Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PERBANKAN TABUNGAN,

DEPOSITO & GIRO

Oleh: Kelompok 5 Kelas A


1. KEVIN PRATAMA NUGRAHA 1413010276
2. LAILIL AMALIA HANIKA P 1413010258
3. NURNADYA DILIANA DEWI 1413010271

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL


“VETERAN” JAWA TIMUR
TAHUN AJARAN 2015 – 2016
KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Walaupun makalah ini telah selesai, namun kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalamnya masih
terdapat banyak kekurangan. Kekurangan tersebut karena keterbatasan pengalaman, pengetahuan,
kemampuan, waktu serta tenaga. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah kami harapkan demi penyempurnaan penulisan berikutnya.

Akhirnya kami berharap semoga makalah yang sederhana ini, dapat berguna dan bermanfaat bagi
diri penulis sendiri maupun bagi para pembacanya.

Surabaya, 8 Mei 2016


BAB I

PENDAHULUAN

Di era globalisasi ini, masyarakat sudah tak asing lagi dengan kata bank. Bank sudah menjadi
sahabat dari masyarakat dunia untuk memenuhi kebutuhan keuangan pribadi, kelompok maupun
sebuah instansi. Bank sendiri memiliki pengertian sebagai lembaga keuangan yang kegiatan
usahanya adalah menghimpun dan dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke masyarakat
serta memberikan jasa-jasa bank lainnya. Bank juga merupakan lembaga yang bisnis utamanya
adalah menyimpan dan meminjam dana dari masyarakat. Bank kerap disebut sebagai urat nadi
kegiatan ekonomi suatu negara. Pada manusia misalnya, nadi adalah “saluran” yang bertugas
mengantar zat-zat (yang terdapat dalam darah) dari satu bagian tubuh ke bagian tubuh yang lain.
Kalau pada manusia, kurang darah akan menyebabkan lesu, maka pada negara, kurang uang akan
menyebabkan ekonomi negara menjadi lesu. Ini karena uang adalah darah yang menggerakkan
perekonomian. Sumber utama dana bank dalam usahanya menghimpun dana berasal dari simpanan
dalam bentuk giro, deposito berjangka, dan tabungan. Sumber-sumber dana bank dalam bentuk
simpanan tersebut berasal dari masyarakat maupun dari nasabah institusi. Di samping itu, sumber
dana bank dapat pula berasal dari modal sendirinya dan sumber lainnya yang tidak termasuk dalam
kedua sumber tersebut di atas.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian tabungan
Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Tabungan adalah
simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi
tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Tabungan merupakan jenis simpanan yang sangat dikenal oleh masyarakat, karena sejak sekolah
dasar anak-anak sudah dikenalkan dengan tabungan, meskipun masih bersifat menabung di
sekolah. Dalam perkembangan zaman, masyarakat saat ini justru membutuhkan bank sebagai
tempat menyimpan uangnya.

Tujuan masyarakat menabung di bank antara lain:

 Nasabah merasa aman menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan di bank.


 Nasabah dapat menarik tabungannya dengan mudah karena bank memberikan kemudahan
dalam hal penarikan, misalnya adanya mesin ATM yang tersebar di mana-mana, adanya
ATM bersama yang memudahkan nasabah untuk menarik tabungannya di mesin ATM
bank lain.
 Untuk penghematan, supaya seluruh penghasilannya tidak digunakan untuk belanja.

Tabungan merupakan salah satu bentuk simpanan yang diperlukan oleh masyarakat untuk
menyimpan uangnya, karena tabungan merupakan jenis simpanan yang dapat dibuka dengan
persyaratan yang sangat mudah. Nasabah hanya menyediakan fotokopi KTP, SIM, Paspor, dan
identitas lainnya untuk dapat membuka rekening tabungan. Setoran awal rekening tabungan juga
rendah, sehingga terjangkau oleh masyarakat luas. Dalam abad modern, bank melakukan inovasi
dengan menciptakan produk tabungan dengan berbagai jenis. Beberapa jenis tabungan yang
ditawarkan oleh bank saat ini, misalnya tabungan bunga harian, tabungan pendidikan, tabungan
multiguna, tabungan rencana pendidikan, dan lain-lain. Masing-masing jenis tabungan memiliki
keunggulan yang berbeda-beda.
Sarana Penarikan Tabungan

Dalam melakukan penarikan terhadap rekening tabungan, maka bank memberikan


beberapa sarana yang dapat digunakan untuk menarik rekening tabungan, antara lain:

a. Buku Tabungan

Buku tabungan merupakan salah satu bukti bahwa nasabah tersebut adalah nasabah
penabung di bank tertentu. Setiap nasabah tabungan akan diberikan buku tabungan, dan dalam
buku tabungan akan diperoleh informasi tentang mutasi setoran, penarikan, dan pemindahbukuan.
In-formasi yang terdapat dalam buku tabungan menggambarkan tentang mutasi dan saldo
tabungan.

b. Slip Penarikan

Slip penarikan, merupakan formulir yang disediakan oleh bank untuk kepentingan nasabah
yang ingin melakukan penarikan tabungan melalui kantor bank yang menerbitkan tabungan
tersebut.

c. ATM

ATM (Anjungan Tunai Mandiri) merupakan sejenis kartu plastik yang fungsinya dapat
digunakan menarik dana tunai dari rekening tabungan melalui mesin ATM yang telah disiapkan
oleh bank. Dalam dunia modern, ATM merupakan sarana yang perlu diberikan oleh setiap bank
untuk dapat bersaing dalam menawarkan produk tabungan, karena Kartu ATM menjadi kebutuhan
bagi setiap nasabah tabungan.

d. Sarana Lainnya

Sarana lain yang disediakan oleh bank misalnya formulir transfer. Formulir transfer
merupakan sarana pemindahbukuan yang disediakan untuk nasabah dalam melakukan pengiriman
uang baik ke bank sendiri maupun ke bank lain. Beberapa bank dapat melayani nasabah yang ingin
menarik dan/ atau memindahkan dananya dari rekening tabungan tanpa harus membawa buku
tabungan. Fasilitas ini diberikan oleh bank kepada nasabah yang sudah dikenal dan loyal. Dalam
perkembangannya bank juga menawarkan transaksi penarikan atau pemindahbukuan melalui
media komunikasi, seperti internet banking dan sms banking. Dengan berbagai pelayanan jasa
yang diberikan oleh bank, maka diharapkan bank dapat menghimpun dana murah melalui
penghimpunan tabungan.

1. Akuntansi Tabungan

Akuntansi tabungan merupakan pencatatan untuk semua transaksi yang terkait dengan
tabungan, yang meliputi setoran, penarikan, dan pemindahbukuan. Perlakukan akuntansi tabungan
adalah sebagai berikut :

a. Saldo tabungan dinilai sebesar jumlah kewajiban bank kepada pemilik tabungan. Saldo
tabungan nasabah dicatat dalam kelompok kewajiban, karena tabungan nasabah
merupakan utang bagi bank yang sewaktu-waktu bank harus membayarnya tanpa
perjanjian.
b. Transaksi tabungan diakui sebesar nominal penyetoran atau penarikan yang dilakukan oleh
penabung. Pencatatannya sesuai dengan jumlah yang disetorkan atau yang ditarik secara
tunai.
c. Setoran tabungan yang diterima tunai diakui pada saat uang diterima, dan setoran kliring
diakui pada saat kliring berhasil ditagihkan atau kliring dinyatakan efektif.
d. Bank memberikan bunga tabungan yang besarnya sesuai dengan kebijakan bank masing-
masing dan jenis tabungan. Pada umumnya bank memberikan bunga yang diperhitungkan
secara harian sesuai dengan saldo pengendapannya.

Pembukaan Tabungan

Pembukaan tabungan merupakan awal nasabah menjadi nasabah tabungan. Sebelum


pembukaan tabungan dilaksanakan, bank akan memberikan formulir isian yang harus dilengkapi
oleh calon nasabah. Setelah formulir diisi lengkap, maka bank akan membuka rekening tabungan.
Nasabah akan melakukan setoran minimal sejumlah uang tertentu sebagai saldo awal rekening
tabungan. Setoran berikutnya juga ditetapkan jumlah minimal setorannya. Setiap bank akan
mensyaratkan adanya ketentuan tentang setoran awal yang besarnya tergantung pada masing-
masing bank dan setoran berikutnya.
Setoran Tabungan

Setoran merupakan aktivitas yang dilakukan oleh pemegang ta¬bungan untuk menambah
saldo tabungannya. Setoran nasabah dapat dilakukan dengan setoran tunai maupun setoran
nontunai. Dalam slip setoran tersebut tertera tanggal setoran, pilihan setoran yang terdiri dari
setoran tunai, dan lainnya. Di samping itu, terdapat pilihan tujuan setoran sesuai dengan jenis
rekeningnya antara lain, setoran untuk rekening giro, tabungan, deposito, kredit, dan lainnya. Slip
ini dapat digunakan untuk berbagai macam jenis setoran baik setoran tunai maupun setoran
nontunai.

a. Setoran Tunai

Setoran tunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah secara langsung ke bank
dengan menyetorkan uang tunai kepada bank. Bank akan memeriksa jumlah uang yang disetorkan
dan membandingkannya dengan jumlah angka yang tertera pada slip setoran bila benar, maka akan
dicatat dalam pembukuan bank.

b. Setoran Nontunai

Setoran nontunai merupakan setoran yang dilakukan oleh nasabah atau pihak lain tidak
dengan menyerahkan uang tunai, tetapi dengan sarana lain, antara lain pemindahbukuan, transfer-
in, setoran kliring, dan lain-lain. Setoran nontunai akan dicatat oleh bank pada saat dana tersebut
benar-benar diterima oleh bank.

a) Pemindahbukuan

Pemindahbukuan merupakan aktivitas yang dilakukan oleh bank atas perintah nasabah
untuk memindahkan dana dari satu rekening ke rekening lain dalam bank yang sama. Misalnya
pemindahan dana dari rekening tabungan ke rekening giro dan/atau sebaliknya, yaitu pemindahan
dana dari rekening giro ke rekening tabungan atau sama- sama dari rekening tabungan atau
rekening giro akan tetapi, dengan nomor rekening nasabah yang berbeda. Setoran nontunai melalui
pemindahbukuan akan berpengaruh pada penambahan dan pengurangan masing-masing rekening.
b) Setoran Kliring

Setoran kliring merupakan setoran nontunai yang dilakukan oleh nasabah dengan
menyerahkan warkat (cek, BG) bank lain untuk keuntungan rekening tabungan. Setoran kliring
untuk tabungan dicatat pada saat warkat tersebut telah dapat ditagihkan kepada bank yang
menerbitkan warkat.

c) Transfer masuk

Transfer masuk merupakan kiriman uang dari nasabah yang berasal dari bank lain untuk
keuntungan nasabah bank. Dengan adanya transfer masuk atas keuntungan rekening tabungan
nasabah, maka rekening tabungan nasabah akan bertambah. Kenaikan rekening nasabah tabungan
ini diimbangi dengan kenaikan rekening giro pada Bank Indonesia. Kiriman uang dari bank lain
akan melibatkan saldo rekening bank yang terdapat di Bank Indonesia, oleh karena itu setiap
terdapat penerimaan uang yang berasal dari bank lain, maka akan menambah saldo giro pada Bank
Indonesia.

2. Penarikan Tabungan

Penarikan tabungan merupakan pengambilan dana yang dilakukan oleh nasabah. Bank
memiliki kebijakan yang berbeda tentang penarikan dana dari rekening tabungan, baik dilihat dari
Segi jumlah penarikan maupun frekuensi penarikan dalam sehari. Penarikan uang dengan nominal
besar, meskipun sebenarnya bank tidak membatasi, akan tetapi nasabah perlu memberitahukan
sebelumnya, karena persediaan uang di bank jumlahnya terbatas. Penarikan tunai yang dilakukan
langsung di bank, yaitu nasabah mengisi slip penarikan dan menandatanganinya, kemudian
menyerahkannya kepada teller disertai dengan menyerahikan buku tabungan

a. Penarikan Tunai

Penarikan tunai tabungan merupakan penarikan yang dilakukan oleh nasabah secara tunai.
Penarikan tunai dapat dilakukan secara langsung dengan mengisi slip penarikan yang disediakan
oleh bank disertai dengan menunjukkan buku tabungan kepada t e Iler. Penarikan tunai lainnya,
yaitu dengan menggunakan kartu ATM sebagai sarana penarikan nonteller.
b. Penarikan Nontunai

Penarikan nontunai merupakan penarikan tabungan yang dilakukan dengan menggunakan


sarana lain selain buku tabungan dan kartu ATM. Penarikan nontunai dapat dilakukan dengan cara
pemindahbukuan dan transfer.

a) Pemindahbukuan

Pemindahbukuan merupakan penarikan yang dilakukan oleh nasabah tidak secara tunai,
akan tetapi dengan mendebit rekening tabungannya kemudian dipindahkan ke rekening lain dalam
satu bank yang sama baik dalam cabang yang sama maupun cabang lain atau dalam jenis rekening
yang sama atau jenis rekening yang berbeda. Misalnya nasabah mendebit (menarik) rekening
tabungannya untuk dipindahbukukan ke rekening giro atau ke rekening tabungan lainnya dalam
bank yang sama baik cabang yang sama atau cabang yang berbeda.

b) Transfer Keluar

Transfer merupakan kegiatan memindahkan dana dari satu bank ke bank lain baik dalam
wilayah kliring yang sama ataupun di luar wilayah kliring. Transfer dapat dilakukan dengan
mendebit rekening tabungan nasabah, sehingga tabungan nasabah akan berkurang.

Terdapat perbedaan antara transfer ke bank lain dalam wilayah kliring yang sama dengan
transfer ke bank di luar wilayah kliring yang sama. Bila transfer dilakukan dalam wilayah kliring
yang sama, maka transfer tersebut akan berpengaruh pada akun giro pada Bank Indonesia; Bila
transfer ke bank lain di luar wilayah kliring, maka terdapat dua pilihan.

Pilihan pertama ditransfer ke bank yang dituju yang memiliki cabang di wilayah kliring
yang sama, akan memengaruhi akun giro pada Bank Indonesia. Bila pengiriman dana dilakukan
melalui cabang di kota tujuan, maka akan memengaruhi akun Rekening Antar Kantor. Selanjutnya
di kota tujuan transaksi ini akan berpengaruh pada akun giro pada Bank Indonesia.

3. Perhitungan Bunga Tabungan

Pemegang rekening tabungan akan mendapat imbalan berupa bunga. Bunga tabungan
dapat dihitung dengan berbagai metode perhitungan, antara lain metode saldo terendah dan metode
saldo rata-rata harian.
a. Metode Saldo Terendah

Besarnya bunga tabungan dihitung dari jumlah saldo terendah pada bulan laporan dikalikan
dengan suku bunga per tahun kemudian dikalikan dengan jumlah hari pada bulan laporan dan
dibagi dengan jumlah hari dalam satu tahun. Misalnya untuk menghitung bunga pada bulan Mei,
maka besarnya bunga dapat dihitung sebagai berikut:

Bunga Tabungan =... % x 31/365 x saldo terendah pada bulan Mei.

b. Metode Saldo Rata-rata Harian

Metode saldo rata-rata harian merupakan perhitungan bunga yang didasarkan pada
besarnya saldo rata-rata harian, sehingga dasar perhitungannya mempertimbangkan saldo
tabungan setiap hari.

Pengertian Giro (Demand Deposit)

Pengertian simpanan giro atau yang lebih populer disebut rekening giro menurut UU Perbankan
No. 10 Tahun 1998, Giro adalah Simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah
bukuan.

Sedangkan pengertian simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank
dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan atau yang dapat dipersamakan
dengan itu.

Berdasarkan beberapa pengertian giro diatas maka dapat disimpulkan bahwa giro adalah simpanan
masyarakat dalam rupiah atau valuta asing pada bank yang transaksinya dapat dilakukan setiap
saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, kartu ATM, dan cara pembayaran lainnya.

Karena sifat penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat, Artinya adalah bahwa uang yang
disimpan di rekening giro dapat diambil setiap waktu setelah memenuhi berbagai persyaratan yang
ditetapkan misalnya waktu jam kantor, keabsahan dan kesempurnaan cek serta saldonya yang
tersedia, maka sumber dana dari rekening giro ini merupakan sumber dana jangka pendek yang
jumlahnya relatif lebih dinamis tau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Dengan kata lain giro ini
sebagai dana yang sensitif atau peka terhadap perubahan sehingga disebut pula sebagai dana yang
labil yang sewaktu waktu dapat ditarik atau disetor oleh nasabah. Bagi nasabah pemegang rekening
giro (girant), sifat penarikan tersebut sangat membantu dalam membiayai nasabah secara lebih
efisien. Biasanya simpanan giro ini digunakan untuk kepentingan bisnis, yaitu untuk menampung
hasil penerimaan dan untuk pembayaran dari dan kepada para relasi bisnis.

