Anda di halaman 1dari 25

ta yang tertulis pada dokumen (LPLPO).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Puskesmas


1. Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakanupaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya diwilayah
kerjanya( PerMenkes,2014).

2. Klasifikasi Puskesmas
a. Berdasarkan Puskesmas PONED
Puskesmas PONED ( Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar ) adalah puskesmas Rawat Inap yang
memiliki kemampuan serta fasilitas. PONED siap 24 jam untuk
memberikan pelayanan terhadap ibu Hamil, bersalin dan nifas
dan bayi baru lahir dengan komplikasi baik yang datang sendiri
atau rujukan kader/ masyarakat,bidan di desa. Puskesmas dan
melakukan rujukan ke RS PONED pada kasus yang tidak
mampu ditangani.
b. Berdasarkan Puskesmas Pembantu
Puskesmas pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan
kesehatan yang sederhana dan berfungsi menunjang dan
membantu memperluas jangkauan puskesmas dengan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan puskesmas
dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan
kompetensi pelayanan yang di sesuaikan dengan kemampuan
tenaga dan sarana yang tersedia.
c. Berdasarkan Polindes
Polindes adalah bangunan yang dibangun denganbantuan
dana pemerintah dan partisipasi masyarakat desa untuk tempat
pertolongan persalinan dan pemondokan ibu bersalin, sekaligus
tempat tinggal bidan di desa. Di samping pertolongan
persalinan juga dilakukan pelayanan kesehatan lain sesuai
kebutuhan masyarakat dan kompetensi teknis bidan tersebut.
Pos kesehatan desa adalah wujud upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat setempat atas dasar musyawarah, dengan
bantuan dari tenaga professional kesehatan dan dukungan
sektor terkait termasuk swasta dalam kerangka desa siaga
demi terwujudnya desa sehat. Kesehatan yang dilaksanakan
adalah pelayanan kesehatan dasar, mulai dari upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan dengan upaya
kesehatan lainnya yang berwawasan kesehatan dan berbasis
kesehatan setempat. Kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya
didukung oleh unsur-unsur tenaga, sarana, prasarana, dan
biaya yang dihimpun dari masyarakat, swasta, dan pemerintah.
d. Berdasarkan Puskesmas Keliling Roda Empat
Puskesmas keliling roda empat adalah unit pelayayan
kesehehatan kepada masyarakat di daerah terpencil berupa
kendaraan roda empat dan peralatan kesehatan, komunikasi
serta seperangkat tenaga yang berasal dari puskesmas.
Pusling ini berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang
belum terjangkauoleh pelayanan kesehatan karena letaknya
jauh dan terpecil.
e. Berdasarkan Puskesmas keliling Perairan (perahu)

2
Puskesmas keliling perairan (perahu) adalah unit
pelayanan kesehatan kepada masiarakat didaerah terpencil
berupa perahu/bermotor dan peralatan kesehatan, komunikas I
serta seperangkat tenaga yang berasal dari puskesmas.pusling
ini berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan kegiatan puskesmas dalam wilayah kerjanya yang
belum terjangkauoleh pelayanan kesehatan karena letaknya
jauh dan terpencil .

B. Tinjauan Puskesmas Tamalanrea Jaya


1. Keadaan Geografis Puskesmas
Kecamatan Tamalanrea Jaya merupakan sebagian kecil dari
pemerintah wali kota Makassar yang terdiri dari beberapa wilayah
kelurahan, sedangkan wilayah kerja puskesmas tamanrea jaya
meliputi 1 kelurahan yang berada ±12 km dari kota Makassar
dengan luas wilayah kerjanya 425,6 Ha yang terdiri dari 23 RW
dan 121 RT. Wilayah kerja yang dimaksud yaitu:
Tabel 1
Luas wilayah dan jumlah RT/RW menurut kelurahan
Tamalanrea Kecamatan Tamalanrea
No Kelurahan Luas (Km2) Rw Rt
1 Tamalanrea 425,6Ha 23 121
Sumber: Data kelurahan Tamalanrea

Adapun batas wilayah kerja puskesmas Tamalanrea Jaya


adalah:
a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Kapasa
b. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Tamalanrea
Jaya
c. Sebelah barat berbatasan dengan Tamalanrea Indah
d. Sebelah timur berbatasandengan Paccerakkang

3
2. Visi dan Misi Puskesmas
a. Visi
“Menjadi pusat Pelayanan Kesehatan Tingkat pertama yang
Memberi Rasa Nyaman dan Berstandar Nasional”
b. Misi
1. Menjamin terjadinya pelayanan kesehatan tingkat pertama
yang bermutu dan berstandar Nasional

2. Meningkatkan upaya penanggulangan masalah kesehatan


dan pengendalian penyakit

3. Memelihara dan meningkatka kesehatan individu, keluarga


dan masyarakat
4. Menciptakan lingkungan sehat berbasis masyarakat.

