Anda di halaman 1dari 11

Puskesmas Pembantu (Pustu) adalah unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi

menunjang dan membantu memperluas jangkauan Puskesmas dengan melaksanakan kegiatankegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil serta jenis dan
kompetensi pelayanan yang disesuaikan dengan kemampuan tenaga dan sarana yang tersedia.
Jumlah Puskesmas Pembantu (pustu) Menurut Kondisi adalah informasi mengenai jumlah
Puskesmas Pembantu (pustu) yang dimiliki oleh Puskesmas yang bersangkutan yang dirinci
menurut kondisi fisik bangunannya. Rincian kondisi fisik tersebut adalah:
1. Baik; apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan dalam kondisi baik atau tidak
mengalami kerusakan.
2. Rusak Ringan; apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan terjadi kerusakan pada
komponen pintu, jendela, kaca, penggantung, pengunci, cat, dan sebagainya.
3. Rusak Berat; apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan terjadi kerusakan pada
komponen pokok dari bangunan seperti pilar, pondasi, sloope, ring balk.
4. Rusak Total; apabila bangunan (pustu) yang bersangkutan sudah tidak dapat
digunakan/dimanfaatkan lagi.
Fungsi Pustu
Untuk melancarkan pelaksanaan fungsi pelayanan kesehatan masyarakat, puskesmas pembantu
merupakan bagian utama dalam jaringan pelayanan puskesmas, dalam jaringan pelayanan
Puskesmas di setiap wilayah Desa dan kelurahan pustu merupakanbagian integral dari
puskesmas, dalam ruang lingkup wilayah yang lebih kecil dan derajat kecanggihan yang lebih
rendah. Di Kabupaten masalah keterbatasan penduduk miskin untuk menjangkau pelayanan
kesehataan juga sangat terasa. Dengan berbagai hambatan, letak geografis dan sarana
transportasi seharusnya pustu menjadi pilihan masyarakat untuk dimanfaatkan karena merupakan
satu-satunya pelayanan kesehatan yang bisa di jangkau oleh masyarakat. Namun kenyataannya
pemanfaatan pustu masih sangat rendah.
PUSKESMAS KELILING
Pengertian
Puskesmas keliling ( Pusling ) adalah tim pelayanan kesehatan Puskesmas yang dilengkapi
dengan kendaraan bermotor/roda 4/ perahu bermotor, peralatan kesehatan, dan peralatan
komunikasi yang berasal dari Puskesmas. Puskesmas keliling berfungsi menunjang dan
membantu kegiatan pelaksanaan program Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum
terjangkau atau sulit dijangkau oleh sarana kesehatan.

Kegiatan Pusling
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat didaerah terpenil yang tidak terjangkau
oleh pelayanan Puskesmas atauPuskesmas pembantu, 4 hari dalam seminggu.
b. Melakukan penyelidikan terhadap kasus luar biasa.
c. Melakukan rujukan bagi kasus gawat darurat.
d. Melakukan penyuluhan dengan menggunakan alat audiovisual.

POSKESDES (Pos Kesehatan Desa)


A. Pengertian poskesdes
Poskesdes adalah upaya kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau menyediakan
pelayanan kesehatan dasar masyarakat desa.
Poskesdes dibentuk dalam rangka mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat serta sebagai sarana kesehatan yang merupakan
pertemuan antara upaya masyarakat dan dukungan pemerintah.
Pelayanan pokesdes meliputi upaya promotif, preventif dan kuratif yang
dilaksanakan oleh tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan
kader atau tenaga sukarela.
B. Tujuan poskesdes
Tujuan poskesdes antara lain:
1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap permasalahan
kesehatan di wilayah desanya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan dalam rangka
meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko
dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan, terutama
penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa atau KLB serta factor- factor resikonya
4. Tersedianya upaya pemerdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan

kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya di bidang kesehatan


5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh
masyarakat dan tenaga professional kesehatan
6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya yang ada di desa
C. Ruang lingkup polindes
Ruang lingkup poskesdes meliputi: upaya kesehatan yang menyeluruh
mencakup upaya promotif, preventif dan kuratif yang dilaksanakan oleh
tenaga kesehatan terutama bidan dengan melibatkan kader atau tenaga
sukarela.
D. Kegiatan utama poskesdes
1. Pengamatan dan kewaspadaan dini (surveilans penyakit, surveilans gizi,
surveilans perilaku beresiko dan surveilans lingkungan dan masalah
kesehatan lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan dasar
2. Promosi kesehatan, penyehatan lingkungan dll. Kegiatan dilakukan
berdasar pendekatan edukatif atau pemasyarakatan yang dilakukan melalui
musyawarah mufakat yang disesuaikan kondisi dan potensi masyarakat
setempat
E. Fungsi poskesdes
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat di bidang kesehatan
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagai resiko dan masalah
kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar, guna lebih mendekatkan
kepada masyarakat serta meningkatkan jangkauan dan cakupan pelayanan
kesehatan
4. Sebagai wahana pembentukan jaringan berbagai UKBM yang ada di desa
F. Prioritas pengembangan poskesdes
1. Desa/ kelurahan yang tidak terdapat sarana kesehatan. Adapun desa yang
terdapat puskesmas pembantu masih memungkinkan untuk diselenggarakan
poskesdes
2. Desa di lokasi terisolir, terpenci, tertingal, perbatasan atau kepulauan
G. Manfaat poskesdes
1. Bagi masyarakat
a. Permasalahan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga bisa ditangani cepat
dan diselesaikan, sesuai kondisi potensi dan kemampuan yang ada

b. Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat


2. Bagi kader
a. Mendapat informasi awal di bidang kesehatan
b. Mendapat kebanggaan, dirinya lebih berkarya bagi masyarakat
3. Bagi puskesmas
a. Memperluan jangkauan pelayanan puskesmas dengan mengoptimalkan
sumber data secara efektif dan efisien
b. Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai penggerak pembangunan
berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat
pelayanan kesehatan strata pertama
4. Bagi sector lain
a. Dapat memadukan kegiatan sektornya di bidang kesehatan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan lebih afektif dan
efisien
H. Pengorganisasian
1. Tenaga poskesdes
a. Tenaga masyarakat
1) Kader
2) Tenaga sukarela lainnya
Tenaga masyarakat minimal 2 orang yang telas mendapat pelatihna khusus
b. Tenaga kesehatan
Minimal terdapat seorang bidan yang menyelenggarakan pelayanan
2. Kepengurusan
Kepengurusan dipilih melalui musyawarah mufakat masyarakat desa, serta
ditetapkan oleh kepala desa. Struktur minilmal terdiri dari Pembina ketua,
sekretaris, bendahara dan anggota
3. Kedudukan dan hubungan kerja
a. Poskesdes merupakan kooedinator dari UKBM yang ada (misalnya:
posyandu, poskestren, ambulan desa).
b. Pokesdes dibawah pengawasan dan bimbingan puskesmas setempat.
Pelaksanan poskesdes waib melaporkan kegiatannya kepada puskesmas,
adapun pelaporan yang menyangkut pertanggungjawaban keuangan
disampaikan kepada kepala desa
c. Jika wilayah tersebut terdapat puskesmas pembantu maka poskesdes
berkoordinasi dengan puskesmas pembantu yang ada tersebut
d. Poskesdes di bawah pimpinan kabupaten/ kota melalui puskesmas.
Pembinaan dalam aspek upaya kesehatan masyarakat maupun upaya
kesehatan perorangan

I. Sumber daya poskesdes


1. Diselenggarakan oleh tenaga kesehatan minimal 1 bidan, minimal dibantu
2 kader
2. Terdapat sarana fisik bangunan, perlengkapan, alat kesehatan, sarana
komunikasi
3. Tahanan pembangunan poskesdes
a. Mengembangkan polindes (pos bersalin desa) yang telah ada menjadi
poskesdes
b. Memanfaatkan bangunan yang suudah ada (seperti balai desa, RW) untuk
dijadikan poskesdes
c. Membangun baru, dengan sumber dana dari pemerintah, donator, dunia
usaha atau swadaya dari masyarakat
Meilani, dkk. 2009. Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Fitramaya
Pengertian
Posyandu
Posyandu adalah suatu bentuk keterpaduan dari dua atau lebih kegiatan
yang dilaksanakan oleh masyarakat. Kegiatan kegiatan yang dipadukan
khususnya adalah Program KIA, KB, Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan
diare ( Anonim, 1991 ).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang pada dasarnya
merupakan salah satu wujud peran
serta masyarakat dalam pembangunan
kesehatan, tempat masyarakat dapat
memperoleh pelayanan KB kesehatan
ibu dan anak (KIA), Gizi, Imunisasi,dan penanggulangan diare pada waktu
dan tempat yang sama ( Effendy, 1998 )
Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan yang melibatkan partisipasi
masyarakat dalam upaya pelayanan kesehatan dari masyarakat oleh
masyarakat dan untuk masyarakat, yang dilaksanakan oleh kader-kader
kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari tim
puskesmas mengenai pelayanan kesehatan dasar ( Effendy,1998 ).
2. Tujuan Posyandu
Tujuan pembentukan posyandu adalah :
a.
Mempercepat penurunan angka kematian bayi, balita dan angka
kelahiran dalam rangka mempercepat terwujudnya keluarga
catur warga.
b.
Menjadi kebutuhan pokok dan bagian yang tidak terpisah dari
kegiatan masyarakat.

3. Sasaran Penyelenggaraan posyandu


Sasarannya meliputi :
a.
Bayi usia kurang dari 1 tahun
b.
Anak balita usia 1 5 tahun
c.
Ibu hamil, menyusui dan ibu nifas
d.
Wanita Usia Subur
4. Kegiatan Posyandu
Kegiatan posyandu menurut Panca Krida Posyandu ( Effendy,1998)
a.
Kesehatan Ibu dan Anak
b.
Keluarga Berencana
c.
Imunisasi
d.
Peningkatan Gizi
e.
Penanggulangan Diare
Kegiatan gizi di posyandu sebagai bagian dari UPGK dalam langkah
langkah kebijaksanaan perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya langsung
yang meliputi :
1.
Pemantauan pertumbuhan anak balita dengan Kartu Menuju Sehat (KMS)
melalui penimbangan oleh kader.
2.
Pemberian Makanan Tambahan
3.
Penyuluhan Gizi.
Prosedur pelaksanaan posya
ndu mengikuti system lima meja atau lima
langkah dasar. Pola pelaksanaan po
syandu sistem lima meja dapat dilihat
pada Gambar 1.
GAMBAR 1.
SKEMA POLA PELAYANAN POSYANDU
Sumber : Poernomo, 1987
Meja 1

Meja 2
Meja 3
Meja 4
Meja 5
5. Klasifikasi Posyandu
Klasifikasi posyandu terdiri dari :
a. Posyandu pratama ( warna merah )
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum
mantap, kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas.
b. Posyandu Madya ( warna kuning )
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali pert
ahun, dengan rata rata jumlah kader
Pendaftaran Balita dan Ibu Hamil
Penimbangan Balita dan Ibu Hamil
Pencatatan Hasil Penimbangan
Penyuluhan Ibu Balita dan Ibu Hamil
Pelayanan Kesehatan
tugas 5 orang atau lebih. Akan tetapi cakupan program utamanya
( KB, KIA, Gizi dan Imunisasi ) masih rendah yaitu kurang dari
50%.
c. Posyandu purnama ( warna hijau )
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya
lebih dari 8 kali pertahun, rata rata
jumlah kader tugas 5 orang atau
lebih, dan cakupan 5 program utamanya ( KB, KIA, Gizi dan
Imunisasi ) lebih 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan
mungkin sudah ada dana sehat tetapi masih sederhana.
d. Posyandu Mandiri ( warna biru )
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara
teratur. Cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program
tambahan dan dana sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK.
( DepKes RI, 2001 )
B. Tingkat Kehadiran Balita di Posyandu
Tingkat kehadiran balita di posyandu dapat dilihat dari hasil angka D/S.
D/S merupakan tingkat partisipasi masyarakat yang diperoleh melalui
perbandingan jumlah balita yang ditimbang dengan jumlah balita yang ada di
suatu wilayah. Tingkat kehadiran anak balita di posyandu dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain :
1. Aktifitas Kader

Menurut Slamet Y ( 1980) menyatakan bahwa keaktifan kader


sebagai pelaksana kegiatan posyandu merupakan kunci keberhasilan
posyandu karena kader posyandu merupakan penghubung antara
program dengan masyarakat serta memerlukan berbagai persyaratan
tertentu agar keberadaannya diakui dan diterima masyarakat. Kader
dalam posyandu adalah anggota masyarakat yang bekerja dengan
sukarela, mampu melaksanakan UPGK dan mampu menggerakkan
masyarakat.
2. Kelengkapan Sarana
Sarana dalam kegiatan posyandu akan membantu kelancaran
kegiatan posyandu. Sarana yang lengkap, jelas akan membantu
kelancaran kegiaatan posyandu.
3. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu
Pengetahuan tentang posyandu yang baik pada ibu balita
akan memberikan respon yang positif yaitu hadir di posyandu
untuk menimbangkan balitanya.
4. Keaktifan Petugas Pembina
Salah satu strategi perubahan perilaku menurut WHO adalah
dengan pemberian informasi. Dengan keaktifan petugas pembina
memberikan informasi-informasi tentang posyandu akan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang posyandu dan hal ini
menyebabkan masyarakat mau berperilaku sesuai dengan
pengetahuan yang dimiliki, yaitu hadir menimbangkan anak
balitanya ke posyandu ( Depkes RI, 2001 )
5. Tingkat Pendidikan ( Ibu Balita dan kader Posyandu )
Tingkat pendidikan dapat mempengaruhi partisipasi dan peran
serta masyarakat dalam penyelenggeraan posyandu.
C. Tingkat Pendidikan Ibu
Pendidikan merupakan usaha memindahkan ilmu pengetahuan kepada
orang lain. Seseorang yang menerima pendidikan yang lebih baik atau tinggi,
biasanya akan lebih mampu berpikir secara obyektif dan rasional. Dengan
berpikir secara rasional maka seseorang akan lebih mudah menerima hal- hal
baru yang dianggap menguntungkan bagi dirinya. Pendidikan adalah usaha
sadar dan sistematis yang berlangsung seumur hidup dalam rangka
mengalihkan pengetahuan oleh seseorang kepada orang lain.
Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal.
Pendidikan dalam arti formal sebenarnya adalah suatu proses penyampaian
bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan (
anak didik) guna mencapai perubahan tingkah laku (tujuan ). Karena
pendidikan itu adalah suatu proses maka dengan sendirinya mempunyai
masukan dan keluaran. Masukan proses pendidikan adalah sasaran

