
banking.
B. Akuntansi tabungan
Akuntansi tabungan merupakan pencatatan untuk semua transaksi yang terkait
dengan tabungan, yang meliputi setoran, penarikan, dan pemindahbukuan. Perlakuan
akuntansi tabungan adalah sebagai berikut :
1. Saldo tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan.
Saldo tabungan nasabah dicatat dalam saldo kelompok kewajiban, karena
tabungan nasabah merupakan utang bagi bank yang sewaktu-waktu bank harus
membayarnya tanpa perjanjian.
2. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang
dilakukan oleh penabung. Pencatatannya sesuai dengan jumlah yang disetorkan
atau yang ditarik secara tunai.
3. Setoran tabungan yang diterima tunai diakui pada saat uang diterima, dan setoran
kliring diakui pada saat kliring berhasil ditagihkan atau kliring dinyatakan efektif.
4. Bank memberikan bunga tabungan yang besarnya sesuai dengan kebijakan bank
masing-masing dan jenis tabungan. Pada umumnya bank memberikan bunga yang
diperhitungkan secara harian sesuai dengan saldo pengendapannya.

C. Pembukaan tabungan
Pembukaan tabungan merupakan awal nasabah menjadi tabungan. Sebelum
pembukaan tabungan dilaksanakan, bank akan memberikan formulir isian yang harus
dilengkapi oleh calon nasabah. Setelah formulir diisi lengkap, maka bank akan membuka
rekening tabungan. Nasabah akan melakukan setoran minimal sejumlah uang tertentu
sebagai saldo awal rekening tabungan.
Jurnal yang dibuat oleh bank ketika mencatat setoran tunai nasabah untuk
menambah saldo tabungan.

KAS XXX
Tabungan XXX

D. Setoran Tabungan
Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang tabungan untuk
menambah saldo tabungannya. Setoran nasabah dapat dilakukan dengan setoran tunai
maupun setoran nontunai
1. Setoran tunai
Setoran tunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah secara
langsung ke bank dengan menyetorkan uang tunai kepada bank.
2. Setoran non tunai
Setoran nontunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah atau
pihak lain tidak dengan menyerahkan uang tunai, tetapi dengan sarana lain, antara
lain dengan pemindahbukuan, transfer-in, setoran kliring, dan lain-lain. setoran
tunai akan dicatat oleh bank pada saat dan tersebut benar-benar diterima oleh
bank.

Pemindahbukuan
Pemindahbukuan merupakan aktivitas yang dilakukan oelh bank atas perintah nasabah
untuk memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain dalam bank yang sama. Misalnya
pemindahan dana dari rekening tabungan ke rekening giro atau sebaliknya.
Ilustrasi:
Tanggal 8 mei 2006, Tuan anton memindahbukukan rekening tabungannya di bank bima
surabaya sebesar Rp. 5.000.000 untuk keuntungan rekening tabungan atas nama Ira, nasabah
bank bima Surabaya. Tanggal 10 mei 2006, beni mengirimkan dana sebesar Rp. 10.000.000
dengan mendebit rekening tabungannya di bank bima jakarta untuk keuntungan rekening
tabungan Ira, nasabah Bank Bima Surabaya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima.
8 mei Tabungan-Anton 5.000.000
Tabungan-ira 5.000.000
(Pemindahbukukan antar
rek.Tabungan)

10mei RAK-Cabang Jakarta 10.000.000


Tabungan Ira 10.000.000
(Pemindahbukuan antarcabang)

Setoran kliring
Setoran kliring merupakan setoran nontunai yang dilakukan oleh nasabah dengan
menyerahkan warkat (cek, BG) bank lain untuk keuntungan rekening tabungan. Setoran kliring
untuk tabungan dicatat pada saat warkat tersebut telah dapat d ditagihkan kepada bank yang
menerbitkan warkat.
Ilustrasi:
Pada tanggal 11 Mei 2006, Ira setor bilyet giro yang diterbitkan oleh Bank Mandiri Surabaya
senilai Rp. 10.000.000 dan hasilnya akan dikreditkan ke rekening tabungan atas nama Ira di
Bank Bima Surabaya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
tgl Keterangan debit Kredit
11 Rekening perantara kliring 10.000.000
mei
Pada saat warkat tertagih/ditolak
Tgl keterangan debit Kredit
11 Rekening perantara kliring 10.000.000
mei
Giro pada BI 10.000.000
Tabungan-Ira 10.000.000
(mencatat hasil kliring ke tabungan)

