Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS KORELASI JUMLAH PENDUDUK MISKIN TERHADAP

TINGKAT PENGANGGURAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER


DAYA MANUSIA DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
TAHUN 2010-2019

PROPOSAL TUGAS AKHIR

DANIEL ROITO HUTABARAT


182407064

PROGRAM STUDI D3 STATISTIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
MEDAN
2020
PERSETUJUAN

Judul : Analsis Korelasi Jumlah Penduduk Miskin terhadap


Tingkat Pengangguran Terbuka dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia di Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun 2010-2019
Kategori : Proposal Tugas Akhir
Nama : Daniel Roito Hutabarat
Nomor Induk Mahasiswa : 182407064
Program Studi : Diploma 3 Statistika
Departemen : Matematika
Fakultas : MIPA- Universitas Sumatera Utara

Disetujui di
Medan, April 2021

Pembimbing

Tulus Joseph Herianto, S.Si, M.Si.


NIP: 199207112019031011
A. Rencana Judul
Analsis Korelasi Jumlah Penduduk Miskin terhadap Tingkat Pengangguran
Terbuka dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di Kabupaten Tapanuli
Tengah Tahun 2010-2019
B. Bidang Ilmu
Bidang Ilmu Statistika-Analisis Korelasi
C. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang tidak pernah luput dari
perhatian pemerintah baik di belahan Negara manapun. Kemiskinan menjadi salah
satu masalah utama yang ingin dituntaskan oleh berbagai negara di seluruh dunia.
Negara Indonesia yang merupakan negara berkembang memiliki fokus untuk
menurunkan kemiskinan .
Setiap wilayah memiliki jumlah penduduk miskin yang berbeda-beda yang
menjadi sorotan adalah jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah.
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan sebuah Kabupaten yang terletak di Povinsi
Sumatera Utara dengan luas wilayah 2.194,98 km2 atau sekitar 3,03% dari provinsi
Sumatera Utara (72.516,69 km2). Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai
petani dan nelayan. Badan Pusat Statistik (BPS) Proinsi Sumatera Utara mencatat
jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tapanuli Tengah cukup tinggi terlebih di
tahun 2013 yaitu sebanyak 52.000 jiwa, jika di bandingkan dari tahun sebelumnya
yang hanya sebesar 49.610 jiwa. Begitu juga di tahun 2017 yaitu sebanyak 53.030
jiwa, meningkat sebesar 1.280 jiwa dari tahun 2016.
Penduduk Miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran
perkapita perbulan dibawah garis kemiskinan. Dalam mengukur kemiskinan suatu
wilayah dapat dilakukan dengan melihat dua indikator yang berkorelasi yakni tingkat
pengangguran terbuka dan pengembangan sumber daya manusia. Banyaknya
penduduk miskin di suatu daerah dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat
pengangguran terbuka di daerah tersebut dari periode 2010-2019 tingkat
pengangguran terbuka Kabupaten Tapanuli Tengah yang dicatat oleh BPS Provinsi
Sumatera Utara yang paling besar yaitu pada tahun 2017 sebesar 7,39% yang
menyebabkan jumlah penduduk miskin pada tahun tersebut menjadi yang tertinggi
dari periode 2010-2019 .
Pengembangan sumber daya manusia juga menjadi salah satu factor yang
mempengaruhi jumlah penduduk miskin di suatu daerah. Jika pengembangan sumber
daya manusia di daerah tinggi maka jumlah penduduk akan relative menurun. Tinggi
rendahnya Pengembangan sumber daya manusia dapat dilihat dari Indeks
Pembangunan manusianya (IPM). Dari data BPS Sumater Utara, IPM Tapanui
Tengah dari periode 2010-2019 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Melihat hal itu penulis tertarik untuk menganalisis bagaimanakah hubungan
(korelasi) antara jumlah penduduk miskin dengan tingkat pengangguran terbuka dan
pengembangan sumber daya manusia, maka penulis membuat judul tugas akhir
dengan judul

“Analsisis Korelasi Jumlah Penduduk Miskin terhadap Tingkat


Pengangguran Terbuka dan Pengembangan Sumber Daya Manusia di
Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2010-2019 “.

D. Rumusan Masalah
Sebagai rumusan masalah yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana hubungan jumlah penduduk miskin dengan tingkat pengangguran
terbuka di Kabupaten Tapanuli Tengah?
2. Bagaimana hubungan jumlah penduduk miskin dengan pengembangan suber
daya manusia di Kabupaten Tapanuli Tengah?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan jumlah penduduk miskin dengan tingkat


pengangguran terbuka di Kabupaten Tapanuli Tengah
2. Untuk mengetahui hubungan jumlah penduduk miskin dengan pengembangan
suber daya manusia di Kabupaten Tapanuli Tengah

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat sebagai
acuan, masukan dalam menambah wawasan bagi orang lain mengenai kependudukan
terlebih bagi masyarakat Tapanuli Tengah.

