Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DIARE

PADA ANAK DI PUSKESMAS PASAR BARU

Nama Kelompok:
1. Bella Vista Salsa Billa Yupitasari
2. Rita Tarwiyanti
3. Sri Puji Lestari

AKADEMI KEPERAWATAN ANDALUSIA


TAHUN 2021
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Diare
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Pengertian Diare
Menurut WHO diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan
perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek menjadi mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasa, yaitu 3x atau
lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja
yang berdarah.
Diare adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair,
bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (3x
atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011).
Diare adalah buang air besar atau defekasi yang encer dengan
frekuensi lebih dari 3x sehari, dengan atau tanpa darah dan atau lendir dalam
tinja (Mansjoer, 2000).
Diare adalah perubahan konsistensi tinja yang terjadi tiba-tiba akibat
kandungan air di dalam tinja melebihi normal (10ml/kg/hari) dengan
peningkatan frekuensi defekasi lebih dari 3 kali dalam 24 jam dan
berlangsung kurang dari 14 hari (Tanto dan Liwang, 2014).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengertian diare yaitu buang air
besar atau defekasi yang cair, lembek atau encer dengan frekuensi 3x atau
lebih dalam sehari dengan atau tanpa darah dan berlangsung kurang dari 14
hari.

2. Anatomi dan Fisiologi


1) Anatomi system pencernaan
a. Mulut
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas 2
bagian:
1) Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu diruang
antara gusi, bibir dan pipi.
2) Rongga mulut/ bagian dalam yaitu rongga mulut yang
dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandi
bilaris disebelah belakang bersambung dengan faring.
b. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut
dengan kerongkongan, merupakan persimpangan jalan nafas dan
jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan didepan
ruas tulang belakang.
c. Esophagus (kerongkongan)
Panjangnya kurang lebih 25 cm, mulai dari faring sampai
pintu masuk kardiak dibawah lambung. Esophagus terletak
dibelakang trakea dan didepan tulang punggung setelah melalui
thorak menembus diafragma masuk kedalam abdomen ke
lambung.
d. Gaster (lambung) merupakan bagian dari saluran pencernaan yang
dapat mengembang paling banyak terutama didaerah epigaster.
Bagian – bagian lambung, yaitu:
1) Fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak
disebelah kiri osteum kardium baisanya berisi gas.
2) Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan
pada bagian bawah notura minor.
3) Antrum pilorus, berbentuk tebing mempunyai otot tebal
membentuk spinkter pylorus.
4) Kurtura minor, terletak disebelah kanan lambung, terdiri
dari osteum kardium sampai pylorus.
5) Kurtura mayor, lebih panjang dari kurtura minor
terbentang dari sisi kiri osteum kerdium melalui fundus
kontrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus anterior.
e. Usus halus
Usus halus merupakan bagian dari system pencernaan
makanan yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada sekum
panjangnya kurang lebih 6 cm, merupakan saluran paling panjang
tempat proses pencernaan dan obstruksi hasil pencernaan
makanan.
Usus Halus terdiri dari :
1) Duodenum
Disebut juga usus 12 jari, panjangnya kurang lebih 25 cm,
berbentuk sepatu kuda melengkung ke kiri, pada lengkungan
ini terdapat pankreas. Pada bagian kanan duodenum terdapat
selaput lender yang membulir disebut papilla vateri.
2) Jejunum
Usus kosong atau jejunum adalah bagian kedua dari usus
halus, diantara usus 12 jari (duodenum) dan usus penyerapan
(ileum). Pada manusia dewasa panjangnya kurang lebih 2-3
meter.
3) Ileum
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari
usus halus. Pada sistem pencernaan manusia panjangnya
sekitar kurang lebih 4-5 meter dan terletak setelah duodenum
dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki
pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basah) dan berfungsi
menyerap vitamin b12 dan garam-garam empedu.
f. Usus besar atau interdinum mayor
Panjang nya kurang lebih 1 meter, lebar 5-6 cm, fungsinya
menyerap air dari makanan, tempat tinggal bakteri coli, tempat
feses. Usus besar terdiri dari 8 bagian :
1. Sekum
2. Kolon asenden, Terletak di abdomen sebelah kanan, membujur
keatas dari ileum sampai ke hati, panjangnya kurang lebih 13
cm.
3. Appendiks (usus buntu), Sering disebut umbai cacing dengan
panjang kurang lebih 6 cm.
4. Kolon Transversum, Membujur dari kolon asenden sampai ke
kolon desenden dengan panjang kurang lebih 28 cm.
5. Kolon desenden, Terletak dalam rongga abdomen sebelah kiri
membujur dari anus kebawah dengan panjangnya kurang lebih
25 cm.
6. Kolon sigmoid, Terletak dalam rongga pelvis sebelah kiri yang
membentuk huruf “S” ujung bawah berhubungan dengan
rectum.
7. Rektum, Terletak dibawah kolon sigmoid yang
menghubungkan intestinum mayor dengan anus.
8. Anus, Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang
menghubungkan rectum dengan dunia luar.

2) Fisiologi sistem pencernaan


Usus halus mempunyai 2 fungsi utama, yaitu: pencernaan dan
absorpsi bahan nutrisi dan air. Proses pencernaan dimulai dalam
mulut dan lambung oleh kerja ptialin, asam klorida dan pepsin
terhadap makanan masuk. Proses dilanjutkan didalam duodenum
ketutama oleh kerja enzim – enzim pankreas yang menghidrolisis
karbohidrat, lemak dan protein menjadi zat – zat yang lebih
sederhana. Adanya bikarbonat dalam sekret pankreas membantu
menetralkan asam dan memberikan pH enzim – enzim. Sekresi
empedu dari hati membantu proses pencernaan dengan
mengemulsikan lemak sehingga memberikan permukaan lebih luas
bagi kerja lipase pankreas (Price & Wilson, 1994).
Isi usus digerakkan oleh peristaltik yang terdiri dari 2 jenis
gerakkan, yaitu segmental dan peristaltic yang diatur oleh system
saraf autonom dan hormone (Sjamsuhidajat Jong, 2005). Pergerakan
segmental usus halus mencampur zat – zat yang dimakan dengan
sekret pankreas, hepatobiliar, dan sekresi usus, dan pergerakan
peristaltik mendorong isi dari salah satu ujung ke ujung lainnya
dengan kecepatan yang sesuai untuk absorpsi optimal dan suplai
kontinu isi lambung (Price & Wilson, 1994).
Absorpsi adalah perpindahan hasil – hasil pencernaan karbohidrat,
lemak dan protein (gula sederhana, asam lemak dan asam amino)
melalui dinding usus ke sirkuasi darah dan limfe untuk digunakaan
oleh sel – sel tubuh. Selain itu air, elektrolit dan vitamin juga
diabsorpsi. Absorpsi berbagai zat berlangsung dengan mekanisme
transpor aktif dan pasif yang sebagian kurang dimengerti (Price &
Wilson, 1994).
Usus besar mempunyai berbagai fungsi yang semuanya
berkaitan dengan proses akhir isi usus. Fungsi usus besar yang paling
penting adalah mengabsorpsi air dan elektrolit, yang sudah hamper
lengkap pada kolon bagian kanan. Kolon sigmoid berfungsi sebagai
reservoir yang menampung massa feses yang sudah dehidrasi sampai
defekasi berlangsung (Price & Wilson, 1994). Kolon mengabsorpsi
air, natrium, khlorida dan asam lemak rantai pendek serta
mengeluarkan kalium dan bikarbonat. Hal tersebut membantu
menjaga keseimbangan air dan elektrolit dan mencegah terjadinya
dehidrasi. (Schwartz, 2000)
Gerakan retrograd dari kolon memperlambat transit materi dari
konon kanan dan meningkatkan absorpsi. Kontraksi segmental
merupakan pola yang paling umum, mengisolasi segmen pendek dari
kolon, kontraksi ini menurun oleh antikolinergik, meningkat oleh
makanan dan kolinergik. Gerakan massa merupakan pola yang kurang
umum, pendorong antegrad melibatkan segmen panjang 0,5 sampai
1,0 cm/detik, tekanan 100-200 mmHg, 3-4 x sehari, terjadi dengan
defekasi. (Schwartz,2000).
Gas kolon berasal dari udara yang di telan, difusi dari darah, dan
produksi intralumen. Nitrogen, oksigen, karbon dioksida, hydrogen,
metan. Bakteri membentuk hydrogen dan metan dari protein dan
karbohidrat yang tidak tercena. Normalnya 600 ml/ hari.
(Schwartz,2000).

3. Etiologi
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Enteral: infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak, meliputi infeksi bakteri (vibrio, E.coli,
salmonella, shigella, campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dsb),
infeksi virus (Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dll),
infeksi parasit (E.hystolytica, G.lamblia, T.hominis) dan Jamur (C.
albicans).
b. Infeksi parenteral, merupakan infeksi di luar system pencernaan yang
dapat menimbulkan diare seperti: otitis media akut, tonsillitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya.
2. Faktor Malabsorpsi
Karbohidrat: Disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa),
monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Intoleransi
laktosa merupakan penyebab diare yang terpenting pada bayi dan anak.
Disamping itu bisa terjadi malabsorpsi lemak dan protein.
3. Faktor Makanan
Diare dapat terajadi karena mengonsumsi makanan basi, beracun dan
alregi terhadap jenis makanan tertentu.
4. Faktor psikologis
Diare dapat terjadi karena faktor psikologis (rasa takut dan cemas),
jarang terjadi tetapi dapat ditemukan pada anak yang lebih besar.

4. Tanda dan Gejala


1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer.
2. Pada anak cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu
makan berkurang.
3. Warna tinja berubah menjadi kehijau – hijauan karena bercampur
empedu.
4. Daerah sekitar anus kemerahan dan lecet karena seringnya defekasi dan
tinja menjadi lebih asam akibat banyaknya asam laktat.
5. Ada tanda dan gejala dehidrasi, turgor kulit jelek (elastisitas menurun),
ubun – ubun dan mata cekung membrane mukosa kering dan disertai
penurunan berat badan.
6. Perubahan tanda – tanda vital, nadi dan respirasi cepat tekanan darah
turun, denyut jantung cepat, pasien sangat lemas hingga menyebabkan
kesadaran menurun.
7. Diuresis berkurang (uliguria sampai anoria).

5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
1. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam lumen usu meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam lumen usus. Isi rongga
usus yang berlebihan akan merangsang usu untuk mengeluarkannya
sehingga timbul diare.
2. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinting
usus akan terjadi oeningkatan sekresi, air dan elektrolit kedalam
lumen usus dan selanjutnya timbul diare karena peningkatan isi lumen
usus.
3. Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan
usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaiknya
peristaltic usus menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh
berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare pula.
6. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan tinja
a. Makroskopis dan Mikroskopis
b. PH dan kadar gula dalam tinja
c. Bila perlu diadakan uji bakteri
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali dan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium dan Fosfat.

7. Komplikasi
 Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonic atau hipertonik).
 Renjatan hipovolemik.
 Hypokalemia (denagn gejala mekorismus, hiptoni otot, lemak,
bradikardi, perubahan pada elektro kardiagram).
 Hipoglikemia.
 Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase
karena kerusakan vili mukosa, usus halus.
 Kejang terutama pada dehidrasi hipertonik.
 Malnutrisi energi, protein, karena selain diare dan muntah, penderita
juga mengalami kelaparan.
8. Penatalaksanaan
Penatalaksaan diare akut adalah sebagai berikut :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama terapi.
Ada 4 hal yang penting diperhatikan agar dapat memberikan
rehidrasi yang cepat dan akurat, yaitu:

1) Jenis cairan yang hendak di gunakan.


Pada saat ini cairan ringer laktat merupakan cairan pilihan
karena tersedia cukup banyak di pasaran meskipun jumlah kaliumnya
rendah bila dibandingkan dengan kadar kalium tinja. Bila RL tidak
tersedia dapat diberikan NaCl isotonik (0,9%) yang sebaiknya
ditambahkan dengan 1 ampul Nabik 7,5% 50 ml pada setiap 1 liter NaCl
isotonik. Pada keadaan diare akut awal yang ringan dapat di berikan
cairan oralit untuk mencegah dehidrasi dengan segala akibatnya.

2) Jumlah cairan yang hendak di berikan


Pada prinsipnya jumlah cairan pengganti yang hendak di berikan
harus sesuai dengan jumlah cairan yang keluar dari badan. Derajat
dehidrasi ringan, sedang, berat, dapat dinilai dengan Skor Mourice
King.
2. Dietetik
Untuk anak dibawah 1 tahun dan anak diatas 1 tahun dengan BB
kurang dari 7 kg, jenis makanan :
a. Susu (ASI, susu formula yang mengandung laktosa rendah dan
lemak tak jenuh.
b. Makanan setengah padat (bubur atau makanan padat atau nasi
tim).
c. Susu khusus yang disesuaikan dengan kelainan yang ditemukan
misalnya susu yang tidak mengandung laktosa dan asam lemak
yang berantai sedang atau tak jenuh.
3. Obat-obatan yang diberikan pada anak adalah :
a. Obat anti sekresi(asetosal, klorpromazil)
b. Obat spasmolitik (papaverin, ekstrak belladone)
c. Antibiotik (diberikan bila penyebab infeksi telah di identifikasi)

B. Dampak Penyakit Terhadap Kebutuhan Dasar Manusia


1. Kebutuhan oksigenasi
Meningkatnya frekuensi buang air besar memungkingkan
terjadinya kekurangan cairan dan elektrolit yang berat sehingga
menimbulkan intoleransi metabolism dalam tubuh dan menjadi
asidosis metabolic untuk mempertahankan tubuh tetap seimbang maka
nafas menjadi lebih cepat (sesak).
2. Kebutuhan cairan dan elektrolit
Diare mengakibatkan pengeluaran air dan elektrolit berlebih,
dengan adanya hipokalemi, hiponatremi, dan sebagainya, maka
adanya koreksi dengan rehidrasi cairan elektrolit secara instan.
3. Kebutuhan sirkulasi
Pada keadaan hypovolemia menyebabkan penurunan tekanan
darah, tachycardia sebagai respon untuk meningkatkan perfusi
jaringan. Adanya deklasi kalium dapat menimbulkan disritmia
jantung.
4. Kebutuhan eliminasi
Peningkatan frekuensi BAB menyebabkan dehidrasi, maka
ginjal menahan Na+ dan air sehingga urin menjadi pekat dan
produkisnya menurun.
5. Kebutuhan nutrisi
Diare dapat menyebabkan anorexia dan peningkatan rasa haus.
Penurunan berat badan 2% pada diare ringan, 5% pada diare sedang,
dan 8% pada diare berat sebagai akibat menurunnya absorpsi usus
terhadap nutrien.

C. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dari prioritas keperawatan
dengan pengumpulan data – data yang akurat dari klien sehingga akan
diketahui berbagai permasalahan yang ada. (Hidayat, 2004:98)
Adapun hal – hal yang dikaji:

a. Pengkajian Keperawatan
Tanggal Pengkaji : 4 Maret 2021
1. Data dasar Keluarga.
a. Nama Kepala Keluarga ( KK ) : M. Yunus
Umur : 52 tahun, Agama : Islam
Suku : Sunda, Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan PT PMU
Alamat : Rt 01/Rw 02 , Pasar Baru

b. Komposisi Keluarga
N Nama Hubunga L/ Usi Pendidika Imuisas Pekerjaa
o n K a n i n
Keluarga
1. M. Ayah L 52 SLTA Karyawa
Yunus n
2. Sri Ibu P 41 SLTA IRT
Umiyat
i
3. Nairah Anak ke- P 9 SD Pelajar
1
4. A. Anak ke- L 4 Belum -
Ilham 2 Sekolah

c. Genogram
Keterangan :

: Laki-laki sudah meninggal

: Perempuan sudah meninggal

: Laki-laki

: Perempuan

: Pasien
d. Tipe Keluarga jelaskan : Keluarga bentukan kembali
(dyadic family), ibu sri umiyati pernah menikah memiliki seorang putra
kemudian bercerai dan tinggal bersama mantan suaminya, ibu sri umiyati
menikah dengan bapak yunus dan memiliki seorang putra dan seorang
putri.

d. Suku Bangsa
Latar Belakang budaya : Sunda.
bahasa yang di gunakan sehari-hari : Bahasa Indonesia.
Hubungan Keluarga dengan Lingkungan : jarang bersosialisasi, karena
sibuk mengurus kedua anaknya.
budaya yang ada di lingkungan rata – rata dari etnis : Sunda.
Kegiatan yang di lakukan keluarga : Kedua orang tua bekerja,
putrinya sekolah dan putranya bermain.
Keluarga mempunyai kebiasaan makan : Kebiaasaan makan sambil
menonton televisi.
Pantangan makan menurut budaya yang di anut : Tidak makan daging
babi dan daging anjing.
Dekorasi rumah : Tidak ada dekorasi rumah (hiasan dinding).
Kebiasaan Keluarga di pengaruhi oleh : Kebiasaan turun temurun
Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan : Rumah Sakit dan
Puskesmas.
dapat di jangkau dengan : Jalan kaki dan angkutan kota.
Budaya keluarga yang bertentangan dengan kesehatan : Tidak ada.

e. Agama
Keluarga menganut agama : Islam
Ketaatan menjalankan ibadah : Dirumah

g. Status Sosial Ekonomi Keluarga


(penghasilan keluarga, pengelolaan keuangan, tabungan, cara mengatasi
masalah keuangan) :
- Penghasilan per bulan dibawah 3 juta.
- Menyisakan uang gaji untuk di tabung dirumah (tidak di bank) ,
mengambil tabungan jika kekurangan/membutuhkan biaya tambahan.

h. Aktifitas Rekreasi Keluarga.


(keluarga mengisi waktu libur) : Pergi ke taman bermain/pasar malam

i. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


(berdasarkan anak pertama, tugas perkembangan, peran keluarga)
Ayah : Sebagai seorang suami dan ayah yang bertugas mencari
nafkah dan mendidik anak.
Ibu : Sebagai seorang istri dan ibu yang bertugas mengurus kedua
anak dan suaminya, mencari nafkah tambahan dan mendidik anaknya.
Anak ke-1 : Sebagai anak dan kakak yang mempunyai kewajiban belajar
dan menjaga adiknya.
Anak ke-2 : Sebagai anak dari M.Yunus dan Sri Umiyati, serta adik dari
Nairah.
Tugasnya sebagai berikut :
- Memberikan perhatian tentang pendidikan dan semangat belajar.
- Menyediakan aktivitas anak (mainan).
- Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.
j. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
- Membanytu anak untuk bersosialisasi
- Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
- Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbang anak.
k. Riwayat Keluarga Inti
(Riwayat pernikahan, keluarga, kesehatan)
Ibu Sri umiyati pernah menikah kemudian bercerai dan menikah lagi dan
mempunyai 2 anak, dimana anak ke-2 merupakan pasien
l. Riwayat keluarga sebelumnya
(Riwayat orang tua, penyakit, kebiasaan)
Kedua orang tua M.Yunus sudah meninggal, memiliki riwayat penyakit
hipertensi, batu ginjal, dan kejang (setip).
2. Lingkungan.
a. Perumahan
Kepemilikan rumah : Kontrakan.
dengan luas bangunan rumah : 96 meter persegi.
Jenis Rumah : Kontrakan
Ventilasi rumah : baik (jendela dan ventilasi)
Jumlah kamar : 6 unit kamar.
Pencahayaan : kurang (sedikit gelap)
Penerangan : baik(lampu)
Lantai : Sudah mulai retak-retak.

b. Denah Rumah.

11
3 4 5
1 2

6
7 8 9 10

Keterangan:
1. Dapur dan toko
2. Ruang tv keluarga
3. Kamar tidur milik keluarga Tn.Y
4. Kamar tidur milik keluarga Tn.Y
5. Tempat jemuran
6. Teras depan
7. Kamar kost milik keluarga Tn.Y
8. Kamar kost milik keluarga Tn.Y
9. Kamar kost milik keluarga Tn.Y
10. Kamar mandi kost milik keluarga Tn.Y
11. Kamar mandi pribadi milik keluarga Tn.Y

c. Pengelolaan Sampah.
Dibungkus plastik di letakkan didepan rumah/pagar agar diambil oleh
petugas kebersihan.
d. Sumber air
(kegunaan, kondisi, rasa, warna, bau)
Masak, mandi, kondisi air jernih tetapi keruh saat musim kemarau, tidak
berbau dan berwarna.
e. Jamban Keluarga
(sendiri/bersama, jarak dengan sumber air)
Menggunakan PAM
f. Pembuangan air limbah
(kelancaran, kebersihan)
Selokan lancar namun dulu sempat tersumbat dan menggenang.
g. Fasilitas Sosial dan fasilitas Kesehatan.
- Menggunakan fasilitas sosial (pasar,spbu)
- Menggunakan fasilitas BPJS,Puskesmas,Rumah Sakit.
h. Karakteristik Tetangga dan Komunitas
(etnis, tipe penduduk, status kepemilikan rumah, jalan, angkutan, tingkat
ekonomi, sarana umum, keamanan)
Tetangga kebanyakan kontrak, orang asli sunda/Tangerang, ada yang
pindah dan ada yang menetap, dekat dengan jalan raya,biasanya memakai
angkutan kota atau bus, untuk keamanan terjamin.
i. Mobilisasi Geografis Keluarga.
Menetap sudah 10 tahun.
j. Perkumpulan Keluarga Interaksi dengan Masyarakat.
Jarang/tidak pernah berinteraksi dengan masyarakat karena lebih
mementingkan merawat anaknya. Namun masih berinteraksi dengan
orang lain karena menyediakan kos atau kontrakan.
k. Sistem Pendukung Keluarga
Biasanya jika ada masalah yang muncul keluarga dari ibu yang slalu
mendukung dan saudara ipar yang tinggal di dekat rumah ibu.

3. Struktur Keluarga.
a. Pola komunikasi keluarga.
Hubungan komunikasi keluarga : Baik
Hubungan antara orangtua dan anak : Baik, namun anak keduanya
belum bisa berbicara secara jelas karena keterlambatan tumbuh dan
kembang.

b. Struktur Kekuatan Keluarga.


Pengambilan keputusan : Jika terjadi masalah kedua orang tua dari
pasien akan melakukan diskusi untuk mengambil keputusan, namun
pengambilan keputusan tetap ada di tangan ayah.

c. Struktur Peran.
1). Formal.
Ayah : Berfungsi sebagai pencari nafkah dan seorang pendidik bagi
kedua anaknya.
Ibu : Sebagai seorang istri dan ibu yang bertugas mengurus kedua
anak dan suaminya, mencari nafkah tambahan dan mendidik
anaknya.
2). Peran Informal.
Keluarhga berperan sebagai sahabat, keluarga berperan sebagai
pengasuh, keluarga berperan sebagai motivator, keluarga berperan
sebagai penengah.
d. Nilai dan Norma Budaya.
Nilai dan norma budaya yang dianut oleh keluarga Tn.Y adalah budaya
islam. Keluarga Tn.Y mengatakan tidak ada yang bertentangan dengan
budaya yang ada di lingkungan masyarakat, keluarga Tn.Y selalu
mengajarkan dan menekankan akan pentingnya ajaran agama. Seperti
sholat lima waktu, hidup rukun dengan orang lain, saling menghormati.
Tidak ada nilai – nilai yang dianut yang diajarkan pada keluarga Tn.Y
yang bertentangan dengan kesehatan.

4. Fungsi Keluarga.
a. Fungsi Afektif.
Setiap anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam
keluarga hal ini dapat dilihat dari, ketika anak pertama sedang ujian maka
orang tua membimbing dan mendukung untuk belajar lebih giat untuk
mendapatkan nilai yang maksimal.
Ketika anak kedua mengalami kejang maka Ny.S langsung membawa ke
sarana kesehatan untuk memeriksakannya.

b. Fungsi Sosialisasi.
Keluarga dari klien kurang bersosialisasi dengan tetangga sekitar karena
tidak saling mengenal dngan masyarakat.
c. Fungsi Reproduksi.
Ibu dari keluarga inti sudah memiliki 3 anak, yaitu anak pertama dari
pernikahan yang pertama dan 2 anak dari pernikahan yang kedua.
5. Sterss dan koping keluarga.
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang.
Stressor jangka pendek yang dialami keluarga bapak Yunus yaitu ketika
anak keduanya mengalami diare. Sedangkan stressor jangka panjang yang
dialami keluarga bapak Yunus yaitu ketika merawat anak keduanya yang
mengalami keterlambatan tumbuh kembang.
b. Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap masalah.
Keluarga bapak Yunus terutama ibu Sri Umiyati segera membawa ke
sarana kesehatan apabila anak atau anggota keluarganya mengalami
masalah kesehatan.
c. Strategi Koping yang di gunakan
Strategi koping yang digunakan keluarga bapak Yunus adalah active
coping, keluarga klien akan bertanya kepada kakak ipar atau saudaranya
jika terjadi masalah kesehatan seperti; anaknya step, demam tinggi, atau
diare, kemudian setelah mendapat pertolongan pertama keluarga yang
menangani masalah tersebut.
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
Biasanya jika ada masalah yang muncul keluarga dari ibu yang slalu
mendukung dan saudara ipar yang tinggal di dekat rumah ibu.
e. Pemeriksaan Fisik.
Daerah Nama Anggota Keluarga
pemeriksaan M.Yunus Sri Naira.H A.Ilham
fisik Umiyati
Keadaan Baik baik baik baik
umum
Kesadaran Cm cm cm cm
TB - BB Tb : 169 cm Tb : 169 Tb :138cm Tb : 105
Bb : 62 kg cm Bb : 43 kg cm
Bb : 75 Bb :18 kg
kg
Tanda vital Td: 130/80 Td : Td : - N : 90
Tekanan mmHg 100/70 N : 90 S : 36,3
darah mmHg S: 36,0 Rr : 22
Nadi N : 80 Rr : 22
Suhu S : 36,3
Respirasi Rr : 20
Kepala- Lurus Ikal Ikal Ikal
rambut
Mata Simetris Simetris Simetris juling
Hidung Simetris Simetris Simetris Simetris
Telinga Normal Normal Normal Normal
Mulut Terdapat
caries gigi,
lidah
bersih.
Leher Simetris Simestris Simetris Simetris
Dada Simetris Simetris Simetris Simetris
Abdomen Bising usus
: 20
Genital
Ekstremitas Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
atas cacat cacat cacat cacat
Ekstremitas - Belum
bawah bisa
berjalan
dengan
lancar
- Belum
bisa
berdiri
denagn
tegak
- Belum
bisa
berlari
6. Harapan keluarga terhadap Asuhan keperawatan Keluarga.
Ibu berharap bagi kesehatan keluarganya dapat meningkat terutama pada
tumbung kembang anak.
7. Fungsi Perawatan Kesehatan (Penjajakan Tahap II)
Masalah kesehatan keluarga (tiap masalah kesehatan dalam keluarga)
1) Mengenal masalah Kesehatan.
Sudah mengenal penyakit putranya karena memiliki keturunan penyakit
yang sama.
2) Mengambil Keputusan
Jika terjadi masalah kedua orang tua dari pasien akan melakukan diskusi
untuk mengambil keputusan, namun pengambilan keputusan tetap ada di
tangan ayah.
3) Merawat Anggota Keluarga.
Kedua orang tua pasien dengan semaksimal mungkin merawat anak
mereka dan apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit akan
langsung dibawa ke sarana kesehatan.
4) Memodifikasi Lingkungan.
Keluarga bapak Yunus memelihara kebersihan rumahnya dengan
menyapu lantai dan halaman serta mengepel lantai rumah agar tetap
bersih. Pintu dan jendela dilap agar tidak ebrdebu dan selalu
membersihkan semua bagian rumah dan kontrakannya.
5) Memanfaatkan Fasilitas Kesehatan.
Apabila ada salah satu anggota keluarga yang sakit akan langsung dibawa
ke sarana kesehatan, seperti Rumah Sakit atau Puskesmas. Ibu pasien
akan bertanya kepada saudara iparnya jika mendapat gejala penyakit yang
selama ini di derita.
8. Analisa data
No Data Diagnosa Keperawatan
1. DS : Klien mengatakan ingin Kesiapan peningkatan
meningkatkan kesehatan bagi kesehatan b.d kesadaran akan
keluarganya terutama anaknya. pentingnya kesehatan.
DO : Setelah dilakukan observasi
anak klien memakan makanan kurang
bersih dan sehat.

2. DS : Klien mengatakan anaknya Defisit pengetahuan tentang


sering makan apa yang dia mau tanpa makanan sehat b.d kurangnya
mempertimbangkan resiko kesehatan. terpapar informasi.
DO : Pasien terlihat sedikit
kebingungan ketika diberi pertanyaan
terkait dampak dari mengkonsumsi
makanan.

3. DS : Klien mengatakan bahwa Resiko gangguan tumbuh


anaknya mengalami keterlambatan kembang b.d keterlambatan
dalam berbicara dan berjalan. tumbuh kembang.
DO : Pasien terlihat belum bisa
berbicara dengan jelas dan berjalan
belum bisa seimbang.
B. Diagnosa Keperawatan
Penapisan Masalah
a. Defisit pengetahuan tentang makanan sehat b.d kurangnya terpapar informasi.

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah 1 3/3x1=1 Masalah yang terjadi di keluarga
Skala : Tn.Y adalah kurangnya
Potensial : 1 pengetahuan tentang kebersihan
Resiko : 2 makanan, terlihat Ny.S
Aktual : 3 membiarkan anaknya memungut
makanan yang sudah jatuh.

2. Kemungkinan 2 2/2x2 = 2 Kemungkinan masalah untuk


masalah untuk di diubah itu mudah karena dari pihak
ubah keluarga informasi dapat di
Mudah : 2 jangkau oleh keluarga dengan cara
Sebagian : 1 bertanya ke saudara ipar dan
Tidak dapat : 0 apabila terjadi masalah kesehatan
seperti kambuhnya penyakit
langsung membawa ke sarana
kesehatan terdekat.

3. Potensi masalah 1 2/3x1 = 2/3 Potensi masalah untuk dicegah itu


untuk di cegah. cukup karena saat anak kedua
Tinggi : 3 mengalami setip Ny.S melakukan
Cukup : 2 pertolongan pertama dengan
Rendah : 1 meminta saran ke saudaranya
kemudian langsung membawa ke
sarana kesehatan.

4. Menonjolnya
1 2/2x1 = 1 Keluarga Tn.Y terutama Ny.S
masalah segera
sangat merasakan adanya masalah
di tangani ; 2
kesehatan dan Ny.S merasakan
Masalah yang
ada tapi tidak perubahan yang terjadi karena
perlu sgera di merawat putranya dan
tangani : 1 membutuhkan informasi lebih
Masalah tidak di tentang masalah kesehatan
rasakan : 0 putranya.

Jumlah 5
4 2/3

b. Kesiapan peningkatan kesehatan b.d kesadaran akan pentingnya kesehatan.

No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran


1. Sifat Masalah 1 3/3x1=1 Sifat masalahnya adalah aktual
Skala : karena Ny.S berharap anaknya
Potensial : 1 yang kedua bisa sehat kembali dan
Resiko : 2 tumbuh seperti anak normal.
Aktual : 3

2. Kemungkinan 2 2/2x2 = 2 Kemungkinan masalah untuk


masalah untuk di diubah mudah karena dari segi
ubah dana cukup dan tingkat pendidikan
Mudah : 2 yang cukup untuk bisa mengerti
Sebagian : 1 cara merawat putranya.
Tidak dapat : 0 Dilingkungan keluarga Tn.Y
sangat dekat dengan sarana
kesehatan.
3. Potensi masalah 1 2/3x1 = 2/3
untuk di cegah. Potensi masalah untuk dicegah
Tinggi : 3 adalah cukup karena putra Tn.Y
Cukup : 2 sudah cukup lama menderita setip
Rendah : 1 jadi Ny.S mencari informasi untuk
penyembuhan dan melakukan
terapi untuk putranya.
4. Menonjolnya Ny.S merasa perlu meningkatkan

masalah segera 1 2/2x1 = 1 kesehatan anggota keluarganya

di tangani ; 2 karena sudah lama putranya yang

Masalah yang mengalami setip belum kunjung

ada tapi tidak sembuh.

perlu sgera di
tangani : 1
Masalah tidak di
rasakan : 0

Jumlah 5 4 2/3

c. Resiko gangguan tumbuh kembang b.d keterlambatan tumbuh kembang.


No Kriteria Bobot Perhitungan Pembenaran
1. Sifat Masalah 1 3/3x1=1 Sifat masalah yaitu aktual karena
Skala : masalah sudah terjadi sejak lama
Potensial : 1 dan putranya mengalami gangguan
Resiko : 2 pertumbuhan karena sudah berusia
Aktual : 3 4 tahun namun belum bisa berlari
dan berjalan dengan seimbang.

2. Kemungkinan 2 1/2x2 = 1 Kemungkinan masalah untuk


masalah untuk di diubah itu sebagian karena dari
ubah segi dana cukup tetapi dari segi
Mudah : 2 kemampuan anaknya belum bisa
Sebagian : 1 mengikuti terapi secara maksimal
Tidak dapat : 0 karena membutuhkan waktu yang
lama.
Potensi masalah untuk dicegah
3. Potensi masalah 1 1/3x1 = 1/3 yaitu rendah karena masalah sudah
untuk di cegah. terjadi sejak lama dan putranya
Tinggi : 3 mengalami gangguan pertumbuhan
Cukup : 2 karena sudah berusia 4 tahun
Rendah : 1 namun belum bisa berlari dan
berjalan dengan seimbang.

4. Menonjolnya
1 2/2x1 = 1 Menurut keluarga Tn.Y anaknya
masalah segera
yang ke 2 mengalami
di tangani ; 2
keterlambatan berbicara dan
Masalah yang
berjalan seperti anak pada
ada tapi tidak
umumnya.
perlu sgera di
tangani : 1
Masalah tidak di
rasakan : 0

5 3 1/3
Jumlah

EVALUASI KEPERAWATAN
No Tgl/ Diagnosa Evaluasi Keperawatan Paraf
waktu
1 6 Maret Defisit S = Klien mengatakan sudah mengerti cara
2021 pengetahuan mengolah makanan dengan baik,
11.00 tentang mengetahui informasi tentang makanan
makanan sehat
WIB sehat, mengetahui informasi tentang
b.d kurangnya
terpapar kebersihan makanan dan memahami cara
informasi. mengajarkan pola hidup bersih sehat pada
anak.
O=Klien dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan dengan benar tentang cara
mengolah makanan yang baik dan benar,
dapat mempraktikkan 6 langkah mencuci
tangan
A= Masalah teratasi
P=Intervensi terpenuhi

2 6 Maret Kesiapan S = Pasien mengatakan sudah memahami


2021 peningkatan tentang pola hidup sehat.
kesehatan b.d
11.00 Pasien mengatakan sudah mengetahui cara
kesadaran akan
WIB pentingnya memakai masker dengan benar.
kesehatan. Pasien mengatakan sudah mengetahui cara
memcuci sayuran dan buah-buahan dengan
benar.
O = klien dapat menjawab pertanyaan
yang di ajukan dengan benar tentang
pentingnya kesadaran akan kesehatan.
A = Masalah teratasi
P = intervensi terpenuhi.
3 6 Maret Resiko S = Pasien mengatakan sudah menerima
2021 gangguan kenyataan bahwa anaknya memang
tumbuh
11.00 mengalami keterlambatan dalam tumbuh
kembang b.d
WIB keterlambatan kembang.
tumbuh O = klien dapat mengungkapkan harapan
kembang.
tentang anaknya, klien sangat antusias
menceritakan tentang masalah yang
sedang di hadapinya.
A = Masalah teratasi
P = intervensi terpenuhi.

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Tgl/ Diagnosa Implementasi Paraf


waktu
1 6 Maret Defisit 1. Memberikan informasi klien
2021 pengetahuan tentang cara mengelola makanan
10.00 tentang makanan sehat
sehat b.d 2. Memberikan informasi pada
kurangnya klien tentang makanan 4 sehat 5
terpapar sempurna
informasi. 3. Memberikan informasi klien
tentang menjaga kebersihan
makanan
4. Mendorong klien untuk
mengajarkan anaknya pola hidup
bersih sehat
5. Mengajarkan cara mencuci
tangan yang benar

2 6 Maret Kesiapan 1. Mengedukasi klien untuk


2021 peningkatan menerapkan pola hidup bersih
kesehatan b.d sehat
10.00
kesadaran akan 2. Mengedukasi klien untuk
WIB pentingnya memakai masker
kesehatan. 3. Mengedukasi klien untuk
mencuci buah dan sayur sebelum
di konsumsi
4. Mendorong klien untuk
mengajarkan perilaku hidup
bersih sehat
5. Mengedukasi klien untuk segera
pergi ke fasilitas kesehatan jika
terjadi masalah kesehatan

3 6 Maret Resiko gangguan 1. Mendengarkan apa yang


2021 tumbuh kembang menjadi perhatian keluarga,
b.d perasaan dan pertanyaan.
10.00
keterlambatan 2. Mendukung harapan yang
WIB tumbuh realistis
kembang. 3. Meningkatkan hubungan
terbuka, saling percaya
dengan keluarga
4. Membentuk keluarga dalam
memprioritaskan kebutuhan
kesehatan keluarga
5. Membantu keluarga dalam
mengidentifikasi kekuatan
keluarga dan kemampuan
koping
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Tujuan Keperawatan Rencana Tindakan Implementasi Evaluasi


Keperawatan Umum Khusus Wakt Paraf Wakt Paraf
u u
Defisit Setelah di Setelah di lakukan tindakan 1. Berikan informasi 10.00 11.00
pengetahuan lakukan 1x24 jam kunjungan rumah di klien tentang cara WIB WIB
tentang makanan tindakan 1x24 harapkan keluarga Tn.Y mengelola makanan
sehat b.d jam mendapatkan informasi tentang sehat
kurangnya kunjungan makanan sehat. 2. Berikan informasi
terpapar rumah di pada klien tentang
informasi. harapkan makanan 4 sehat 5
pengetahuan sempurna
keluarga 3. Berikan informasi
Tn.Y klien tentang menjaga
bertambah. kebersihan makanan
4. Dorong klien untuk
mengajarkan anaknya
pola hidup bersih
sehat
5. Ajarkan cara mencuci
tangan

Kesiapan Setelah di Setelah di lakukan tindakan 1. Edukasi klien untuk 10.00 11.00
peningkatan lakukan 1x24 jam kunjungan rumah di menerapkan pola hidup WIB WIB
kesehatan b.d tindakan 1x24 harapkan keluarga Tn.Y bersih sehat
kesadaran akan jam memahami kesadaran akan 2. Edukasi klien untuk
pentingnya kunjungan pentingnya kesehatan. memakai masker
kesehatan. rumah di 3. Edukasi klien untuk
harapkan mencuci buah dan sayur
kesadaran sebelum di konsumsi
akan 4. Dorong klien untuk
pentingnya mengajarkan perilaku
kesehatan di hidup bersih sehat
keluarga 5. Edukasi klien untuk
Tn.Y semakin segera pergi ke fasilitas
meningkat. kesehatan jika terjadi
masalah kesehatan
Resiko
gangguan Setelah Setelah dilakukan kunjungan 1. Dengarkan apa yang 10.00 11.00
tumbuh dilakukan selama 1 x 24 jam diharapkan menjadi perhatian WIB WIB
kembang b.d tindakan 1x24 keluarga mengenal masalah dan keluarga, perasaan dan
keterlambatan jam mendapatkan dukungan dari pertanyaan.
tumbuh kunjungan keluarga tentang tumbuh 2. Dukung harapan yang
kembang. rumah di kembang anaknya realistis
harapkan 3. Tingkatkan hubungan
anak ke 2 terbuka, saling percaya
Tn.Y dengan keluarga
mengalami 4. Bentu keluarga dalam
meningkatan memprioritaskan
tumbuh kebutuhan kesehatan
kembang. keluarga
5. Bantu keluarga dalam
mengidentifikasi
kekuatan keluarga dan
kemampuan koping.

Anda mungkin juga menyukai