Anda di halaman 1dari 15

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture


Salah satu model pembelajaran kooperatif yang menjadi bahan Penelitian Tindakan
Kelas adalah model Picture and Picture . Pembelajaran dengan menggunakan model ini
menitik beratkan pada gambar sebagai media penanaman suatu konsep tertentu.
Menurut Eko Budiono, model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode
belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses
pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran.
Menurut Aprudin, picture and picture adalah suatu model pembelajaran dengan
menggunaan media gambar. Dalam oprasionalnya gambar-gambar dipasangkan satu
sama lain atau bisa jadi di urutkan menjadi urutan yang logis
Model pembelajaran picture and picture adalah suatu metode pembelajaran yang
menggunakan gambar sebagai faktor utama dalam pembelajaran, gambar-gambar
tersebut di pasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang logis.
Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture menurut
(Hamdani, 2010:89). Kelebihan: 1) Guru lebih mengetahui kemampuan tiap-tiap siswa,
2)Melatih siswa untuk berpikir logis dan sistematis. Kelemahan: 1) Memakan banyak waktu,
2)Banyak siswa yang pasif.
Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan kekurangan picture and
picture yaitu:
Kelebihan Model Pembelajaran picture and picture
1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat terlebih
dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
3) Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh
guru untuk menganalisa gambar yang ada.
4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar.
5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Kelemahan Model Pembelajaran picture and picture
1) Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai
dengan materi pelajaran.
2) Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar atau
kompetensi siswa yang dimiliki.
3) Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan gambar
sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi pelajaran.
4) Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan
Langkah-langkah Pembelajaran dengan picture and picture (Hamdani, 2010:89)
antara lain:
1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2) Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
3) Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
4) Guru menunjuk atau memanggil siswa secara bergantian untuk
memasang atau mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
5) Guru menanyakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6) Dari alasan atau urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep atau
materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
7) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan.

2.1.1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and


Picture pada IPA dalam Proses Pembelajaran

Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang dikemas berdasar prosedur yang
tepat dan sesuai. Sebelum kegiatan dilaksanakan langkah awal ialah membuat
perencanaan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setiap guru pada
satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar
pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan baka, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun untuk setiap KD yang
dapat dilaksanakan dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan
RPP untuk setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan,
(BSNP No 41, 2007).
(1) Kegiatan Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran (BSNP No 41, 2007).
(2) Kegiatan Inti
Sesuai BSNP No 14 Tahun 2007 bahwa kegiatan inti merupakan proses
pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.
(3) Kegiatan Akhir
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut (BSNP No. 41, 2007).
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RRP. Pelaksanaan
pembelajarannya adalah sebagai berikiut:
1) Kegiatan awal
a. Membuka pelajaran dengan salam
b. Melakukan absensi siswa
c. Melakukan apersepsi dan motivasi
2) Kegiatan inti
(1) Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melibatkan siswa mencari informasi yang luas tentang topik/tema
materi IPA yang sedang dipelajari.
b. Menyampaikan materi pembelajaran mata pelajararan IPA.
c. Melibatkan siswa secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran.
(2) Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Memberi petunjuk kepada siswa tentang kegiatan yang akan
dilakukan (mengurutkan gambar-gambar).
b. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengurutkan gambar-
gambar yang tersedia menjadi urutan yang logis.
c. Bertanya kepada siswa mengenai alasan penyusunan gambar-
gambar yang telah dilakukannya.
(3) Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Membenarkan pemahaman siswa yang masih salah tentang materi
yang telah dipelajari.
b. Memberi penguatan tentang materi yang telah dipelajari.
c. Bersama siswa mebuat kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari.
d. Bersama siswa membuat rangkuman materi yang telah dipelajari.
3) Kegiatan akhir
Dalam kegiatan akhir, guru :
a. Melakukan evaluasi akhir pertemuan.
b. Melakukan refleksi.

