Anda di halaman 1dari 20

DERET MACLAURIN,

TAYLOR, DAN BINOMIAL


● MADE SASTRA BHUJANGGA (2005511032)

● I MADE PASEK ARI YUDA (2005511033)

● NI NYOMAN MINATI SUKARDINA (2005511034)

● KADEK KRESHNANDYA VIKRAMANSHA (2005511035)


DERET TAYLOR

Dalam matematika Deret Taylor adalah


representasi fungsi matematika sebagai
jumlahan tak hingga dari suku-suku yang
nilainya dihitung dari turunan fungsi tersebut di
suatu titik. Deret ini dapat dianggap sebagai limit
polinomial Taylor. Deret Taylor mendapat nama
dari matematikawan Inggris Brook Taylor. Bila
deret tersebut terpusat di titik nol, deret tersebut
dinamakan sebagai deret Maclaurin, dari nama
matematikawan Skotlandia Colin Maclaurin.
Definisi Deret Taylor
Deret Taylor dari sebuah fungsi riil atau fungsi kompleks f(x) yang terdiferensialkan
takhingga dalam sebuah pemetaan sebuah bilangan riil atau kompleks a adalah deret
pangkat

yang dalam bentuk lebih ringkas dapat dituliskan sebagai

Dengan n! Melambangkan factorial n dan f(n)(a) melambangkan nilai dari suatu turunan ke
n dari f pada titik a. Turunan ke-nol dari f didefinisikan sebagi f itu sendiri dan (x-a)0 dan 0!
Didefinisikan sebagi 1. Rn(x) adalah suku sisa, melambangkan beda antara polinomial
Taylor derajat-n terhadap fungsi asli. Suku sisa Rn(x) tergantung pada x, dan kecil bila x
cukup dekat terhadap a.
Suku sisa adalah perbedaan antara fungsi dan polinomial hampirannya:

Terdapat beberapa pernyataan untuk suku sisa pada deret Taylor.


 Bentuk Lagrage

Bentuk Lagrange dari suku sisa menyatakan bahwa terdapat bilangan ξ


antara a dan x sedemikian sehingga

Ini mengungkapkan teorema Taylor sebagai perampatan teorema nilai


rata-rata. Sebenarnya, teorema nilai rata-rata digunakan untuk
membuktikan teorema Taylor dengan suku sisa bentuk Lagrange.
 Bentuk Cauchy

Bentuk Cauchy suku sisa menyatakan bahwa terdapat bilangan ξ


antara a dan x sehingga

Secara umum, bila G(t) adalah fungsi kontinu pada selang tertutup [a,x], yang
terturunkan dengan turunan tidak nol pada (a,x), maka ada suatu bilangan ξ
antara a dan x sehingga. Ini mengungkapkan teorema Taylor sebagai generalisasi
teorema nilai rata-rata Cauchy.
 Bentuk Integral

Bentuk di atas terbatas pada fungsi riil. Namun bentuk integral dari


suku sisa juga berlaku untuk fungsi kompleks, yaitu:

dengan syarat, seperti yang biasa ditemui, fn kontinu mutlak dalam


[a, x]. Ini menunjukkan teorema ini sebagai perampatan teorema
dasar kalkulus. Secara umum, suatu fungsi tidak perlu sama
dengan deret Taylor-nya, karena mungkin saja deret Taylor
tersebut tidak konvergen, atau konvergen menuju fungsi yang
berbeda. Namun, untuk banyak fungsi f(x), kita dapat menunjukkan
bahwa suku sisa Rn mendekati nol saat n mendekati ∞. Fungsi-
fungsi tersebut dapat dinyatakan sebagai deret Taylor pada
persekitaran titik a, dan disebut sebagai fungsi analitik.
Misalkan f adalah sebuah fungsi yang memiliki turunan dari semua
tingkat dalam selang (a  r, a  r). Syarat perlu dan cukup supaya
deret Taylor
f ' ' (a ) f ' ' ' (a )
f(a) + f’(a)(x  a) + (x  a)2 + (x  a)3 + . . .
2! 3!

menggambarkan fungsi f dalam selang tersebut adalah,

lim Rn ( x )  0
n 
dengan Rn(x) adalah suku sisa
f ( n 1) ( c)
Rn(x) = ( x  a ) n 1
( n  1)!
dengan c suatu bilangan dalam selang (a  r, a  r).
Untuk membuktikan teorema ini kita hanya perlu mengingat Rumus Taylor, yaitu

f ' ' (a ) f ' ' ' (a ) f ( n ) ( c)


f(a) + f’(a)(x  a) + (x  a) +
2
(x  a) + . . . +
3
(x  a )n
2! 3! n!
+Rn(x)

dengan mengambil lim Rn ( x )  0 , maka diperoleh,


n 

f ' ' (a ) f ' ' ' (a )


f(a) + f’(a)(x  a) + (x  a)2 + (x  a)3 + . . .
2! 3!

Apabila a = 0, maka disebut deret Maclaurin, yaitu

f ' ' ( 0) 2 f ' ' ' ( 0) 3


f(0) + f’(0)(x) + x + x +. . .
2! 3!
DERET MACLAURIN
Deret Maclaurin didefinisikan sebagai Deret Taylor yang terpusat pada di titik nol atau bisa dikatakan
sebagai Deret Taylor versi bakunya. Untuk menghitungnya digunakan dengan prinsip turunan pada sebuah
titik.
Contoh soal
Contoh soal
1. Tentukan deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan bahwa deret tersebut menggambarkan sin
x untuk semua x.

Jawab :
f(x) = sin x f(0) = 0
f’’(x) = cos x f’’(0) = 1
f’’’(x) = sin x f’’’(0)= 0
f’’’’(x)= cos x f’’’’(0)= 1
f(4)(x) = sin x f(4)(0) = 0
f(5)(x) = cos x f(5)(0) = 1
f(6)(x) = sin x f(6)(0) = 0
f(7)(x) = cos x f(7)(0) = 1
Dengan memasukan harga-harga turunan ini ke deret Maclaurin diperoleh,

x 3 x5 x 7
sin x = x     . . .
3! 5! 7!
Uraian deret ini akan berlaku untuk semua x, asal dapat dibuktikan bahwa

f ( n 1) ( c) n 1
lim Rn ( x ) = lim x =0
n  n  ( n  1)!

Oleh karena f ( n 1) ( x )  cos x  1 atau f ( n 1)


( x )  sin x  1, maka

( n 1) n1
f ( c) n 1 x
Rn(x) = x 
( n  1)! ( n  1)!
n 1
x
Selain itu, menurut Uji Suku ke-n diperoleh bahwa lim = 0.
n  ( n  1)!

Jadi lim Rn ( x ) = 0.
n 
DERET
BINOMIAL
Koefisien Binomial
Koefisien binomial merupakan bilangan-bilangan yang muncul dari hasil penjabaran penjumlahan dua
perubah yang dipangkatkan, misalnya . Sepintas terlihat bahwa ekspresi tidak ada hubungannya
dengan kombinasi, tetapi kenyataannya kita bisa mendapatkan rumus untuk penjabaran dengan

 
menggunakan rumus banyaknya kombinasi-k dari unsur. Teori untuk menurunkan rumus yang
diperoleh dari penjabaran dengan menggunakan kombinasi yang dikenal dengan Teorema Binomial.
Sebelum membahas teorema ini, perhatikan ilustrasi berikut ini. dalam aljabar kita tahu bahwa:

(x + y)2 = x2 + 2xy + y2

Penjabaran dari (x + y)2 merupakan perkalian 2 faktor (x + y), yaitu :

