LOGIKA BERFIKIR
DOSEN:
Drs. Osman Arofat, MM
Disusun oleh :
ARNETA GRASHELA (19B505043027)
LIVIANA RIZHA WULANDARI (19B505033038)
MUHAMMAD JAGAD NUGRAYANA W (19B505043026)
Seperti penyakit pernapasan lainnya, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk
pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu
perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah,
seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap.
Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang
berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti
diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk
menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi
telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.
Ketidakhadiran. Pekerja bisa saja absen karena sakit; adalah perawat bagi anggota
keluarga yang sakit; adalah pengasuh untuk anak-anak jika sekolah atau pusat penitipan
anak ditutup; memiliki orang-orang yang berisiko di rumah, seperti anggota keluarga
yang mengalami gangguan sistem kekebalan; atau takut masuk kerja karena takut
kemungkinan terpapar.
Perubahan pola perdagangan. Permintaan konsumen untuk barang-barang yang
berhubungan dengan pencegahan infeksi (misalnya, respirator) kemungkinan besar akan
meningkat secara signifikan, sementara minat konsumen pada barang lain mungkin
menurun. Konsumen juga dapat mengubah pola belanja karena wabah COVID-19.
Konsumen mungkin mencoba berbelanja di luar jam sibuk untuk mengurangi kontak
dengan orang lain, menunjukkan minat yang meningkat pada layanan pengiriman ke
rumah, atau lebih memilih opsi lain, seperti layanan drive-through, untuk mengurangi
kontak orang-ke-orang.
Pasokan / pengiriman terganggu. Pengiriman barang dari wilayah geografis yang sangat
terpengaruh oleh COVID-19 dapat ditunda atau dibatalkan dengan atau tanpa
pemberitahuan.