Anda di halaman 1dari 8

Hal: 23-30 Efektivitas Self Efficacy Terhadap Kualitas Hidup Klien dengan Diagnosa

Penyakit Kronik 23

EFEKTIVITAS SELF EFFICACY TERHADAP KUALITAS HIDUP KLIEN


DENGAN DIAGNOSA PENYAKIT KRONIK

EFFECTIVENESS OF SELF EFFICACY TOWARDS QUALITY OF LIFE


CLIENTS WITH CHRONIC DISEASE DIAGNOSIS

Alfid Tri Afandi, Enggal Hadi Kurniyawan


Akademisi Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Tegal Boto Jember
Email : alfid@unej.ac.id

Abstrak

Penyakit kronik merupakan suatu permasalahan yang menahun dan perjalanan


penyakitnya cenderung berat, menetap dan sering kambuh. Berikut yang termasuk dalam
permasalahan penyakit kronik yang diangkat oleh WHO yaitu Kanker, Tuberkulosis,
Diabetes millitus dan Penyakit Jantung. Penyakit tersebut masuk jajaran 10 besar masalah
kesehatan didunia yang utama. Tujuan Literature review ini menjelaskan tentang
efektivitas self efficacy terhadap peningkatan kualitas hidup klien dengan diagnosa
penyakit kronik seperti Kanker, TB, DM dan Penyakit Jantung. Metode Literatur review
ini mengambil 15 jurnal elektronik internasional dan nasional antara tahun 2007 sampai
2017. Kata kunci yang digunakan untuk mencari jurnal yaitu self efficacy for chronic
disease, self efficacy for quality of life in chronic disease dan efikasi diri terhadap klien
dengan penyakit kronik Hasil Hampir semua jurnal (12 jurnal)yang digunakan dalam
literature review ini menyimpulkan bahwa self efficacy dapat meningkatkan kualitas
hidup klien dengan penyakit kronik, namun ada beberapa yang memerlukan terapi
pendamping supaya lebih optimal. Kesimpulan Self efficacy dapat menjadi alternatif
dalam peningkatan kualitas hidup klien dengan penyakit kronik menahun khususnya yang
memiliki proses pengobatan lama seperti kanker, tuberkulosis, diabetes millitus dan
penyakit jantung. Selain itu, diharapkan dapat menjadi terapi pendamping dalam
penanganan kasus penyakit kronik.

Kata kunci: efikasi diri, kualitas hidup, penyakit kronik

ABSTRACT

Chronic disease is a chronic problem and course of the disease tends to be heavy,
sedentary and often recur. The following are included in the chronic disease problems
raised by the WHO, namely Cancer, Tuberculosis, Diabetes mellitus and heart disease.
The disease entered the top 10 of the world's major health problems. The purpose of this
explains Literature review of the effectiveness of self-efficacy to improving the quality of
life clients with the diagnosis of chronic diseases such as cancer, tuberculosis, diabetes
and heart disease. Method Literature review took 15 international and national
electronic journals between 2007 and 2017. The keywords used to find a journal that is
self-efficacy for chronic disease, self-efficacy for quality of life in chronic disease and self
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
24 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

efficacy to clients with chronic illnesses Nearly Results all journals (12 journals) used in
this literature review concluded that self-efficacy may improve the quality of life for
clients with chronic disease, but there are some that require therapy to be more optimal
companion. Conclusions Self-efficacy can be an alternative in improving quality of life
for clients with chronic chronic disease, particularly those with a long treatment process,
such as cancer, tuberculosis, diabetes mellitus and heart disease. In addition, expected to
be a chaperone therapy in the treatment of cases of chronic diseases.

