Anda di halaman 1dari 5

GARIS BESAR MATERI KALKULUS – II

1. Bentuk Tak Tentu (4 pertemuan)


0 ∞
a. Bentuk Tak Tentu : dan
0 ∞
b. Aturan L'Hopital
c. Bentuk Tak Tentu : 0. ∞ , ∞−∞ , 00 ,∞ 0 , 1∞
2. Integral Tak Wajar (3 pertemuan)
a. Batas Tak Terhingga
a.1. Satu Batas Integral Tak Terhingga
a.2. Kedua Batas Integral Tak Terhingga
b. Integran Tak Terhingga
b.1. Integran Tak Terhingga Pada Titik Ujung Selang
b.2. Integran Tak Terhingga Pada Sebuah Titik Dalam
3. Deret Tak Hingga (7 pertemuan)
a. Barisan dan Deret Tak Hingga
b. Uji Kekonvergenan suatu Deret, Uji Integral
c. Uji Banding Limit, Uji Hasil Bagi
d. Uji Kekonvergenan Mutlak
e. Deret Kuasa/Deret Pangkat
f. Deret Taylor dan Deret Maclaurin
4. Turunan dalam Ruang Dimensi-n (7 pertemuan)
a. Fungsi Dua Peubah atau Lebih
b. Turunan Parsial
c. Limit dan Kekontinuan
d. Keterdiferensialan
5. Integral dalam Ruang Dimensi-n (8 pertemuan)
a. Integral Ganda Dua di atas daerah persegipanjang
b. Integral Ganda Dua di atas daerah sebarang
c. Integral Ganda Dua dalam Koordinat Polar (Koordinat Kutub)
d. Penerapan Integral Ganda : massa, pusat massa, momen inersia dan radius kitaran)
e. Luas Permukaan
f. Integral Ganda Tiga dalam Koordinat Cartesius
g. Integral Ganda Tiga dalam Koordinat tabung dan bola

Sumber
1. CALCULUS with Analytic Geometry, Edwin J. Purcell & Dale Varberg
Terjemahan : KALKULUS dan Geometri Analitis, Edwin J. Purcell & Dale Varberg ;
I Njoman Susila, Bana Kartasasmita & Rawuh; Erlangga
2. Kalkulus, Koko Martono; Erlangga. 1999
DERET KUASA

Deret yang sudah kita pelajari, menyangkut deret- deret yang terdiri atas konstanta-konstanta yang
bentuknya ∑ u n , dengan u n sebuah bilangan. Selanjutnya, kita akan pelajari deret fungsi yang

berbentuk ∑ u n (x)

Misalkan : ∑ sinn2nx = sinx
1
+
sin 2 x sin 3 x
4
+
9
+…
n =1

Apabila x kita ganti dengan suatu nilai tertentu, misalkan x = 2,1 maka akan diperoleh suatu deret
yang terdiri atas konstanta-konstanta yang sudah kita kenal.
Pertanyaan :
1. Untuk nilai x yang mana deret konvergen ?
2. Ke fungsi apa deret konvergen atau dengan kata lain, berapa jumlah S(x) deret tersebut ?
Dalam Kalkulus Elementer, kita dapat belajar tentang deret fungsi, khususnya Deret Kuasa.

Deret kuasa dalam x berbentuk :


∑ an x n =a0 +a 1 x +a2 x2 + a2 x 3 +… (a 0 x 0 kita anggap sebagai a 0 , juga apabila x=0)


n=0

Untuk deret kuasa ini, kita dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas.



Contoh : Untuk nilai-nilai x yang mana deret kuasa ∑ a xn =a+ax +a x 2 +a x 3+ … konvergen dan
n=0

berapa jumlahnya ?

