Anda di halaman 1dari 9

BAHAN AJAR

Mata Kuliah Matematika Diskrit

Bahan Kajian : Fungsi Pembangkit SKS : 3


Program Studi : Pendidikan Matematika Kode : MAT
Fakultas : MIPA Minggu ke : 6

Learning Outcomes (Capaian Pembelajaran) Mata Kuliah terkait KKNI

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan


Matematika tentang Prinsip Pencacahan, Prinsip induksi Matematika,
Prinsip Sarang Merpati, Prinsip Inklusi- Eksklusi, Fungsi Pembangkit,
Relasi Rekursif, Pengantar teori Graf, dan Aljabar Boole dan
menggunakan untuk pemecahan masalah
2. Terampil mengembangkan kemampuan matematis, berpikir matematis
tingkat tinggi, dan sikap positif terhadap matematika

Soft skills/Karakter: Memiliki etos kerja, empati, tanggung jawab, percaya diri,
dan rasa bangga sebagai calon guru matematika

Materi: Konsep Dasar Fungsi Pembangkit

Untuk memahami konsep fungsi pembangkit diperlukan beberapa konsep tentang deret
pangkat yang dibahas pada bagian awal materi ini.

Deret pangkat
Definisi:
Deret pangkat didefinisikan sebagai deret tak hingga yang berbentuk

∑ ak x k
k=0

Teorema 1
Jika f mempunyai perluasan deret pangkat dititik c, yaitu jika

f(x) = ∑ ak (x−c)k , |x−c|< ¿ R,
k=0

maka koefisiennya dapat dinyatakan dalam rumus


n
a n = f (C )
n!
Jika f mempunyai perluasan deret pangkat di titik c, dengan mensubtitusikan
kembali a n, pada rumus deret di atas maka f(x) dapat dinyatakan dalam bentuk
∞ n
f (C)
f(x) = ∑ n!
( x−c)
n

k=0

' '''
f (c ) f (c)
(x−c )3 +….
2
= f(c) + (x-c) + f (c)} over {2! ¿ ( x−c) +
1! 3!
Deret ini dikenal dengan deret Taylor dari fungsi f di titik c.
Untuk nilai c = 0 diperoleh deret yang dikenal dengan deret Maclaurin

1 k
f(x) = ∑ f (0) x
k

k=0 k!
1 1
= f(0)+ f (0)x + f’(0) x 2+ f’’(0) x 3+…
2! 3!
Deret Maclaurin banyak digunakan untuk menentukan nilai hampiran berbagai
fungsi, misalnya fungsi sinus, fungsi eksponen, dan fungsi pecah. Beberapa
diberikan pada bagian ini:

x2 k x
2
x
4
x
6
1) cos x = ∑ (−1)
k
=1- + - +… untuk semua x Є R
k=0 (2k !) 2! 4 ! 6 !

1 k x x
2
x
3
2) e x = ∑ x =1+ + + +… untuk semua x Є R
k=0 k! 1! 2! 3!
x −x 3 5
e −e x x
3) =x+ + + …. untuk semua x Є R
2 3! 5!
x −x 2 4
e +e x x
4) = 1+ + + …. untuk semua x Є R
2 2! 4 !
∞ 2 k+1 3 5 7
x x x x
5) sin x = ∑ (−1)
k
=x- + - +… untuk semua x Є R
k=0 ( 2 k +1 ) ! 3! 5! 7 !

1
= ∑ x = 1 + x + x 2 + x 3 + … untuk |x| < 1, x Є R
k
6)
1−x k=0
2 3 2
x x n 2
7) (1+ x + + + …)n = 1 + nx + x + … untuk semua x Є R
2! 3! 2!
n
8) (x + y)n = ∑ n x k y n−k
k=0 k
()
n
9) (1 + x)n = ∑ n x k
k=0 k
()
n
10) (1 - x) = ∑ n (−x )k
n

k=0 k
()
n
11) (1 + x) = ∑ −n x k
k=0 k
-n
( )

12) (1 - x)- = ∑ −n (−x )k
k=0
n
k ( )

= ∑ −n (−1) x
k=0 k
k k
( )

(
= ∑ n+ k−1 x k
k=0 k )
= ∑ (−1) ( ) x
4
11 4 4 k 11 k
13) (1- x )
k=0 k

Teorema 2
Misalkan bahwa
∞ ∞
f(x) = ∑ ak x , dan g ( x) = ∑ bk x
k k

k=0 k=0

maka dapat ditentukan f(x) + g ( x), f(x) .g ( x), f(x) /g ( x), yaitu

f(x) + g ( x) = ∑ ¿ ¿¿ +b k) x k
k=0

= (a 0 + b 0) + (a 1 + b 1)x + (a 0 + b 0) x 2+…
∞ ∞ ∞
f(x) .g ( x) = a 0 ∑ bk x + a 1 x ∑ bk x + a 2 x ∑ bk x +…
k k 2 k

k=0 k=0 k=0

= a 0 (b 0 + b 1x + b 2 x 2+…)+ a 1x (b 0 + b 1x + b 2 x 2+…)
+a 2 x 2 (b 0 + b 1x + b 2 x 2+…) + ….
a0 a1 x
f(x) /g ( x) = ∞
+ ∞
+ ….
∑ bk xk ∑ bk xk
k=0 k=0

a. Konsep dasar Fungsi Pembangkit

Untuk memahami konsep pembangkit perhatikan masalah berikut:


Seorang ibu ingin membagikan 15 apel kepada tiga orang anaknya, Adi, Bian dan Nita.
Jika Adi harus mendapat apel paling sedikit 6 buah, Bian dan Nita paling sedikit 2, tetapi
Bian tidak lebih dari 4 buah. Dapatkah anda membantu dengan berapa cara ibu ini
membagikan apel kepada anak-anaknya?
Untuk keperluan itu mahasiswa diarahkan mendapatkan jawaban berdasarkan pengetahuan
yang mereka pilih. Misal dengan menggunakan table seperti dibawah ini:
Adi Bian Nita Adi Bian Nita
6 5 4 8 3 4
6 6 3 9 4 2
6 7 2 9 3 3
7 6 2 9 2 4
7 5 3 10 3 2
7 4 4 10 2 3
8 5 2 11 2 2
8 4 3

Bagaimana jika jumlah apelnya lebih banyak?, apakah cara perhitungan seperti yang anda
lakukan masih dapat digunakan?
Membandingkan jawaban dengan ekspresi berikut:
A(x) = ( x 6 + x 7 + x 8 + x 9 + x 10 + x 11)( x 2 + x 3 + x 4 + x 5 + x 6 + x 7)( x 2+ x 3 + x 4 )
Mahasiswa diarahkan untuk menyederhanakan ekspresi A(x) berdasarkan pengetahuan tentang
deret pangkat. Perhatikan ekspresi A(x), bila diselesaikan akan diperoleh bentuk berikut
A(x) = ( x 10 + 3 x 11 + 6 x 12 + 9 x 13+12 x 14 + 15 x 15 + 16 x 16 +15 x 17+ 12 x 18+ 9 x 19+ 6 x 20+3 x 21+
22
x )
Ekspresi membentuk deret pangkat dengan barisan
a k = ( 0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,1,3,6,9,12,15,16,12,9,6,3,1)
Sehingga
22
A(x) = ∑ ak x
k

k=0

1 1
Selanjutnya diberikan barisan a n = (0, 0, 0,1,1,1,…) dan b n= (0,0, , ,..). Dari barisan-
2! 3!
barisan ini dapat dikonstruksi fungsi berikut:
Untuk barisan a n = (0, 0, 0,1,1,1,…)
f 1(x) = 0 + 0 x + 0 x 2 + 1 x 3 + 1 x 4 + …
= x3 + x4 + …
3
x
= x 3 ( 1 + x + x 2 + x 3 + x 4 + …) =
1−x
1 1
Untuk barisan b n= (0, 0, , ,… ), maka
2! 3!
1 2 1 3 1 2 1
f 2(x) = 0+ 0 x + x + x +… = x+ 3
x +…
2! 3! 2! 3!
1 2 1 3
= (1 + x + x + x +…) – 1 - x
2! 3!
= ex - 1 - x
Coba cermati kedua fungsi yang telah terbentuk f 1(x) dan f 2(x) , apa yang telah dilakukan
ketika merancang fungsi. Terlihat bahwa masing-masing fungsi dikonstruksi dengan mengalikan
elemen-elemen pada barisan dengan variable x dan pangkat yang terus bertambah sehingga
membentuk sigma seperi deret pangkat. Fungsi f 1(x) dan f 2(x) serta fungsi yang dihasilkan dari
22
ekspresi permasalahan di awal pembicaraan yaitu A(x) = ∑ ak x k dikenal dengan fungsi
k=0

pembangkit biasa (selanjutnya disingkat dengan FPB).


Pada bagian berikut diberikan definisi dari fungsi pembangkit biasa.

Definisi :
Misal (a n) = (a 0, a 1, a 2,…) adalah suatu barisan.
Fungsi Pembangkit Biasa (FPB) dari barisan (a n) didefinisikan sebagai

P(x) = ∑ an x = a 0 + a 1 x + a 2 x 2+ ¿…
n

n=0

Diharapkan mahasiswa dapat melihat bahwa masalah pembagian apel pada bagian awal
berkaitan dengan koefisien x 15 dalam persamaan yang baru ia selesaikan.
Dari barisan yang ada selanjutnya dapat dikonstruksi fungsi lainnya sebagai berikut:
Untuk barisan a n = (0, 0, 0,1,1,1,…) , misalkan
2 3 4
f 3(x) = 0 + 0 x + 0 x + x + x +…
2! 3! 4 !
3 4 5
x x x
= + + +¿ …
3! 4 ! 5!
2 3 4 5 2
x x x x x
= (1 + x + + + + +¿ …) – 1 - x -
2! 3! 4 ! 5! 2!
2
x
=e -1–x-
x
2!
1 1
Untuk barisan b n= (0, 0, , ,… ), maka
2! 3!
2 3
f 4(x) = 0 + 0 x + 1 x + 1 x + …
2! 2! 3! 3!
2 3
1 x
= + 1 x +…
2! 2! 3! 3!
Jika dicermati fungsi f 3(x)dan f 4(x), terlihat bahwa masing-masing fungsi dikonstruksi dengan
mengalikan elemen-elemen pada barisan dengan variable x dan pangkat yang terus bertambah
kemudian dibagi dengan factorial dari pangkat sehingga membentuk sigma seperi deret pangkat.
Fungsi yang dihasilkan dikenal dengan fungsi pembangkit eksponensial (FPE). Berdasarkan hal
itu berikut dapat didefinisikan fungsi pembangkit eksponensial dari suatu barisan yang diberikan.
Definisi :
Fungsi Pembangkit Eksponensial (FPE) dari barisan (a n) didefinisikan sebagai

xn a x
2
x
3
∑ an n ! = 0 + a 1 x + a 2 2! + a 3 +…
3!
n=0

2 3
x x
FPE = P(x) = a 0 + a 1 x + a 2 + a 3 +…
2! 3!

Selanjutnya diberikan beberapa soal yang berkaitan dengan fungsi pembangkit.


Contoh Soal 1:
Tuliskanlah fungsi pembangkit dari barisan berikut, sederhanakan jika mungkin:
a. a n = (0,0,0,1,1,1,0,0,…)
b. b n = (3,1,3,1,3,1,…)
Penyelesaian:
a. Barisan a n = (0,0,0,1,1,1,0,0,…)
 FPB untuk barisan a n

Berdasarkan definisi FPB, P(x) = ∑ an x n = a 0 + a 1 x + a 2 x 2+ ¿…
n=0
Yaitu P(x) = 0 + 0 x + 0 x 2+ ¿ 1 x 3 +1 x 4 +1 x5 +0 x 6 +…
= x3 + x4 + x5
= x 3 ( 1 + x + x 2)
= x 3 ¿)
 FPE untuk barisan a n

xn a x
2
x
3
Berdasarkan definisi FPE = P(x) = ∑ an = 0 + a 1 x + a 2 + a 3 +…
n=0 n! 2! 3!
2 3 4 5
x x x x
P(x) = 0 + 0 x + 0 + + + +0+0
2! 3! 4 ! 5!
3 4 5
x x x
= + +
3! 4 ! 5!
b. Barisan b n = (3,1,3,1,3,1,…)
 FPB untuk barisan b n

Berdasarkan definisi FPB, P(x) = ∑ bn xn = b 0 + b 1 x + b 2 x 2 + ¿…
n=0

Yaitu P(x) = 3 + x + 3 x 2+ x 3+ …
= (1 + x + x 2+ x 3+…) + 2 (1 + x 2+ x 4 +…)
1 1
=( )+2( 2 )
1−x 1−x
 FPE untuk barisan b n

xn b x
2
x
3
Berdasarkan definisi FPE = P(x) = ∑ bn = 0 + b 1 x + b 2 + b 3 +…
n=0 n! 2! 3!
2 3 4
x x x
Maka P(x) = 3 + x + 3 + + 3 +…
2! 3! 4!
2 4 3 5
x x x x
=(3+3 + 3 +…) + ( x + + …)
2! 4! 3! 5!
2 4 3 5
x x x x
= 3(1 + + +…) + ( x + + …)
2! 4! 3! 5!

x −x
e +e
= 3( ) + ¿)
2
= 2 e x + e− x
Contoh Soal 2:
1
Jika diberikan fungsi pembangkit dari suatu barisan a n adalah P(x) = ( ), tentukanlah barisan
1−x
a n tersebut!
Penyelesaian:

Berdasarkan definisi FPB = P(x) = ∑ an x n = a 0 + a 1 x + a 2 x 2+ ¿… dan
n=0


xn a x
2
x
3
FPE = P(x) = ∑ an = 0 + a 1 x + a 2 + a 3 +…
n=0 n! 2! 3!

1
) = ∑ x = 1 + x + x2 + x3 + …
k
P(x) = (
1−x k=0

Jika P(x) merupakan FPB dari a n maka a n= (1,1,1,1,…)


Jika P(x) merupakan FPE dari a n maka
∞ 2 3
1 x x
) = ∑ x = 1 + x + x 2 + x 3 + … = a 0 + a 1 x + a 2 + a 3 +…
k
P(x) = (
1−x k=0 2! 3!
Sehingga a n = (1, 1, 2!, 3!, 4!, …)
Contoh Soal 3:
3 5
x +x
Misalkan fungsi pembangkit biasa dari barisan a n adalah P(x) = , tentukanlah a n
1−x
Penyelesaian:
Maka dengan menggunakan deret pangkat diketahui
P(x) = (x ¿ ¿ 3+ x 5)¿( 1 + x + x 2 + x 3 + …)
= ( x 3 + x 4 + x 5 + x 6 …) + ¿ + x 6 + x 7 + x 8 +…)
= ( x 3 + x 4 +2 x5 + 2 x 6 +2 x7 + 2 x 8 …)
Dari bentuk terakhir ini diperoleh barisan a n = ( 0, 0, 0, 1, 1, 2, 2, 2,…)
Masalah ini juga dapat diselesaikan dengan cara lain.
Cermati kembali bentuk fungsi pembangkit yang diberikan
3 5 ∞
x +x 1
P(x) =
1−x
= (x ¿ ¿ 3+ x 5)¿(
1−x
)= ∑ cn xn
n=0
Perhatikan (x ¿ ¿ 3+ x 5)¿ merupakan fungsi pembangkit biasa dari barisan a n= ( 0, 0, 0, 1, 0, 1,
1
0,...) dan ( ) merupakan fungsi pembangkit biasa dari barisan b n = (1,1,1,1,…)
1−x
n
Sehingga c n = ∑ ak bn−k , bentuk ini dikenal dengan konvolusi dari barisan a n dan b n.
k=0

Berdasarkan a n dan b n, maka diperoleh barisan c n yaitu:


n
c n = ∑ an, (karena b n = 1 untuk setiap nilai n)
k=0

Jadi c 0 = c 1 = c 2 = 0; c 3 = c 4 = 1; c n = 2, untuk n ≥ 5
DAFTAR BACAAN
[1] Balakrishnan, V.K. (1991). Introductory Discrete Mathematics. Prentice Hall, Englewood
Cliffs, new Jeersey 07632. United State of America
[2] Brualdi, Richard A. (1982). Introductory Combinatorics. Elsevier Science Publishing. Co.
North Holland
[3]Kolman, Bernard & Busby. Robert C. (1988). Discrete Mathematical Structures for Computer
Science. Prentice Hall of India Privats limited. New Delhi

Anda mungkin juga menyukai