3. Profil Puskesmas
Puskesmas Tamalanrea Jaya dikepalai oleh seorang Dokter.
Puskesmas ini melakukan kegiatan pelayanan dalam gedung dan
pelayana luar gedung. Puskesmas memiliki berbagai tata usaha
yang mengatur tentang administrasi yang ada di Puskesmas.
Puskesmas ini pengelolahnya dibagi menjadi 7 unit.

4. Uraian Tugas Masing-Masing


Uraian tugas masing-masing unit kerja adalah:
a. Uraian unit pelayanan dalam gedung :
b. Kamar vaksin: mempunyai tugas pokok dan fungsi
melaksanakan dalam hal pemberantasan pennyakit menular
dan kegiatan imunisasi

4
c. Poli Gigi : mempunyai tugas pokok dan fungsi pemeliharaan
kesehatan dan rujukan dalam hal ini pelayanan darurat dan
kesehatan gigi mulut
d. KIA : mempunyai tugas fungsi peningkatan kesehatan keluarga
dalam hal KIA< KB< Bizi, dan Kesehatan Kerja.
e. Poli umum : mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam hal
prawatan yang mencangkup pelayanan rawat jalan dan kartu.
f. Ruangan Lab : mempunyai tugas pokok dn fungsi dalam
pengelola Laboratorium dan Farmasi
g. Apotek : tempat membuat dan pengambilan obat. Juga
meerupakan tempat apoteker melakukan praktek profesi
farmasi sekaligus menjadi peritel.
h. Kamar Bersalin : atau ruang VK adalah sebuah unit layanan
pada rumah sakit yang berfungsi sebagai ruang persalinan
selama 24 jam.
i. Uraian unit pelayanan Luar gedung :
j. Home care : merupakan peayanan yang sesuai dengan
kebutuhan pengidap suatu penyakit, baik individu maupun
keluarga.
k. Puskel (Puskesmas Keliling) : mempunyai tugas pokok dan
fungsi dalam hal lingkungan penyuluhan dan P2M yang
mencangkup lingkungan, penyuluhan kesehatan masyarakat
dan puskesmas.
l. Posyandu :merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat.

Kepala Puskesmas bertanggung jawab, memimpin,


mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas,
memberikan bimbingan dan petunjuk bagi pelaksana tugas
masing-masing petugas/bawahannya.

5
Ada 6 kegiatan pokok Puskesmas tersebut adalah:
a. Kesehatan Ibu dan Anak
b. Keluarga Berencana
c. Upaya Peningkatan Gizi
d. Kesehatan Lingkungan
e. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
f. Imunisasi

5. Sasaran Puskesmas
Sasaran Puskesmas adalah seluruh masyarakat termasuk
individu, keluarga dan kelompok beresiko tinggi
(keluarga/penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi, dan
daerah yang tidak terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, dan
ibu hamil.

6. Jenis Pelayanan Puskesmas


Jenis pelayanan kesehatan diberikan oleh puskesmas itu
sendiri terdiri dari: Preventif, Kuratif, dan Rehabilitas. Secara rinci
dapat di jelaskan sebagai berikut:
a. Preventif
b. Kegiatan posyandu
c. Pemeriksaan Bumil
d. Pelayanan KB
e. Kesehatan Ibu dan Anak
f. Upaya peningkatan Gizi
g. Kesehatan Lingkungan
h. Pencegahan Dan Pemberantasan Penyakit Menular
i. Pemberian imunisasi yaitu pada bayi0-11 bulan, imunisasi DT
pada anak usia sekolah kelas 1,imunisasi TT untuk kelas 2 dan
3 dan imunisasi TT pada ibu hamil.
j. Promotif

6
Upaya promotif yang telah dilakukan adalah berupa
penyuluhan-penyuluhan misalnya penyakit menular,diare, KB
dll.
k. Kuraf
Pelayanan kuraf yang telah diberikan adalah Pelayanan Dasar
l. Rehabilitas
Di Puskesmas Tamalanrea Jaya tidak ada kegiatan rehabilitas.