2.2 . Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam ( IPA )


Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil. Anggapan dasar ialah proses
pengajaran yang optimal memungkinkan hasil belajar yang optimal pula. Ada korelasi
antara proses pengajaran dengan hasil yang dicapai. Makin besar usaha untuk
menciptakan kondisi proses pengajaran, makin tinggi pula hasil atau produk dari
pengajaran itu.
Menurut Purwanto (2008:38), hasil belajar merupakan proses dalam diri individu yang
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Sedangkan menurut Sudjana (2011:22), hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Setiap guru pasti memiliki
keinginan agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dibimbingnya. Karena itu guru
harus memiliki hubungan dengan siswa yang dapat terjadi melalui proses belajar mengajar.
Setiap proses belajar mengajar keberhasilannya diukur dari seberapa jauh hasil belajar
yang dicapai siswa.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan hasil dari suatu
interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri
dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar, untuk sebagian adalah berkat tindak
guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan
kemampuan mental siswa.
Bloom (Sudjana, 2005:22-23) mendifinisikan hasil belajar sebagai hasil perubahan
tingkah laku yang meliputi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor. Ranah kognitif meliputi pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis
dan evaluasi. Pengetahuan, pemahaman dan aplikasi, digolongkan sebagai tingkat kognitif
rendah. Analisis, sintesis dan evaluasi disebut sebagai tingkat kognitif tinggi. Ranah afektif
meliputi penerimaan, perhatian, penanggapan, penyesuaian, penghargaan dan penyatuan.
Ranah psikomotor meliputi peniruan, penggunaan, ketelitian, koordinasi, dan naturalisasi.
• Berdasarkan uraian tentang hasil belajar, maka dapat ditegaskan bahwa
salah satu fungsi hasil belajar siswa diantaranya ialah siswa dapat mencapai
prestasi yang maksimal sesuai dengan kapasitas yang mereka miliki, serta
siswa dapat mengatasi berbagai macam kesulitan belajar yang mereka alami.
Aktivitas siswa mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
belajar mengajar, tanpa adanya aktivitas siswa maka proses belajar mengajar
tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya hasil belajar yang dicapai siswa
rendah. Untuk mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa
digunakan alat penilaian untuk mengetahui sejauh mana tujuan yang telah
ditetapkan tercapai atau tidak. Hasil belajar yang berupa aspek kognitif,
aspek afektif, dan aspek psikomotorik menggunakan alat penilaian yang
berbeda-beda. Untuk aspek kognitif digunakan alat penilaian yang berupa tes,
sedangkan untuk aspek afektif digunakan alat penilaian yaitu skala sikap
(ceklist) untuk mengetahui sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan
aspek psikomotorik digunakan lembar observasi.
Berdasarkan uraian tentang hasil belajar dapat disimpulkan hasil belajar merupakan
hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa dari seluruh kegiatan siswa dalam mengikuti
pembelajaran di kelas dan menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang
berupa aspek kognitif yang diungkapkan dengan menggunakan suatu alat penilaian yaitu
tes evaluasi dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk nilai, aspek afektif yang
menunjukkan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan aspek psikomotorik yang
menunjukkan keterampilan dan kemampuan bertindak siswa dalam mengikuti
pembelajaran.

2.2.1Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture And Picture


Hasil belajar IPA kelas 4 SD Negeri Tambahrejo 01 masih belum optimal. Hal ini
disebabkan karena pembelajaran IPA di kelas tersebut kurang berkualitas. Pembelajaran
menggunakan metode ceramah. Selain itu pada umumnya guru mengajar dengan tidak
memperhatikan kemampuan berpikir siswa. Pembelajaran masih berpusat pada guru
(teacher center). Guru mengajar dengan berceramah dan mengharapkan siswa hanya
mendengarkan, mencatat dan menghafalkan. Selain dari faktor pendidik, faktor lain adalah
sebagian besar siswa kurang antusias menerimanya. Siswa lebih bersifat pasif, tidak mau
mengungkapkan ide-ide ataupun penyelesaian atas soal-soal latihan yang diberikan.
Dengan keadaan yang demikian guru harus merubah kebiasaan mengajar di kelas.
Oleh karena itu penulis berinisiatif menggunakan pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture melalui metode diskusi. Diharapkan dengan model pembelajaran ini hasil belajar
siswa akan meningkat.
Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui metode
diskusi adalah sebagai berikut:
a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok secara heterogen
(campur menurut prestasi, jenis kelamin)
e. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi.
f. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya kedepan kelas.
g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
h. Guru memberi evaluasi.
Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture merupakan model
pembelajaran yang memotivasi siswa dalam belajar. Karena penggunaan gambar-gambar
dalam penyampaian materi pelajaran khususnya IPA, siswa lebih tertarik dan materi
pelajaran akan mudah diserap oleh siswa.
Melalui metode diskusi, secara langsung siswa dilibatkan dalam proses pembelajran.
Siswa dapat belajar lebih aktif dan belajar untuk bekerjasama dengan teman-teman
lainnya, karena dalam pembelajaran ini, siswa didorong untuk bagaimana memecahkan
sebuah masalah bersama-sama dengan kelompoknya.
Model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui metode diskusi. Selain
siswa aktif dalam kelompoknya di dalam proses pembelajaran, materi yang disampaikan
guru menjadi lebih mudah diterima oleh siswa, karena siswa akan termotivasi dalam
mengikuti pelajaran dan belajar mandiri dalam memahami materi pelajaran. Dengan begitu,
akan perpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa yang meningkat.
Pada akhirnya dapat diduga pemahaman IPA siswa kelas 4 meningkat, sebab guru
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif picture and picture
melalui metode diskusi yang lebih menarik. Peneliti berpendapat bahwa pemberian
suasana baru dengan model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture melalui
metode diskusi dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam mempelajari pelajaran IPA.
2.3 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

2.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam”

Menurut H. W. Fowler dalam Trianto (2010:136), ”IPA adalah pengetahuan yang


sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan deduksi.” Adapun Wahyana dalam Trianto
(2010:136) mengatakan bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara
sistematik, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.
Perkembangannya tidak hanya ditandai oleh adanya kumpulan fakta, tetapi oleh adanya
metode ilmiah dan sikap ilmiah.”

Trianto (2010:136) menyimpulkan bahwa ”IPA adalah suatu kumpulan teori yang
sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan
berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap
ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur, dan sebagainya.”

2.3.2. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
dalam Depdiknas yang dikutip Trianto (2010:138) adalah sebagai berikut: 1)Menanamkan
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, 2)Mengembangkan keterampilan, sikap dan
nilai ilmiah, 3)Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan
teknologi, 4)Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan
pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Fungsi dan tujuan tersebut kiranya semakin jelas bahwa hakikat IPA semata-mata
tidaklah pada dimensi pengetahuan (keilmuan), tetapi lebih dari itu, IPA lebih menekankan
pada dimensis nilai ukhrawi, di mana dengan memperhatikan keteraturan di alam semesta
akan semakin meningkatkan keyakinan akan adanya sebuah kekuatan yang maha
dahsyat yang tidak dapat dibantah lagi, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Dengan dimensi ini
IPA hakihatnya mentautkan antara aspek logika-materiil dengan aspek jiwa-spiritual, yang
sementara ini dianggap cakrawala kosong, karena suatu anggapan antara IPA dan agama
merupakan dua sisi yang berbeda dan tidak mungkin dipersatukan satu sama lain dalam
satu bidang kajian. Padahal senyatanya terdapat benang merah ketertautan di antara
keduanya.

IPA adalah ilmu pengetahuan alam yang mempelajari gejala-gelaja melalui


serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap
ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen
terpenting berupa konsep, prinsip, dan teori yang berlaku secara universal.

2.3.3. Hakikat Pembelajaran IPA

Pembelajaran IPA secara khusus sebagaimana tujuan pendidikan secara umum


sebagaimana tercantum dalam taksonomi bloom bahwa: diharapkan dapat memberikan
pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Jenis
pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan dasar dari prinsip dan konsep yang
bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Pengetahuan secara garis besar tentang fakta
yang ada di alam untuk memahami dan memperdalam lebih lanjut, dan melihat adanya
keterangan serta keteraturannya. Di samping itu, pembelajaran IPA diharapkan pula
memberikan keterampilan (psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman,
kebiasaan dan apresiasi.(Prihanto Laksmi dalam Trianto, 2010:142)

Berdasarkan uraian tentang pembelajaran IPA, maka Trianto (2010:143)


mengemukakan tentang hakikat dan tujuan pembelajaran IPA diharapkan dapat
memberikan antara lain sebagai berikut:

a) Kesadaran akan keindahan dan keteraturan alam untuk meningkatkan


keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b) Pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang dasar dari prindip dan konsep,


fakta yang ada di alam. Hubungan saling ketergantungan, dan hubungan antara
sains dan teknologi.

c) Keterampilan dan kemampuan untuk menangani peralatan,


memecahkan masalah dan melakukan observasi.
d) Sikap ilmiah, antara lain skeptis, kritis, sensitif, obyektif, jujur terbuka,
benar, dan dapat bekerja sama.

e) Kebiasaan mengembangkan kemampuan berpikir analisis induktif dan


deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip sains untuk menjelaskan
berbagai peristiwa alam.

f) Apresiatif terhadap sains dengan menikmati dan menyadari keindahan


keteraturan perilaku alam serta penerapannya dalam teknologi.

2.3.4. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 untuk SD/MI dijelaskan
mengenai pembelajaran IPA, yaitu:

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alamsecara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta
didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih
lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya
menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. BSNP (2007:13)

Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses,
hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan
sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas
proses pendidikan maupun produk pendidikan.

Pembelajaran IPA dilakukan untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja, dan


bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup.
Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD/MI menekankan pada pemberian pengalaman
belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan
sikap ilmiah.

2.3.5. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Tujuan mata pelajaran IPA di SD dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
2006 yaitu:

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa


berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaanNya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA


yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang


adanya hubungan yang saling mempengarui antara IPA, lingkungan, teknologi dan
masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,


memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,


menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturan


sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bakal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai


dasar untuk melanjudkan pendidikan ke SMP/MTs.

2.3.6. Ruang Lingkup Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Berdasarkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) 2006, mata pelajar IPA
pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

1. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan


dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan

2. Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan
gas

3. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,


cahaya dan pesawat sederhana

4. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-
benda langit lainnya

Berdasarkan ruang lingkup pembelajaran IPA di tingkat SD/MI, maka materi tentang
kenampakan permukaan bumi merupakan materi yang dijelaskan di kelas tiga pada
semester dua dengan standar kompetensi yaitu memahami kenampakan permukaan bumi,
cuaca dan pengaruhnya bagi manusia, serta hubungannya dengan cara manusia
memelihara dan melestarikan alam, dan kompetensi dasar adalah mendeskripsikan
kenampakan permukaan bumi di lingkungan sekitar.

2.4.Penelitian yang Relevan


Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Suparman (2011) yang berjudul ”Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Metode
Pembelajaran Picture And Picture Siswa Kelas V SD Negeri Kemiri 02 Kecamatan Kemiri
Kabupaten Purworejo Tahun 2011/2012.” Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode
Picture and Picture dengan KKM 6,5 dapat meningkatkan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA siswa kelas V semester 1 SD Kemiri 02 Kecamatan Kemiri Kabupaten
Purworejo tahun 2011/2012, hal ini dapat dilihaat dari kenaikan nilai hasil belajar setiap
siklus dimana pra siklus ketuntasan belajar siswa pada pra siklus ada 6 siswa atau 27,3%
naik menjadi 16 siswa atau 72,7% pada siklus 1, meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 19
siswa atau 86,4%. Demikian juga peningkatan juga terjadi pada keaktifan siswa dimana
pada pra siklus keaktifan siswa pada kategori baik dan baik sekali ada 7 siswa atau 31,8%
naik menjadi 14 siswa atau 6,37% pada siklus 1 dan terakhir pada siklus 2 menjadi 20
siswa atau 90,9%. Dari hasil ini ketuntasan belajar dan keaktifan belajar siswa sudah
mencapai indikator 80% ke atas. Dengan kata lain hasil belajar siswa dengan
menggunakan metode Picture and Picture telah tuntas atau mencapai KKM yang
diharapkan.
Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Budi Santoso (2012) dengan judul ”Diskusi
Kelompok Sepahai Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Sifat-Sifat
Bangun Ruang Bagi Siswa Kelas V SDN Gringsing 01 Kecamatan Gringsing Kabupaten
Batang Semester IITahun 2011/2012.” Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini
adalah terjadi peningkatan pemahaman yang ditandai dengan ketuntasan hasil belajar.
Peningkatan pemahaman belajar siswa tersebut terjadi secara bertahap, dimana pada
kondisi awal hanya terdapat 16 siswa (59,25%) yang telah tuntas dalam belajarnya, pada
siklus I melalui 3 pertemuan ketuntasan belajar siswa meningkatkan menjadi 20 siswa
(74,07%) yang telah tuntas, dan pada siklus II ketuntasan belajar siswa meningkat lagi
menjadi 92,59%. Dengan kata lain, penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Fida Reni Susanti (2012) juga telah melakukan penelitian yang berjudul ”Penggunaan
Metode Picture and Picture Dengan Media Gambar Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Perkembangan Teknologi Produksi,
Komunikasi, Dan Transportasi di Kelas IV SD Negeri Pojok Kecamatan Pulokulon
Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012.” Berdasarkan penelitian diperoleh
hasil bahwa penggunaan metode Picture and Picture dengan media gambar dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS pokok bahasan Perkembangan
Teknologi Produksi, Komunikasi, Dan Transportasi di kelas IV SD Negeri Pojok
Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Semester II Tahun 2011/2012. Berdasarkan
analisis data diperoleh peningkatan hasil belajar siswa. Pada kondisi awal siswa yang
sudah mencapai KKM 65 sebanyak 5 siswa dengan persentase 33,33% dan siswa yang
belum tuntas sebanyak 10 siswa dengan persentase 66,67%. Pada pelaksanaan siklus I
siswa yang tuntas sebanyak 8 siswa dengan persentase 53,33% dan siswa yang belum
tuntas sebanyak 7 siswa dengan persentase 46,67%. Pada pelaksanaan siklus II jumlah
siswa yang sudah tuntas meningkat sebanyak 15 siswa dengan persentase 100%. Dengan
kata lain, penggunaan model pembelajaran Picture and Picture dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, diperoleh hasil bahwa pembelajaran
dengan menggunakan model Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar.
Meskipun demikian perlu dibuktikan lagi pada penelitian tindakan kelas ini apakah
penggunaan Picture and Picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA.

2.5.Kerangka Pikiran
Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka, maka dapat digambarkan bagan
kerangka berfikir sebagai berikut:

Pembelajaran Menggunakan Metode Konvensional

Guru kurang Hasil belajar IPA siswa Siswa tidak dapat


memaksimalkan rendah di bawah KKM menemukan gagasan
kegiatan siswa di kelas ≤ 70 sendiri dari materi yang
diajarkan

Diterapkan model pembelajaran picture and picture melalui metode diskusi


dalam pelajaran IPA

Langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture melalui metode diskusi:


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
b. Guru menyajikan materi sebagai pengantar.
c. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi.
d. Guru membagi siwa menjadi beberapa kelompok secara heterogen (campur
menurut prestasi, jenis kelamin)
e. Guru memantau dan membimbing setiap kelompok dalam berdiskusi.
f. Guru memanggil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya
kedepan kelas.
g. Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah diajarkan
h. Guru memberi evaluasi.

Kegiatan Hasil belajar IPA Siswa lebih aktif


pembelajaran lebih siswa tinggi di atas dalam pembelajaran
bermakna KKM ≥ 70
2.6.Hipotesis Penelitian atau Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir diatas, maka dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe picture and
picture dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas 4 SD Negeri Tambahrejo
01 Kecamatan Bandar Kabupaten Batang Semester 1 Tahun Pelajaran 2013/2014.

Anda mungkin juga menyukai