Anda di halaman 1dari 14

HAK ASASI MANUSIA (HAM)

Oleh : Yulia agustina


Nim : 857311301
TUGAS 1.
1. Coba Anda jelaskan, sejarah perkembangan Hak Asasi Manusia (HAM)!
Jawaban :
Hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh setiap manusia
sebagai anugerah Tuhan yang dibawa sejak lahir. Menurut UU No. 39 tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia dinyatakan bahwa HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi, dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatannya, serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
Konsepsi hak asasi manusia lahir dari pergulatan panjang umat manusia,
Bagi sebagian orang bahkan menyebutnya sebagai suara-suara korban.
Terjadinya Penindasan dan kesewenang-wenangan merupakan awal
pembuka kesadaran tentang konsep hak asasi manusia.
Dasar dari perlindungan dan jaminan HAM di cetuskan oleh Filsuf Yunani
yakni, Socrates(470-399 SM) dan Plato (428-348 SM). Dalam konsepnya
mereka menyuruh rakyat untuk tetap memperhatikan dan membatasi
kekuasaan sang penguasa yang mulai melanggar yang tidak menerapkan
keadilan dan kebenaran. Seperti halnya Socrates dan Plato, Aristoteles
(348-322 SM) beliau mengatakan bahwa pemrintah harus berdasarkan pada
kemauan dan kehendak rakyat.
Sejarah perkembangan hak asasi manusia ditandai adanya tiga peristiwa
penting di dunia Barat, yaitu Magna magna charta(Inggris) Revolusi
Amerika, dan Revolusi Prancis.
1) Perkembangan Ham di Inggris.
A. Magna Carta.
Setelahnya, Hak asasi manusia mulai merambat ke Eropa. Secara historis
hak asasi manusia sebagaimana yang saat ini dikenal (baik yang di
cantumkan dalam berbagai piagam maupun dalam UUD), memiliki
riwayat perjuangan panjang bahkan sejak Abad Ke-13 perjuangan untuk
mengukuhkan gagasan hak asasi manusia ini sesudah dimulai segera
setelah di tanda tanganinya Magna Charta pada tahun 1215 oleh raja
John Lackland. maka sering kali peristiwa ini di catat sebagai permulaan
dari sejarah perjuangan hak-hak asasi manusia, sekali pun sesungguhnya
piagam ini belum merupakan perlindungan terhadap hak-hak asasi
sebagaimana yang di kenal surat ini. Sejatinya terlahir dari perseteruan
antara Raja John, Paus Innocent III dan para bangsawan Inggris. Selain
menjadi perjanjian damai, fungsi Magna Carta ialah meniadakan
kekuasaan absolut seorang raja. Berkat keberadaan Magna Carta, raja
tak lagi bisa bertindak sewenang-wenang. Dengan kata lain, Piagam
Besar itu menjadi tonggak sejarah lahirnya hak asasi manusia dan hukum
konstitusional. Sejumlah hak raja dicabut, berganti dengan keputusan
berdasarkan pertimbangan hukum dan asas kemanusiaan.
Magna Carta memuat delapan perjanjian damai:
1. Raja beserta keturunannya berjanji akan menghormati kemerdekaan,
hak, dan kebebasan Gereja Inggris;
2. Raja berjanji kepada penduduk kerajaan yang bebas untuk
memberikan hak-hak;
3. Para petugas keamanan dan pemungut pajak akan menghormati hak-
hak penduduk;
4. Polisi ataupun jaksa tidak dapat menuntut seseorang tanpa bukti dan
saksi yang sah;
5. Seseorang yang bukan budak tidak akan ditahan, ditangkap,
dinyatakan bersalah tanpa perlindungan negara dan tanpa alasan hukum
sebagai dasar tindakannya;
6. Apabila seseorang tanpa perlindungan hukum sudah terlanjur ditahan,
raja berjanji akan mengoreksi kesalahannya;
7. Kekuasaan raja harus dibatasi; dan
8. Hak Asasi Manusia (HAM) lebih penting daripada kedaulatan, hukum
atau kekuasaan.

