Anda di halaman 1dari 20

KALKULUS MULTIVARIABEL

Deret Pangkat, Deret Taylor dan MacLaurin

Oleh :

Kelompok 4

Nama Anggota:

Kadek Ria Andriani 3A Matematika ;2013011021

Ni Luh Gede Ayu Novi Kartika 3B Pendidikan Matematiak ;2013011005

Ni Kadek Ayu Indah Sari 3D Pendidikan Matematika ;2013011015

Kadek Darmaswari Dewi 3D Pendidikan Matematika ;2013011031

JURUSAN MATEMATIKA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021/2022
1.1. DERET PANGKAT

Sejauh ini, kita telah membahas apa yang mungkin disebut deret konstanta, yakni deret yang
berbentuk∑ u n , dimana setiap un adalah bilangan. Sekarang kita akan meninjau deret fungsi,

deret yang beerbentuk ∑ u n (x). Contoh khas deret seperti ini adalah

∑ sinn2nx = sin1 x + sin42 x +sin 39x +…


n =1

Tentu saja, segera kita mensubstitusikan suatu nilai untuk x (misalnya x=2,1 ¿, kita kembali
ke daerah yang sudah kita kenal, yaitu deret konstanta.

Terdapat dua pertanyaan penting untuk dinyatakan mengenai deret fungsi.

1. Untuk nilai x berapakah deret itu konvergen?


2. Untuk fungsi apakah deret itu konvergen yakni berapakah jumlahS( x ) deret itu?

Situasi umum tersebut merupakanbahasan yang tepatuntuk suatu kuliah kalkulus lanjut.
Namun, bahkan dalam kalkulus elementer kita dapat belajar banyak tentang deret fungsi yang
khusus, yaitu Deret Pangkat. Deret pangkat dalam x berbentuk

∑ an x n =a0 +a 1 x +¿ a2 x2 +… ¿
n=0

(Disini kita menginterprestasikan a 0 x 0 sebagai a 0 bahkan jika x=0). Kita dapat segera kita
dapat segera menjawab dua pertanyaan kita untuk sebuah deret pangkat seperti ini.

Contoh 1. untuk nilai-nilai x berapakah deret pangkat

∑ an x n =a+ax +¿ a x 2 +a x 3+ … ¿
n=0

Konvergen dan berapakah jumlahnya? Asumsikan a ≠ 0

Penyelesaian :

Sebenarnya kita membahas dalam subbab 9.2 dengan r sebagai ganti ( x) dan menamakannya
deret geometric. Deret tersebut konvergen untuk −1< x <1 dan mempunyai jumlah S( x ) yang
diberikan oleh
a
s ( x )= −1< x <1
1−x n

Himpunan Konvergensi Kita sebut himpunan tempat suatu deret pangkat konvergen adalah
himpunan konvergensinya. Jenis himpunan apa yang dapat menjadi suatu himpunan
konvergensi? Contoh 1 menyarankan bahwa himpunan tersebut dapat berupa suatu interval
terbuka

Contoh 2. Apakah himpunan konvergensi untuk


xn 1 x 1 x2 1 x 3
∑ ( n+1 ) 2n =1+ . + . + . +…
n=0 2 2 3 22 4 23

Penyelesaian :

perhatikan bahwa beberapa suku mungkin negatif (jikax negatif). Marilah kita uji
menggunakan Uji Rasio Mutlak untuk konvergensi untuk (Teorema 9.5C)

x n +1 xn | x| n+1 |x|
p= lim
x →∞ | ( n+ 2 ) 2 n +1
+
| n
=lim .
(n+ 1)2 n → ∞ 2 n+2 2
=

|x|
Deret konvergen secara mutlak (oleh karenanya konvergen) apabila p= <1 dan divergen
2

|x|
apabila >1 . Akibatnya, deret konvergen ketika |x|<2 dan divergen ketika |x|>2.
2

Jika x=2 atau x=−2, uji rasio gagal. Akan tetapi, ketika x=2 , deret berupa deret
harmonik, yang divergen dan ketika x=−2, deret berupa deret harmonik berganti tanda, yang
konvergen. Kita simpulkan bahwa himpunan konvergensi untuk deret yang diberikan adalah
interval −2 ≤ x <2

Contoh 3. Carilah himpunan konvergensi untuk


x
∑ n n!
n=0

Penyelesaian :

x n+1 xn |x|
p= lim
n→ ∞
| |
+ =lim
(n+1)! n ! n → ∞ n+1
=0
Kita simpulkan dari Uji Rasio Mutlak bahwa deret ini konvergen untuk semua x

Contoh 4. Carilah himpunan konvergensi untuk

∑ n! x n
n=0

Penyelesaian :

(n+1)! x n+1
p= lim
n→ ∞ | n! x n |
= lim ( n+1 )|x|= 0 , jika x=0
n→∞ {
∞ , jika x ≠ 0

Kita simpulkan bahwa deret konvergen hanya untuk x=0

Dalam masing-masing contoh diatas, himpunan konvergensi berupa sebuah interval


(interval yang menciut pada contoh yang terakhir). Kasusnya akan selalu demikian. Misalnya,
adalah tidak mungkin suatu deret pangkat memiliki himpunan konvegensi yang terdiri atas
dua bagian yang lepas ( seperti [ 0,1 ] ∪ [ 2,3 ]).

Teorema A

Himpunan konvergensi untuk deret pangkat ∑ an x n selalu berupa salah satu interval dari
ketiga jenis berikut:

a. Titik tunggal x=0


b. Interval (−R , R), mungkin ditambah salah satu atau kedua titik ujungnya
c. Keseluruhan garis bilangan real

Dalam a, b, dan c deret dikatakan memiliki jari-jari konvergensi masing-masing 0 , R , dan ∞

Bukti:

Andaikan bahwa deret konvergen di x=x 1 ≠ 0. Maka nlim an x 1n=0, sehingga pasti terdapat
→∞

bilangan N, dimana |a n x 1n|<1 untuk n> N . Maka, untuk sebarang x yang memenuhi |x|<|x 1|

n n
x x
n
|a n x |=|an x 1 | n
||||
x1
<
x1
n
x
Dimana ini berlaku untuk n ≥ N. Sekarang ∑ ||
x1
konvergen, karena ini adalah deret

geometrik dengan rasio lebih kecil daripada 1. Jadi, berdasarkan Uji Banding Biasa (Teorema

9.4A), ∑|an x n| konvergen.kita telah memperlihatkan bahwa jika sebuah deret pangkat

konvergen di x 1, deret tersebut knvergen (secara mutlak) untuk semua x demikian rupa

sehingga |x|<|x 1|.

Di lain pihak, andaikan sebuah deret pangkat divergen di x 2, maka deret ini harus

divergenuntuk semuax dengan |x|≥| x2|. Sebab andaikan deret konvergen di x 1 sedemikian

rupa sehingga |x 1|>|x 2|, maka deret ini akan konvergen pula x 2, yang yang bertentangan
degan (hipotesis)

Teorema B

Deret pangkat ∑ an x n konvergen secara mutlak pada bagian dalam interval konvergensinya

Tentu saja bahkan mungkin pula deret ini konvergen secara mutlak di titik-titik ujung
interval konvergensinya, tetapi hal itu kita tidak dapat pastikan.

Deret Pangkat dalam x−a sebuah deret yang berbentuk

∑ an ( x−a)n =a0 +a 1 ( x−a )+ a2 (x−a)2 +…


Dinamakan deret pangkat dalam ( x−a ). Semua yang telah kita katakan tentang deret pangkat
dalam x berlaku pula bagi deret dalam ( x−a ). Khususnya, himpunan konvergensinya selalu
berupa salah satu dari jenis interval berikut

1. Titk tunggal x=a


2. Interval (a−R , a+ R ¿, mungkin ditambah dengan salah satu atau kedua titik ujungnya
3. Seluruh garis bilangan real

Contoh 5. carilah himpunan konvergensi untuk



( x−1)n
∑ (n+1)2
n=0

Penyelesaian:

(x−1)n +1 (x−1)n (n+1)n


p= lim
n→ ∞| +
(n+2)2 (n+1)2 n → ∞ |
=lim |x−1|
(n+ 2)2
=|x−1|

Jadi deret konvergen jika |x−1|< 1, yakni jika 0< x <2, deret divergen jika |x−1|> 1. Deret
juga konvergen (bahkan secara mutlak) pada kedua ujung interval 0 dan 2, seperti kita lihat
dengan cara substitusi nilai-nilai ini. Himpunan konvergensi adalah interval tertutup [ 0,2 ] .

Contoh 6. Tentukan himpunan konvergensi untuk

(x +2)2 ln 2 (x+2)3 ln 3 (x +2)4 ln 4


+ + +…
2 .9 3. 27 4 . 81

Penyelesaian:

( x+ 2)n ln n
Suku ke-n adalah un = . n ≥ 2 Jadi,
n . 3n

(x+2)n+1 ln ( n+1) n 3n | x+2| n ln (n+1) | x+2|


p= lim
n→ ∞| ( n+1 ) 3
n+1
. n
(x +2) lnn
=
| lim
3 n →∞ n+ 1 ln n
=
3

Kita ketahui bahwa deret konvergen ketika p<1, yakni ketika |x +2|<3 atau −5< x <1, tetapi
kita harus memeriksa titik-titik ujung -5 dan 1.

Pada x=−5

(−3)n ln n ln n
un = n
=(−1)n
n .3 n

Dan ∑ (−1 )n ¿ ¿ konvergen berdasarkan Uji Deret Berganti-Tanda.


ln n ln n
Pada x=1 , un= dan ∑ divergen berdasarkan pembandingan deret harmonik.
n n
Kita simpulkan bahwa deret yang diberikan konvergen pada interval −5 ≤ x <1.

1.2. DERET TAYLOR DAN MACLAURIN

Pertanyaan besar yang masih menggantung adalah ini: Diketahui suatu fungsi f (misalnya,
sin xatau ¿, dapatkah kita menyatakan f sebagai suatu deret pangkat dalam x atau, secara lebih
umum, dalam x−a ? Secara lebih presisi, dapatkan kita mencari bilangan-bilangan
c 0 , c 1 , c 2 , c 3 … sedemikian rupa sehingga,

f ( x )=c 0+ c1 ( x−a )+ c2 (x−a)2+ c3 (x −a)3+ ...

Untuk x yang termasuk pada suatu interval di sekitar a?


Andaikan pernyataan yang demikian ada. Maka menurut teorema pada diferensiasi deret
(Teorema 9.7A):

f ' ( x )=c1 +2 c 2 ( x−a ) +3 c 3 ( x−a)2 +4 c 4 (x−a)3

f ' ' (x)=2! c2 ( x−a ) +3 ! c 3 ( x−a)2 + 4 ∙ 3 c 4 ( x−a)3+ …

2
f ' ' ' ( x )=¿ 3 ! c 3 ( x−a ) +4 ! c 4 ( x−a ) +5 ∙ 4 c5 ( x−a ) +.. .

Ketika kita substitusikan x=a dan menyelesaikan untuk c n , kita peroleh:

c 0=f ( a )

c 1=f '(a)

f ' ' (a)


c 2=
2!
f ' ' ' (a)
c 3=
3!

Dan secara lebih umum,

f (n) (a)
c n=
n!

(Agar ini valid untuk n = 0, kita definisikan f (n )( a) bermakna f (a) dan 0! Adalah 1) Jadi,
koefisien-koefisien c n ditentukan oleh fungsi f . Hal ini juga memperlihatkan bahwa suatu
fungsi f tidak dapat dinyatakan oleh dua deret pangkat yang berlainan dalam x−a, suatu hal
penting yang telah kita sembunyikan sampai sekarang. Kita ringkaskan dalam teorema
berikut:

Teorema A. Teorema Ketunggalan (Uniqueness Theory)

Andaikan f memenuhi

f ( x )=c 0+ c1 ( x−a )+ c2 (x−a)2+ c3 (x −a)3+ ...

Untuk semua x dalam suatu interval di sekitar a. Maka,

f (n) (a)
c n=
n!

Jadi, sebuah fungsi tidak dapat dinyatakan oleh lebih dari satu deret pangkat dalam x−a.
Pernyataan deret pangkat suatu fungsi dalam x−a disebut Deret Taylor, diambil dari
nama Matematikawan Inggris Brook Taylor (1685-1731). Jika a=0, deret yang berpadanan
disebut Deret Maclaurin, menurut matematikawan Skotlandia Colin Maclaurin (1698-1746).

Teorema B. Rumus Taylor dengan Sisa

Misalkan f fungsi yang turunan ke- (n+1), f (n+ 1) ( x) ada untuk masing-masing
x dalam interval terbuka I yang mengandung a. Maka untuk masing-masing x
dalam I,

f ”(a )
f ( x )=f ( a ) + f ' ( a )( x−a )+ ( x−a ) +.. .
2!

f ( n) ( a )
+ ¿
Bukti:
Kita akan membuktikan teorema untuk kasus khusus n=4; bukti untuk sebarang n mengikuti
struktur sama dan ditinggalkan sebagai latihan. Pertama definisikan fungsi
R4 (x )=f ( x )−f ( a)−f ( a) ( x−a)−f (a)} over {2!} (x- {a)} ^ {2} - {{f} ^ {'''} left (a right )} over {3!} (x- {a)} ^ {3} - {{f} ^ {(4)} left (a right )} over {4!} (x
'

Sekarang pikirkan x dan a sebagai konstanta dan definisikan fungsi baru g pada I oleh:

g ( t ) =f ( x )−f (t )−f ' ( t ) ( x−t ) −f (t)(x- {t)} ^ {2}} over {2!} - {f'''(t)(x- {t)} ^ {3}} over {3!} - {{f} ^ {left (4 ri

Secara jelas, g ( x )=0 (ingat x diasumsikan tetap) dan

g ( t ) =f ( x )−f ( a )−f ' ( a )( x−a )−f ”( a)¿ ¿

¿ R4 ( x )−R 4 ( x )

¿0

Karena a dan x adalah titik di dalam I dengan sifat bahwa g ( a ) =g ( x )=0, kita dapat menerapkan
Teorema Nilai Rataan untuk Turunan. Karenanya, terdapat bilangan real c diantara a dan x
sedemikian rupa sehingga g' ( c )=0. Untuk memperoleh turunan g, kita harus menerapkan aturan
hasil kali secara berulang.

g' (t )=0−f ' ( t )−¿


−1
[f ( t ) 3 ¿
3!

−1 (4 )
[ f (t ) 4 ¿
4!

−1
¿
4!

−1
0=g' ( c ) = ¿
4!

Ini menuju ke

1
¿
4!

f (5) (c )
R4 ( x )= ¿
5!

Teorema ini memberitahu kita seperti apa galat yang terjadi ketika kita mengaprosimasi fungsi
dengan sejumlah berhingga suku dari deret Taylornya. Jadi, terjawab bahwa fungsi f dapat
dinyatakan oleh suatu deret pangkat dalam x−a.

Teorema C. Teorema Taylor

Misalkan f fungsi dengan turunan semua tingkat dalam interval (a−r , a+r ).
Deret Taylor,
' ''
' f ” (a) 2 f (a) 3
f ( a ) +f ( a ) ( x−a ) + ( x−a ) + ( x−a ) + ...
2! 3!

Menyatakan fungsi f pada interval (a−r , a+r ) jika dan hanya jika
lim Rn ( x ) =0
n→∞

Dimana Rn (x ) adalah sisa dalam Rumus Taylor,

f (n+1) (c)
Rn (x )= ( x−a)n+1
( n+1 ) !
dan c suatu titik di dalam (a−r , a+r ).

Bukti.
Kita hanya perlu mengingat kembali Rumus Taylor dengan Sisa (Teorema B).
' f ( n) ( a )
f ( x )=f ( a ) + f ( a )( x−a )+ …+ ¿
n!
dan hasil menyusul.
Catat bahwa jika a=0, kita peroleh Deret Maclaurin

f ( 0 )+ f ' ( 0 ) x + f (0)} over {2!} {x} ^ {2} + {f'''(0)} over {3!} {x} ^ {3} +¿

Contoh 7.
Carilah deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan bahwa deret itu menyatakan sin x untuk semua x
Penyelesaian:

f ( x )=sin x f ( 0 )=0
f ' (x )=cos x f ' ( 0 )=¿1
f left (x right ) =- sin⁡ f left (0 right ) =
f ' ' ' (x)=−cos x f ' ' ' (0)=−1
f (4 ) ( x )=sin x f (4 ) ( 0 )=0
Jadi,

x3 x5 x7
sin x=x− + ¿ − +… ¿
3! 5! 7!

dan ini valid untuk semua x, asalkan kita dapat menunjukkan bahwa:
lim f (n +1)
lim Rn ( x ) = n → ∞ x n+1=0
n→∞ ( n+1 ) !

Sekarang |f (n +1) ( x )|=¿ |cos x| atau |f (n +1) ( x )|=¿ |sin x|, sehingga

|x|n+1
|Rn ( x )|≤ ( n+1 ) !
lim x n xn
Tetapi n→ ∞
=0 untuk semua x, oleh karena Adalah suku ke-n dari deret yang
n! n!

konvergen.

Contoh 8.
Carilah deret Maclaurin untuk f ( x )=cosh x dengan dua cara yang berlainan dan perlihatkan bahwa
deret ini menyatakan cosh x untuk semua x
Penyelesaian:
Metode 1. Ini adalah metode langsung.
f ( x )=cosh x f ( 0 )=0
f ' ( x ) =sinh x f ' ( 0 )=¿1
f left (x right ) =cosh ⁡ f left (0 right ) =
f ' ' ' (x )=sinh x f ' ' ' (0)=−1
Jadi,

x2 x4 x6
cosh x=1+ +¿ − +… ¿
2! 4! 6!

Asalkan kita dapat menunjukkan bahwa nlim


→∞
Rn ( x ) =0 untuk semua x. Sekarang misalkan B suatu

bilangan sebarang dan andaikan bahwa |x|≤ B. Maka,


n+1
f n+1 (x )x n+1 e B|x|
| |
|Rn ( x )|= ( n+1 ) ! ≤ ( n+1 ) !
Ekspresi yang terakhir cenderung menuju nol ketika n → ∞.

e x + e−x
Metode 2. Kita gunakan fakta bahwa cosh x=¿ ¿
2
x x2 x3 x4
e =1+ x + + + +…
2! 3 ! 4 !
−x x2 x3 x4
e =1−x + − + −…
2! 3! 4!
Hasil yang diperoleh sebelumnya menyusul dari pembahasan dua deret ini dan pembagian oleh 2.

Teorema D. Deret Binomial

Untuk sebarang bilangan real p dan untuk |x|<1 ,

¿
Bukti parsial misalkan f ( x )=¿ maka

f ( x )=¿ f ( 0 )=1

f ' ( x )= p ¿ f ' ( 0 )= p

f ' ' ( x )= p (p−1)¿ f ' ' ( 0 )= p ( p−1 )

f ' ' ' ( x )= p ( p−1)( p−2)¿ f ' ' ' ( 0 )= p( p−1)( p−2)

Sehingga deret MacLaurin untuk ¿ adalah seperti yang ditunjukkan pada teorema yaitu

1+ p x+ p x 2 + p x3 + …
1() () ()
2 3

Jika p bilangan bulat positif, maka ( kp )=0 untuk k > p , sehingga deret binomial runtuh menjadi
sebuah deret dengan sejumlah berhingga suku, yakni rumus binomial yang biasa.

Contoh 9.

Nyatakan ¿ dalam deret MacLaurin untuk −1< x <1

Penyelesaian:

¿ 1−2 x+ 3 x 2 + 4 x3 + …

Jadi ¿

Contoh 10.

Nyatakan √(1+ x ) sebagai suatu deret MacLaurin dan gunakan hasil ini untuk
mengaproksimasi √ 1,1 hingga 5 angka di belakang koma.

Penyelesaian:
1 −1 1 −1 −3 1 −1 −3 −5
( )( ) ( )( )( ) ( )( )( )( )
1 /2 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2
(1+ x) =1+ x + x+ x+ x 4 +…
2 2! 3! 4!

1 1 1 5 4
¿ 1+ x− x 2+ x3 − x +…
2 8 16 128

Karena |0,1|< 1, maka dapat disimpulkan

0,1 0,01 0,001 5(0,0001)


√ 1,1=(1+ 0,1)1 /2=1+ − + − +…
2 8 16 128

≈ 1,04881

Contoh 11.

0,4
4
Hitunglah ∫ √ 1+ x dx hingga 5 angka di belakang koma
0

Penyelesaian:

√ 1+ x 4=1+ 12 x 4 − 18 x 8+ 16
1 12 5 16
x −
128
x +…

0,4 5 9 13 0,4
x x x
∫ √ 1+ x 4 dx=[ x + 10 − +
72 208
+… ] ≈ 0,40102
0 0

Deret MacLaurin merupakan kasus khusus dari deret Taylor yang diekspansi disekitar
nol. Sehingga, deret MacLaurin disebut juga sebagai deret Taylor baku.

Untuk menentukan deret MacLaurin, yang dilakukan hanyalah mensubstitusi nilai a


pada deret Taylor dengan nol. Secara umum, rumus deret MacLaurin yaitu

f '( 0) f ' ' (0) 2 f ' ' ' (0) 3


f ( x )=f ( 0 ) + x+ x+ x +…
1! 2! 3!

Pada deret MacLaurin terdapat deret yang penting atau istimewa, seperti

1
1. =1+ x+ x 2 + x 3+ …
1−x
x 2 x3 x 4 x 5
2. ln ( 1+ x )=x− + − + −…
2 3 4 5
x3 x5 x7
3. sin x=x− + ¿ − +… ¿
3! 5! 7!
x2 x4 x6
4. cos x=1− + −¿ +… ¿
2! 4! 6!
.
.
.

1
Pembuktian untuk f ( x )= =1+ x + x 2+ x 3 +…
1−x
1
f ( x )= =¿
1−x
f ' ( x )=−1 ¿
f ' ' ( x ) =−2 ¿
f ' ' ' ( x )=−6 ¿
f (4 ) ( 0 )=−24 ¿
.
.
.
Sehingga didapat
f '( 0) f ' ' (0) 2 f ' ' ' (0) 3
f ( x )=f ( 0 ) + x+ x+ x +…
1! 2! 3!
1 2 2 6 24
¿ 1+ x+ x + x 3+ x4 + …
1 2.1 3.2 .1 4.3.2 .1
¿ 1+ x+ x2 + x 3 + x 4 +… (terbukti)

5 1
Ini juga berlaku pada f ( x )= sama dengan f ( x )=5. , maka hasilnya
1−x 1−x

1
dapat dicari dengan mengalikan 5 dengan deret MacLaurin dari .
1−x
Pembuktian
 Jika menggunakan deret MacLaurin biasa
5
f ( x )= =5 ¿
1−x
f ' ( x )=−5 ¿
f ' ' ( x )=−10¿
f ' ' ' ( x )=−30 ¿
f (4 ) ( x )=−120¿
.
.
.
Sehingga akan didapat
f '( 0) f ' ' (0) 2 f ' ' ' (0) 3
f ( x )=f ( 0 ) + x+ x+ x +…
1! 2! 3!
5 10 2 30 3 120
¿ 5+ x + x+ x + x 4 +…
1 2.1 3.2.1 4.3 .2.1
¿ 5+5 x+ 5 x 2 +5 x 3+5 x 4 + …

1
 Cara jika mengalikan langsung 5 dengan deret MacLaurin dari
1−x
¿ 5 ( 1+ x+ x2 + x 3 + x 4 +… )
¿ 5+5 x+ 5 x 2 +5 x 3+5 x 4 + … (terbukti)

Sifat ini tidak hanya berlaku pada konstanta saja, melainkan berlaku juga pada fungsi,
untuk mencarinya hanya mengalikan dengan deret MacLaurin istimewa tersebut.
Daftar Pustaka

Abdur, Aim. 2013. Deret MacLaurin. Deret MacLaurin | Math IS Beautiful (wordpress.com).
diakses pada tanggal Jumat, 03 September 2021.
Kesunawati, Ayundyah. 2016. Modul Kalkulus Multivariabel II.
https://docplayer.info/44288230-Modul-kalkulus-multivariabel-ii.html. Diakses
pada tanggal Sabtu, 04 September 2021.

Purcell, Edwin J., Dale Verberg., dan Steve Rigdon. 2007. Calculus, ed. 9. PT. Erlangga.
Contoh Soal

Deret Pangkat, Deret Taylor dan MacLaurin

1. Untuk nilai x berapakah deret di bawah ini konvergen?


∑ 2k (3 kk −1) (x−1)k
k =1

a. Deret konvergen pada −2< x 1< 3 atau 2< x <3.


b. Deret konvergen pada 2< x 1< 2 atau 1< x <3.
c. Deret konvergen pada 1< x 1< 2 atau 2< x <3.
d. Deret konvergen pada −2< x 1< 2 atau 1< x <3.
e. Deret konvergen pada −2< x 1< 2 atau 1< x <3.

Penyelesaian: b
k
Ini adalah deret pangkat dalam ( x−c), dengan c=1. Kita mempunyai a k = k
2 (3 k−1)
diperoleh
k +1 2 k ( 3 k−1)
L=lim k+1
k →0 2 (3 k +2)
.
k
=lim
k→0
( )( 12 )( 33 kk−1
k +1
k +2 ) 1
=( )
2
Jadi deret konvergen pada 2< x 1< 2 atau 1< x <3. Untuk deret x=−1 deret menjadi

∑ 2k (3 kk −1) (x−1)k
k =1

yang merupakan deret alternating divergen. Untuk x=3, deret pangkat menjadi

∑ 2k (3 kk −1) yang juga divergen.


k =1

1
2. Berapakah deret Taylor dari f ( x )= pada a=2 ? ,Apakah deret tersebut konvergen pada
x

1
?
x
1 ( x−2 )
a. Deret tidak konvergen, dengan deret Taylor − +¿ ¿
2 2
1 ( x−2 )
b. Deret tidak konvergen, dengan deret Taylor − 2 +¿ ¿
2 2
1 ( x−2 )
c. Deret tidak konvergen, dengan deret Taylor + 2 −¿ ¿
2 2
1 ( x−2 )
d. Deret konvergen, dengan deret Taylor − +¿ ¿
2 2
1 ( x−2 )
e. Deret konvergen, dengan deret Taylor − 2 +¿ ¿
2 2

Penyelesaian: e
1
f ( x )=x −1 f ( 2 ) =2−1=
2
−1
f ' ( x )=−x−2 f ' ( 2) =
22
f ' '( 2) −3 1
f ' ' ( x ) =2! x −3 =2 = 3
2! 2
f ' ' '( 2) −1
f ' ' ' ( x )=−3 ! x −4 = 4
3! 2
. .
. .
. .

(n ) ( n) −( n+1 ) f ( n) (2) (−1)( n)


f ( x )=(−1) n! x = n+1
n! 2

Deret Taylornya

f '' (2 )
f ( 2 ) + f ( 2 )( x−2 ) + ¿
2!

1 ( x−2 )
¿ − 2 +¿ ¿
2 2

Deret tersebut berupa deret geometris :

1
a=
2

−(x−2)
r=
2

Konvergen saat
|x−2|< 2

a
Jumlah =
(1+r )

1
2 1 1
¿ = =
( x−2) 2+(x−2) x
1+
2

Anda mungkin juga menyukai