Soft skills/Karakter: Memiliki etos kerja, empati, tanggung jawab, percaya diri,
dan rasa bangga sebagai calon guru matematika
Untuk memahami konsep fungsi pembangkit diperlukan beberapa konsep tentang deret
pangkat yang dibahas pada bagian awal materi ini.
Deret pangkat
Definisi:
Deret pangkat didefinisikan sebagai deret tak hingga yang berbentuk
∞
∑ ak x k
k=0
Teorema 1
Jika f mempunyai perluasan deret pangkat dititik c, yaitu jika
∞
f(x) = ∑ ak (x−c)k , |x−c|< ¿ R,
k=0
k=0
' '''
f (c ) f (c)
(x−c )3 +….
2
= f(c) + (x-c) + f (c)} over {2! ¿ ( x−c) +
1! 3!
Deret ini dikenal dengan deret Taylor dari fungsi f di titik c.
Untuk nilai c = 0 diperoleh deret yang dikenal dengan deret Maclaurin
∞
1 k
f(x) = ∑ f (0) x
k
k=0 k!
1 1
= f(0)+ f (0)x + f’(0) x 2+ f’’(0) x 3+…
2! 3!
Deret Maclaurin banyak digunakan untuk menentukan nilai hampiran berbagai
fungsi, misalnya fungsi sinus, fungsi eksponen, dan fungsi pecah. Beberapa
diberikan pada bagian ini:
∞
x2 k x
2
x
4
x
6
1) cos x = ∑ (−1)
k
=1- + - +… untuk semua x Є R
k=0 (2k !) 2! 4 ! 6 !
∞
1 k x x
2
x
3
2) e x = ∑ x =1+ + + +… untuk semua x Є R
k=0 k! 1! 2! 3!
x −x 3 5
e −e x x
3) =x+ + + …. untuk semua x Є R
2 3! 5!
x −x 2 4
e +e x x
4) = 1+ + + …. untuk semua x Є R
2 2! 4 !
∞ 2 k+1 3 5 7
x x x x
5) sin x = ∑ (−1)
k
=x- + - +… untuk semua x Є R
k=0 ( 2 k +1 ) ! 3! 5! 7 !
∞
1
= ∑ x = 1 + x + x 2 + x 3 + … untuk |x| < 1, x Є R
k
6)
1−x k=0
2 3 2
x x n 2
7) (1+ x + + + …)n = 1 + nx + x + … untuk semua x Є R
2! 3! 2!
n
8) (x + y)n = ∑ n x k y n−k
k=0 k
()
n
9) (1 + x)n = ∑ n x k
k=0 k
()
n
10) (1 - x) = ∑ n (−x )k
n
k=0 k
()
n
11) (1 + x) = ∑ −n x k
k=0 k
-n
( )
∞
12) (1 - x)- = ∑ −n (−x )k
k=0
n
k ( )
∞
= ∑ −n (−1) x
k=0 k
k k
( )
∞
(
= ∑ n+ k−1 x k
k=0 k )
= ∑ (−1) ( ) x
4
11 4 4 k 11 k
13) (1- x )
k=0 k
Teorema 2
Misalkan bahwa
∞ ∞
f(x) = ∑ ak x , dan g ( x) = ∑ bk x
k k
k=0 k=0
maka dapat ditentukan f(x) + g ( x), f(x) .g ( x), f(x) /g ( x), yaitu
∞
f(x) + g ( x) = ∑ ¿ ¿¿ +b k) x k
k=0
= (a 0 + b 0) + (a 1 + b 1)x + (a 0 + b 0) x 2+…
∞ ∞ ∞
f(x) .g ( x) = a 0 ∑ bk x + a 1 x ∑ bk x + a 2 x ∑ bk x +…
k k 2 k
= a 0 (b 0 + b 1x + b 2 x 2+…)+ a 1x (b 0 + b 1x + b 2 x 2+…)
+a 2 x 2 (b 0 + b 1x + b 2 x 2+…) + ….
a0 a1 x
f(x) /g ( x) = ∞
+ ∞
+ ….
∑ bk xk ∑ bk xk
k=0 k=0
Bagaimana jika jumlah apelnya lebih banyak?, apakah cara perhitungan seperti yang anda
lakukan masih dapat digunakan?
Membandingkan jawaban dengan ekspresi berikut:
A(x) = ( x 6 + x 7 + x 8 + x 9 + x 10 + x 11)( x 2 + x 3 + x 4 + x 5 + x 6 + x 7)( x 2+ x 3 + x 4 )
Mahasiswa diarahkan untuk menyederhanakan ekspresi A(x) berdasarkan pengetahuan tentang
deret pangkat. Perhatikan ekspresi A(x), bila diselesaikan akan diperoleh bentuk berikut
A(x) = ( x 10 + 3 x 11 + 6 x 12 + 9 x 13+12 x 14 + 15 x 15 + 16 x 16 +15 x 17+ 12 x 18+ 9 x 19+ 6 x 20+3 x 21+
22
x )
Ekspresi membentuk deret pangkat dengan barisan
a k = ( 0,0,0,0,0,0,0,0,0,0,1,3,6,9,12,15,16,12,9,6,3,1)
Sehingga
22
A(x) = ∑ ak x
k
k=0
1 1
Selanjutnya diberikan barisan a n = (0, 0, 0,1,1,1,…) dan b n= (0,0, , ,..). Dari barisan-
2! 3!
barisan ini dapat dikonstruksi fungsi berikut:
Untuk barisan a n = (0, 0, 0,1,1,1,…)
f 1(x) = 0 + 0 x + 0 x 2 + 1 x 3 + 1 x 4 + …
= x3 + x4 + …
3
x
= x 3 ( 1 + x + x 2 + x 3 + x 4 + …) =
1−x
1 1
Untuk barisan b n= (0, 0, , ,… ), maka
2! 3!
1 2 1 3 1 2 1
f 2(x) = 0+ 0 x + x + x +… = x+ 3
x +…
2! 3! 2! 3!
1 2 1 3
= (1 + x + x + x +…) – 1 - x
2! 3!
= ex - 1 - x
Coba cermati kedua fungsi yang telah terbentuk f 1(x) dan f 2(x) , apa yang telah dilakukan
ketika merancang fungsi. Terlihat bahwa masing-masing fungsi dikonstruksi dengan mengalikan
elemen-elemen pada barisan dengan variable x dan pangkat yang terus bertambah sehingga
membentuk sigma seperi deret pangkat. Fungsi f 1(x) dan f 2(x) serta fungsi yang dihasilkan dari
22
ekspresi permasalahan di awal pembicaraan yaitu A(x) = ∑ ak x k dikenal dengan fungsi
k=0
Definisi :
Misal (a n) = (a 0, a 1, a 2,…) adalah suatu barisan.
Fungsi Pembangkit Biasa (FPB) dari barisan (a n) didefinisikan sebagai
∞
P(x) = ∑ an x = a 0 + a 1 x + a 2 x 2+ ¿…
n
n=0
Diharapkan mahasiswa dapat melihat bahwa masalah pembagian apel pada bagian awal
berkaitan dengan koefisien x 15 dalam persamaan yang baru ia selesaikan.
Dari barisan yang ada selanjutnya dapat dikonstruksi fungsi lainnya sebagai berikut:
Untuk barisan a n = (0, 0, 0,1,1,1,…) , misalkan
2 3 4
f 3(x) = 0 + 0 x + 0 x + x + x +…
2! 3! 4 !
3 4 5
x x x
= + + +¿ …
3! 4 ! 5!
2 3 4 5 2
x x x x x
= (1 + x + + + + +¿ …) – 1 - x -
2! 3! 4 ! 5! 2!
2
x
=e -1–x-
x
2!
1 1
Untuk barisan b n= (0, 0, , ,… ), maka
2! 3!
2 3
f 4(x) = 0 + 0 x + 1 x + 1 x + …
2! 2! 3! 3!
2 3
1 x
= + 1 x +…
2! 2! 3! 3!
Jika dicermati fungsi f 3(x)dan f 4(x), terlihat bahwa masing-masing fungsi dikonstruksi dengan
mengalikan elemen-elemen pada barisan dengan variable x dan pangkat yang terus bertambah
kemudian dibagi dengan factorial dari pangkat sehingga membentuk sigma seperi deret pangkat.
Fungsi yang dihasilkan dikenal dengan fungsi pembangkit eksponensial (FPE). Berdasarkan hal
itu berikut dapat didefinisikan fungsi pembangkit eksponensial dari suatu barisan yang diberikan.
Definisi :
Fungsi Pembangkit Eksponensial (FPE) dari barisan (a n) didefinisikan sebagai
∞
xn a x
2
x
3
∑ an n ! = 0 + a 1 x + a 2 2! + a 3 +…
3!
n=0
2 3
x x
FPE = P(x) = a 0 + a 1 x + a 2 + a 3 +…
2! 3!
Yaitu P(x) = 3 + x + 3 x 2+ x 3+ …
= (1 + x + x 2+ x 3+…) + 2 (1 + x 2+ x 4 +…)
1 1
=( )+2( 2 )
1−x 1−x
FPE untuk barisan b n
∞
xn b x
2
x
3
Berdasarkan definisi FPE = P(x) = ∑ bn = 0 + b 1 x + b 2 + b 3 +…
n=0 n! 2! 3!
2 3 4
x x x
Maka P(x) = 3 + x + 3 + + 3 +…
2! 3! 4!
2 4 3 5
x x x x
=(3+3 + 3 +…) + ( x + + …)
2! 4! 3! 5!
2 4 3 5
x x x x
= 3(1 + + +…) + ( x + + …)
2! 4! 3! 5!
x −x
e +e
= 3( ) + ¿)
2
= 2 e x + e− x
Contoh Soal 2:
1
Jika diberikan fungsi pembangkit dari suatu barisan a n adalah P(x) = ( ), tentukanlah barisan
1−x
a n tersebut!
Penyelesaian:
∞
Berdasarkan definisi FPB = P(x) = ∑ an x n = a 0 + a 1 x + a 2 x 2+ ¿… dan
n=0
∞
xn a x
2
x
3
FPE = P(x) = ∑ an = 0 + a 1 x + a 2 + a 3 +…
n=0 n! 2! 3!
∞
1
) = ∑ x = 1 + x + x2 + x3 + …
k
P(x) = (
1−x k=0
Jadi c 0 = c 1 = c 2 = 0; c 3 = c 4 = 1; c n = 2, untuk n ≥ 5
DAFTAR BACAAN
[1] Balakrishnan, V.K. (1991). Introductory Discrete Mathematics. Prentice Hall, Englewood
Cliffs, new Jeersey 07632. United State of America
[2] Brualdi, Richard A. (1982). Introductory Combinatorics. Elsevier Science Publishing. Co.
North Holland
[3]Kolman, Bernard & Busby. Robert C. (1988). Discrete Mathematical Structures for Computer
Science. Prentice Hall of India Privats limited. New Delhi