B. Petition of right.
Menurut Muhammad Kusnardi dan Ibrahim di jelaskan bahwasannya
perkembangan dari hak-hak asasi manusia adalah dengan ditanda
tanganinya petition of Rights pada tahun 1628 oleh raja Charles 1. Kalau
pada tahun 1215 raja berhadapan dengan kaum bangsawan dan gereja,
yang mendorong lahirnya Magna Charta, maka pada tahun 1628
tersebut raja berhadapan dengan parlemen yang terdiri dari utusan
rakyat (The House Of Comouons) kenyataan ini memperlihatkan bahwa
perjuangan hak-hak asasi manusia memiliki korelasi yang erat sekali
dengan perkembangan demokrasi.
Dokumen Petition of Rightas berisi pernyataan-pernyataan mengenai
hak-hak rakyat beserta jaminannya. Petisi tersebut diajukan oleh para
bangsawan kepada raja di depan parlemen pada 1628. Petition of Rights
ditandatangani oleh Raja Charles 1.
Isinya secara garis besar menuntut hak-hak sebagai berikut:
 Pajak dan pungutan istimewa harus disertai persetujuan
parlemen.
 Warga negara tidak boleh dipaksakan menerima tentara di
rumahnya.
 Tentara tidak boleh menggunakan hukum perang dalam keadaan
damai.
C. Habeas Corpus Act
Habeas Corpus Act adalah undang-undang yang mengatur tentang
penahanan seseorang dibuat pada tahun 1679. Isinya adalah sebagai
berikut:
 Seseorang yang ditahan segera diperiksa dalam waktu 2 hari
setelah penahanan.
 Alasan penahanan seseorang harus disertai bukti yang sah
menurut hukum.
D. Bill of right
Tahun 1689, keluar “Bill of Rights” yang merupakan UU yang diterima
Parlemen sbg perlawanan rakyat pada raja James II yang berisi :
 Kebebasan dalam pemilihan anggota parlemen.
 Kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat.
 Pajak, UU, dan pembentukan tentara tetap harus seizin
parlemen.
 Hak WN untuk memeluk agama menurut kepercayaannya
masing-masing.
 Parlemen berhak untuk mengubah keputusan raja.
2) Perkembangan Ham di Amerika.
Perkembangan hak asasi manusia di Amerika di ilham oleh pemikiran
John Locke tentang hak alam: hak hidup (life), hak kebebasan(liberty)
dan hak milik(property). Dasar ini yang dijadikan dasar pengakuan
Declaration of Independence of The United States.
Perjuangan HAM di AS, karena rakyat berasal dari eropa sebagai
imigran merasa tertindas kolonial Inggris. AS merdeka 4 Juli 1776
yang merupakan negara pertama yang menetapkan dan melindungi
HAM dalam Konstitusinya.
Pada tahun 1776 bangsa Amerika menyatakan kemerdekaan dari
Pemerintahan kerajaan Inggris melalui Declaration of Independence.
Rakyat Amerika yang bersifat heterogen itu harus dapat hidup
berdampingan secara damai. Hak-hak asasi masyarakat harus dijamin
dan dilindungi tanpa pengecualian. Simbol HAM dan demokrasi itu
diwujudkan dengan patung liberty. Ketika sedang berkecamuk perang
Dunia ke II, Presiden Franklin Delano Roosvelt dihadapan konggres
Amerika (1941) menyatakan ada empat kemerdekaan yaitu:
(a) freedom of speech (kebebasan berbicara dan berpendapat), (
b) freedom of Religon ( kebebasan beragama),
(c) Freedom from fear (bebas dari rasa takut) dan
(d) freedom from want (bebas dari kemiskinan).
3) Perkembangan Ham di Perancis.
Pemikiran yang berkembang di Perancis lebih banyak bercorak
rasionalisme,
Artinya rasio dijadikan sumber dan ukuran untuk menentukan
kebenaran. Rene Descates mengatakan cogito ergo sum, artinya aku
berpikir maka aku ada. Keberadaanku ditentukan oleh cara
berpikirku. Menurutnya hak asasi manusia terletak pada kebebasan
untuk berpikir dan berkehendak. Rasionalisme tumbuh subur di
Perancis dan dikembangkan lebih lanjut oleh Auguste Comte melalui
tiga tahap:
Pertama, tahap theologis dimana kehidupan masyarakat ditentukan
oleh kepercayaan pada kekuatan adi kodrati.
Kedua, tahap metafisis dimana kehidupan masyarakat ditentukan
oleh kekuatan berpikir rasional.
Ketiga, tahap positif dimana kehidupan
Masyarakat ditentukan oleh ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perjuangan bangsa Perancis dalam mewujudkan HAM ditandai
dengan dirobohkannya penjara Bastille, seraya mengumadangkan
semboyan liberty (kemerdekaan) equality (persamaan), dan egality
(persaudaraan). Revolusi Perancis (1789) dimulai dengan
dideklarasikan Declaration des droits de`lHomme et du Citoyen
(deklarasi tentang hak asasi manusia dan penduduk). Deklarasi
tersebut berisi pernyataan bahwa manusia itu dilahirkan dalam
keadaan bebas dan mempunyai kedudukan yang sama. Perjuangan
HAM dirumuskan dalam nas kah Pada Revolusi Prancis 1789, adalah
ketidakpuasan rakyat dan kaum borjuis thd kelaliman raja Louis
XVI. Naskah tsb. terkenal dengan Declaration des Droits de L’homme et
Du Citoyen. Deklarasi ini menyatakan bahwa “HAM adalah hak-hak
alamiah yg dimiliki manusia menurut kodratnya, yang tidak dapat
dipisahkan dari hakekatnya dan karena itu bersifat suci.