Keywords: self-efficacy, quality of life, chronic diseases

Pendahuluan kronik. Penatalaksanaan oleh pemerintah


sudah dilaksanakan sejak lama, namun
kejadian penyakit kronik ini cenderung
Penyakit kronik adalah penyakit mengalami peningkatan, penyebabnya
yang dalam mekanisme penyembuhannya beragam ada yang perilaku tidak sehat,
memiliki waktu yang lama dan proses tidak patuh kontrol dan tidak berobat
penyembuhan lebih komplit serta sifatnya (Depkes, 2015). Tantangan lain yang
menahun dan cenderung menetap. dihadapi adalah terkait pendanaan yang
Penyakit ini dapat juga menimbulkan efek cukup mahal akbiat perawatan yang lama.
yang lain seperti kualitas hidup klien yang Sehingga banyak klien yang menderita
cenderung ikut menurun begitu penyakit kronik ini putus berobat ditengah
mengetahui proses penyembuhan penyakit jalan. Selain itu, angka harapan hidup klien
yang lama. Indonesia termasuk dalam 10 yang menderita penyakit ini menurun
negara yang warganya paling banyak sehingga berpengaruh pada kualitas hidup
menderita penyakit kronik seperti diabetes Klien dalam menjalani kehidupan
millitus, penyakit jantung, kanker, Sehari-hari.
tuberkulosis dan lain-lain. Menurui WHO, Kualitas hidup merupakan salah satu
penyakit kronik walaupun tidak menular kriteria utama untuk mengetahui intervensi
tapi dapat menyebabkan tingkat kematian pelayanan kesehatan seperti morbiditas,
yang tinggi. Data dari WHO tahun 2008 mortalitas, fertilitas dan kecacatan. Di
menyebutkan 57 juta kematian yang terjadi negara berkembang pada beberapa dekade
di dunia, 36 juta diakibatkan oleh penyakit terakhir ini, insidensi penyakit kronik
ini atau hampir dua per tiganya. Penyakit mulai menggantikan dominasi penyakit
ini diperkirakan akan meningkat untuk infeksi di masyarakat. Sejumlah orang
negara yang berkembang dan miskin, dapat hidup lebih lama, namun dengan
peningkatan akan terjadi lebih dari dua membawa beban penyakit menahun atau
pertiga (70%) dari populasi global yang kecacatan, sehingga kualitas hidup menjadi
meninggal akibat penyakit kronik seperti perhatian pelayanan kesehatan (Yunianti,
kanker, penyakit jantung, stroke dan 2012). Kualitas hidup akan membaik
diabetes. Perkiraan pada tahun 2030 akan ketika klien atau penderita mulai menerima
kematian akibat penyakit ini menjadi 52 tentang penyakit yang dideritanya dan
juta jiwa atau meningkat 16 juta jiwa, patuh terhadap proses pengobatan yang
peningkatan ini diperkirakan berhubungan akan dijalaninya. Faktor yang dapat
dengan faktor resiko seperti gaya hidup, meningkatkan kepatuhan ini antara lain
pertumbuhan populasi dan usia harapan efikasi diri (self efficacy) (Sulistyaningsih,
hidup (WHO, 2011). 2016). Bentuk dukungan yang dapat
Pada tingkat nasional, untuk diberikan supaya kualitas hidup klien tetap
kejadian penyakit kronik ini termasuk maksimal salah satunya adalah self efficacy
tinggi, pada hasil RISKESDAS tahun 2011 Salah satu fungsi dari self efficacy adalah
terjadi 1,1 juta kematian akibat penyakit memberikan keyakinan bahwa seseorang
Hal: 23-30 Efektivitas Self Efficacy Terhadap Kualitas Hidup Klien dengan Diagnosa
Penyakit Kronik 25

akan berhasil dalam melakukan perawatan Proses Kognitif: penentuan suatu tujuan
dirinya asalkan optimal dalam melakukan dipengaruhi oleh penilaian atas
kegiatan yang menunjang pada status kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri,
kesehatan. Diharapkan dengan self efficacy dimana keyakinan dapat membentuk
dapat mengoptimalkan kualitas hidup klien sebuah rancangan dalam perubahan diri
yang menjalani proses penyembuhan sendiri ke arah yang baik atau sebaliknya.
akibat penyakit kronik, sehingga 2) Proses Motivasional: pada motivasi
kedepannya literatur review ini dapat memiliki tingkat dan upaya seseorang
menjadi rujukan atau landasan awal untuk dalam mencapai tujuannya. Keyakinan
penelitian yang menggunakan metode dalam proses berfikir memiliki fungsi yang
serupa untuk meningkatkan kualitas hidup sangat penting dalam pembentukan suatu
klien. motivasi, karena mayoritas motivasi
dibentuk dari proses berfikir. 3) Proses
Afektif: seberapa kuat keyakinan
Metodologi Penelitian seseorang dalam menghadapi stress dan
depresi melalui berbagai pengalaman yang
dialaminya dapat mempengaruhi motivasi
Strategi dalam pencarian jurnal seseorang. Pada klien yang dapat
internasional maupun nasional yaitu mengontrol depresi maka pikirannya tidak
dengan menggunakan situs pencari google akan terganggu, tetapi sebaliknya jika tidak
(google scholar), PNRI (Perpustakaan dapat mengontrolnya maka akan
Nasional Republik Indonesia) dan Master mengalami kecemasan. 4) Proses Seleksi:
jurnal. Kata kunci yang dipakai self Pada proses efikasi diri memiliki tujuan
efficacy, penyakit kronik, dan kualitas akhir membentuk lingkungan yang
hidup. Jumlah artikel dan jurnal yang bermanfaat dan menguntungkan yang
didapat lebih dari 50 karena penelitian dapat dipertahannkan. Klien akan
tentang kualitas hidup termasuk cukup menghindar dan menolak melakukan suatu
banyak, jadi fokus untuk pengambilan tindakan jika lingkungan tidak mendukung
artikel yaitu yang mengadopsi perlakuan dan bila klien tersebut merasa tidak
self efficacy pada pendampingan untuk mampu untuk melakukan. Begitu pula
klien dengan penyakit kronik seperti sebaliknya, klien akan siap pada tantangan
diabetes millitus, penyakit jantung, stroke dan akan mampu menghadapi rintangan
dan lain-lain. Kriteria eksklusi literature jika menilai dirinya mampu untuk
review ini yaitu penelitian dengan metode melakukannya (Bandura, 1994). Sampel
manajemen diri namun bukan pada yang digunakan dari 15 jurnal dalam
penyakit kronik dan untuk kriteria inklusi literatur review ini berkisar antara 10
penelitian dengan metode pendamping self responden sampai 1522 responden.
efficacy pada penyakit kronik serta Sebagian besar jurnal menggunakan
pengukuran kualitas hidup. Setelah dipilih metode cross sectional dan beberapa
dengan kriteria inklusi dan eksklusi menggunakan quasy experiment,
tersebut, jurnal yang ditelaah menjadi 15 randomized control group, dan descriptive
jurnal. corelational. Alat ukur untuk self efficacy
Self efficay tersebut memiliki berupa kuesioner dan untuk kualitas hidup
tahapan atau proses dalam yaitu menggunakan kuesioner baku
pembentukannya beritkut ini yaitu: 1) WHOQOL(BREF).
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
26 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

Hasil Penelitian

Tabel 1. Keaslian Penelitian (Jurnal yang dipakai dalam literatur review)


Penulis Tahun Metode Sampel Hasil
Penelitian
Zhang et all 2013 Randomized 152 Self efficacy yang baik dapat
control group menurunkan tingkat kejadian nyeri dan
secara tidak langsung meningkatkan
kualitas Klien dengan diagnosa kanker
kolon.
Jackson et all 2014 Randomized 86 self efficacy dapat membantu dalam
control group penurunan kejadian nyeri pada klien
dengan riwayat nyeri kronik dan tidak
terjadi peningkatan secara signifikan
pada kualitas hidup
Polsook R, 2016 Quasy 44 Pada kelompok perlakukan terjadi
Aungsuroch Y, Eksperimental peningkatan kepatuhan dalam
Thongvichean T. pengobatan klien dengan infark
myocard akut. Kualitas hidup
mengalami perubahan namun tidak
signifikan.
Loo WY et all 2016 Cross- 121 Terdapat beberapa faktor seperti jenis
sectional kelamin, pendidikan, tingkat perawatan
yang dapat mempengaruhi terhadap
keberhasilan self efficacy. Pada
penelitian ini semakin rendah efikasi
diri maka kualitas hidup semakin buruk.
Huang L et all 2013 Cross- 199 Self efficcay dapat meningkatkan
sectional kualitas hidup pada klien yang
menjalani pengobatan dan terjadi
peningkatan kepatuhan.
Kav S, Yilmaz A, 2015 Cross- 200 Peningkatan kualitas hidup terjadi pada
Bulut Y sectional klien diabetes millitus yang menjalani
pengobatan dengan menerapkan self
efficcy.
Li J S et all 2013 Quasy 164 Setelah 4 bulan perlakuan dengan
Eksperimental pendampingan tindakan kolabori medis
dan self efficacy terjadi peningkatan
terhadap kepatuhan dalam menjalani
pengobatan dan terdapat peningkatan
kualitas hidup
Bazargani RH et 2011 Quasy 300 Pada kelompok perlakuan yang
all Eksperimental diberikan psiko edukasi untuk
meningkatkan self efficacy terjadi
peningkatan perilaku sadar kesehatan.
Pada kelompok kontrol tidak terjadi
peningkatan setelah perlakuan 3 bulan.
Smorti M 2014 Randomized 32 Pada klien dengan pengalaman kanker
control group tulang terjadi peningkatan kualitas
hidup dengan self efficcay yang positif.
Hyun L E, Lee Y 2016 Cross- 459 Self efficacy pada klien dengan DM tipe
W, Seung H M sectional 2 dapat meningkatkan kualitas hidup
secara mayoritas.
Wendling S & 2015 Descriptive-co 223 Tidak ada pengaruh yang signifikan
Beadle V rrelational antara self efficacy terhadap perawatan
diri pada luka diabetik dan kualitas
hidup secara
umum
Sulistyaningsih 2016 Quasy 10 Self efficacy dapat meningkatkan
DR Eksperimental kepatuhan terhadap intake cairan pada
klien dengan penyakit ginjal kronik
yang meningkatkan kualitas hidup
Hal: 23-30 Efektivitas Self Efficacy Terhadap Kualitas Hidup Klien dengan Diagnosa
Penyakit Kronik 27

Penulis Tahun Metode Sampel Hasil


Penelitian
namun tidak signifikan.
Gao J et all 2013 Cross- 222 Klien dengan self efficacy bagus dapat
sectional mengkontrol gula darah lebih baik dan
lebih menghargai kehidupannya serta
dapat mengubah kebiasaan hidup yang
tidak sehat.
Kusumawati H 2016 Descriptive- 63 Terdapat hubungan antara self efficacy
corelational yang baik dengan kualitas hidup yang
baik walaupun tidak signifikan.
Forsythe L P et all 2014 Cross- 1522 Klien dengan kanker dapat meningkat
sectional kualitas hidupnya dengan self efficacy
yang baik dan terdapat dukungan oleh
keluarga dan kerabat