(x + y)2 = (x + y) ( x + y) =x2 + 2xy + y2


Teorema Binomial

Kita tentu telah akrab dengan formula (𝑎+𝑏)2 = 𝑎2+2𝑎𝑏+𝑏2 atau (𝑎+𝑏)3=𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.
Ruas kiri dari persamaan-persamaan itu merupakan ekspresi binomial berpangkat
(power of binomial expression), sedang ruas kanan persamaan-persamaan tersebut
dinamakan ekspansi dari ekspresi binomial di ruas kiri. akan dibahas sebuah teorema
penting dalam kombinatorika yang dikenal dengan nama Teorema Binomial. Teorema
ini memberikan koefisien-koefisien dari ekspansi ekspresi binomial berpangkat. Kita
akan membuktikan teorema ini menggunakan argumen kombinatorial. Ilustrasi berikut
akan memberikan gambaran bagaimana penalaran kombinatorial digunakan untuk
membuktikan teorema tersebut.
ILUTRASI : Kita tahu bahwa (𝑎+𝑏)3= (𝑎+𝑏)(𝑎+𝑏)(𝑎+𝑏) . Ketika melakukan ekspansi,
kita menjumlahkan semua hasil kali sebuah suku pada faktor pertama, sebuah suku
pada faktor ke dua, dan sebuah suku pada faktor ke tiga.Dihasilkan suku-suku dengan
bentuk 𝑎3, 𝑎2b, 𝑎𝑏2, dan 𝑏3.Untuk menemukan suku dengan bentuk 𝑎3, pada tiap-tiap
faktor harus dipilih sebuah 𝑎. Ini dapat dilakukan dengan 1 cara. Dengan demikian,
koefisien dari 𝑎3 adalah 1. Untuk menemukan suku 𝑎2b, dari dua faktor harus dipilih
masing-masing sebuah 𝑎, dan memilih 𝑏 dari faktor yang lain. Ini berarti kita memilih
2 dari 3 buah 𝑎 yang tersedia, yang diketahui dapat kita lakukan dengan =3 cara. Sama
halnya dengan suku 𝑎𝑏2 yang dapat ditemukan dengan =3 cara. Terakhir, suku 𝑏3 dapat
ditemukan dengan 1 cara, yaitu memilih 𝑏 dari setiap faktor. Konsekuensinya,
 
ditemukan (𝑎+𝑏)3 = 𝑎3+3𝑎2b+3𝑎𝑏2+𝑏3.
 TEOREMA BINOMIAL: Misal 𝑎 dan 𝑏 merupakan●bilangan-bilangan
  real, dan 𝑛 sebuah bilangan bulat non
negatif, maka

Bilangan pada persamaan ini disebut koefisien binomial.

Bukti: Terdapat 𝑛 faktor yang berbentuk (𝑎 + 𝑏). Faktor-faktor ini akan diekspansi sehingga ditemukan suku-
suku berbentuk 𝑎n−k𝑏k , dengan 𝑘 = 0, 1, 2, ⋯ , 𝑛. Banyak cara menemukan suku berbentuk 𝑎𝑛−𝑘𝑏k sama
dengan banyak cara memilih 𝑛 − 𝑘 buah 𝑎 dari 𝑛 faktor yang ada. Ini dapat dilakukan dengan cara. Dengan
demikian, koefisien dari 𝑎𝑛−𝑘𝑏k adalah .
Teorema Binomial untuk Sembarang Pangkat Real.

 
kita perlu mendefinisikan agar berlaku untuk sembarang bilangan real 𝑛 dan bilangan bulat nonnegatif 𝑘. Untuk
bilangan real 𝑛 dan bilangan bulat q nonnegatif 𝑘, didefinisikan

Berdasarkan definisi ini, kita dapat

 
TEOREMA BINOMIAL DIPERLUAS (EXTENDED BINOMIAL
THEOREM): Untuk sembarang bilangan real 𝑛 dan 𝑥, dengan <

 
Penggunaan Teorema Binomial

 
Penggunaan Teorema Binomial diilustrasikan pada contoh-contoh berikut.
CONTOH: Temukan ekspansi (𝑎+𝑏)5
Solusi: Menurut Teorema Binomial

 
 
CONTOH: Carilah koefisien 𝑎4b6 dalam ekspansi (𝑎+𝑏)10
Solusi: Menurut Teorema Binomial, koefisien yang dimaksud adalah
Latihan Soal

1. Tentukan deret taylor dari f(x) = dengan pusat x =


 
 2. Tentukan deret taylor untuk f(x) = dengan pusat x = 1

3. Tentukan deret maclaurin untuk f(x) = cos x

 4. Temukan ekspansi menggunakan teorema binomial

 5. Tentukan koefisien dari dalam penjabaran

Anda mungkin juga menyukai