7. Fungsi Puskesmas
Adapun fungsi puskesmas adalah sebagai berikut:
a. Sebagai pusat penggerak pembangun berwawasan kesehatan
b. Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat
c. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama

8. Kedudukan Puskesmas Dalam Sistem Kesehatan Nasional


Kedudukan Puskesmas Tamalanea Jaya secara Sistem
Kesehatan Nasional sebagai sarana pelayanan kesehatan strata
pertama yang bertanggung jawab menyelenggarakan upaya
kesehatan perorang dan upaya kesehatan masyarakat di wilayah
kerjanya.

9. Organisasi Puskesmas
Semua organisasi Puskesmas Tamalanrea Jaya terdiri dari
a. Pemimpin : Kepala Puskesmas
b. Pembantu pemimpin : Urusan Tata Usaha
c. Unsur pelaksana terdiri dari :
1) Unit yang terdiri dari tenaga pegawai dalam jabatan
fungsional
2) Unit yang terdiri dari unit I -unit VII

7
C. Tinjauan Umum Instalasi Farmasi Puskesmas
1. Pelayanan Informasi Obat
Pelayanan informasi obat merupakan suatu kegiatan untuk
memberikan pelayanan informasi obat merupakan suatu kegiatan
untuk memberikan pelayanan informasi obat yang akurat dan
objektif dalam hubungannya dengan perawatan pasien, pelayanan
informasi obat sangat penting dalam upaya menunjang budaya
pengelolaan dan penggunaan obat secara rasional (julianti dan
widayanti, 1996).
Pelayanan informasi obat sangat diperlukan, terlebih lagi
banyak pasien yang belum mendapatkan informasi obat ang
digunakan, karena penggunaan obat yang tidak benar bias
membahayakan (Herman JM, dkk, 2013).
Tujuan pelayanan informasi obat yaitu :
a. Menunjang ketersediaan informasi dalam rangka penggunaan
obat yang rasional, dan berorientasi kepada pasien.
b. Menyediakan dan memberikan informasi obat kepada pasien,
tenaga kesehatan dan pihak lain.
c. Menyediakan informasi untuk kebijakan-kebijakan yang
berhubungan dengan obat.
Sasaran informasi obat :
a. Tenaga kesehatan
b. Pihak lain yaitu manajemen, tim/kepanitiaan klinik
c. Pasien atau keluarga

2. Pengelolaan Pembekalan Farmasi


a. Perencanaan
1. Definisi Perencanaan
Perencanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan
dalam rangka menyusun daftar kebutuhan obat yang
berkaitan dengan suatu pedoman atau dasar konsep

8
kegiatan yang sistematis. Perencanaan dilakukan secara
optimal dengan pembekalan farmasi dapat digunakan
secara efektif dan efisien. Kemudian oleh instalasi farmasi
kabupaten/kota diolah menajdi rencana kebutuhan obat
dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.
2. Tahap Perencanaan Kebutuhan Obat
Adapun metode yang biasa di gunakan, yaitu :
a) Metode konsumsi, pada umumnya metode ini
digunakan dalam perencanaan kebutuhan obat yang
didasarkan pada data penggunaan obat tahun
sebelumnya
b) Metode morbiditas, berdasarkan kejadian penyakit yang
umum
c) Metode konsumsi dan mordibitas, metode ini
menggunakan data pada insidea penyakit, konsumsi
penggunaan obat.
b. Pengadaan
1. Definisi Pengadaan
Merupakan suatu proses untuk memperolehobat
yang dibutuhkan di suatu unit pelayanan kesehatan.
Pengadaan ini dimaksudkan untuk memperoleh obat
sesuai jenis dan jumlah yang dibutuhkan, mendapatkan,
obat dengan mutu yang tinggi, menjamin penyampaian
yang cepat dan tepat waktu serta optimisi pengelolaam
prosedur pengadaan yang baik.
c. Penerimaan
1. Definisi Penerimaan
Merupakan suatu rangkaian kegiatandalam menerima
obat-obat dari Gudang Farmasi Kota Makassar.
Penerimaan ini dimaksudkan agar obat yang diterima baik

9
jumlah dan jenisnya sesuai dengan data yang tertulis pada
dokumen (LPLPO).
Langkah yang digunakan dalam kegiatan penerimaan
obat ini adalah:
a. Menyusun daftar pemintaan obat yang sesuai
kebutuhan obat
Penyusunan daftar ini dapat dilakukan dengan
melihat pemakaian obat bulan lalu dan stok akhir
gudang. Pemakaian pada tiap bulan dapat dilihat
pada buku catatan harian penerimaan dan
pemakaian obat.
b. Pengajuan permintaan kebutuhan obat
Puskesmas mengajukan permintaan obat
kepada Gudang Farmasi Kota Makassar setiap
bulan menggunakan format Laporan Pemakaian dan
Lembar permintaan Obat (LPLPO) dengan nama
obat yang sudah tercetak lengkap pada awal bulan.
c. Penerimaan dan pengecekan jumlah dan jenis obat
Obat-obat yang diterima dari Gudang Farmasi
Kota Makassar diperiksa kebenarannya sesuai
dengan berita acara,serah terima,obat dan BHP oleh
farmasis.
d. Pencatatan penerimaan obat
Obat-obatan yang telah diperiksa selalu dicatat
dalam kartu stok masing-masing obat dan segera
dimasukkan dalam gudang obat puskesmas.
d. Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan merupakan rantai penting dalam
proses pengelolaan obat. Upaya-upaya yanh dilakukan pada
seluruh rangkaian pengelolaaan obat akan sia-sia kalau
penyimpanan obat tidak dilaksanakan dengan baik.

10
Penyimpanan obat adalah suatu kegiatan pengamanan
dengan cara mendapatkan obat-obat yang diterima pada
tempat yang dinilai aman dengan tujuan:
1. Memelihara mutu obat
2. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggung jawab
3. Menjaga kelangsungan persediaan
4. Memudahkan pencarian dan pengawasan
Adapun kegiatan penyimpanan yang dilakukan pada
Puskesmas Tamalanrea Jaya adalah:
1. Penyusunan berdasarkan sumber dana (ASKES,JKN, PG,
BHPDAK)
2. Penyusunan berdasarkan bentuk sediaan dan alfabeth
3. Penyusunan obat di rak dilakukan dengan system
FIFO(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out)
yaitu obat yang pertama datang dan biasanya di produksi
lebih awal sehingga kadaluarsanya lebih awal.
4. Narkotika dan obat-obatan yang jumlahnya sedikit tapi
mahal harganya disimpan dalam lemari khusus.
5. Obat-obatan yang dapat dipengaruhi oleh temperature,
suhu, udara,cahaya, dan kontaminasi bakteri ditempatkan
pada tempat yang sesuai.
6. Obat-obatan untuk pemakaian dalam dipisahkan dengan
obat-obatan untuk pemakaian luar.
7. Tiap jenis obat dilengkapi dengan kartu stok.
8. Apabila persediaan obat cukup banyak maka dibiarkan
obat tetap berada dalam box masing-masing.
e. Pendistribusian
Penyaluran atau pendisribusian adalah kegiatan
pegeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur
untuk memenuhi kebutuhan sub-sub unit pelayanan kesehatan
seperti sub unit pelayanan kesehatan dilingkungan puskesmas

11
(kamar obat, laboratorium) puskesmas pembantu puskesmas
keliling, posyandu dan polindes.

BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Praktek kerja lapangan (PKL) dilaksanakan pada periode 22


Maret- 03 April 2021. Kegiatan PKL yang dilakukan meliputi kegiatan
kefarmasian di apotek dan kegiatan di program terapi rumatan Metadin
(PTRM).

Kegiatan kefarmasian yang dilakukan selama PKL Di


Puskesmas Tamalanrea Jaya meliputi perencanaan, pengadaan,
peneriman penyimpanan dan distribusi. Perencanaan dibuat setelah
terkumpulnya usulan perencanaan dari 8 puskesmas kelurahan dan
puskesma kecamatan Kramat jati itu sendiri. Perencanaan dilakukan
setiap satu tahun sekali. Untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di
puskesmas perencanaan direalisasikan dalam bentuk kegiatan
pengadaan obat. Pengadaan pembekalan farmasi dilakukan dengan
sistem lelang melalui media intemet dengan menggunakan dana
subsidi dari pemerintah dengan anggaran yang telah ditetapkan.
Penerimaan obat dilakukan oleh petugas dengan melakukan
pengecekan terhadap obat-obatan yang terima seperti memeriksa dan
meneliti kondisi barang (warna dan kemasan), jumlah barang, nama
barang dan tanggal kadaluwarsa. Setiap penerimaan obat dicatat di
komputer dan kartu stock.

Perbekalan farmasi yang telah diterima disimpan dalam


gudang induk untuk obat selanjutnya disalurkan ke gudang kecematan

12
dan 8 gudang puskesmas kelurahan sebanyak empat kali dalam
setahun. Obat yang disimpan di gudang kecamatan didistribusikan ke
gudang apotek, pelayanan 24 jam, Ruang bersalin, dan ruang tindakan
tiap awal bulan. Obat disimpan di gudang penyimpanan disesuaikan
dengan sifat-sifat obat tersebut dan dikeluarkan dengan menggunakan
system FEFO (First Expired First Out) untuk menjamin mutu obat.
Suhu penyimpanan di gudang induk sebaiknya sejuk. Pada
kenyataannya gudang induk yang dimiliki puskesmas tamalanrea jaya
tidak cukup sejuk terasa pengap karena tidak memiliki Air Conditioner
(AC) seperti di gudang kecamatan yang kondisinya sejuk. Untuk
penyimpanan narkotik dan psikotropik harus dalam lemari khusus dan
penyimpanannya sudah sesuai, baik di gudang induk, di gudang
kecamatan dan gudang apotek. Selain itu di gudang induk dan gudang
puskesmas kecamatan tamalanrea jaya juga tersedia lemari pendingin
untuk penyimpanan suppositoria dan ovula.

Pendistribusian obat ke tiap Puskesmas keluarahan sesuai


usulan perencanaan Puskesmas Kelurahan Setelah itu dibuat
pendistribusian dan jadwal pengiriman obat.Apabila ada kekurangan
sebelum ataupun sesudah dilakukan distribusi berikutnya, maka
puskesmas tamalanrea jaya dapat mengajukan permintaan ke gudang
induk. Hanya saja permintaan tersebut tidak bisa dilayani saat hari itu
juga dikarenakan penanggung jawab gudang induk yang juga
merangkap pekerjaan seperti di pelayanan apotek.

Untuk memudahkan pencatatan dan pelaporan setiap hari


setelah pelayanan lembar resep yang diterima apotek dikumpulkan,di
validasi, kemudian disusun berdasarkan golongan pasien yaitu pasein
umum Askes, Jamsostek, Gratis, dan Gakin. Resep yang tercantum
obat penenang ikut dipisahkan.Kemudian resep yang telah dipisahkan
dihitung,dicatat dan disimpan di tempat penyimpanan resep.

13
Adapun pencatatan yang dibuat oleh apotek kecamatan
puskesmas tamalanrea jaya antara lain: pencatatan jumlah resep
dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat dalam kartu stok dan
validasi obat yang tertulis pada resep setiap hari, Sedangkan kegiatan
pelaporan yang dilakukan adalah pelaporan pemakaian oabat dalam
farmulir Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
yang direkap tiap bulan oleh puskesmas Tamalanrea Jaya untuk
selanjutnya digunakan sebagai usulan perencanaan pada tahun
berikutnya dan sebagai acuan untuk dilaporkan ke Dinas Kesehatan.

Bentuk pelayana farmasi yang lain adalah pelayanan di


apotek puskesmas yang meliputi penerimaan resep, pemberian nomor
dan cap (tanggal dan paraf petugas), pengerjaan resep oleh
petugas,pengecekkan kembali dan penyerahan obat kepada pasien
yang disertai dengan memberikan informasi tentang pemakaian obat.
Melihat sering terjadi ketidak tertiban pengambilan obat, mungkin perlu
ada nomor antrian untuk pasien.Sebab untuk saat ini hanya berupa
penulisan nomor resep, sehingga memungkinkan terjadi penyerahan
obat yang tidak berurutan dengan nomor yang tertera diresep.

Pada penulisan etiket untuk antibiotik seharusnya disertakan


keterangan ‘’dihabiskan’’. Hal tersebut bisa saja terjadi pasies lupa
kana informasi yang disampaikan. Sama halnya pada sediaan obat
syrup seperti cotrimoksazol dalam penyiapannya juga tidak disertai
penempelan etiket ‘’kocok dahulu’’ namun kenyataannya hanya
diberikan imformasi oleh petugas saat penyerahan obat. Hal tersebut
bertujuan untuk menghindari tidak berkhasiatnya obat dan over dosis,
akibat dab sifat obat yang mudah mengendap sehingga perlu
dilakukan pengocokan terlebih dahulu.

Pada proses pembuatan obat racikan, selazimnya obat


racikan menggunakan lumping dan alu Karena dapat meminimalkan
terjadinya kontaminasi antara bahan obat dengan alat tersebut.

14
Serbuk puyer yang telah diracik tadi kemudian dibungkus
dengan kantong puyer lalu dipres. Mengingat etiket puyer, sehingga
etiket yang tertulis untuk sekali pakai adalah stengah bungkus. Hal ini
sebaiknya dihindari untuk dilakukan karena cukup menyulitkan
keluarga pasien dalam menyiapkan obat dan kemungkinan dosis yang
diminum tidak sesuai karena tidak terbagi rata. Sementara untuk obat
dalam dosis kecil yang seharusnya diracik, hanya diberikan obatnya
dan pasien yang harus membaginya sendiri. Hal ini tentu saja juga
menyulitkan pasien terutama jika tablet yang harus dibagi bentuknya
kecil.

Selain kegiatan kefarmasian di apotek kegiatan PKL juga


berlangsung di program Terapi Rumatan Metadon. PTRM merupakan
penggunaan metoden dalam program pengganti heroin yang di pakai
oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

B. Pengelolaan perbekalan farmasi di Puskesmas Tamalanrea Jaya

1. Perencanaan

Adapun metode perencanaan obat yang digunakan yaitu:

a. Metode morbiditas

Metode morbiditas adalah perhitungan kebutuhan obat


berdasarkan pola penyakit.

b. Metode komsumsi

Metode konsumsi yaitu perencanaan berdasarkan jumlah


kebutuhan riil obat pada periode tahun lalu dengan penyesuaian
dan koreksi berdasarkan pada penggunaan obat tahun
sebelumnya.

15
Setiap puskesmas memasukkan data kebutuhan obat
selama setahun dengan membuat RKO (rencana kebutuhan
obat)

Kemudian diserahkan ke Dinas Kesehatan kota


makassar untuk dimasukkan dalam perencanaan obat untuk
penggunaan obat reguler BHP tahun berikutnya.

2. Pengadaan

Adapun pengadaan obat dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan


kota makassar

Pengadaan bisa secara lelang dan pembelian langsung sesuai


dengan sumber anggaran yang tersedia di Dinas Kesehatan Kota
Makassar.

Pengadaan obat juga disesuaikan dengan fornas (Formularium


Nasional Obat) .

3. Penerimaan

Merupakan suatu rangkaian kegiatandalam menerima obat-


obat dari Gudang Farmasi Kota Makassar. Penerimaan ini
dimaksudkan agar obat yang diterima baik jumlah dan
jenisnya sesuai dengan da

4. Penyimpanan

Adapun penyimpanan obat Di Puskesmas Tamalanrea Jaya


sebagai berikut:

a. Memastikan obat yang mudah pecah tetap pada wadahnya

b. Obat disusun berdasarkan sumber pengadaan, FIFO dan


FEFO

16
c. Bentuk sediaan khusus obat Narkotik dan Psikotropik
disimpan dalam lemari

d. Penyimpanan obat bertanda khusus (dibawah 25 derajat C)


ke dalam lemari pendingiin atau sesuai pada label

e. Kartu stock disimpan berdejkatan dengan obat.