Penarikan uang direkening giro dapat menggunakan sarana penarikan yaitu cek dan bilyet giro.
Apabila penarikan yang dilakukan secara tunai maka sarana penarikannya adalah dengan
menggunakan cek. Sedangkan untuk penarikan non tunai adalah dengan menggunakan bilyet giro.
Di samping itu jika kedua penarikan sarana tersebut hilang maka nasabah dapat menggunakan
sarana penarikan lainnya, seperti surat pernyataan atau surat kuasa yang ditandatangani diatas
materai.

Menurut Kasmir (2006:67) bahwa dalam pelaksanaannya, setiap pemilik giro (girant) akan
memperoleh buku cek dan bilyet giro sebagai instrumen untuk melakukan penarikan dana atau
pembayaran atas suatu transaksi.

1. Persyaratan Umum Giro

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh perorangan dan badan usaha untuk menjadi pemegang
rekening Giro adalah sebagai berikut:

1. Nama calon pemegang rekening Giro tidak tercantum di dalam Daftar Hitam yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia.

2. Menyetujui setiap pasal yang tercantum dalam “Syarat – syarat Umum Pembukaan Rekening
Koran pada Bank”.

3. Mengisi formulir “Permohonan Membuka Rekening pada Bank”.

4. Calon pemegang rekening harus mengisi Kartu Contoh Tanda Tangan.

5. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

6. Menyerahkan fotocopy bukti diri (KTP/SIM/Paspor dan KITAS bagi WNA) dan kuasanya
(bila dikuasakan).
7. Khusus calon nasabah yang merupakan badan usaha harus menyerahkan :

a. Akte Pendirian dan/atau Akte Perubahan yang terakhir.

b. Pengesahan dari Departemen Kehakiman khusus untuk badan usaha berbentuk PT.

c. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP) dan perizinan
lainnya.

2. Pembukaan Giro

Proses pembukaan rekening Giro dilaksanakan bila calon nasabah telah memenuhi persyaratan
yang ditetapkan. Rekening Giro hanya bisa dibuka bila seluruh dokumen pembukaan Giro telah
lengkap dan disetujui oleh Pemimpin Seksi Customer Service dan Pemimpin Bagian Pelayanan.

3. Pengadaan dan Penatausahaan Cek/Bilyet Giro

Untuk tujuan standarisasi dan kontrol, pengadaan Cek/Bilyet Giro dikoordinir dan disentralisasi
di Kantor Pusat. Persediaan blanko Cek/Bilyet Giro pada Customer Servicemasing-masing Kantor
Cabang harus diberikan dengan batasan jumlah yang diperkirakan cukup untuk keperluan 1 (satu)
minggu. Persediaan Cek/Bilyet Giro pada Customer Service harus dapat diketahui setiap saat,
yaitu dengan cara mengadministrasikan penerimaan dan pengeluaran Cek/Bilyet Giro di dalam
“Buku Register Cek/Bilyet Giro” atau dalam aplikasi yang tersedia dalam sistem.

Penerbitan buku Cek/Bilyet Giro untuk nasabah dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan bank,
serta memenuhi penggunaan materai. Cek/Bilyet Giro hanya dapat diberikan kepada nasabah
setelah rekening Giro dibuka dan nomor Cek/Bilyet Giro didaftarkan ke dalam sistem. Setiap buku
Cek/Bilyet Giro yang diambil oleh nasabah atau kuasanya harus dimintakan tanda terima/resi.
Pada bagian depan setiap lembar Cek dan Bilyet Giro harus tercantum nomor rekening Giro.

4. Saldo Minimum

Setiap nasabah wajib memelihara saldo minimum yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan bank.
Apabila terjadi pelanggaran atas ketentuan tersebut, maka nasabah harus dikenakan denda yang
besarnya sesuai dengan ketentuan bank. Proses pembebanan denda atas rekening yang memiliki
saldo di bawah minimal harus dilakukan pada setiap transaksi.
5. Transaksi Rekening Giro

Setiap transaksi yang dibukukan ke dalam rekening Giro harus memuat informasi, antara lain:
tanggal transaksi, nomor Cek/Bilyet Giro yang ditarik atau keterangan lainnya, debet atau kredit
dan nominal transaksi. Total saldo seluruh rekening Giro yang ada harus sama dengan saldo
perkiraan Giro dalam Neraca Harian pada hari yang sama. Semua bukti transaksi rekening Giro
yang sudah dibukukan harus diperiksa kembali oleh masing-masing unit kerja bersangkutan dan
dilakukan verifikasi ulang oleh Seksi Akuntansi.

6. Setoran Giro

Setoran awal sekurang-kurangnya adalah sebesar jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan bank,
sedangkan penyetoran selanjutnya tanpa batasan nominal dapat dilakukan secara tunai,
pemindahbukuan, transfer dan kliring. Media yang digunakan untuk transaksi penyetoran secara
tunai adalah slip setoran. Penyetoran yang bersifat pemindahbukuan dilakukan dengan
menggunakan media pemindahbukuan.

7. Penarikan Giro

Media yang digunakan untuk transaksi penarikan adalah penarikan tunai menggunakan cek.
Penarikan non tunai, untuk dikliringkan menggunakan Bilyet Giro/Cross Cek. Untuk
pemindahbukuan antar rekening, menggunakan Cross Cek, Bilyet Giro atau media lainnya sesuai
ketentuan bank.

Tidak ada batasan frekuensi penarikan dan jumlah pengambilan selama saldo masih mencukupi
(kecuali untuk rekening/saldo blokir, apabila ada).

Apabila nasabah menarik Cek/Bilyet Giro kosong melalui kliring, maka akan diberikan Surat
Peringatan kepada nasabah yang bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku. Penarikan giro antar
cabang dapat dilakukan dengan memperhatikan verifikasi tandatangan dan limit transaksi sesuai
ketentuan bank.
8. Jasa Giro

a. Jasa giro Kasda Pemerintah Daerah Provinsi, Kota dan Kabupaten (PKD) :

- Saldo < Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009)

- Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa sebesar 3,00% (2009)

b. Jasa giro lainnya :

- Saldo < Rp 5.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009)

- Saldo ≥ Rp 5.000.000 memperoleh jasa 1,00% (2009)

- Saldo ≥ Rp 25.000.000 memperoleh jasa 1,50% (2009)

- Saldo ≥ Rp 100.000.000 memperoleh jasa 2,00% (2009)

c. Jasa giro bank lain :

- Saldo < Rp 10.000.000, tidak memperoleh jasa 0,00% (2009)

- Saldo ≥ Rp 10.000.000 memperoleh jasa 0,25% (2009)

- Saldo ≥ Rp 50.000.000 memperoleh jasa 0,50% (2009)

9. Pajak Penghasilan atas Jasa Giro

Pajak penghasilan (PPh) atas jasa giro dikenakan sesuai dengan ketentuan pajak yang berlaku yaitu
20% dari saldo terakhir dan dibebankan pada saat pembayaran jasa giro dengan cara menyajikan
pemotongan PPh secara terpisah dari jumlah jasa giro.

Penyetoran PPh atas jasa giro ke Kantor Kas Negara dilakukan sesuai peraturan yang berlaku.
Apabila terdapat perubahan peraturan pemerintah yang berkenaan dengan PPh atas jasa giro, maka
peraturan tersebut secara otomatis bersifat mengikat pada saat peraturan tersebut diberlakukan.

10. Salinan Rekening Giro

Salinan rekening giro (rekening koran) dicetak sebulan sekali untuk diberikan/dikirim kepada
alamat masing-masing nasabah, sesuai dengan permintaan nasabah yang bersangkutan. Salinan
rekening giro juga dapat dicetak sewaktu-waktu apabila terdapat permintaan dari nasabah. Biaya
pencetakan salinan rekening giro karena permintaan nasabah dibebankan secara langsung pada
hari yang sama. Pengiriman salinan rekening giro dilaksanakan oleh Unit Kerja Administrasi dan
Umum.

11. Kehilangan Cek/Bilyet Giro

Dalam hal kehilangan Cek/Bilyet Giro, nasabah harus membuat Surat Pernyataan Hilang disertai
dengan Laporan Kehilangan dari Kepolisian yang ditujukan kepada Kantor Cabang dimana
rekening giro dibuka.

Berdasarkan Surat Pernyataan Hilang tersebut, harus segera dilakukan pembatalan pembayaran
(Stop Payment Order) atau pemblokiran atas Cek/Bilyet Giro yang dinyatakan hilang, ke dalam
sistem. Cek/Bilyet Giro yang telah diblokir tidak dapat digunakan lagi atau dianggap tidak sah.

12. Rekening Pasif

Rekening pasif merupakan rekening giro yang mempunyai mutasi/transaksi sesuai dengan
ketentuan bank. Rekening pasif dikenakan biaya administrasi rekening pasif yang besarnya sesuai
dengan ketentuan bank.

Pada setiap akhir bulan, harus dicetak daftar rekening giro yang tergolong dalam rekening pasif.
Bank berhak melakukan penutupan rekening pasif sesuai dengan ketentuan bank

13. Penutupan Rekening Giro

Penutupan rekening giro hanya dapat dilakukan pada kantor di mana rekening giro tersebut dibuka.
Penutupan rekening giro dapat dilakukan berdasarkan permintaan nasabah sendiri, kepentingan
bank atau atas perintah Bank Indonesia secara tertulis.

Bank harus membebankan biaya penutupan rekening giro yang besarnya sesuai dengan ketentuan
bank. Proses penutupan rekening giro pada sistem harus dilakukan secara dual control antara staf
pelaksanaan dengan pejabat yang berwenang. Untuk setiap rekening giro yang ditutup sisa buku
cek/bilyet giro yang belum digunakan oleh nasabah harus ditarik kembali.

14. Pemindahbukuan

Pemindahbukuan merupakan bentuk ringkas dari dua transaksi yaitu penerimaan dan pengeluaran
dengan mendebet suatu rekening kas atau setara kas dan mengkredit rekening kas atau setara kas
lainnya. Namun kita cukup mencatat transaksinya sekali saja selanjutnya tugas komputer. Prosedur
ini tidak berhubungan dengan buku utang dan buku piutang seperti jurnal penerimaan dan
pengeluaran kas. Pemindahbukuan tidak mempengaruhi total asset perusahaan dalam bentuk kas
dan setara kas. Karena itu tidak digolongkan ke dalam transaksi penerimaan kas atau pengeluran
kas.

2.2 Pengertian Cek (Cheque)

Pengertian cek adalah surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang memelihara
rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang disebutkan
didalam cek atau kepada pembawa cek tersebut.

Cek dapat digunakan untuk suatu pembayaran transaksi secara tunai. Cek dapat ditarik
atas unjuk atau atas nama dan tidak dapat dibatalkan oleh penarik, kecuali cek tersebut hilang, atau
dicuri dengan dibuktikannya oleh laporan hilang dari kepolisian. Jangka waktu pengunjukan agar
mendapatkan pembayaran dari bank atas cek tersebut adalah selama 70 hari sejak tanggal
penarikannya. Cek merupakan surat perintah tanpa syarat dari nasabah kepada bank yang
memelihara rekening giro nasabah tersebut, untuk membayar sejumlah uang kepada pihak yang
disebutkan didalamnya atau kepada pemegang cek tersebut. Artinya bank harus membayar kepada
siapa saja yang membawa cek ke bank yang memelihara rekening nasabah untuk diuangkan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditetapkan baik secara tunai atau secara pemindahbukuan.

Syarat hukum dan penggunaan cek sebagai alat pembayaran giral seperti yang diatur
didalam KUH Dagang pasal 178 dengan syarat yaitu :

 Pada surat cek harus tertulis perkataan “CEK”


 Surat cek harus berisi perintah tak bersyarat untuk membayar sejumlah uang tertentu.
 Nama bank yang harus membayar (tertarik)
 Penyambutan tanggal dan tempat cek dikeluarkan
 Tanda tangan penarik
Syarat lainnya yang dapat ditetapkan oleh bank untuk menarik sejumlah uang yang
diinginkanan adalah sebagai berikut :

 Tersedianya dana
 Ada materai yang cukup
 Jika ada coretan atau perubahan harus ditandatangani oleh si pemberi cek
 Jumlah uang yang tertulis diangka dengan huruf haruslah sama
 Memperlihatkan masa kadaluarsa cek yaitu 70 hari setelah dikeluarkannya cek tersebut
 Tanda tangan atau stempel perusahaan harus sama dengan yang di specimen (contoh tanda
tangan)
 Tidak diblokir pihak berwenang
 Kondisi cek sempurna
 Rekening belum ditutup
 Dan syarat-syarat lainnya

Penarikan dana dengan menggunakan sarana cek disamping persyaratan diatas juga sangat
tergantung dari jenis-jenis cek yang dikeluarkan oleh pemberi cek.

Adapun jenis-jenis cek yang dimaksud antara lain :

 Cek Atas Nama

Merupakan cek yang diterbitkan atas nama orang atau badan tertentu yang tertulis jelas di dalam
cek tersebut, misalnya bayarlah kepada Tn. Dede Royana sejumlah Rp. 7.000.000,-

 Cek Atas Unjuk

Yaitu cek yang tidak tertulis nama seseorang atau badan tertentu didalam cek tersebut. Sebagai
contoh didalam cek tersebut bayarlah tunai, atau cash atau tidak ditulis kata-kata apapun.

 Cek silang

Jika suatu yang dipojok kiri atas diberi dua tanda silang sehingga cek tersebut berfungsi sebagai
pemindahbukuan bukan tunai.
 Cek Mundur

Yang merupakan cek yang diberi tanggal mundur dari tanggal sekarang, misalnya hari ini tanggal
10 mei 2007, Tn. Dede Royana bermaksud mencairkan ceknya dimana dalam cek tersebut tertulis
tanggal 12 Mei 2007. Jenis cek inilah yang disebut dengan cek mundur, hal ini biasanya terjadi
karena ada kesepakatan antara pemberi cek dengan penerima cek.

 Cek Kosong

Yaitu cek yang dananya tidak tersedia, sebagai contoh misalnya nasabah menarik cek senilai 77
juta rupiah tertulis didalam cek tersebut, akan tetapi dana yang tersedia di rekening giro tersebut
hanya ada 30 juta rupiah. Jelas cek tersebut kurang jumlahnya dibandingkan jumlah dana yang
ada.

Apabila nasabah melakukan penarikan dengan cek kosong sampai 3 kali, maka nasabah
tersebut akan di black list atau masuk daftar hitam yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia,
kemudian disebarkan keseluruh perbankan, sehingga yang bersangkutan tidak dapat berhubungan
dengan bank manapun. Namun tentunya sebelum masuk daftar hitam terlebih dulu nasabah diberi
peringatan baik lisan maupun tertulis sebalumnya.

Keterangan yang ada dalam suatu cek :

1. Ada tertulis kata-kata Cek atau Cheque

2. Ada tertulis Bank Penerbit (Bank Monas Indonesia)

3. Ada nomor cek

4. Ada tanggal penulisan cek

5. Ada perintah membayar “bayarlah kepada …. Atau pembawa”

6. Ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)

7. Ada tanda tangan atau cap perusahaan pemilik cek


2.3 Pengertian Bilyet Giro (BG)

Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yang memelihara rekening
giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan
kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.

Syarat-syarat yang berlaku untuk BG agar pemindahbukuannya dapat dilakukan antara lain :

 Ada nama bilyet giro dan nomor serinya


 Perintah tanpa syarat untuk memindahbukukan sejumlah uang atas beban rekening yang
bersangkutan
 Nama dan tempat bank tertarik
 Jumlah dana yang dipindahkan dalam angka dan huruf
 Nama pihak penerima
 Tanda tangan penarik atau stempel penarik jika penarik merupakan perusahaan
 Tanggal dan tempat penarikan
 Nama bank yang menerima pemindahbukuan tersebut

Masa berlaku dan tanggal berlakunya BG juga diatur sesuai persyaratan yang telah
ditentukan seperti :

 Masa berlaku bilyet giro adalah 70 hari terhitung mulai dari tanggal penarikannya
 Bila tanggal efektif tidak dicantumkan maka tanggal penarikan berlaku pula sebagai
tanggal efektif
 Bila tanggal efektif tidak dicantumkan, maka tanggal efektif dianggap sebagai tanggal
penarikan
 Dan persyaratan lainnya.

Keterangan yang ada didalam suatu Bilyet Giro :

1. Ada tertulis kata-kata Bilyet Giro

2. Ada bank penerbit (Bank Monas Indonesia)

3. Ada nomor Bilyet Giro

4. Ada tanggal penulisan Bilyet Giro (dibawah nomor BG)


5. Ada perintahpemindahbukuan

6. Ada jumlah uang (nominal angka dan huruf)

7. Ada tanda tangan pemilik Bilyet Giro

A. Pengertian Simpanan Deposito

Deposito(Time Deposito) merupakan salah tempat bagi nasabah untuk melakukan


transaksi dalam bentuk surat-surat berharga. Pemilik deposito disebut deposan. Kepada setiap
deposan akan diberikan imbalan bunga atas depositonya. Bagi bank, bunga yang diberikan kepada
para deposan, merupakan bunga yang tertinggi. Jika dibandingkan dengan simpanan giro atau
tabungan. Sehingga deposito oleh sebagian bank adalah sebagai dana modal.

Keuntungan bank dengan menghimpun dana lewat deposito adalah uang yang tersimpan
bisa lebih lama, mengingat deposito memiliki jangka waktu yang relative panjang dan frekuensi
penarikan juga jaraang. Dengan demikian bank dapat dengan leluasa untuk menggunakan kredit
dana tersebut.

Pengertian Deposito menurut UU No.10 tahun 1998 adalah “Simpanan yang tpenyimpan
bank. Jika dana tersebut ditarik oleh nasabah sebelum jatuh tempo maka akan dikenakan penalty
rate, yang besarnya tergantung dari bank yang bersangkutan”.

B. Jenis Jenis Deposito

1. Deposito Berjangka

Deposito berjangka merupakan deposito yang diterbitkan menurut jangka waktu yang
tertentu. Jangka waktu deposito biasanya bervariasi mulai dari 1,2,3,6,12,18 sampai dengan 24
bulan. Deposito berjangka diterbitkan atas nama baik perorangna maupun lembaga. Artinya
didalam bilyet deposito tercantum nama seseorang atau lembaga.

Kepada setiap deposan diberikan bunga yang besarnya sesuai dengan berlakunya bunga pada
saat deposito berjangka dibuka. Pencairan bunga deposito dapat dilakukan setiap bulan atau setelah
jatuh tempo. Penarikan dapat dilakukan dengan tunai maupun non tunai(pemindahbukuan).
Kepada setiap deposan dikenankan pajak terhadap bunga yang diterimanya.
Deposito berjangka juga memiliki batas minimal yang harus disetor yang besarnya
tergantung bank yang mengeluarkannya. Untuk menarik minat para deposan biasanya bank
menyediakan berbagai insentif tertentu atau bonus. Insentif diberikan untuk jumlah nominal
tertentu biasanya dalam jumlah yang besar. Insentif dapat berupa, special rate (bunga lebih tinggi
dari bunga yang berlaku umum) maupun insentif lainnya, seperti hadiah atau cendramata lainnya.
Insentif juga dapat diberikan kepada nasabah yang loyal terhadap bank tertentu.

Disamping diterbitkan dalam mata uang rupiah deposito berjangka yang diterbitkan dalam
valuta asing(valas), biasanya diterbitkan oleh bank devisa. Perhitungan penerbitan pencairan dan
bunga dilakukan menggunakan kurs devisa umum. Penerbitan deposito berjangka dalam valas
biasanya diterbitkan dalam valas yang kuat seperti U$ Dollar, Yen Jepang atau DM Jerman.

a. Deposito Automatic Roll Over

Deposito berjangka yang berlaku terus secara otomatis walaupun jangka waktu yang telah
ditetapkan sudah habis. Misalnya suatu deposito berjangka 1 bulan jatuh tempo pada tanggal 8
Oktober 2001, jika pada tanggal tersebut tidak ditarik oleh deposan, maka bank secara otomatis
akan memperpanjang deposito tersebut untuk sebulan berikutnya, dengan tingkat bunga yang
berlaku pada saat perpanjangan. Jumlah dana yang didepositokan adalah pokok deposito ditambah
dengan bungan periode sebelumya.

b. Deposito Non Automatic Roll Over

Deposito berjangka yang tidak diperpanjang oleh bank jika deposito tersebut telah jatuh tempo
tapi belum dicairkan oleh pemiliknya, walupun deposito tetap berada di bank deposan tidak
mendapat bunga

2. Sertifikat Deposito

Merupakan deposito yang diterbitkan dengan jangka waktu 2,3,6,12 bulan. Sertifikat
deposito yang diterbitkan atas unjuk dalam bentuk sertifikat. Artinya didalam sertifiat nama
seseorang atau badan hukum tertentu. Disamping itu sertifikat deposito dapat diperjualbelikan
pada pihak lain. Pencairan bunga sertifkat dapat dilakukan dimuka, tiap bulan atau jatuh tempo,
baik tunai maupun non tunai. Dalam praktiknya kebanyakan deposan mengambil bunga dimuka.
Penerbitan nilai sertifikat depostio sudah tercetak dalam berbagai nominal dan biasanya
dalam jumlah bulat. Sehingga nasabah dapat membeli dalam lembaran banyak untuk jumlah
nominal yang sama.

3. Deposito On Call

Merupakan deposito yang berjangka waktu minimal 7 hari dan paling lama kurang dari 1
bulan. Diterbitkan atas anama dan biasanya dalam jumlah yang besar misalnya 50 juta rupiah
(tergantung bank yang bersangkutan). Pencairan bunga dilakukan pada saat pencairan deposit on
call dan sebelum deposit on call dicairkan terlebih dahulu 3 hari sebelumnya nasabah sudah
memberitahukan bank penerbit. Besarnya bunga biasanya dihitung per bulan dan biasanya untuk
menentukan bunga dilakukan negosiasi antara nasabah dengan pihak bank.

PROSEDUR PEMBUKAAN REKENING DEPOSITO

Pembukaan deposito mempunyai dua pengertian dikaitkan dengan penerapan sistem aplikasinya,
yaitu pembukaan rekening deposito nasabah dan penyetoran dana deposito atau booking
transaksi yang dilakukan secara terutut. Langkah pertama adalah nasabah mengajukan
permohonan membuka rekening yang di catat oleh bank sehingga nasabah tersebut mempunyai
nomor rekening deposito. Setelah mempunyai nomor rekening di bank, nasabah dapat
menyetorkan dananya (Booking transaksi) dengan jangka waktu penyimpanan sesuai dengan
permohonannya.

Syarat-syarat pembukaan deposito ;

a. Jumlah minimal untuk nominal yang di depositokan Rp 1 Juta (US$ 5000) atau dengan
kebijasanaan setiap bank

b. Besarnya bunga yang diberikan

c. Cara pembayaran bunga

d. Cara pencairan deposito

e. Perpanjangan deposito secara otomatis/ Automatic Roll-Over (ARO)


ALUR PROSES PENARIKAN DEPOSITO TUNAI

- MELALUI PETUGAS DINAS LUAR


Nasabah menyerahkan bilyet deposito dan menandatangani slip penarikan yang telah
disiapkan oleh PDL

1. PDL memberikan tanda terima peminjaman bilyet kepada nasabah. Dan bilyet beserta
slip penarikan dibawa ke kasir di kantor untuk dilakukan verifikasi

2. Kasir memberikan PDL untuk membawakan uang kepada nasabah apabila penarikan
sampai dengan Rp. 1.000.000,-

3. Apabila jumlah tarikan diatas Rp. 1.000.000,- maka kasir langsung membawakan uang
kepada nasabah

4. Proses diatas memerlukan waktu selama 1 hari

· MELALUI KANTOR BANK

1. Nasabah datang ke kantor bank dengan membawa bilyet

2. CS mengontrol bilyet yang telah jatuh tempo dan memberikan penjelasan kepada nasabah serta
melengkapi segala persyaratan administrasi setelah lengkap diserahkan kepada kasir

3. Kasir memvalidasi dan mendebet saldo deposito serta langsung menyerahkan kepada nasabah

4. Proses diatas memerlukan waktu maximal 20 menit

PENUTUPAN DEPOSITO

Penutupan depositi adalah proses penarikan dana deposito termasuk bunga depositonya oleh
nasabah yang telah jatuh tempo. Pada proses penutupan deposito ini, nasabah tidak
memperpanjang penyimpanan dananya atau roll over. Pengertian deposito automatic roll over
adalah nasabah bersangkutan menyimpan kembali dana deposito yang telah jatuh tempo tersebut
untuk periode penyipanan berikutnya.

Proses penarikan dana deposito yang jatuh tempo bisa dilakukan dengan pembayaran tunai,
pemindahbukuan ke rekening tabungan atau giro di bank tersebut, atau pemindah bukuan antar
bank (transfer antar kliring).
Prosedur penutupan atau pencairan deposito yang jatuh tempo juga berbeda-beda pada setiap bank,
tergantung dari sistem yang berlaku pada bank tersebut. Namun secara umum dapat di gambarkan
sebagai berikut :

a. Nasabah atau deposan menyerahkan surat deposito berjangka atau bilyet giro atau sertifikat
deposito kepada pihak bank

b. Petugas di bagian deposito melihat berkas aau file nasabah tersebut

c. Bagian deposito menyiapkan slip pencairan deposito serta slip bunga yang akan di bayarkan dan
belum di cairkan.

d. Nasabah akan membubuhkan tanda tangannya di belakang setiap slip tersebut

e. Tanda tangan ini di cocokan dengan hyang terdapat pada permohonan pembukuan deposito
nasabah pada saat pembukaan rekening. Bila sesuai, deposito memberikan validasi dalam bentuk
cap stempel dan paraf.

f. Pembuatan tiket sesuai dengan cara penarikan dananya dan diserahkan ke kepala bagian atau
pejabat administrasi pada sistem dan nasabahnya akan menerima pembayaran tunai dari teller atau
bukti penarikan jika mengunakan pemindahbukuan,

g. Bagian deposito akan membubuhkan stampel “selesai tanggal ……” pada surat depositi yang
asli, aplikasi, atau kartu buga deposito. Jika mengunakan sistem aplikasi deposito maka yang
dilakukan adalah menutup nomor rekeni ng deposito tersebut.

Proses penarikan deposito bisa terjadi sebelim jatuh tempo atas permintaan nasabah karena alasan
tertentu, misalnya membutuhkan dana tersebut untuk keperluan lain. Hal ini pada
prinsipnyamelanggar perjanjia sebelumnya sehingga pihak bank dirugikan. Proses penarikan
deposito sebelum jatuh tempo bisa dilakukan tetapi nasabah dikenakan denda atau penalty.

Penetapan denda atau penalty berbeda-beda tergantung kebijaksanaan setiap bank. Secara umum
denda ini berupa denda uang dalm jumlah nominal tertentu yang di bebankam kepada nasabah atau
pengurangan tingkat suku bunga dengan oresentase tertentu. Timgkat suku bunga yang telah
dikurango tersebut di hitung saldo deposito dari awal pembukuan sampai waktu nasabah meminta
penarikan dananya.

Anda mungkin juga menyukai