Transfer Masuk

Transfer masuk merupakan kiriman uang dari nasabah yang berasal dari bank lain untuk
keuntungan nasabah bank. Kenaikan rekening nasabah tabungan ini diimbangi dengan kenaikan
rekening giro pada Bank Indonesia.
Ilustrasi
Pada tanggal 11 mei 2006 terdapat transfer masuk (kiriman uang) dari Bank Niaga Surabaya
untuk keuntungan nasabah tabungan Ira di Bank Bima Surabaya sebesar Rp. 10.000.000
Jurnal di Bank Bima Surabaya
Tgl Keterangan debit Kredit
11 Giro pada BI 10.000.000
mei Tabungan-Ira 10.000.000

Penarikan Tabungan
Penarikan tabungan merupakan pengambilan dana yang dilakukan oleh nasabah.
Penarikan uang dengan nominal besar, meskipun sebenarnya bank tidak membatasi, akan tetapi
nasabah perlu memberitahukan sebelumnya, karena persediaan uang di bank jumlahnya terbatas.
Penarikan tunai yang dilakukan langsung di bank, yaitu nasabah mengisi slip penarikan dan
menandatanganinya kemudian menyerahkannya kepada teller disertai dengan menyerahkan buku
tabungan.
1. Penarikan Tunai
Penarikan tunai tabungan merupakan penarikan yang dilakukan oleh nasabah secara
tunai. Penarikan tunai dapat dilakukan secara langsung dengan mengisi slip penarikan yang
disediakan oleh bank atau bisa juga dengan kartu ATM sebagai sarana penarikan nonteller.
Ilustrasi
Pada tanggal 11 mei 2006, Ira menarik uang tabungannya di Bank Bima Surabaya sebesar Rp.
1.500.000
Pada tanggal 11 mei 2006, Ira mengambil uang tabungannya melalui ATM sebesar Rp.
2.500.000
Pada tanggal 11 mei 2006, Ira menaik tabungannya melalui ATM Bank BNI Surabaya
sebesar Rp. 2.000.000 penarikan tunai melalui mesin ATM bank lain dikenakan biaya Rp.
5.000
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima

tgl keterangan debit Kredit


11 Tabungan Ira 1.500.000
Kas 1.500.000
(penarikan tunai)

Tabungan Ira 2.500.000


Kas-ATM 2.500.000
(Penarikan tunai dari ATM)

Tabungan Ira 2.005.000


Giro bank lain 2.005.000
(penarikan tunai dari ATM bank
lain)

2. Penarikan Non Tunai


Penarikan nontunai merupakan penarikan tabungan yang dilakukan dengan menggunakan
sarana lain selain buku tabungan dan kartu ATM. Penarikan nontunai dapat dilakukan
dengan cara pemindahbukuan dan transfer.
a. Pemindahbukuan
Pemindahbukuan merupakan penarikan yang dilakukan oleh nasabah tidak secara
tunai, akan tetapi dengan mendebit rekening tabungannya kemudian dipindahkan ke
rekening lain dalam satu bank yang sama baik dalam cabang yang sama maupun
cabang lain atau dalam jenis rekening yang sama atau jenis rekening yang berbeda.
Ilustrasi
Pada tanggal 13 mei 2006 ira memindahbukukan dana yang berasal dari debit rekening
tabungannya sebesar Rp 1.000.000 dipindahbukukan untuk keuntungan rekening giro
PT Yudistira di Bank Bima Surabaya.
Pada tanggal 14 mei 2006 ira memindahkan dana dengan mendebit rekening
tabungannya sebesar Rp. 2.000.000 dipindahbukukan untuk keuntungan rekening
tabungan atas nama dian di PT Bank Bima cabang semarang
Jurnal yang dibuat oleh bank bima
Bank Bima Surabaya

tgl keterangan debit Kredit


13 Tabungan Ira 1.000.000
Giro PT Yudistira 1.000.000
(pemindahbukuan ke rek.giro)

14 Tabungan Ira 2.000.000


RAK-Cabang Semarang 2.000.000
(Pemindahbukuan ke cabang lain)

Bank Bima Semarang


tgl keterangan debit Kredit
13 RAK-Cabang Surabaya 2.000.000
Tabungan-Dian 2.000.000
(pemindahbukuan dari cabang
lain)

3. Transfer keluar
Transfer merupakan kegiatan memindahkan dana dari satu dari suatu bank lain baik
dalam wilayah kliring yang sama ataupun diluar wilayah kliring.
Ilustrasi
Pada tanggal 15 mei 2006 ira mentransfer dana dengan mendebit rekening tabungannya di
bank bima surabaya sebesar Rp 500.000 kemudian dikirimkan untuk keuntungan luna,
nasabah bank surya putra cabang surabaya. Biaya transfer Rp 5.000 secara tunai.
Pada tanggal 15 mei 2006 ira mentransfer dana dengan mendebit rekening tabungannya
sebesar Rp. 2.000.000 untuk dikirimkan ke happy, nasabah bank permata jakarta, biaya
transfer Rp. 5.000 debit rekening tabungannya.
Jurnal yang dibuat oleh Bank Bima
Bank Bima Surabaya

tgl Keterangan debit Kredit


11 Tabungan Ira 500.000
Giro Pada BI 500.000
(penarikan tunai)

Kas 5.000
Pendapatan komisi transfer 5.000
(Penarikan tunai dari ATM)
Tabungan Ira 2.005.000
RAK-Cabang Jakarta 2.000.000
Pendapatan komisi transfer 5.000

Bank Bima Jakarta


Tgl Keterangan debit Kredit
15 RAK-Cabang Surabaya 2.000.000
Giro Pada BI 2.000.000
(Transfer ke bank lain)

Bila transfer dilakukan dalam wilayah kliring yang sama, maka transfer tersebut
akan berpengaruh pada akun giro pada bank indonesia. Bila transfer ke bank lain diluar
wilayah kliring, maka terdapat dua pilihan. Pilihan pertama ditransfer ke bank yang
dituju yang memiliki cabang di wilayah kliring yang sama, akan memengaruhi akun giro
pada bank indonesia. Bila pengiriman dana dilakukan melalui cabang di kota tujuan,
maka akan memengaruhi akun Rekening Antar Kantor. Selanjutnya di kota tujuan
transaksi ini akan berpengaruh pada akun giro pada bank indonesia.

Perhitungan Bunga Tabungan


a. Metode Saldo terendah
Besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laporan
dikalikan dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada
bulan laporan dan dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun.
Misalnya pada bulan Mei
Bunga tabungan = ...% x 31/365 x saldo terendah pada bulan mei
b. Metode Saldo Rata-Rata Harian
Metode saldo rata-rata harian merupakan perhitungan bunga yang didasarkan
pada besarnya saldo rata-rata harian, sehingga dasar perhitungannya mempertimbangkan
saldo tabungan setiap hari.
Ilustrasi
Saldo rekening tabungan Ira per 31 Maret 2006 sebesar Rp 10.000.000 bunga bulan
maret setelah pajak sebesar Rp 10.000. transaksi yang terjadi di Bank Bima pada bulan
April 2006 adalah sebagai berikut:
Tanggal 01 april 2006, ira setor tunai sebesar Rp 5.000.000 dan mendapat kiriman uang
dari PT Bank Bima cabang Malang sebesar Rp 3.000.000
Tanggal 06 april 2006, ira menarik tunai tabungannya Rp 2.000.000
Tanggal 11 april 2006, ira setor cek yang diterbitkan oleh bank bima sebesar Rp
1.000.000 untuk keuntungan rekening tabungan ira. Cek tersebut efektif hari ini.
Tanggal 21 april 2006, ira menerima kiriman uang dari bank lain sebesar Rp 5.000.000
untuk keuntungan rekening tabungannya.
Tanggal 28 april debit rekening tabungan untuk membayar angsuran kredit sebesar Rp
2.500.000
Tanggal 30 april beban administrasi ATM sebesar Rp 5.000

Dari transaksi tersebut, misalnya pada bulan april 2006 bunga tabungan sebesar
10% per tahun, dan pajak 20%, maka bunga tabungan ira bulan april dapat dihitung
sebagai berikut:

Ira
Laporan Mutasi Tabungan
Per 30 April 2006

mutasi
tgl keterangan saldo
debit kredit

1 saldo awal 10.000.000

bunga bulan maret 2006 100.000 10.100.000

setoran tunai 5.000.000 15.100.000

6 penarikan tunai 2.000.000 13.100.000

11 setoran kliring 1.000.000 14.100.000

21 transfer masuk 5.000.000 19.100.000

28 pembayaran angsuran 2.500.000 16.600.000

30 beban ATM 5.000 16.595.000

c. Metode Saldo Terendah

Saldo terendah tabungan Ira sebesar Rp 10.000.000


Bunga = 10% per tahun.
Dengan menggunakan metode saldo terendah,maka bunga tabungan dapat dihitung
sebagai berikut:
Bunga tabungan 10% x 30/365 x 10.000.000 = 82.192
Pajak 20% x 82.192 = 16.438
Bunga bersih 65.753
Dari perhitungan tersebut, maka jurnal yang dibuat oleh bank bima surabaya sebagai
berikut:
Jurnal 30 april 2006
Tgl keterangan debit Kredit
30 Bunga Tabungan 82.192
Tabungan-ira 65.753
Utang PPh 16.438

d. Metode Saldo Harian


Dengan menggunakan metode saldo rata-rata harian, maka besarnya bunga yang
dibayarkan bank kepada ira adalah sebesar Rp 127.533 dan pajak atas bunga tabungan
sebesar Rp 25.507 sehingga ira mendapatkan bunga tabungan sebesar Rp 102.026

tgl 1-5 5 x 15.100.000 = 75.500.000

tgl 6-10 5 x 13.100.000 = 65.500.000

tgl 11-20 10 x 14.100.000 = 141.000.000

tgl 21-27 7 x 19.100.000 = 133.700.000

tgl 28-29 2 x 16.600.000 = 33.200.000

tgl 30 1 x 16.595.000 = 16.595.000

Total 465.495.000

jumlah hari pada bulan laporan (april) 30

saldo rata-rata harian 15.516.500

bunga = 10%x30/365x15.516.500 127.533

pajak = 20%x127.533 25.507

bunga bersih yang diterima ira adalah 102.026

Dari perhitungan tersebut, jurnal yang dibuat oleh Bank Bima Surabaya adalah sebagai berikut:
Jurnal 30 april 2006
tgl keterangan debit Kredit
30 Bunga Tabungan 127.533
Tabungan-ira 102.026
Utang PPh 25.507
BAB III
KESIMPULAN

Fungsi kas dalam suatu perusahaan sangat penting, karena hampir setiap kegiatan yang
dilakukan oleh perusahaan selalu berkaitan dengan kas. Maka, tanpa kas perusahaan tidak akan
berjalan dengan lancar. Kas yang diperlukan perusahaan yang digunakan untuk membiayai
perusahaan sehari-hari maupun untuk pembelian aktiva tetap memiliki sifat tidak continue. Sifat
continue untuk pembelian bahan baku, pembayaran gaji dan upah, membeli supplies kantor habis
pakai dan lain sebagainya. Sedangkan untuk sifat tidak continue, untuk pembayaran pajak,
dividen, angsuran, hutang dan sebagainya.
Giro sangat bermanfaat bagi masyarakat melalui aktivitas usaha, karena pemegang
rekening giro akan banyak mendapat kemudahan dalam melakukan transaksi usahanya. Memiliki
rekening giro di bank pada dasarnya sama dengan memiliki uang tunai. Pemilik rekening giro
dapat dengan mudah melakukan transaksi bisnisnya dengan melakukan pembayaran dengan cek
atau bilyet giro.
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat
tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dnegan cel, bilyet giro, dan/atau alat lainnya
yang dipersamakan dengan itu. Tujuan masyarakat menabung di bank antara lain: Nasabah
merasa aman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank, Nasabah dapat menarik
tabungannya dengan mudah karena bank memberikan kemudahan dalam hal penarikan, misalnya
adanya mesin ATM yang tersebar dimana-mana, adanya ATM bersama yang memudahkan
nasabah untuk menarik tabungannya di mesin ATM bank lain, Untuk penghematan, supaya
seluruh penghasilannya tidak digunakan untuk belanja
Daftar Pustaka

Ismail. 2015. Akuntansi Bank: Teori dan Aplikasi dalam Rupiah. Jakarta : Kencana Prenada
Media Group

Anda mungkin juga menyukai