Literatur review pada penelitian ini rutin yang menyita banyak waktu
menggunakan 15 jurnal nasional maupun (Bazargani et all, 2011), (Gao et all, 2013).
internasional yang mayoritas mengukur Pada penelitian yang dilakukan oleh
kualitas hidup pada klien dengan diagnosa Smorti (2014), Hyun et all (2016) dan
penyakit kronik. Pada literatur review ini Sulistyaningsih (2016) mengatakan bahwa
mayoritas klien menderita penyakit kronik self efficcy dapat maksimal jika klien mau
seperti diabetes millitus, penyakit jantung menerima penyakit yang diderita dan
dan kanker. Pada penelitian Zhang et all melaksanakan terapi dengan teratur
(2013) dan Jackson et all (2014) sehingga dapat meningkatkan taraf hidup
menjelaskan bahwa pada self efficacy yang dari klien tersebut.
baik dapat menurunkan tingkat kejadian Pada penelitian Wendling & Beadle
nyeri kronik pada klien dengan kanker. (2015) mengatakan tidak ada pengaruh
Penurunan nyeri kronik tersebut diikuti antara self efficacy yang baik dengan
dengan peningkatan kualitas hidup pada peningkatan kualitas hidup klien dengan
klien walaupun tidak secara signifikan. diabetes millitus. Terdapat banyak faktor
Peningkatan kepatuhan dalam minum obat yang mengakibatkan ini terjadi seperti
dan rutin melakukan kontrol juga menjadi faktor pendidikan, budaya, jenis kelamin
baik ketika self efficacy pada klien juga dan penerimaan bahwa dirinya sakit.
baik walaupun tidak diikuti oleh Sesuai dengan hasil penelitian Loo et all
peningkatan kualitas hidup secara (2016) yang mengatakan bahwa
signifikan (Polsook, Aungsuroch, keberhasilan dalam proses pengobatan
Thongviche, 2016). bergantung pada tingkat self efficacy setiap
Pada penelitian Huang et all (2016), individu. Menurut Loo, ada faktor internal
Li J S et all (2013) dan Kav S et all (2015) seperti tingkat pendidikan dan faktor
mengatakan bahwa kualitas hidup klien eksternal seperti tingkat perawatan yang
meningkat signifikan pada klien yang self diterima setiap klien yang dapat
efficacy nya bagus dan menjalani rutinitas mempengaruhi efikasi setiap klien.
sehari-hari tanpa ada beban. Tingkat Sehingga pada penelitian Kusumawati
kepatuhan dan perilaku hidup sehat juga (2016) dan Forsythe et all (2014)
cenderung baik serta keinginan untuk peningkatan kualitas hidup selain
sembuh pada klien sangat tinggi. memerlukan efikasi diri yang baik juga
Peningkatan kualitas hidup juga terjadi memerlukan pendampingan dari kerabat
pada klien yang diberikan perlakuan atau keluarga sehingga klien dengan
pendampingan seperti psiko edukasi atau penyakit kronik dalam menjalani proses
social support sebagai dasar untuk pengobatan secara optimal.
meningkatkan self efficacy klien yang
menjalani pengobatan dan perlu kontrol
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
28 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

Pembahasan seperti dukungan keluarga atau sesama


penderita yang saling memberikan
dukungan. Efikasi diri tidak memiliki efek
Self efficacy atau dapat diartikan yang negatif dan cocok untuk semua
sebagai efikasi diri yang merupakan salah kalangan baik yang masih sekolah sampai
satu cara untuk meningkatkan kepercayaan yang sudah pensiun atau lansia.
diri dalam menjalani proses pengobatan
yang menahun. Beberapa penelitian diatas
mengatakan bahwa efikasi diri yang baik Saran
dapat meningkatkan kualitas hidup klien
yang sedang dalam proses pengobatan.
Peningkatan kualitas hidup pada klien Pada praktisi keperawatan pada
tersebut juga disertai dengan terapi khususnya diharapkan mengetahui model
pendamping seperti dukungan keluarga, efikasi diri supaya dapat mengoptimalkan
kerabat atau dengan psiko edukatif seperti proses pengobatan pada klien yang
memberikan pengetahuan untuk memerlukan pendampingan yang lama dan
meningkatkan semangat hidup klien. mempengaruhi kualitas hidupnya.
Beberapa penelitian juga menyebutkan
bahwa walaupun efikasi diri sudah bagus
tetapi perubahan kualitas hidup tidak Daftar Pustaka
terlalu signifikan, ini dapat disebabkan
oleh perilaku dari klien yang menjalani
proses pengobatan. Pada waktu menjalani Bandura A. 1994. Self Efficacy in versus
proses pengobatan ada yang teratur atau Ramachaudran. Encyclopedia of
tidak teratur sehingga secara tidak mental health.
langsung berdampak pada kualitas hidup http//sites.education.ukv.edu/motivat
dari klien yang menjalani proses ion. Diakses pada tanggal 4 Maret
pengobatan tersebut. 2017
Pada penelitian diatas juga ada yang
mengatakan bahwa tidak ada hubungan Bazargani RH et all. 2011. The Efficacy of
antara efikasi diri dengan kualitas hidup, Chronic Disease Self Management
ini dimungkinkan karena tingkat harapan Programs and Tele-Health on
untuk hidup atau sembuh dari klien sudah Psychosocial Adjustment by
sangat kecil sehingga klien tidak semangat Increasing Self Efficacy in Patients
dalam menjalani pengobatan. Pada proses with CABG.
pengobatan yang cenderung lama dapat http://www.sciencedirect.com/scienc
menyebabkan kejenuhan juga, sehingga e/article/pii/S1877042811019860
klien bisa saja putus berobat. Selain itu, diakses tanggal 5 Maret 2017
tingkat pendidikan, sosial budaya dan
dukungan dari orang sekitar juga sangat Departemen Kesehatan RI. (2015). Pusat
berpengaruh dalam meningkatkan kualitas Data dan Informasi Kementerian
hidup klien yang menderita penyakit Kesehatan Republik Indonesia.
kronik. http://www.depkes.go.id/resources/d
ownload/pusdatin/infodatin/infodati
Simpulan n_tb.pdfAkses tanggal 11 Desember
2016

Self efficacy merupakan manajemen Forsythe L et all. (2014). Social support,


diri dari klien yang jika dapat dioptimalkan self-efficacy for decision-making,
secara baik dapat mempengaruhi kualitas and follow-up care use in long-term
hidup pada proses pengobatan klien yang cancer survivors.
lama. Efikasi diri dapat optimal jika onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002
mendapatkan terapi pendamping juga
Hal: 23-30 Efektivitas Self Efficacy Terhadap Kualitas Hidup Klien dengan Diagnosa Penyakit
Kronik 29

/pon.3480/full diakses tanggal 5 Maret


2017 Li J S et all. (2013). A Evaluation of Self
Efficacy and Satisfaction with The
Gao J et all. (2013). Effects of Self Care, Effectiveness of Bu-Fei Yi-Shen
Self Efficacy, Social Support on Granule Combined with Acupoint
Glycemic Control in Adults with Sticking Theraphy in Patients with
Type 2 Diabetes. Chronic Obstructive Pulmonary
https://bmcfampract.biomedcentral.c Disease.http://linkinghub.elsevier.co
om/articles/10.1186/1471-2296-14-6 m/retrieve/pii/S1876382013000425?
6 diakses tanggal 5 Maret 2017 via=sd diakses tanggal 6 Maret 2017

Huan L et all. (2013). Self Efficacy, Polsook R, Aungsuroch Y, Thong T.


Medication Adherence, and Quality (2016). The Effect of Self Efficacy
of Life Among People Living With Enhancement Program on
HIV in Hunan Province of China. Medication Adherence Among Post
www.sciencedirect.com/science/artc Acute Myocardial Infarction.
le/pii/S1055329012001021 diakses www.sciencedirect.com/science/arti
tanggal 4 Maret 2017 cle/pii/S0897189716300179 diakses
tanggal 5 Maret 2017
Hyun L E, Lee W Y, Moon S H. (2016). A
Structural Equation Model Linking Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS).
Health Literacy to Self Efficacy, Self (2013). Badan Penelitian dan
Care Activities, and Health Related Pengembangan Kesehatan
Quality of Life in Patients with Type Kementerian RI tahun 2013.
2 Diabetes. http://www.depkes.go.id/resources/d
www.sciencedirect.com/science/arti ownload/general/Hasil%20Riskesda
cle/pii/S1976131716000153 diakses s% 202013.pdfdiakses 1 Maret 2017.
tanggal 5 Maret 2017
Smorti M. (2015). Expectations Towards
Jackson T et all. (2014). Self Efficacy and Future, Resiliency, Social Self
Chronic Pain Outcomes. Efficacy in Adolescents After Bone
www.sciencedirect.com/science/arti Cancer Treatments.
cle/pii/S152659001400724X diakses http://www.sciencedirect.com/scienc
tanggal 2 Maret 2017 e/article/pii/S1877042815021576
akses tanggal 6 Maret 2017.
Kav S, Yilmaz AA, Bulut Y. (2014). Self
Efficacy, Depresion and Self Care Sulistyaningsih DR. (2016). Efektivitas
Activities of People with type 2 Training Efikasi Diri pada Pasien
Diabetes in Turkey Penyakit Ginjal Kronik dalam
www.sciencedirect.com/science/arti Meningkatkan Kepatuhan Terhadap
cle/pii/S1322769615000827 diakses Intake Cairani.
tanggal 5 Maret 2017 http://research.unissula.ac.id/researc
h/pages/prosiding.php?id=MTY4N
Kusumastuti H. (2016). Hubungan antara mFwYXlhZW5rcmlwc2lueWE/
Efikasi Diri dalam Perawatan diakses 2 Maret 2017.
Kesehatan Mandiri dengan Kualitas Wendling S & Beadle V. (2015). The
Hidup Pasien Ginjal Kronik yang Relationship Between Self Efficacy
Menjalani Hemodialisis di RSUD and Diabetic Foot Self Care.
Tugurejo Semarang. Tesis Undip. www.sciencedirect.com/science/arti
http://eprints.undip.ac.id/view/perso cle/pii/S2214623715000459 diakses
n/KUSUMASTUTI=3AHERNING tanggal 6 Maret 2017
TYAS=3A=3A.type.html diakses
tanggal 4 Maret 2017
Seminar Nasional dan Workshop Publikasi Ilmiah ISSN. 2579-7719
30 “Strategi Pengembangan Profesionalisme Perawat Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Publikasi Ilmiah”

WHO. (2011). Top 10 Causes of Death.


http://www.who.int/mediacentre/fact
sheets/fs310/en/. diakses 8 Maret
2017.

Yang DW et all. (2016). Self Efficacy and


Depressions Predicting The
Health-Related Quality of Life of
Outpatients with Chronic Heart
Failure in Singapore.
www.sciencedirect.com/science/arti
cle/pii/S0897189716300684 diakses
tanggal 4 Maret 2017.

Yunianti RN. (2012). Hubungan Dukungan


Sosial dengan Kualitas Hidup pada
Penderita Tuberkulosis Paru (TB
Paru) di Balai Pengobatan Penyakit
Paru-paru (BP4) Yogyakarta Unit
Minggiran, Jurnal Tuberkulosis
Indonesia, 8(2),7-11.
http://www.e-resources.perpusnas.g
o.id diakses tanggal 11 Mei 2016
jam 18.00 WIB

Zhang et all. (2013). The Effectiveness of a


Self Efficacy enhancing
Interventions for Chinese Patients
With Colorectal Cancer.
www.sciencedirect.com/science/arti
cle/pii/S0020748913003829 diakses
tanggal 3 Maret 2017.

Anda mungkin juga menyukai