4) Perkembangan Ham oleh PBB.


Setelah Perang Dunia II, Majelis Umum PBB mulai berencana untuk
membuat rencana terbaru untuk penegakan HAM.pada 10 Desember
1948 terdapat sidang untuk membahas khusus tentang HAM.
Hasilnya adalah 48 negara menyetujui kesepakatan dan
penandatanganan kesepakatan tentang Hak Asasi Manusia.
Pertemuan itu mampu menghadirkan sebuah Deklarasi Universal Hak
Asasi Manusia (UDHR).
Deklarasi ini menjadikan tonggak bersejarah yang mampu
memperjuangkan hak-hak yang tidak dapat dicabut yang setiap orang
sebagai manusia tanpa memandang ras, warna kulit, agama, jenis
kelamin, bahasa, pendapat politik atau lainnya, asal kebangsaan atau
sosial, properti, kelahiran atau status lainnya.
Deklarasi tersebut juga menetapkan nilai-nilai universal dan standar
umum pencapaian untuk semua orang dan semua bangsa. Ini
menetapkan martabat dan harga diri yang setara bagi setiap
orang.Berkat Deklarasi Universal HAM dan komitmen banyak negara
terhadap prinsip-prinsip HAM, martabat jutaan orang telah terangkat
dan landasan untuk dunia yang lebih adil telah diletakkan.

2. Sebutkan 2 tokoh hak asasi manusia beserta teorinya!

Jawaban :
 Teori Hukum Alam/Natural Law
Dalam teori ini Hak asasi manusia dipandang sebagai hak Kodrati (hak
yang sudah melekat pada manusia sejak lahir) dan jika manusia tersebut
meninggal maka hak-hak yang dimilikinya pun akan hilang. Hak asasi
Manusia dimiliki secara otonom (Independent) terlepas dari pengaruh
Negara sehingga tidak ada alasan Negara untuk membatasi HAM
tersebut. Jika hak-hak tersebut diserahkan kepada Negara, Negara boleh
membatasi hak-hak yang melekat pada manusia itu. Menurut John
Locke, semua individu dikaruniai oleh alam, hak yang inheren atas
kehidupan, kebebasan dan harta, yang merupakan milik mereka sendiri
dan tidak dapat dipindahkan atau dicabut oleh Negara. Tetapi Locke juga
mempostulatkan bahwa untuk menghindari ketidakpastian hidup dalam
alam ini, umat manusia telah mengambil bagian dalam suatu kontrak
sosial atau ikatan sukarela, dimana hak tersebut diserahkan kepada
penguasa Negara. Apabila penguasa Negara memutuskan kontrak sosial
itu dengan melanggar hak-hak kodrati individu, para kawula Negara itu
bebas untuk menyingkirkan sang Penguasa dan menggantikannya
dengan suatu pemerintah yang bersedia menghormati hak-hak itu.
Menurut Hugo De groot, eksistensi hukum kodrati yang merupakan
landasan semua hukum positif atau hukum tertulis dapat dirasionalkan
dengan landasan nalar yang benar. Sedangkan menurut JJ.Rosseau dan
Immanuel Kant, rakyat yang mempunyai hak-hak otonom tersebut
menyerahkan sebagian hak-haknya kepada Negara yang kemudian
diatur atau dimuat dalam suatu konstitusi (untuk mengetahui mana
yang merupakan perintah atau larangan).

 Teori Realisme Hukum


Karll Liewellyn dan Roscoe Pound yang mengemukakan bahwa hak akan
muncul sebagai produk akhir dari proses iteraksi apa yang dilakukan oleh
hukum dan dengan demikian akan mencerminkan moral masyarakat
yang berlaku pada segala sesuatu waktu tertentu.

3. Coba Anda jelaskan mengenai kekuasaan politik secara singkat dan jelas !
Jawaban :
Kekuasaan adalah kemampuan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mempengaruhi tingkah-lakunya seseorang atau kelompok lain sedemikian
rupa sehingga tingkah-laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan
dari orang yang mempunyai kekuasaan itu.
Sementara kekuasaan politik adalah “kemampuan untuk mempengaruhi
kebijaksanaan umum (pemerintah) baik terbentuknya maupun akibat-
akibatnya sesuai dengan tujuan-tujuan pemegang kekuasaan sendiri”.
Pada dasarnya kekuasaan politik adalah kemampuan individu atau
kelompok untuk memanfaatkan sumber-sumber kekuatan yang bisa
menunjang sektor kekuasaannya dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut teori kekuasaan Max Weber dan teori fungsional struktural talcoot
parsons. Weber mendefinisikan kekuasaan sebagai kemungkinan bagi
seseorang untuk memaksakan orang-orang lain berperilaku sesuai dengan
kehendaknya.
Jenis-jenis kekuasaan yang kita ketahui pada umumnya sekiranya dapat
dibagi beberapa jenis kekuasaan sebagai berikut:
 Kekuasaan eksekutif, yaitu yang dikenal dengan kekuasaan
pemerintahan dimana mereka secara teknis menjalankan roda
pemerintahan.
 Kekuasaan legislatif, yaitu sesuatu yang berwenang membuat, dan
mengesahkan perundang-undangan sekaligus mengawasi roda
pemerintahan.
 Kekuasaan yudikatif, yaitu sesuatu kekuasaan penyelesaian hukum, yang
didukung oleh kekuasaan kepolisian, demi menjamin law enforcement/
pelaksanaan hukum.

4. Jelaskan hak-hak sipil dan politik dalam Kovenan Internasional Hak-Hak


SipiL dan Politik dengan singkat.

Jawaban :

Pada tanggal 10 Desember 1948 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-


Bangsa (MU PBB) mengeluarkan Universal Declaration of Human
Rights (Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia – DUHAM). DUHAM
memuat pokok-pokok hak asasi manusia dan kebebasan dasar, termasuk
cita-cita manusia yang bebas untuk menikmati kebebasan sipil dan politik.
Hal ini dapat dicapai salah satu dengan diciptakannya kondisi dimana
setiap orang dapat menikmati hak-hak sipil dan politik yang diatur
berdasarkan ketentuan-ketentuan internasional. Dalam sidangnya tahun
1951, Majelis Umum PBB meminta kepada Komisi HAM PBB untuk
merancang Kovenan tentang hak sipil dan politik memuat sebanyak
mungkin ketentuan Pasal yang akan menetapkan bahwa semua rakyat
mempunyai hak untuk menentukan nasib sendiri. Komisi HAM PBB
tersebut berhasil menyelesaikan rancangan Kovenan sesuai dengan
keputusan Majelis Umum PBB pada 1951, dan setelah dilakukan
pembahasan Pasal demi Pasal, pada akhirnya Majelis Umum PBB melalui
Resolusi No.2200 A (XXI) mengesahkan International Covenant on Civil
and Political Rights (Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan
Politik), dan Optional Protocol to the International Covenant on Civil and
Political Rights (Opsional Protokol Kovenan Internasional tentang Hak Sipil
dan Politik secara bersama-sama pada 16 Desember 1966 dan berlaku
pada 23 Maret 1976.
International Covenant on Civil and Political Rights atau biasa disingkat
dengan ICCPR bertujuan untuk mengukuhkan pokok-pokok HAM di bidang
sipil dan politik yang tercantum dalam DUHAM sehingga menjadi
ketentuan-ketentuan yang mengikat secara hukum dan penjabarannya
mencakup pokok-pokok lain yang terkait.
Kovenan Internasional Tentang Hak Sipil dan Politik atau International
Covenant On Civil And Political Rights (ICCPR) merupakan ketentuan
internasional utama yang menjamin Hak Asasi Manusia di bidang sipil dan
politik. Kovenan Hak Sipil dan Politik mengikat secara hukum bagi negara
yang meratifikasinya. Kovenan ini terdiri dari pembukaan dan pasal-pasal
yang mencakup 6 Bab dan 53 Pasal.dapat disimpulkan bahwa hak-hak sipil
dan politik adalah hak yang bersumber dari martabat dan melekat pada
setiap manusia yang dijamin dan dihormati keberadaannya oleh negara,
yang pemenuhannya merupakan tanggung jawab negara.
Hak-Hak Sipil dan Politik sebagaimana diatur dalam Kovenan meliputi:
1. Hak hidup
2. Hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi
3. Hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa
4. Hak atas kebebasan dan keamanan pribadi
5. Hak atas kebebasan bergerak dan berpindah
6. Hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama dihadapan hukum
7. Hak untuk bebas berfikir, berkeyakinan dan beragama
8. Hak untuk bebas berpendapat dan berekspresi
9. Hak untuk berkumpul dan berserikat
10. Hak untuk turut serta dalam pemerintahan.

5. Berikan berikan beberapa contoh kasus pelanggaran hak asasi manusia


dan upaya penegakan HAM dan berikan komentanya. (cari di berbagai
media dan jangan lupa kutip sumbernya)

Jawaban :
 Pelanggaran HAM Kasus Pembunuhan Marsinah
Pejuang ham yang bernama marsinah ia merupakan salah satu
penggerak unjuk rasa di PT Catur Surya 1993. Dalam unjuk rasa tersebut
bahwa para buruh menuntut agar upah buruh dinaikkan. Pada tanggal 3
dan 4 mei marsinah berserta rekan-rekan buruh yang lain menjadi
perwakilan untuk perundingan PT CPS. Tetapi pada tangga 6 mei
marsinah menghilang tanpa jejak dan kemudian ditemukan pada 8 mei
dalam keadaan sudah tidak bernyawa keberadaan marsinah tersebut
ditemukan di hutan dengan keadaan tergeletak sekujur tubuh dengan
luka memar bekas pukulan benda keras dan berlumuran darah sekujur
tubuh. Dalam kasus pelanggaran ham berat ini bahwa pada pasal 9 UU
No 26 Tahun 2000 unsur kejahatan manusia dan juga mengandung
unsur pelanggaran hak asasi manusia.

Upaya penegakan hukum pada kasus Marsinah masih di anggap tidak


adil. Meskipun penegak hukhn berusaha menciptakan keadilan dan
kenyamanan masyarakat Indonesia, kenyataan bagaimana kasus ini
belum menemukan titik terang hingga 5 kali pergantian presiden masih
tetap nihil. Kasus Marsinah akhirnya di tutup tahun 2014 .

 Kasus tragedi 1965-1966 (G30SPKI)


Sejumlah jenderal dibunuh dalam peristiwa 30 September 1965.
Pemerintahan orde baru kemudian menuding Partai Komunis Indonesia
sebagai biang keroknya. Lalu pemerintahan saat itu membubarkan
organisasi tersebut, dan melakukan razia terhadap simpatisannya.

Razia itu dikenal dengan operasi pembersihan PKI. Komnas HAM


memperkirakan 500.000 hingga 3 juta warga tewas dibunuh saat itu.
Ribuan lainnya diasingkan, dan jutaan orang lainnya harus hidup
dibawah bayang-bayang ‘cap PKI’ selama bertahun-tahun.
Dalam peristiwa ini, Komnas HAM balik menuding Komando Operasi
Pemulihan Kemanan dan semua panglima militer daerah yang menjabat
saat itu sebagai pihak yang paling bertanggung-jawab.

Saat ini, kasus ini masih ditangani oleh Kejaksaan Agung. Namun
penanganannya lamban. Tahun 2013 lalu, Kejaksaan mengembalikan
berkas ke Komnas HAM, dengan alasan data kurang lengkap.

 Kasus penembakan misterius (Petrus) tahun 1982-1985


Penembakan misterius atau sering disingkat Petrus alias operasi clurit
adalah operasi rahasia yang digelar mantan Presiden Soeharto dengan
dalih mengatasi tingkat kejahatan yang begitu tinggi.

Operasi ini secara umum meliputi operasi penangkapan dan


pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap mengganggu
keamanan dan ketentraman masyarakat, khususnya di Jakarta dan Jawa
Tengah. Pelakunya tak jelas, tak pernah tertangkap, dan tak pernah
diadili.
Hasil dari operasi clurit ini, sebanyak 532 orang tewas pada tahun 1983.
Dari jumlah itu, 367 orang di antaranya tewas akibat luka tembakan.
Kemudian pada tahun 1984, tercatat 107 orang tewas, di antaranya 15
orang tewas ditembak. Setahun kemudian, pada 1985, tercatat 74 orang
tewas, 28 di antaranya tewas ditembak.

 Tragedi Semanggi dan Kerusuhan Mei 1998


Pada 13-15 Mei 1998, terjadi kerusuhan massif yang terjadi hampir di
seluruh sudut tanah air. Puncaknya di Ibu Kota Jakarta. Kerusuhan ini
diawali oleh kondisi krisis finansial Asia yang makin memburuk. Serta
dipicu oleh tewasnya empat mahasiswa Universitas Trisakti yang
tertembak dalam demonstrasi pada 12 Mei 1998.

Dalam proses hukumnya, Kejaksaan Agung mengatakan, kasus ini bisa


ditindaklanjuti jika ada rekomendasi dari DPR ke Presiden. Karena belum
ada rekomendasi, maka Kejaksaan Agung mengembalikan berkas
penyelidikan ke Komnas HAM.
Namun belakangan, Kejaksaan Agung beralasan kasus ini tidak dapat
ditindaklanjuti karena DPR sudah memutuskan, bahwa tidak ditemukan
pelanggaran HAM berat.

Dalih lainnya, Kejaksaan Agung menganggap kasus penembakan Trisakti


sudah diputus oleh Pengadilan Militer pada 1999, sehingga tidak dapat
diadili untuk kedua kalinya.

Upaya yang dilakukan untuk menegakkan Ham

Upaya yang dapat dilakukan untuk menegakkan HAM dilakukan dalam


dua bentuk, yaitu pencegahan dan penindakan. Pencegahan merupakan
upaya menciptakan kondisi yang semakin kondusif bagi penghormatan
HAM. Sedangkan penindakan merupakan upaya untuk menangani kasus
pelanggaran HAM berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Upaya Penegakan HAM
Upaya pencegahan :
1. Penciptaan perundang-undangan HAM yang lengkap dengan dengan
pembentukan lembaga peradilan HAM dan sangat rinci agar pelanggaran
HAM sekecil atau seringan apapun dapat di hokum dengan adil
walaupun tidak selalu hukuman penjara
2. Penciptaan lembaga-lembaga pemantau dan pengawas pelaksanaan
HAM agar lebih terkondisikan dan mengetahui sejauh mana penegakan
HAM di selenggerakan
3. Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat melalui pendidikan
dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat. Supaya masyarakat
mengetahui dan ikut melaksanakan penegakan HAM
Upaya penindakan :
1. Pelayanan, konsultasi, pendampingan, bagi masyarakat yang
menghadapi kasus HAM. Supaya masyarakat mengetahui harus seperti
apa dan bagaimana menyelesaikan kasus yang benar secara hukum.
2. Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM. Hal ini supaya
banyak masyarakat yang dengan mudah melaporkan kasus pelanggaran
HAM.
3. Investigasi dengan pencarian data, informasi, dan fakta yang terkait
dengan peristiwa di dalam masyarakat. Supaya dalam penindakan tidak
ada kesalahan yang menyebabkan ketidakadilan dalam hokum.
4. Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi,
konsiliasi, dan penilaian ahli
5. Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui peradilan HAM
agar menimbulkan rasa jera.
Pasal 28 UUD NKRI 1945 menjamin adanya hak berserikat, menyatakan
pikiran baik secara lisan maupun tulisan. Pasal ini merupakan salah satu
dasar utama adanya kehidupan kenegaraan yang berdinamika di mana
setiap orang bebas mendirikan organisasi dan bebas pula menyatakan
pendapat. Dari penjelasan tersebut mencerminkan bangsa Indonesia
menjamin pelaksanaan HAM, dimana dalam pelaksanaanya memerlukan
dukungan dari semua pihak seperti tokoh masyarakat, LSM, POLRI, TNI
dan kalangan profesi hukum, ekonomi, politik, serta political will
pemerintah Indonesia. Perjalanan bangsa Indonesia menuju masyarakat
yang demokratis tanpa melupakan budaya bangsa yang sudah berakar
beratus-ratus tahun lampau tetap harus berlandaskan pada prinsip
supremasi hukum, transparansi, akuntabilitas, profesionalisme serta
prinsip musyawarah dan mufakat. Adapun langkah-langkah
pembentukan sistem hukum yang ditempuh bangsa Indonesia dalam
upaya penegakan HAM adalah sebagai berikut:

a. Prinsip transparansi; yaitu pembahasan naskah RUU harus


terbuka, artinya DPR dan Presiden dalam membuat UU harus
terbuka menerima masukan dari masyarakat.
b. Prinsip supremasi hukum; yaitu kepastian hukum, persamaan
kedududkan didepan hukum dan keadilan hukum berdasarkan
proporsionalitas.
c. Prinsip profesionalisme; yaitu dalam penyusunan dan
pembentukan hukum keikutsertaan dan perananan pakar-pakar
hukum dan non hukum yang releVan harus diutamakan sehingga
diharapkan dapat melahirkan perundang-undangan yang
berkualitas.
d. Internalisasi nilai-nilai HAM; yaitu wujud nyata dari pengakuan
rakyat dan pemerintah terhadap hak-hak asasi manusia sehingga
diharapkan memberikan karakteristik tersendiri terhadap setiap
produk hukum dan perundang-undangan.
Selanjutnya langkah-langkah hukum yang ditempuh pemerintah
Indonesia telah diatur dalam beberapa peraturan perundang-undangan
yakni :

1. UUD NKRI 1945


2. UU No. 5 Thn 1998 tentang pengesahan konvensi menentang
penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam,
tidak manusiawi atau merendahkan martabat manusia
3. UU No. 9 Thn 1998 tentang kemerdekaan menyampaikan
pendapat dimuka umu.
4. UU No. 39 Thn 1999 tentang HAM
5. UU No. 26 Thn 2000 tentang pengadilan HAM
6. UU No. 23 Thn 2004 tentang PKDRT
7. UU No. 12 Thn 2006 tentang UU kewarganegaraan
8. UU No. 23 Thn 2002 tentang perlindungan anak

Komentar .

Kasus Marsinah merupakan salah satu contoh dimana  hak untuk hidup
di rampas dengan keji. Ketika Marsinah ditemukan meninggal dunia di
sebuah gubuk, banyak luka yang terdapat dalam tubuhnya. Marsinah
sendiri membela buruh dengan mengambil alih orasi Demokrasi namun
kebebasan untuk berpendapat nya di rampas karena setelah aksi
tersebut Marsinah menghilang. Kasus ini mmerupakan Ham berat
karena terpadat unsur yang memunculkan pelanggaran Ham berat yakni
pasal 9 UU No 26 Tahun 2000 unsur kejahatan manusia dan juga
mengandung unsur pelanggaran hak asasi manusia. Dasar hukum yang
dilanggar pada sila ke-2 yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab”.
Didalamnya terdapat tindak kejahatan seperti pembunuhan,
pemusnahan, perbudakan, penyiksaan. Dan penganiayaan terhadap
seseorang atau kelompok yang didasari persamaan paham politik, ras,
kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin yang telah diakui
universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional.

Dalam kasus-kasus diatas, ada banyak hak asasi yang di langgar. Seperti
hak untuk hidup, hak kebebasan berpendapat, hak asasi hukum. Jelas
dalam Pasal 28 A : mengatur tentang hak hidup
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup
dan kehidupannya.

Dan undang-undang tersebut tercantum yang paling utama adalah hak


untuk hidup sementara hampir semua pelanggaran di atas merupakan
pelanggaran terhadap hak hidup. Sudah seharusnya pemerintah mulai
membenahi sistem dalam mengusut kasus-kasus pelanggaran hak asasi.
Kita semua memiliki kedudukan yang sama di hukum. Dengan sangat
dimohon untuk tidak membedakan apalagi nyatanya di masa sekarang
banyak kasus-kasus yang memang memberatkan rakyat kecil dan lebih
timpang pada mereka yang memiliki kekuasaan dan kekuatan uang.
Instrumen Ham coba di terapkan sebagai mana mestinya.

Anda mungkin juga menyukai