5. Pendistribusian

Alur pendistribusian obat dan alkes di puskesmas tamalanrea


jaya yaitu:

a. Obat-obatan maupun alkes yang disimpan di Gudang


penyaluran/induk. Kemudian Gudang penyaluran/ induk
akan mendistribusikan obat-obatan tersebut ke gudang
apotik. Pendistribusi obat dilakukan sebanyak empat kali
dalam setahun sedangkan alkes didistribusi setiap bulan.
Gudang induk juga menyimpan persediaan cadangan atau
buffer stok. Sehingga bila obat-obatan yang telah Di
distribusikan tersebut habis sebelumnya waktu nya atau
kurang karena pasien melonjak atau meningkatnya kejadian
penyakit di masyarakat, maka puskesmas dapat melakukan
permintaan dengan mengajukan dokumen permintaan ke
Gudang induk. Dengan sedemikian kebutuhan obat-obatan
dapat terjamin pemenuhannya. Obat maupun alkes yang di
distribusikan dari Gudang induk ke Gudang puskesmas
selanjutnya akan didistribusikan ke apotik puskesmas,
pelayanan 24 jam, dan ruangan Tindakan tiap awal bulan
atau bila terjadi kekurangan obat dapat mengajukan surat
permintaan untuk didistribusikan Kembali.

C. Struktur Organisasi Puskesmas Tamalanrea Jaya

17
D. Daftar obat Hingh Alert yang ada di Puskesmas Tamalanrea
Jaya

1. Metformin 500 Mg
2. Glimepride 2

18
19
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari kegiatan Praktek Lapangan Kerja di
Puskesmas Tamalanrea Jaya yakni diantaranya :
1. Standar pelayanan di Puskesmas Tamalanrea Jaya sudah sesuai
dan memenuhi standar pelayanan di Puskesmas dengan
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya
kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventative, untuk mencapai
derajat kesehatan ,masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
Tamalanrea Jaya
2. Peran TTK di Puskesmas Tamaranrea Jaya di ruang obat meliputi
penyimpanan obat sesuai dengan resep dokter yang masuk,
peracikan dan lain-lain
3. Kegiatan praktek lapangan kerja memberikan pengalaman kepada
mahasiswa untuk dapat memahami tugas dan tanggung jawab
seorang calon TTK di Puskesmas. Kegiatan yang telah di lakukan
meliputi penyimpanan obat, meracik obat, penyerahan obat kepada

20
pasien di sertai dengan informasi yang tepat dan benar,
penyediaan obat, penerimaan obat, menulis kartu stok dan lain-lain.

B. SARAN
Adapun saran dari kegiatan Praktek Lapangan Kerja di
Puskesmas Tamalanrea Jaya yakni diantaranya :
1. Adanya penambahan waktu PKL mahasiswa/i di unit Kesehatan,
agar semakin banyak ilmu dan pengalaman yang dapat diambil
2. Kami sebagai mahasiswa/I dalam melakukan PKL tentu tidak
terlepas dari kekurangan dan keselahan. Oleh karena itu, kami
sangat mengharapkan bimbingan

DAFTAR PUSTAKA

21
Anonim.2013.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Data Dasar

Puskesmas Jakarta:Kemenkes RI;

Anonim.2014.Peraturan Mentri Kesehatan No 75 Tahun Tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat. Jakarta.

Anonim.2019.Profil Kesehatan Kota

Makassar.http://dinkeskotamakassar.com

/attachMents/article/19/profil%20kesehatan%20kota

%20makassar%20tahun%202009.pdf. Makassar.

Anonim.2013. Tentang Laporan

Puskesmas.http://www.scribd.com/doc/306456127.Jakarta

(Diakes 07 April 2018).

Aryani erny.2014.Tentang Profil Puskesmas Tamalanrea Jaya

2014.http://www.scrib.com/doc/259027815. Makassar (Diakes 07

April 2018).

Indonesia.2016. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah

Sakit : Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI.2010. Materi pelatihan manajemen

kefarmasian di puskesmas.Menkes RI:Jakarta.

22
LAMPIRAN KEGIATAN

23
A. ALUR APOTEK

Petugas
mengambil Petugas Petugas
mengantar RM
Pasien nomor melakukan mencatat
ke unit
antrian pendaftaran identitas di buku
pelayanan

Petugas merujuk
Petugas unit
Petugas merujuk ke unit
Petugas pelayanan
pasien ke unit pemeriksaan
menulis resep memanggil
pelayanan terkait penunjuang bila di
pasien
perlukan

Pasien ambil
Pasien pulang
obat

B. CONTOH LP LPO PUSKESMAS TAMALANREA JAYA

24
25

Anda mungkin juga menyukai