Anda di halaman 1dari 6

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada


periode 22 Maret- 03 April 2021. Kegiatan PKL yang dilakukan
meliputi kegiatan kefarmasian di apotek dan kegiatan di program
terapi rumatan Metadin (PTRM).

Kegiatan kefarmasian yang dilakukan selama PKL Di


Puskesmas Tamalanrea Jaya meliputi perencanaan, pengadaan,
peneriman penyimpanan dan distribusi. Perencanaan dibuat
setelah terkumpulnya usulan perencanaan dari 8 puskesmas
kelurahan dan puskesma kecamatan Kramat jati itu sendiri.
Perencanaan dilakukan setiap satu tahun sekali. Untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan di puskesmas perencanaan direalisasikan
dalam bentuk kegiatan pengadaan obat. Pengadaan pembekalan
farmasi dilakukan dengan sistem lelang melalui media intemet
dengan menggunakan dana subsidi dari pemerintah dengan
anggaran yang telah ditetapkan. Penerimaan obat dilakukan oleh
petugas dengan melakukan pengecekan terhadap obat-obatan
yang terima seperti memeriksa dan meneliti kondisi barang (warna
dan kemasan), jumlah barang, nama barang dan tanggal
kadaluwarsa. Setiap penerimaan obat dicatat di komputer dan kartu
stock.

Perbekalan farmasi yang telah diterima disimpan dalam


gudang induk untuk obat selanjutnya disalurkan ke gudang
kecematan dan 8 gudang puskesmas kelurahan sebanyak empat
kali dalam setahun. Obat yang disimpan di gudang kecamatan
didistribusikan ke gudang apotek, pelayanan 24 jam, Ruang
bersalin, dan ruang tindakan tiap awal bulan. Obat disimpan di
gudang penyimpanan disesuaikan dengan sifat-sifat obat tersebut
dan dikeluarkan dengan menggunakan system FEFO (First Expired
First Out) untuk menjamin mutu obat. Suhu penyimpanan di gudang
induk sebaiknya sejuk. Pada kenyataannya gudang induk yang
dimiliki puskesmas tamalanrea jaya tidak cukup sejuk terasa
pengap karena tidak memiliki Air Conditioner (AC) seperti di
gudang kecamatan yang kondisinya sejuk. Untuk penyimpanan
narkotik dan psikotropik harus dalam lemari khusus dan
penyimpanannya sudah sesuai, baik di gudang induk, di gudang
kecamatan dan gudang apotek. Selain itu di gudang induk dan
gudang puskesmas kecamatan tamalanrea jaya juga tersedia
lemari pendingin untuk penyimpanan suppositoria dan ovula.

Pendistribusian obat ke tiap Puskesmas keluarahan sesuai


usulan perencanaan Puskesmas Kelurahan Setelah itu dibuat
pendistribusian dan jadwal pengiriman obat.Apabila ada
kekurangan sebelum ataupun sesudah dilakukan distribusi
berikutnya, maka puskesmas tamalanrea jaya dapat mengajukan
permintaan ke gudang induk. Hanya saja permintaan tersebut tidak
bisa dilayani saat hari itu juga dikarenakan penanggung jawab
gudang induk yang juga merangkap pekerjaan seperti di pelayanan
apotek.

Untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan setiap hari


setelah pelayanan lembar resep yang diterima apotek
dikumpulkan,di validasi, kemudian disusun berdasarkan golongan
pasien yaitu pasein umum Askes, Jamsostek, Gratis, dan Gakin.
Resep yang tercantum obat penenang ikut dipisahkan.Kemudian
resep yang telah dipisahkan dihitung,dicatat dan disimpan di
tempat penyimpanan resep.

Adapun pencatatan yang dibuat oleh apotek kecamatan


puskesmas tamalanrea jaya antara lain: pencatatan jumlah resep
dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat dalam kartu stok
dan validasi obat yang tertulis pada resep setiap hari, Sedangkan
kegiatan pelaporan yang dilakukan adalah pelaporan pemakaian
oabat dalam farmulir Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan
Obat (LPLPO) yang direkap tiap bulan oleh puskesmas Tamalanrea
Jaya untuk selanjutnya digunakan sebagai usulan perencanaan
pada tahun berikutnya dan sebagai acuan untuk dilaporkan ke
Dinas Kesehatan.

Bentuk pelayana farmasi yang lain adalah pelayanan di


apotek puskesmas yang meliputi penerimaan resep, pemberian
nomor dan cap (tanggal dan paraf petugas), pengerjaan resep oleh
petugas,pengecekkan kembali dan penyerahan obat kepada pasien
yang disertai dengan memberikan informasi tentang pemakaian
obat. Melihat sering terjadi ketidak tertiban pengambilan obat,
mungkin perlu ada nomor antrian untuk pasien.Sebab untuk saat ini
hanya berupa penulisan nomor resep, sehingga memungkinkan
terjadi penyerahan obat yang tidak berurutan dengan nomor yang
tertera diresep.

Pada penulisan etiket untuk antibiotik seharusnya disertakan


keterangan ‘’dihabiskan’’. Hal tersebut bisa saja terjadi pasies lupa
kana informasi yang disampaikan. Sama halnya pada sediaan obat
syrup seperti cotrimoksazol dalam penyiapannya juga tidak disertai
penempelan etiket ‘’kocok dahulu’’ namun kenyataannya hanya
diberikan imformasi oleh petugas saat penyerahan obat. Hal
tersebut bertujuan untuk menghindari tidak berkhasiatnya obat dan
over dosis, akibat dab sifat obat yang mudah mengendap sehingga
perlu dilakukan pengocokan terlebih dahulu.

Pada proses pembuatan obat racikan, selazimnya obat


racikan menggunakan lumping dan alu Karena dapat
meminimalkan terjadinya kontaminasi antara bahan obat dengan
alat tersebut.

Serbuk puyer yang telah diracik tadi kemudian dibungkus


dengan kantong puyer lalu dipres. Mengingat etiket puyer, sehingga
etiket yang tertulis untuk sekali pakai adalah stengah bungkus. Hal
ini sebaiknya dihindari untuk dilakukan karena cukup menyulitkan
keluarga pasien dalam menyiapkan obat dan kemungkinan dosis
yang diminum tidak sesuai karena tidak terbagi rata. Sementara
untuk obat dalam dosis kecil yang seharusnya diracik, hanya
diberikan obatnya dan pasien yang harus membaginya sendiri. Hal
ini tentu saja juga menyulitkan pasien terutama jika tablet yang
harus dibagi bentuknya kecil.

Selain kegiatan kefarmasian di apotek kegiatan PKL juga


berlangsung di program Terapi Rumatan Metadon. PTRM
merupakan penggunaan metoden dalam program pengganti heroin
yang di pakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

B. Pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas Tamalanrea


Jaya
1. Perencanaan
Adapun metode perencanaan obat yang digunakan
yaitu:
a. Metode morbiditas
Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan
obat berdasarkan pola penyakit.
b. Metode komsumsi
Metode konsumsi yaitu perencanaan berdasarkan
jumlah kebutuhan riil obat pada periode tahun lalu
dengan penyesuaian dan koreksi berdasarkan pada
penggunaan obat tahun sebelumnya.
Setiap puskesmas memasukkan data kebutuhan obat
selama setahun dengan membuat RKO (rencana kebutuhan
obat)
Kemudian diserahkan ke Dinas Kesehatan kota
makassar untuk dimasukkan dalam perencanaan obat untuk
penggunaan obat reguler BHP tahun berikutnya.
2. Pengadaan
Adapun pengadaan obat dilaksanakan oleh Dinas
Kesehatan kota makassar
Pengadaan bisa secara lelang dan pembelian
langsung sesuai dengan sumber anggaran yang tersedia di
Dinas Kesehatan Kota Makassar.
Pengadaan obat juga disesuaikan dengan fornas
(Formularium Nasional Obat) .

3. Penerimaan
Merupakan suatu rangkaian kegiatandalam menerima
obat-obat dari Gudang Farmasi Kota Makassar. Penerimaan
ini dimaksudkan agar obat yang diterima baik jumlah dan
jenisnya sesuai dengan data yang tertulis pada dokumen
(LPLPO).

4. Penyimpanan
Adapun penyimpanan obat Di Puskesmas
Tamalanrea Jaya sebagai berikut:
a. Memastikan obat yang mudah pecah tetap pada
wadahnya
b. Obat disusun berdasarkan sumber pengadaan, FIFO
dan FEFO
c. Bentuk sediaan khusus obat Narkotik dan Psikotropik
disimpan dalam lemari
d. Penyimpanan obat bertanda khusus (dibawah 25
derajat C) ke dalam lemari pendingiin atau sesuai
pada label
e. Kartu stock disimpan berdejkatan dengan obat.

5. Pendistribusian
Alur pendistribusian obat dan alkes di puskesmas
tamalanrea jaya yaitu:
a. Obat-obatan maupun alkes yang disimpan di Gudang
penyaluran/induk. Kemudian Gudang penyaluran/ induk akan
mendistribusikan obat-obatan tersebut ke gudang apotik.
Pendistribusi obat dilakukan sebanyak empat kali dalam
setahun sedangkan alkes didistribusi setiap bulan. Gudang
induk juga menyimpan persediaan cadangan atau buffer stok.
Sehingga bila obat-obatan yang telah Di distribusikan tersebut
habis sebelumnya waktu nya atau kurang karena pasien
melonjak atau meningkatnya kejadian penyakit di masyarakat,
maka puskesmas dapat melakukan permintaan dengan
mengajukan dokumen permintaan ke Gudang induk. Dengan
sedemikian kebutuhan obat-obatan dapat terjamin
pemenuhannya. Obat maupun alkes yang di distribusikan dari
Gudang induk ke Gudang puskesmas selanjutnya akan
didistribusikan ke apotik puskesmas, pelayanan 24 jam, dan
ruangan Tindakan tiap awal bulan atau bila terjadi kekurangan
obat dapat mengajukan surat permintaan untuk didistribusikan
Kembali.

Anda mungkin juga menyukai