pendidikan atau anak didik yang mempunyai karakteristik. Sedangkan


keluaran proses pendidikan adalah tenaga atau lulusan yang mempunyai
kualifikasi tertentu yang sesuai dengan tujuan pendidikan institusi yang
bersangkutan.( Notoatmodjo, 1993).
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan ibu
adalah lamanya ibu menempuh pendidikan dalam lembaga pendidikan formal
yang dinyatakan dengan tahun sukses. ( SD = 6 tahun, SMP = 9 tahun,
SMA = 12 tahun PT > 12 tahun ) ( Depdiknas, 2002 )
D. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita t entang Posyandu
Penambahan pengetahuan yang paling lazim diberikan adalah melalui
ceramah atau penerangan, yang mer
upakan cara penyampaian pesan yang
berjalan searah. Untuk itu perlu cara ya
ng lebih merangsang panca indera agar
kuat bereaksi, misalnya saja dengan melihat penjelasan pesan menggunakan
alat peragaan akan membantu penerimaan pesan yang tepat ( Kardjati,
1998).
Apabila penerimaan perilaku baru / adopsi perilaku melalui proses
dimana disadari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka
perilaku tersebut bersifat langgeng, sebaliknya apabila prilaku itu tidak
didasari oleh pengetahuan dan kesadaran akan tidak berlangsung lama (
Mantra, 1989)
Pengetahuan merupakan tahap awal dimana subyek mulai mengenal ide
baru serta belajar memahami, yang pada akhirnya dapat merubah perilakunya.
Dengan semakin baik pengetahuan ibu balita tentang posyandu akan
meningkatkan kehadiran balita di posyandu
Definisi Posyandu
Posyandu merupakan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi
(Kemenkes RI, 2011b).
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tekhnologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang mempunyai nilai strategis
dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini (Runjati, 2011).
Posyandu adalah satu bentuk upaya kesehatan yang bersumber daya
masyarakat yang merupakan wujud nyata peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan. Pengembangan posyandu merupakan strategi tepat untuk

melakukan pembinaan kelangsungan hidup dan perkembangan anak (Depk


es RI,
2006).
2.1.2 Tujuan Posyandu
Sejalan dengan perkembangan paradigma pembangunan, telah ditetapkan arah
kebijakan pembangunan kesehatan, yang tertuang dalam Rencana Pembangunan
UNIVERSITAS
SUMATRA
UTARA
Jangka Menengah (RPJM) 2010
2014 Bidang Kesehatan. Kondisi pembangunan
ke
sehatan diharapkan telah mampudmewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
ditunjukkan dengan membaiknya berbagai indikator pembangunan Sumber Daya
Manusia dengan tetap lebih mengutamakan pada upaya preventif, promotif serta
pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Salah satu bentuk
upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan adalah menumbuh
kembangkan
Posyandu.
Maka tujuan posyandu disusun sebagai berikut :
1.
Tujuan Umum
Menunjang percepatan angka kematian Ibu (AKI), angka kematian
bayi (AKB)
dan angka kematian anak balita (AKABA) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat (Kemenkes RI, 2011b)
2.
Tujuan Khusus
a.
Meningkatkan peran masyarakat dalam penyelengaraan upaya pelayanan
kesehatan dasar terutama yang berkaitan dengan
penurunan AKI, AKB dan
AKABA.
b.
Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelengaraan posyandu terutama
yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA.
c.
Meningkatnya cakupan dan jangkauan kemampuan pelayanan kesehatan
dasar terutama yang berkaitan
dengan penurunan AKI, AKB dan AKABA

(Kemenkes RI, 2011b).

Anda mungkin juga menyukai