Anda di halaman 1dari 9

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Premenstrual Syndrome (PMS), yaitu suatu keadaan dimana jumlah gejala terjadi
secara rutin dan berhubungan dengan siklus menstruasi, gejala terkadang timbul 7-10 hari
sebelum menstruasi dan menghilang ketika mulai menstruasi. Gejala dapat di temukan pada
premenstrual syndrome yaitu perubahan fisik, perubahan suasana hati, dan perubahan mental.
Masa ini remaja akan mengalami menstruasi sebagai tanda matangnya sistem reproduksi
wanita. Remaja yang mengalami gejala menstruasi dapat mengganggu aktivitas sehari hari
dan emosional sebanyak 74%. Gejala ini muncul bahkan sebelum menstruasi datang yang
disebut dengan premenstrual syndrome (Sari, Yunita and Oktaviana, 2017).

Pravalensi PMS di Indonesia mencapai angka 85%, dari seluruh remaja yang
mengalami premenstrual syndrome sekitar 60-70%. Berdasarkan studi pendahuluan terhadap
18 orang siswi kelas X MAN Malang 1 diketahui sebanyak 100% responden mengalami
premenstrual syndrome sebelum menstruasi. Sementara di Jawa Timur tepatnya pada
mahasiswi di Surabaya yang mengalami premenstrual syndrome adalah 39,2% mengalami
gejala berat dan 60,8% yang mengalami gejala ringan (Widyaningrum & Sari, 2018). Prevalensi
PMS di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan hasil yang berbeda. Di Jakarta Selatan
menunjukkan 45% siswi SMK mengalami PMS (Surmiasih, 2016). Penelitian yang dilakukan
oleh Indah Ratikasari (2015) di SMA 112 Jakarta menunjukkan bahwa siswi mengalami
sindrom pramenstruasi gejala ringan sebesar 68% (86 orang) dan sebesar 32% (41 orang)
yang mengalami gejala sedang hingga berat (Ratikasari, 2015).

Pada beberapa penelitian lain didapatkan prevalensi dismenorea bervariasi antara


15,8% - 89,5%, dengan prevalensi tertinggi pada remaja. Sementara untuk gangguan lainnya,
mendapatkan prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%,
oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Selain itu,
dismenorea menjadi alasan utama penyebab remaja wanita absen dari sekolah. Sindrom
premenstrual didapatkan pada 40% wanita, dengan gejala berat pada 2-10% penderita.(4,5)(J
et al., 2016).

Hasil penelitian mengenai pengetahuan premenstrual syndrome bervariasi, seperti


pada penelitian oleh Wismasari (2015) di Semarang didapatkan sebanyak 61,7% remaja putri
memiliki pengetahuan yang cukup tentang premenstrual syndrome. Penelitian lainnya yang di
lakukan oleh Dwi (2019) di Padang hasil penelitian mengenai pengetahuan premenstrual
syndrome (PMS), didapatkan seluruh siswi (0%) tidak memahami pengertian dari premenstrual
syndrome (PMS) (Dwi, 2019).

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu


sebagai suatu penghayatan terhadap objek, sehingga sikap positif ditunjukkan dengan mampu
melakukan penanganan dini dan pencegahan dini terhadap PMS (Kusmiran, 2011). Beberapa
penelitian mengenai sikap premenstrual syndrome juga bervariasi, salah satunya penelitian
oleh Wahyuningsih (2018) di Yogyakarta didapatkan sebanyak 58,82% remaja putri memiliki
sikap positif dalam penanganan premenstrual syndrome (Arini et al., 2020). Penelitian
selanjutnya oleh Dwi (2019) 40% siswi sudah bisa menyikapi dengan baik saat PMS datang
(Dwi, 2019).

Masalah yang dihadapi oleh para remaja usia subur adalah ketidaktahuan mereka
mengenai PMS (Premenstrual Syndrome) (Farujiah, 2017). Permulaan menstruasi pada
remaja putri sering menimbulkan kebingungan, kekecewaan, gelisah, rasa tidak nyaman,
bahkan mencapai tingkat kecemasan. Menurut penelitian Ramathuba dalam Anggi Winarti
2017 hasil menunjukan bahwa sebanyak 73% responden mengalami ketakutan dan
kecemasan akibat tidak memiliki kesiapan dalam menghadapi menstruasi pertama.
Ketidaksiapan remaja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan sikap yang cukup baik
tentang menstruasi karena tidak memperoleh informasi yang jelas.. Hal ini sependapat dengan
hasil penelitian Rosidah yang menunjukan bahwa 44,2 % remaja 2 berpengetahuan kurang
tentang menstruasi akibat dari tidak memperoleh informasi yang jelas (Butar-Butar, 2018).

Penelitian yang menunjukkan gambaran pengetahuan remaja putri tentang


premenstrual syndrome didapatkan hasil yang berbeda-beda seperti pada penelitian yang
dilakukan oleh Haryanti (2015) di Kalimantan Barat didapatkan bahwa tidak seorangpun
responden yang berpengetahuan baik (0%), sebagian dari responden memiliki pengetahuan
cukup yaitu 45,7% dan sebagian dari responden memiliki pengetahuan kurang yaitu 54,3 %.
Penelitian lainnya oleh Purnamastiti (2016) di Bali mengenai gambaran pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang premenstrual syndrome didapatkan sebanyak 68,0% remaja putri memiliki
pengetahuan cukup dan 54,0% remaja putri memiliki sikap positif terhadap premenstrual
syndrome.
Berdasarkan berbagai ulasan diatas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih
mendalam tentang gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang premenstrual
syndrome di Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah “gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri
tentang premenstrual syndrome di Indonesia?’’

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan dan sikap
remaja putri tentang premenstrual syndrome di Indonesia.
2. Tujuan Khusus
a) Mengidentifikasi pengetahuan pada remaja putri tentang premenstrual syndrome di
Indonesia.
b) Mengidentifikasi sikap pada remaja putri tentang premenstrual syndrome di Indonesia.
BAB II. METODE

A. Strategi Pencarian Literature


1. Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh mengenai literature review mengenai Gambaran Pengetahuan


Dan Sikap Remaja Putri Tentang Premenstrual Syndrome. Protokol dan evaluasi dari literature
review akan menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah
ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review (Nursalam, 2020).

2. Database Pencarian

Menurut Nursalam (2020), literature review merupakan keseluruhan simpulan beberapa


studi penelitian yang ditentukan berdasarkan topik tertentu. Pencarian literatur dilakukan pada
bulan Agustus-September 2020. Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh bukan secara langsung dari responden akan tetapi diperoleh dari
hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder berasal
dari artikel jurnal dengan topik yang sudah ditentukan. Pencarian literatur dalam literature
review menggunakan dua database yaitu Google Schoolar dan Neliti.

3. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan kata kunci ( AND, OR, NOT or AND NOT) yang
digunakan untuk memperluas atau menspesifikan pencarian sehingga mempermudah dalam
penentuan artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature review ini
disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai berikut:

Tabel 1 Kata Kunci Literature Review


Gambaran Pengetahuan Sikap Remaja Premenstrual Indonesia
Putri Syndrome
Gambaran Pengetahuan Sikap Remaja Premenstrual
Putri Syndrome
OR OR OR OR OR

Prediksi Wawasan Sudut Pandang Pemudi PMS

OR OR OR OR OR

Deskripsi Pandangan Pendapat Anak Sindrom


Perempua Prahaid
n

B. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

Strategi Pencarian artikel pada proposal penelitian ini menggunakan format kerangka
PICOS yang terdiri dari :

a. Populasi yaitu populasi atau masalah yang diambil dalam topik penelitian yang sudah
ditentukan dalam literature review.

b. Intervensi yaitu tindakan atau penatalaksanaan yang dipilih dalam topik penelitian yang
sudah ditentukan.

c. Pembanding yaitu tindakan atau penatalaksaan lain yang digunakan sebagai pembanding
intervensi dalam topik penelitian literature review.

d. Luaran yaitu hasil yang diperoleh dari penelitian terdahulu yang sesuai dengan topik yang
telah ditentukan dalam literature review.

e. Desain penelitian yaitu metode penelitian yang digunakan pada penelitian terdahulu.

Tabel 2 berikut merupakan kriteria dalam literature review yang berjudul gambaran
pengetahuan dan sikap remaja putri tentang premenstrual syndrome di Indonesia mengikuti
format PICOS. Kriteria tersebut digunakan sebagai landasan relevansi artikel yang digunakan.

Tabel 2. Kriteria Inklusi dan Eksklusi Penelitian


Kriteria Inklusi Eksklusi
Populasi Remaja putri Yang bukan remaja putri
Kriteria Inklusi Eksklusi
Intervensi Remaja putri yang mengalami Remaja putri yang tidak
premenstrual syndrome mengalami premenstrual
syndrome
Pembanding -
Luaran Kriteria dan Peran
Desain penelitian Kualitatif Kuantitatif
Tahun Publikasi 2010-2020 Sebelum tahun 2010
Bahasa Bahasa Indonesia Bahasa Inggris

C. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi


Dari hasil penelusuran artikel melalui database Google Cendikia dan NELITI
menggunakan kata kunci sesuai MeSH, peneliti mendapatkan 30 artikel penelitian sesuai
kata kunci yang telah ditentukan. Artikel yang terduplikasi dan tidak relevan dengan topik
penelitian dihapus sehingga diperoleh 16 artikel penelitian. Dari 16 artikel penelitian,
penelitian yang tidak dianggap layak sebanyak 3 penelitian dikeluarkan dalam daftar
sehingga tersisa 13 penelitian. Hasil penelitian tersebut dibuat dalam diagram alir
berdasarkan PRISMA (Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta
Analyses) dalam gambar berikut.
Identifikasi artikel penelitian Identifikasi artikel penelitian
Identification
melalui pencarian basis data melalui pencarian basis data
Google Cendikia NELITI

(n=17 artikel) (n=13 artikel)

Jumlah artikel penelitian yang terduplikasi dan tidak relevan setelah dihapus

Screening (n=16)

Artikel penelitian yang di


Artikel penelitian yang telah disaring
eksklusi
(n=16)
(n=3)

Eligibility
Artikel teks lengkap dinilai untuk Artikel teks lengkap yang di
kelayakannya eksklusi dengan alasan

(n=13) (n=3)

Artikel penelitian dengan desain kualitatif

(n=3)
Included

Artikel penelitian dengan desain kuantitatif

(n=7)

Gambar 1 Diagram Alir PRISMA


2. Penilaian Kualitas
Hasil akhir jumlah artikel yang diperoleh kemudian dianalisis melalui critical appraisal
untuk memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Penilaian kriteria diberi nilai ya, tidak,
tidak jelas atau tidak berlaku. Pada setiap kriteria dengan skor Ya diberi satu poin dan nilai
lainnya adalah nol. Setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Pada penelitian
ini diambil 3 artikel penelitian dengan nilai skor tertinggi yang dianggap memenuhi kriteria
critical appraisal dengan nilai titik cut off yang telah disepakati oleh peneliti. Pada
penelitian ini nilai cut-off nya adalah 50% dari total pertanyaan pada critical appraisal yang
digunakan.

Dari hasil telaah menggunakan critical appraisal dari 10 artikel penelitian diperoleh
artikel yang mencapai skor cut off 50% sebanyak 5 artikel dengan nilai masing-masing
skor sebagai berikut :

Tabel 3. Judul Artikel Penelitian yang memenuhi cut off penelitian


Skor
No Judul Penelitian
(Total Skor 10)
1. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang 7
Premenstrual Syndrome di SMPN 16 Kota Padang (Fitrialesa
Dwi, 2019)
2. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Kelas VII Dan 6
VIII Tentang Premenstrual Syndrome DI SMPN 9 Bandung
(Nisrina Khaerunnisa, 2018)
3. Gambaran Pengetahuan Tentang Premenstrual Syndrome Pada 6
Remaja (Yunita Sari, Maharani Oktaviana, 2017)
4. Hubungan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja Putri 5
dengan Sikap Menghadapi Premenstrual Syndrome di SMP
Mataram Kasihan (Riski Nurul Prajati, Nawangsih, Umu Hani Edi,
2014)
5. Pengetahuan Mahasiswi Universitas Al Azhar Indonesia terhadap 5
Premenstrual Syndrome (Riris Lindiawati Puspitasari, Dewi
Elfidasari, Kun Mardiwati Rahayu, 2014)
Dari tabel tiga diatas, diperoleh tiga artikel dengan nilai skor tertinggi yang dibahas
dalam penelitian literature review gambaran pengetahuan dan sikap remaja putri tentang
premenstrual syndrome di Indonesia. Untuk selanjutnya hasil penelitian dari ketiga artikel
tersebut dibahas dalam bab hasil dan pembahasan.
Arini, D., Saputri, D. I., Supriyanti, D., & Ernawati, D. (2020). Pengaruh Senam Yoga Terhadap
Penurunan. 2(1), 46–54.
Butar-Butar, J. (2018). PENGARUH PEMBERIAN EDUKASI TERSTRUKTUR TENTANG
MENSTRUASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWI KELAS IV DAN V DALAM
MENGHADAPI MENARCHE DI SDN 106453 SUKADAMAI KABUPATEN SEDANG BEDAGAI.
信阳师范学院, 10(2), 1–15.
Dwi, F. (2019). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri tentang Premenstrual Syndrome di
SMPN 16 Kota Padang. Journal Information, 10(2010), 1–16.
J, B., Sianipar, O., Chandra Bunawan, N., Almazini, P., Calista, N., Wulandari, P., Rovenska, N.,
Djuanda, R. E., Seno, A., Suarthana, E., & Adjie, S. (2016). Prevalensi Gangguan Menstruasi dan
Faktor-faktor yang Berhubungan pada Siswi SMU di Kecamatan Pulo Gadung Jakarta Timur
Prevalence of Menstrual Disorder and Associated Factors of at High School in Pulo Gadung
Subdistrict of East Jakarta. Artikel Penelitian Maj Kedokt Indon , 59(7), 308–313.
Ratikasari, I. (2015). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Sindrom Pramenstruasi
(PMS) Pada Siswi SMA 112 Jakarta Tahun 2015 .
Sari, Yunita and Oktaviana, M. (2017). GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PREMENSTRUAL
SYNDROME PADA REMAJA. 1–11. http://elibrary.almaata.ac.id/766/
Surmiasih, S. (2016). Aktivitas Fisik dengan Sindrom Premenstruasi Pada Siswa SMP. Jurnal Aisyah :
Jurnal Ilmu Kesehatan, 1(2), 71–78. https://doi.org/10.30604/jika.v1i2.24
Widyaningrum, D. A., & Sari, D. I. P. (2018). Pengaruh Teknik Relaksasi Otot Progresif terhadap
Perubahan Tingkat Kecemasan Menghadapi Premenstrual Syndrome (PMS). Jurnal
Keperawatan, 11(1), 22–30.
http://jurnalkeperawatan.lppmdianhusada.ac.id/index.php/jk/article/view/48 (20 Sep.2018)

Anda mungkin juga menyukai