Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PROYEKSI ARUS KAS”


Disusun guna memenuhi tugas kelompok
Mata kuliah : Asset Liability Manajemen
Dosen pengampu : Hj. Masdaliayatul Lulukiyyah, S.E.,M.M.

Disusun Oleh :
1. Setyani Rahayu Lestari (1805036107)
2. Karisma Cahyanti (1805036108)
3. Shofa Salsabila Rizqiya (1805036109)
4. Amirul Mukminin (1805026110)
5. Tubagus Fahmi (1805036111)

S1 PERBANKKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam menghadapi perkembangan dunia di masa era globalisasi, dimana


perekonomianpun terus berkembang dan maju, tentu saja ini akan mempengaruhi dunia
usaha yang semakin pesat persaingannya. Sebab itu untuk menghadapi masalah ini
perusahaan harus memiliki suatu tujuan agar perusahaan dapat bertahan dalam tenggang
waktu yang panjang, artinya perusahaan harus mempertahankan kelangsungan hidupnya
melalui pencapaian tujuan. Manajemen keuangan merupakan pusat atau sentral dari
berbagai manajemen yang ada di perusahaan, karena manajemen keuangan berfungsi
sebagai pengelola dan pengendali kegiatan keuangan perusahaan tersebut selain itu juga
manajemen keuangan berperan penting dalam perencanaan strategi dan pengambilan
keputusan keuangan dalam rangka mencapai tujuan utama perusahaan.
Perusahaan harus mampu memproyeksikan arus kas agar kelangsungan bisnis
perusahaan dapat terjaga. Proyeksi arus kas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada pihak lain dan tetap
mendapatkan keuntungan , pada proyeksi arus kas dihitung berapa pos-pos biaya yang
merupakan arus kas keluar yaitu biaya-biaya (investasi, operasional, pembiayaan, pajak
penghasilan) sementara untuk arus kas masuk merupakan nilai dari hasil penjualan.
Proyeksi arus kas harus disiapkan dengan cermat memungkinkan perusahaan untuk
memetakan situasi arus kas yang diharapkan dari waktu ke waktu dan dapat
memperkirakan manajemen keuangan. Artinya arus kas masuk dan arus keluar harus
seimbang untuk memastikan tidak ada saldo kas yang berlebihan atau tidak mencukupi
untuk membuat prakiraan arus kas. Membuat proyeksi arus kas minimal dapat dilakukan
satu minggu kedepan kemudian meningkat menjadi proyeksi arus kas bulanan dan
akhirnya tahunan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari laporan arus kas?
2. Apa saja jenis-jenis laporan arus kas?
3. Bagaimana metode penyusunan laporan arus kas ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari laporan arus kas.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis laporan arus kas.
3. Untuk mengetahui metode penyusunan laporan arus kas.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Laporan Arus Kas

Kas merupakan komponen aktiva (aset) lancar yang paling likuid di dalam neraca,
karena kas sering mengalami mutasi atau perpindahan dan hampir semua transaksi yang
terjadi dalam perusahaan akan mempengaruhi posisi kas. Menurut Stice dan Skousen
mendefenisikan kas adalah “Aktiva Lancar yang paling likuid dan terdiri dari bagian yang
bertindak sebagai alat pertukaran serta memberikan dasar untuk perhitungan akuntansi”.
Dari defenisi diatas dapat diketahui yang termasuk kas adalah aktiva lancar paling likuid
berupa uang yang tersimpan pada perusahaan atau luar perusahaan misalnya bank, yang
akan digunakan sebagai alat pembayaran oleh perusahaan.1
Laporan arus kas (statement of cash flows) merupakan salah satu komponen dalam
laporan keuangan. Menurut Simamora (2002) laporan arus kas (statement of cash flow)
memperlihatkan aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan
mempengaruhi kas selama satu periode akuntansi. Menurut Franklin J. Plewa, Jr & George
T. Friedlob (1995) dalam buku yang berjudul Understanding Cash Flow,analisis laporan
arus kas untuk menilai kinerja keuangan perusahaan dapat menggunakan rasio arus kas
yang terbagi atas tiga bagian utama yaitu, menilai kinerja dengan liquidity and solvency
ratios, capital expenditure and investing ratios, and cash flow return ratios. Menurut
James D. Stice, Earl K. Stice dan K. Fred Skousen (2009,304) pemahaman yang berguna
tentang perusahaan mungkin diperoleh dengan menganalisis hubungan antara tiga kategori
arus kas. Pola-pola arus kas ini menekankan pentingnya arus kas operasi. Dengan
memperhatikan beberapa pola aliran kas maka dapat diketahui makna dari informasi arus
kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan dalam laporan arus kas sehingga dapat
mengevaluasi pengelolaan kas yang dilakukan perusahaan. Menurut Henry Simamora
(2001 : 488), “Laporan arus kas (Cash Flow Statement) adalah laporan keuangan yang
memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan
perusahaan terhadap arus kas selama periode akuntansi tertentu dalam suatu cara
merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas”.2 Warren.C (2015) menjelaskan bahwa Laporan
arus kas (statement of cash flows) melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar utama
dari sebuah perusahaan selama periode tertentu. Laporan ini berguna untuk pihak internal
1
Arief Tri Hardiyanto dan Stefan Michael Benyamin Bertus, “Analisis Kinerja Perusahaan
Berdasarkan Laporan Arus Kas”, JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun
2015, hal.65.
2
Ibid, hal. 64-66.

3
maupun eksternal dalam mengevaluasi kegiatan operasi yang telah lalu dan membuat
perencanaan aktivitas pendanaan dan investasi dimasa depan. Selain itu juga sering
digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar utang yang jatuh
tempo dan membayar dividen. 3
Laporan arus kas menjelaskan berbagai perubahan dalam kas (dan setara kas, seperti
Treasury bills) dengan mencantumkan berbagai aktivitas yang menaikkan kas dan yang
menurunkan kas. Arus kas masuk dan keluar setiap aktivitas dipisahkan sesuai dengan
salah satu dari tiga jenis kategori umum aktivitas yaitu aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Laporan arus kas dapat disajikan menggunakan dua metode, yaitu metode
langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung (direct method), melaporkan arus
kas (penerimaan) dan arus kas keluar (pembayaran) kegiatan operasi. Metode tidak
langsung (indirect method) melaporkan arus kas dimulai dari laba bersih dan
menyesuaikannya untuk pendapatan dan beban yang tidak melibatkan penerimaan atau
pembayaran kas.4

B. Jenis-jenis Laporan Arus Kas

Laporan arus kas harus dilapor di Indonesia di tahun 1994 didalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 2 paragraf 1, menerangkan bahwa entitas harus
membuat laporan arus kas dan wajib disajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tak
terpisahkan di laporan keuangan pada tiap periode pelaporan keuangan. Kieso (2005:373)
menyebutkan bahwa, informasi dalam laporan arus kas dapat menolong para investor,
kreditor, dan pihak lain mengevaluasi hal-hal berikut.
1. Kekuatan perusahaan untuk mendapatkan arus kas di masa mendatang.
2. Kekuatan dari perusahaan untuk melakukan pemembayaran dividen serta memenuhi
kewajiban jangka pendek.
3. Penyebab perbedaan antara laba bersih serta arus kas neto atas kinerja operasi.
4. Kegiatan investasi dan pembiayaan melibatkan kas serta non kas selama satu periode.5

3
Diah Wahyuningsih, “Penerapan Cash Flow Management melalui analisa rasio” , Jurnal Imiah
Manajemen Bisnis, Volume 3 No. 01 Tahun 2017, hal.3.
4
James C Van Horne dan John M Wachowicz,Jr, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Edisi 13-Buku
1, (Jakarta: Salemba Empat,2014), hal.214.
5
A.A. Putu Merta Budiyasa dan Eka Ardhani Sisdyani, “ Analisis Laba Dan Arus Kas Operasi Sebagai
Prediktor Arus Kas Di Masa Depan”, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.13.1.(2015), hal.305.

4
Laporan arus kas dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Arus kas dari aktivitas operasi
Semua transaksi yang berkaitan dengan laba yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
dikelompokkan dalam aktivitas operasi. Berikut beberapa contoh arus kas yang
berasal dari aktivitas operasi baik arus kas masuk (cash inflows) maupun arus kas
keluar (cash outflows).
a. Arus kas masuk, antara lain: a) Penerimaan kas dari pelanggan (penjualan
barang atau penyerahan jasa); b) Penerimaan kas dari pemberian pinjaman
(bunga yang diterima); c) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (deviden
yang diterima); d) Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang
sudah dimasukkan dalam kelompok investasi dan pembiayaan, serta jumlah
uang yang diterima dari tuntutan pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang
lansung berhubungan dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti
kerusakan gedung.
b. Arus kas keluar antara lain: a) Pembayaran kas untuk pembelian bahan yang
akan digunakan untuk dijual atau produksi termasuk pembayaran utang jangka
pendek; b) Pembayaran kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan
selain produksi barang dan jasa; c) Pembayaran kas kepada pemerintah untuk
pajak, kewajiban lainnya, denda,dan lain-lain; d) Pembayaran kepada pemberi
pinjamandan kreditur lainnya berupa bunga; e) Seluruh pembayaran kas yang
tidak berasal dari transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran
tuntutan dipengadilan, pengembalian dana kepada langganan dan sumbangan.
2. Arus kas dari aktivitas investasi
Aktivitas investasi merupakan perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta
investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Pengungkapan terpisah arus kas yang
berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan
untuk menghasilkan pandapatan dan arus kas dimasa depan. Berikut beberapa contoh
arus kas yang berasal dari aktivitas investasi, baik arus kas masuk (cash inflows)
maupun kas keluar (cash outflows).
a. Arus kas masuk antara lain: a) Penerimaan kas dari penagihan piutang jangka
panjang; b) Penerimaan kas dari penjualan surat berharga yang berupa
investasi jangka panjang; c) Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap, aktiva
tidak berwujud, dan aktiva jangka panjang.

5
b. Arus kas keluar antara lain: a) Pembayaran kas untuk pembelian aktiva tetap
dan aktiva jangka panjang lainnya; b) Pembayaran kas untuk pembelian surat
berharga perusahaan yang berupa investasi jangka panjang; c) Pembayaran kas
untuk aktiva tidak berwujud. Beberapa transaksi seperti penjualan aktiva tetap
dapat menimbulkan keuntungan ataupun kerugian yang dimasukkan dalam
perhitungan laba rugi bersih. Transaksi ini harus dimasukkan dalam klasifikasi
arus kas dari kegiatan investasi.
3. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitasyang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
serta komposisi modal dan pinjamanperusahaan. Arus kas dari aktivitas pendanaan ini
harus diungkapkan terpisah, kerena pengungkapan terpisah arus kas dari aktivitas
pendanaan berguna untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para
penanam modal di perusahaan tersebut. Kegiatan pendanaan melibatkan upaya-upaya
untuk memperoleh dana selaku peminjam atau penerbit sekuritas dan membayar
kembali pinjaman atau sekuritas kepemilikan tersebut.
a. Arus kas masuk dari aktivitas pendanaan antara lain: a) Penerimaan kas dari
penjualan surat berharga; b) Penerimaan kas dari pemberian pinjaman
kreditur; c) Penerimaan kas dari penerbitan saham; d) Penerimaan kas dari
penerbitan kewajiban jangka panjang.
b. Arus kas keluar antara lain: a) Pembayaran kas kepada para pemegang saham
dalam bentuk deviden; b) Pembayaran kas untuk penebusan kewajiban jangka
panjang; c) Pembayaran kas untuk memperoleh kembali sekuritas ekuitas
(termasuk pembelian saham tresuri).6

C. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas


Penyusunan laporan arus kas bisa dilakukan dengan 2 metode. Bisa dengan metode
langsung maupun tidak langsung. Penjelasan masing – masing metode sebagai berikut

1. Metode Tidak Langsung

6
Arief Tri Hardiyanto dan Stefan Michael Benyamin Bertus, “Analisis Kinerja Perusahaan
Berdasarkan Laporan Arus Kas”, JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi) Volume 1 No. 2 Tahun
2015, hal.65.

6
Dalam penyusunan laporan arus kas dapat dilakukan dengan metode tidak
langsung. Laporan arus kas yang disusun dengan menggunakan metode ini pasti
berhubungan dengan 3 elemen. Diantaranya adalah arus kegiatan usaha, kas dari
investasi, serta kas dari pendanaan. Berikut langkah – langkah menyusun laporan
arus kas menggunakan metode tidak langsung :
a. Siapkan Laporan Laba Rugi
Pertama siapkan laporan laba rugi. Dari laporan tersebut, akan terlihat kondisi
perusahaan, apakah sedang rugi atau untung.
b. Siapkan Laporan Neraca
Langkah selanjutnya adalah siapkan juga laporan neraca periode yang
berlangsung dan sebelumnya.
c. Menyesuaikan Laba bersih yang dilihat dari Laporan Laba/Rugi
Dengan melakukan penyesuaian laba/rugi nantinya akan didapatkan arus kas
dari aktivitas operasi.
d. Melakukan Koreksi Pengaruh dari Transaksi bukan Kas
Mencari arus kas investasi dan pendanaan. Caranya dengan melakukan koreksi
terhadap pengaruh transaksi bukan kas.
e. Membuat Laporan Arus Kas
Setelah langkah – langkah diatas sudah dilalui, selanjutnya yaitu membuat
laporan arus kas.
2. Metode Langsung
Selain menggunakan metode tidak langsung, menyusun laporan arus kas juga
dapat dilakukan dengan metode langsung. Bedanya dengan metode tidak langsung
ini menggunakan sumber data dari buku kas bank dan buku kas kecil. Berikut
bagaimana langkah – langkah menyusun laporan arus kas menggunakan metode
langsung :
a. Melakukan Pemeriksaan Silang
Ada beberapa dokumen yang diperlukan untuk melakukan proses pemeriksaan
silang. Mulai dari buku kas bank, rekening koran, bonggol check, serta buku
kas kecil atau patty cash.
b. Melakukan Eliminasi Silang
Apa saja yang perlu dilakukan eliminasi silang ? Semua transaksi silang yang
berhubungan dengan buku kas.

