rx1x2
Y r rx1y rx 2 y .rx1x
x
(12 r 2x y)(1 r 2x1x )
X2 rx2Y 2 ( x1y ) 2 2
Korelasi Parsial
2. Hubungan antara variabel bebas X2 dengan
variabel terikat Y, apabila variabel X1
tetap.X1
rx1Y
rx1x2
Y
X2 rx2Y
r rx 2 y rx1y .rx1x
x 1( x 2
y)
(1
2 r 2x1 )(1 r 2x1x )
2
y
Korelasi Parsial
3. Hubungan antara variabel bebas X1 dengan
variabel terikat X2, apabila variabel terikat Y
tetap.
X1
rx1Y
rx1x2
Y r rx1x 2 rx1y .rx 2
y ( x1x
(1
y r 2x1y )(1 r 2x 2 )
X2 rx2Y 2) y
5
Korelasi Parsial
Selanjutnya untuk mengetahui apakah
hubungan antar variabel tersebut berarti atau
tidak, maka dilakukan pengujian keberartian
koefisien korelasi parsial dengan menggunakan
rumus :
n
t rs
3 r
1 s
2
Kriteria pengujian :
Tolak Ho jika nilai t hitung lebih besar dari nilai
t table (signifikan), dengan db = n – 1.
Contoh :
Seorang peneliti ingin mengetahui hubungan
antara Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan
Motivasi Kerja Guru (X2) dengan Kinerja Guru
(Y) di suatu sekolah menengah. Sejumlah
angket kemudian disebar kepada 10 orang
guru sebagai responden untuk tujuan
penelitian tersebut. Dari penelitian diperoleh
rekapitulasi skor hasil pengumpulan data
sebagai berikut :
Contoh :
Responden X1 X2 Y