HIMPUNAN KEKONVERGENAN
Himpunan bilangan real yang anggota-anggotanya membentuk sebuah deret kuasa konvergen
dinamakan himpunan kekonvergenan.
Teorema :

Himpunan kekonvergenan sebuah deret kuasa ∑ an x n dapat berupa salah satu jenis berikut :
n=0

(i). Satu titik x = 0


(ii). Selang (-R , R), mungkin mencakup salah satu titik ujungnya atau keduanya
(iii). Seluruh himpunan bilangan
Catatan : Radius kekonvergenan (i), (ii) dan (iii) adalah 0, R, dan ∞

Contoh : Tentukan himpunan kekonvergenan deret berikut :


∞ n 2 3
x 1x 1x 1x
1. ∑ ( n+1)2 n
=1+ + +
2 2 3 22 4 23
+…
n=0

∞ n
2. ∑ nx !
n=0


3. ∑ n! x n
n=0

Deret kuasa dalam (x – a) berbentuk :


∑ an ( x−a)n =a0 +a 1( x −a)+ a2 ( x−a)2 +a 2( x−a)3+ …


n=0

Sifat-sifat yang berlaku bagi deret kuasa dalam x, berlaku pula bagi deret kuasa dalam (x – a)


n
Himpunan kekonvergenan deret kuasa ∑ an ( x−a) berbentuk salah satu dari :
n=0

(i). Titik tunggal x = a


(ii). Selang (a – R , a + R), mungkin ditambah salah satu titik ujungnya
(iii). Seluruh himpunan bilangan real

Contoh : Tentukan himpunan kekonvergenan deret berikut :



( x−1)n
1. ∑ ¿¿ ¿
n=0

(x−1) ( x −1)2 (x−1)3 (x−1)4


2. + + + +…
12 22 32 42
3. ( x +3 )−2 ( x+ 3 )2+ 3 ( x +3 )3 −4 ( x +3 )4 + …
Operasi-Operasi Pada Deret Kuasa

Deret kuasa ∑ an x nmemiliki himpunan kekonvergenan sebuah selang I. Selang I ini akan
n=0

merupakan daerah asal dari suatu fungsi baru S(x) yaitu jumlah deret kuasa tersebut.

n a a
Perhatikan deret geometri ∑ a x = , untuk –1 < x < 1 atau S(x) = sebuah fungsi
n=0 1−x 1−x
Pertanyaan :
a. Apakah dapat disusun rumus sederhana untuk S(x) ?
b. Apakah S(x) dapat didiferensialkan ?
c. Apakah S(x) dapat diintegralkan ?
Pendiferensialan dan Pengintegralan suku demi suku
Dengan menganggap deret kuasa sebagai sebuah suku banyak, yang banyaknya suku tak terhingga,
maka dilakukan pendiferensialan dan pengintegralan suku demi suku.
Teorema
Andaikan S(x) adalah jumlah sebuah deret kuasa pada selang I ; jadi

S ( x )=∑ a n x n=a0+ a1 x+ a2 x 2 +a3 x 3+ …
n=0

Maka, apabila x ada di dalam I, berlakulah


∞ ∞
n n−1 2
(i). S ' ( x )=∑ D x ( an x ) =∑ n a n x ¿ a 1+ 2a 2 x +3 a2 x +…
n=0 n=1

t ∞ x ∞
n a n n +1 1 1 1
(ii). ∫ S(t) dt =∑ ∫ an t dt =∑ x ¿ a 0 x + a x2 + a x 3 + a x 4 +…
0 n=0 0 n=0 n+1 2 1 3 2 4 3
Contoh :
1. Tentukan rumus-rumus jumlah dua deret baru, yakni dengan mendiferensialkan dan
mengintegralkan deret geometri berikut :
1
=1+ x+ x 2 + x 3+ … , –1< x < 1
1−x
2. Tentukan deret kuasa yang menggambarkan tan−1 x
x2 x3
3. Tentukan rumus jumlah deret S ( x )=1+ x+ + +…
2! 3!
2
4. Tentukan deret kuasa untuk e− x

DERET TAYLOR dan DERET MACLAURIN


Diketahui sebuah fungsi f , misalnya f(x) = sin x atau f(x) = ln(cos2 x). Dapatkah fungsi tersebut
digambarkan sebagai suatu deret kuasa dalam x atau lebih umum dalam (x – a) ?
Jadi, adakah bilangan-bilangan co , c1 , c2 , c3 , … sehingga
f(x) = co + c1(x – a) + c2 (x – a)2 + c3 (x – a)3 + … pada sebuah selang sekitar x = a ?
Menurut teorema pendiferensialan deret- deret, kita peroleh berturut-turut :
f’(x) = c1 + 2c2 (x – a) + 3c3 (x – a)2 + 4c3 (x – a)3 + …
f’’(x) = 2! c2 + 3! c3 (x – a) + 4.3 c4 (x – a)2 + …
f’’’(x) = 3! c3+ 4! c4 (x – a) + 5.4.3 c5 (x – a)2 + …

f (n) ( x )=n ! c n + ( n+1 ) ! c (n +1) ( x−a ) + ( n+2 ) ( n+1 ) n c n+2 ( x−a ) +…

Apabila kita substitusi x = a dan menghitung cn , kita peroleh


f ' ' (x) f ' ' ' (x) f (n) ( a)
c o =f ( a ) , c 1=f ' ( a ) , c 2= ,c 3= , … ,c n=
2! 3! n!
Teorema (Teorema Ketunggalan)
Andaikan f memenuhi uraian f(x) = co + c1(x – a) + c2 (x – a)2 + c3 (x – a)3 + … untuk semua x

f (n) (a)
dalam suatu selang sekitar a, maka c n=
n!
Jadi suatu fungsi tidak dapat digambarkan oleh dua deret kuasa dari (x – a)
Bentuk koefisien cn mengingatkan kita pada koefisien yang terdapat dalam Rumus Taylor.
Oleh karena itu, deret kuasa dari (x – a) yang menggambarkan sebuah fungsi dinamakan Deret
Taylor. Apabila x = 0, deret yang bersangkutan disebut Deret Maclaurin.
Rumus Taylor
f ' ' ( a)
f ( x )=f ( a ) + f ' ( a )( x−a )+ ¿
2!

KEKONVERGENAN DERET TAYLOR


Teorema Taylor : Andaikan f sebuah fungsi yang memiliki turunan dari semua tingkatan dalam
suatu selang (a – r , a + r).
Syarat yang perlu dan cukup agar Deret Taylor
f ' ' ( a)
f ( x )=f ( a ) + f ' ( a )( x−a )+ ¿ menggambarkan fungsi f pada selang itu, ialah
2!

f ( n+1) ( c )
lim ¿ n→ ∞ R n ( x )=0 dengan Rn(x) suku sisa dalam Rumus Taylor, yaitu Rn ( x )= ¿ dengan c
( n+1)!
suatu bilangan dalam selang (a – r , a + r)
Contoh :
1. Tentukan deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan bahwa deret itu menggambarkan sin x
untuk semua x.
2. Tentukan deret Maclaurin untuk cos x dan buktikan bahwa deret itu menggambarkan cos x
untuk semua x.
3. Tentukan deret Maclaurin untuk cosh x dan buktikan bahwa deret itu menggambarkan cosh
x untuk semua x.
4. Tentukan deret Maclaurin untuk sinh x dan buktikan bahwa deret itu menggambarkan sinh x
untuk semua x.

DERET BINOMIAL
Rumus Binomial untuk p bilangan bulat positif, berlaku :
p ( p−1 ) ( p−2 ) …( p−k +1)
¿ dengan ( kp )= k!

Perhatikan bahwa simbol ( kp ) mempunyai arti untuk tiap bilangan real p, asal saja k bulat positif.
Teorema Deret Binomial
p p ( p−1 ) ( p−2 ) …( p−k +1)
Untuk tiap bilangan real p dan |x|<1 berlaku ¿ dengan ()
k
=
k!

Contoh :
1. Tulislah ¿ sebagai suatu deret Maclaurin pada selang –1 < x < 1
2. Tulislah √ 1+ x sebagai suatu deret Maclaurin dan gunakan hasil tersebut untuk menghampiri
(mengaproksimasi) √ 1,1 sampai 5 angka desimal
0,4

3. Hitunglah ∫ √ 1+ x 4 dx hingga 5 angka decimal


0

Anda mungkin juga menyukai