7
c. Melakukan Klasifikasi Semua Jenis Pengeluaran dan Pemasukan dalam
Laporan Arus Kas
Tahap ini akan memakan banyak waktu. Namun jika saja tahap ini dilakukan
setiap hari (mencatat setiap ada pemasukan dan pengeluaran) maka tentu bisa
lebih cepat.
d. Membuat Laporan Arus Kas
Jika sudah melalui tahap sebelumnya, maka laporan arus kas bisa langsung
disusun.7

7
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-cashflow/. Diakses tanggal 29 November 2000 jam 11.26

8
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dengan memperhatikan beberapa pola aliran kas maka dapat diketahui makna dari
informasi arus kas dari suatu perusahaan yang dilaporkan dalam laporan arus kas
sehingga dapat mengevaluasi pengelolaan kas yang dilakukan perusahaan.

Menurut Henry Simamora (2001 : 488), “Laporan arus kas (Cash Flow Statement)
adalah laporan keuangan yang memperlihatkan pengaruh dari aktivitas-aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan perusahaan terhadap arus kas selama periode
akuntansi tertentu dalam suatu cara merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas”.

Warren.C (2015) menjelaskan bahwa Laporan arus kas (statement of cash flows)
melaporkan arus kas masuk dan arus kas keluar utama dari sebuah perusahaan selama
periode tertentu.

Laporan arus kas menjelaskan berbagai perubahan dalam kas (dan setara kas, seperti
Treasury bills) dengan mencantumkan berbagai aktivitas yang menaikkan kas dan
yang menurunkan kas.

Berikut beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas operasi baik arus kas
masuk (cash inflows) maupun arus kas keluar (cash outflows).

a. Arus kas masuk, antara lain: a) Penerimaan kas dari pelanggan (penjualan
barang atau penyerahan jasa); b) Penerimaan kas dari pemberian pinjaman (bunga
yang diterima); c) Penerimaan kas dari ekuitas surat berharga (deviden yang
diterima); d) Semua penerimaan yang bukan berasal dari sebagian yang sudah
dimasukkan dalam kelompok investasi dan pembiayaan, serta jumlah uang yang
diterima dari tuntutan pengadilan, klaim asuransi, kecuali yang lansung berhubungan
dengan kegiatan investasi dan pembiayaan seperti kerusakan gedung.

b. Arus kas keluar antara lain: a) Pembayaran kas untuk pembelian bahan yang
akan digunakan untuk dijual atau produksi termasuk pembayaran utang jangka

9
pendek; b) Pembayaran kepada supplier lain dan pegawai untuk kegiatan selain
produksi barang dan jasa; c) Pembayaran kas kepada pemerintah untuk pajak,
kewajiban lainnya, denda,dan lain-lain; d) Pembayaran kepada pemberi pinjamandan
kreditur lainnya berupa bunga; e) Seluruh pembayaran kas yang tidak berasal dari
transaksi investasi atau pembiayaan seperti pembayaran tuntutan dipengadilan,
pengembalian dana kepada langganan dan sumbangan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Budiyasa, A.A. Putu Merta dan Eka Ardhani Sisdyani. “ Analisis Laba Dan Arus Kas
Operasi Sebagai Prediktor Arus Kas Di Masa Depan”. E-Jurnal Akuntansi Universitas
Udayana.13.1.(2015).
Hardiyanto, Tri Arief dan Stefan Michael Benyamin Bertus. “Analisis Kinerja Perusahaan
Berdasarkan Laporan Arus Kas”. JIAFE (Jurnal Ilmiah Akuntansi Fakultas Ekonomi)
Volume 1 No. 2 Tahun 2015.
Horne, James C Van dan John M Wachowicz,Jr. “Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan
Edisi 13-Buku 1. (Jakarta: Salemba Empat,2014).
Wahyuningsih, Diah. “Penerapan Cash Flow Management melalui analisa rasio” . Jurnal
Imiah Manajemen Bisnis.Volume 3 No. 01 Tahun 2017.
https://accurate.id/akuntansi/pengertian-cashflow/. Diakses tanggal 29 November 2000 jam
11.26

11

Anda mungkin juga menyukai