G. Tinjauan Pustaka
Analisis Korelasi
Teknik analisis korelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidak adanya
kecenderungan hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam menggunakan
teknik analisis korelasi, paling sedikit harus ada dua variabel yang dikorelasikan.
Teknik analisis korelasi terutama digunakan untuk mengetahui kecenderungan
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya. Hasil analisis
korelasi akan diperoleh koefisien korelasi yang menunjukkan besarnya hubungan
antar variabel. Hubungan antara variabelvariabel yang dikorelasikan tersebut
tidak mempermasalahkan apakah ada hubungan sebab akibat atau tidak ada
hubungan
dengan sebab akibat (budiwanto, 2017).
Variabel-variabel yang dianalisis hubungannya adalah variabel tergantung
(dependent variable) dengan variabel-variabel bebas (independent variable).
Berdasarkan jumlah variabel yang dikorelasikan, dibedakan menjadi korelasi dua
variabel (bivariat) dan korelasi ganda (multi variat). Yang perlu ditegaskan dalam
melakukan analisis korelasional ini ialah bahwa variabel-variabel yang akan
dikorelasikan harus mempunyai landasan teori atau kerangka teori. Variabel
tergantung disebut juga variabel terikat. Sedangkan variabel bebas disebut juga
variabel predictor.
Besar kecilnya hubungan antar variabel dinyatakan dengan angka indeks
yang disebut koefisien korelasi. Simbol yang digunakan untuk menyatakan
besarnya koefisien korelasi dua variabel adalah r, dan R untuk koefisien korelasi
ganda. Besarnya koefisien korelasi berkisar antara -1,0 sampai dengan +1,0.
Sehingga ada dua kemungkinan koefisien korelasi yaitu korelasi negatif dan
korelasi positif. Koefisien korelasi negatif menunjukkan arah hubungan
berbanding terbalik antara variabel yang satu dengan lainnya. Sedangkan
koefisien korelasi yang positif menunjukkan arah hubungan berbanding lurus
antara variabel yang satu dengan lainnya.
Harga-harga r=-1 menyatakan adanya hubungan linier sempurna tak langsung
antara variable X dan Y. sedangkan r=+1 menyatakan adanya hubungan linier
sempurna langsung antara variable X dan Y. Jika r=0, maka hendaknya ini
ditafsirkan tidak terdapat hubungan antara variable X dan Y [ CITATION
sud05 \l 1033 ].

Uji Hipotesis Pada Analisis Korelasi


Uji hipotesis juga bisa dilakukan pada analisis korelasi. Uji ini digunakan
untuk membuktikan apakah antar variabel memiliki hubungan korelasi yang
signifikan atau tidak.
 H0 : r = 0 (tidak terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara variabel x
dan y)
 H1:r ≠ 0 (terdapat hubungan korelasi yang signifikan antara variabel x dan y)
Layaknya uji hipotesis lain, bila nilai p-value lebih kecil dari alpha, maka H0
ditolak dan H1 diterima. Begitu juga sebaliknya
Secara umum, ada dua metode yang bisa digunakan dalam pengukuran
korelasi
a Koefisien korelasi pearson
Koefisien korelasi pearson merupakan metode pengukuran korelasi
yang sering digunakan. Metode ini bisa digunakan dengan kondisi data
sebagai berikut:
1) Data memiliki skala interval atau rasio
2) Korelasi antara 2 variabel haruslah linier, artinya distribusi data haruslah
menunjukkan hubungan searah
Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien korelasi pearson adalah

b Koefisien korelasi spearman


Koefisien korelasi spearman merupakan metode pengukuran korelasi
yang digunakan bila data yang digunakan bersifat ordinal atau ranking.
Korelasi spearman sendiri memiliki dua kondisi penggunaan. Pertama, yaitu
kondisi dimana data yang digunakan bersifat unik atau tidak ditemukan data
ganda. Kedua, kondisi dimana data yang digunakan terdapat data ganda atau
double.
bila kondisi data yang digunakan semuanya unik atau tidak ada yang
ganda. Formula yang digunakan adalah :

Sedangkan, untuk data ganda,rumus yang digunakan adalah

Dimana ada perhitungan faktor koreksi yaitu:

Karena terdapat data bernilai sama yang jumlahnya lebih dari 1, maka kita
perlu menggunakan faktor koreksi dengan formula sebagai berikut.
Tahapan dalam menggunakan uji korelasi spearman :
1) Susun peringkat data dari yang terkecil sampai terbesar. Bila ada data
yang sama berikan nilai peringkat rata-rata.
2) Cari selisih peringkat variabel pertama dengan variabel kedua.
3) Gunakan formula perhitungan sesuai dengan kondisi data

H. Metodologi penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pelaksanaan penelitian


meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti data yang diperoleh.
Metode penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Studi Kepustakaan
Studi pustaka yaitu mempelajari berbagai buku referensi serta hasil
penelitian sebelumnya yang sejenis yang berguna untuk mendapatkan
landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti.
b Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi yaitu


pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, dan
sebagainya metode ini digunakan untuk mendapatkan data primer di
Kabupaten Tapanuli Tengah
c Pengolahan Data
Pengolahan data menggunakan metode analisis korelasi
berdasarkan data primer yang didapatkan BPS Provinsi Sumatera
Utara.
Daftar Pustaka

https://sumut.bps.go.id/
Budiwanto, Setyo. 2017. Metode Statistika Untuk Mengolah Data Keolahragaan.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Edisi ke-6. Bandung: Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai