Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya
sehingga penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik yang
berupa saran, kritik, bimbingan maupun bantuan lainnya. Penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah membantu dalam mengerjakan
makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua
pihak yang telah membantu dan memberikan motivasi serta bimbingannya.
Demikian penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan
ada di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat pada semua pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................4
...........................................................................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................4
C. Tujuan.............................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. MOP................................................................................................................................5
B. Penyumbatan vas deferens mekanis..............................................................................13
C. Penyumbatan vas deferens kimiawi..............................................................................13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................14
A. Kesimpulan...................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Tingginya angka kelahiran di Indonesia merupakan salah satu masalah besar dan
memerlukan perhatian khusus dalam penanganannya. Salah satu bentuk perhatian khusus
pemerintah dalam menanggulangi angka kelahiran yang tinggi tersebut, adalah dengan
melaksanakan pembangunan dan keluarga berencana secara komprehensif (Saifuddin, 2006).
Program Keluarga Berencana (KB) adalah salah satu usaha untuk mencapai kesejahteraan
keluarga. Program KB merupakan bagian terpadu dalam program pembangunan nasional yang
bertujuan untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbang agar kesejahteraan ekonomi, spiritual,
dan social budaya penduduk Indonesia dapat tercapai dengan Total Fertility Rate (TFR) sebesar
2,2 (BKKBN, 2005)
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
PEMBAHASAN
b. Syarat MOP
Setiap metode kontrasepsi pasti memiliki syarat sebelum calon akseptor
memilih kontrasepsi yang diinginkan. Menurut Anggraeni & Martini (2012),
syarat pelaksanaan MOP antara lain:
1) Syarat Sukarela
Calon peserta dianggap dapat menerima MOP secara sukarela jika telah
diberikan konseling.
Dalam konseling tersebut dibicarakan hal-hal sebagai berikut:
a) Bahwa disamping MOP masih ada berbagai cara KBlainnya.
b) Bahwa cara MOP melalui operasi, dan selalu adaresiko.
c) Bahwa cara MOP apabila berhasil tidak akan memberikan keturunan.
d) Calon akseptor diberi kesempatan berfikir dan mempertimbangkan
kembali keputusannya, tetapi tetap memutuskan untuk memilihMOP.
2) Syarat Bahagia
Selain syarat sukarela, calon akseptor MOP juga harus memenuhi syarat
bahagia. Syarat bahagia yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a) Perkawinan syah danharmonis.
b) Memiliki anak hidup minimal dua orang dengan umur anak terkecil
lebih dari 2 tahun, keadaan fisik dan mental anaksehat.
c) Mendapat persetujuanistri.
d) Umur istri tidak kurang dari 25 tahun dan tidak lebih dari 45 tahun.
e) Umur calon akseptor tidak kurang dari 30tahun.
3) Syarat Sehat
Syarat kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan pra bedah oleh dokter.
c. Efektivitas MOP
Setiap metode kontrasepsi mempunyai tingkat efektivitas yang berbeda-
beda. Berikut ini adalah efektivitas MOP menurut Proverawati (2010) yaitu
angka keberhasilan tinggi (99%), angka kegagalan 0-2,2%, umumnya <1%.
e. Keuntungan MOP
Semua metode kontrasepsi mempunyai keuntungan dan kerugian. Hal
ini sangat bermanfaat bagi klien agar dapat memilih dan memutuskan metode
kontrasepsi dengan tepat sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Handayani
(2010), keuntungan kontrasepsi MOP antara lain:
1) Efektif, kemungkinan gagal tidak ada karena dapat diperiksa kepastian
dilaboratorium.
2) Aman, morbiditas rendah dan tidak adamortalitas.
3) Cepat, hanya memerlukan 5-10 menit dan pasien tidak perlu dirawat diRS.
4) Sederhana
5) Tidak mengganggu hubungan seksualselanjutnya.
6) Biaya rendah.
f. Kerugian MOP
Kontrasepsi MOP juga mempunyai kerugian, sehingga klien dapat
mempertimbangkan sebelum menjadi akseptor. Menurut Hartanto (2004),
kerugian kontrasepsi MOP yaitu:
1) Harus dengan tindakanoperatif.
2) Kemungkinan ada komplikasi seperti perdarahan daninfeksi.
Tidak seperti sterilisasi wanita yang langsung menghasilkan steril
permanen, pada MOP masih harus menunggu beberapa bulan sampai sel mani
menjadi negatif.
1) Tidak dapat dilakukan pada orang yang masih ingin mempunyai anak.
h. Teknik MOP
Pelaksanaan MOP dapat dilakukan apabila klien sudah mempersiapkan
diri sesuai anjuran petugas kesehatan. Begitu juga- dengan petugas kesehatan
agar mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan prosedur. Berikut ini
adalah teknik MOP Menurut Handayani (2010), antara lain:
1) MOP Konvensional
a) Celana dibuka dan klien berbaring dalam posisiterlentang.
b) Daerah kulit skrotum, penis, supra pubis dan bagian dalam pangkal
paha dibersihkan dengan larutan Betadine 0,75%, larutan
Khlorheksidin (Hibiscrub) 4% atau asam pikrat2%.
c) Tutup daerah yang telah dibersihkan dengan kain steril berlubang pada
tempat skrotum ditonjolkankeluar.
d) Tepat di lenia mediana di atas vas deferens, kulit skrotum diberi
anestesi lokal (Prokain/ Lidokaain/ Novokain/ Xilocain 1-2% tanpa
epinefrin) 0,5 ml lalu jarum diteruskan masuk dan di daerah distal
serta proksimal vas deferens dideponir lagi masing-masing 0,5ml.
e) Kulit skrotum diiris longitudinal 1-2 cm, tepat diatas vas deferens
yang telah ditonjolkan ke permukaankulit.
f) Setelah kulit dibuka, vas deferens dipegang dengan klem, disiangi
sampai tampak vas deferens mengkilat seperti mutiara, perdarahan
dirawat dengan cermat. Sebaiknya ditambah obat anestesi ke dalam
fasia vas deferens baru kemudian fasia disayat longitudinal sepanjang
0,5 cm. Usahakan tepi sayatan rata (dapat dicapai jika pisau cukup
tajam) hingga memudahkan penjahitan kembali. Jepitlah vas deferens
dengan klem pada dua tempat dengan jarak 1-2 cm dan ikat jangan
dipotong dulu. Tariklah benang yang mengkilat keduaujung-
dalam satu gerakan. Setelah itu dinding vas deferens yang telah
telanjang dapat dilihat.
j) Dengan ujung klem diseksi menghadap ke bawah, tusuklah salah satu
ujung klem ke dinding vas deferens dan ujung klem diputar menurut
arah jarum jam, sehingga ujung klem menghadap ke atas. Ujung klem
pelan-pelan dirapatkan dan pegang dinding anterior vas deferens.
Lepaskan klem fiksasi dari kulit dan pindahkan untuk memotong vas
deferens yang telah terbuka. Pegang dan fiksasi vas deferens yang
sudah telanjang dengan klem fiksasi lalu lepaskan klemdiseksi.
k) Pada tempat vas deferens yang melengkung, jaringan sekitarnya
dipisahkan pelan-pelan ke bawah dengan klem diseksi. Jika lubang
telah cukup luas, kemudian klem diseksi- dimasukkan ke lubang
tersebut. Kemudian buka ujung klem pelan-pelan paralel dengan arah
vas deferens yang diangkat. Diperlukan kira-kira 2 cm vas deferens
yang bebas. Vas deferens dipotong secara lunak dengan klem diseksi,
sebelum dilakukan ligasi dengan benang sutra3-0.
l) Diantara dua ligasi kira-kira 1-1,5 cm vas deferens dipotong dan
diangkat. Benang pada putung distal sementara tidak dipotong.
Kontrol perdarahan dan kembalikan putung-putung vas deferens
dalamskrotum.
3) Faktor kecemasan
PENUTUP
Kesimpulan
Guyton. 2018. Fungsi Reproduksi dan Hormonal Pria. Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Edisi ke-7. Jakarta
Ida, Bagus. 2017. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta